Kamis, 23 Januari 2014

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 7

Author : cindyjung
Rate : General, bahasa Mature
Author Note : Mohon maaf dengan sangat untuk saudarakuuuuu, karena ini sangat amat sangat sangat sangat lama baru aku post dan baru aku teruskan lagi! soalnya aku sibuk di tempat satunya lagi dan juga hasrat straight aku lagi menghilang hehehe. kalo misalnya jalan ceritanya berubah juga maafkan yaaahhh :D tidak bermaksud kok, cuma lupa-lupa dikit ajah alurnya hahaha ._.v
sekali lagi maafkaan tapi semoga kamu suka! enjoy!




Keterdiaman terjadi selama perjalanan. Walaupun untuk sejenak tadi Yuuka merasa kaget atas kehadiran Junsu, namun entah mengapa mulutnya terlalu kaku untuk berbicara. Junsu pun enggan membuka pembicaraan karena melihat keadaan Yuuka yang tidak tampak seperti biasanya. Binar yang selalu ada di mata Yuuka, sejenak tadi, benar-benar menghilang.
“Kenapa, kau ada disini?” tiba-tiba Yuuka membuka pembicaraan
Bagaimanapun, Junsu sudah jauh menyusul hingga ke sini, tidak mungkin Yuuka hanya membiarkan keadaan seperti ini terus berlangsung. Walaupun keadaan hatinya memang sedang tidak baik belakangan ini, tapi, Junsu tidak boleh sampai menyadarinya. Bukan karena munafik, ia hanya tidak ingin ada orang yang mencemaskannya dan membuatnya terlihat lemah. Seorang Yuuka Shinju, haruslah menjadi orang yang kuat.
“Aku merindukanmu” jawab Junsu singkat sambil memandang Yuuka yang ada dalam gendongannya lekat
DEG! Debaran itu menghantam begitu kuat di dalam dada Yuuka. Begitu cepat. Sangat cepat. Terlalu cepat. Hingga membuat tubuhnya bergetar kini. Tangan yang tadinya melingkar bebas dileher Junsu perlahan ia eratkan demi menghentikan getaran yang dialami tubuhnya. Entah mengapa namun kata itu benar-benar memberikan efek tertentu bagi Yuuka.
Tidak ada Haru disini untuk memberikannya pelukan, tidak ada Yesung lagi untuk memberikannya nasihat, dan saat ini ia sangat-sangat tidak ingin bertemu dengan Shim Changmin.
Hanya ada Kim Junsu. Orang yang selalu menemaninya disaat harinya sedang buruk. Hanya ada seorang Kim Junsu yang menarik tangannya dan membawanya menjauh dari awan hitam. Hanya seorang Kim Junsu yang hadir disini dan membawanya dalam gendongan yang hangat. Hanya ada Kim Junsu seorang.
Kim Junsu.
Yuuka mempererat pelukan pada leher Junsu dan menyembunyikan wajahnya di dada Junsu berharap mendapatkan kehangatan yang selama ini dicarinya.
“Shim Changmin...”
“Kau hangat”
“Aku menyukainya”
Tiba-tiba sebuah pernyataan sekelibat menyapa pikiran Yuuka. Kata-katanya pada malam itu. Kata-katanya pada Changmin malam itu. Malam itu. Malam saat......
“Aish! Yuu! Lupakan! Lupakan!” batin Yuuka kala pernyataan itu perlahan mulai mengganggu pikirannya
Yuuka semakin-semakin mempererat pelukannya pada Junsu sambil berusaha melupakan kejadian ‘this and that’ dengan Changmin semalam. Sementara hal yang dilakukan Yuu tersebut malah membuat sang pemilik leher hanya dapat menelan salivanya diam-diam dan menahan debar jantungnya. Tubuh Yuu didekat tubuhnya benar-benar terasa......hangat.
“Tenang, Kim Junsu, Tenang” batin Junsu berusaha menenangkan dirinya
***
Changmin menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke tempat tidur. Diambilnya sebuah bantal dan dipeluknya dengan erat. Jujur, tubuhnya  sangat lelah saat ini dan benar-benar membutuhkan istirahat. Tapi matanya tidak mau terpejam karena begitu banyak pikiran yang kini mengusik kepalanya. Tentang kejadian malam yang sesungguhnya tidak pernah ia maksudkan untuk Yuu dan tentang siapa pria yang berani-beraninya menggendong wanita yang ia cintai dihadapannya.
“Yuukaaa-channn, siapa pria itu huh? Siapa dia?? Kenapa kalian dekat sekali??!” kata Changmin frustasi sambil memeluk gemas bantalnya
Terbayang kembali dalam kepalanya saat Changmin mengikuti mereka dan melihat tangan Yuuka yang memeluk pria itu dengan erat. Dan kejadian yang terekam dengan baik oleh mata Changmin tersebut hanya dapat membuat sang pemilik mata menahan geramannya.
“Kenapa kau memeluknya seperti itu??? Kenapa??? kenapaa??” kembali Changmin memaki super frustasi sambil menggigit bantalnya kesal
Changmin menghentikan kegiatan menggigit bantalnya itu, kemudian terdiam.
“Harusnya kau kan memelukku” kata Changmin protes sendiri sambil membayangkan tangan Yuuka yang sempat menggantung di lehernya di pondok
Kembali pikiran Changmin melayang pada kejadian malam itu di pondok. Kehangatan tubuh Yuuka saat itu benar-benar bersatu dengan tubuhnya. Sejujurnya, tidak ada yang ingin diberikan Changmin kecuali memberikan Yuuka kehangatan karena saat itu ia sangat cemas atas keadaan Yuuka, namun entah mengapa tubuh Changmin yang meyatu dengan tubuh Yuuka seakan menuntut lebih dan berjalan sesuai perasaan hangat yang semakin terasa diantara keduanya.
“Shim Changmin...”
“Kau hangat”
“Aku menyukainya”
Mengingat kejadian yang baru saja dilakukannya tersebut membuat wajah Changmin menghangat seketika, tampak wajahnya sangat memerah kala kembali terngiang desahan khas yang dikeluarkan Yuuka saat itu. Juga tenang perkataan ‘suka’ yang diucapkan Yuu berhasil membuat tubuhnya seakan meleleh seketika.
“Aish, aish, aish, Shim Changmin, kau sudah menjadi pria sekarang” katanya sambil meutupi wajahnya malu-malu masih membayangkan kejadian semalam
***
“HARUNO! MASAKANMU!!!” pekik seorang pria yang melihat sebuah asap hitam dari panci yang tak jauh didekatnya
Dimatikannya api dikompor tersebut sambil diisikannya panci tersebut dengan air.
Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dan semakin lama semakin mendekat. Terlihat raut wajah panik dari sang pemilik langah kaki yang hanya dapat menatapi panci masaknya dengan horor.
“AH, MASAKANKU!” pekik Haru kemudian terdiam masih sambil menatapi panci dihadapannya tersebut
“Dasar ceroboh! Kau ini sedang apa sampai melupakan masakanmu huh?” kata Jaejoong sedikit kesal sambil mencoba menganggkat panci tersebut menuju tempat pencucian piring
“Aduh, aku benar-benar lupa! Astaga! Maafkan aku!” kata Haru dengan penuh penyesalan tanpa mampu berpikir untuk melakukan apa-apa
“Bersyukurlah aku datang tepat waktu, kalau tidak mungkin dapurmu ini sudah habis dimakan api!”
“Ah, ya, terimakasih Kim Jaejoong kau sudah menyelamatkanku” kata Haru sambil membungkukan badanya berkali-kali menandakan ia benar-benar merasa bersalah dan berterimakasih
CTAK! Jaejoong menyentilkan jarinya ke dahi Haru dengan sedikit perasaan kesal bercampur gemas. Kesal karena dia tetap menjadi wanita yang ceroboh dan gemas karena dia masih terlalu polos bahkan hanya dalam masalah sepele.
“Baka! Tidak usah sampai seperti itu”
“Tapi kalau kau benar-benar tidak datang, rumahku benar-benar akan terbakar” pout Haru
DEG! Jantung Jaejoong berdegup lebih kencang dari biasa kala menatap raut wajah yang seperti itu lagi dari Haru. Tampaknya sudah sangat lama ia tidak melihat wajah itu dari Haru. Sudah lama sejak pernyataan cintanya ditolak dan sudah sangat lama sejak ia memutuskan kembali ke Korea.
Kembali kedua tangan Jaejoong diangkat dan kemudian mencubit pipi chubby Haru yang memang sangat terlihat menggemaskan kala tengah mengerucutkan bibirnya itu.
Ditatapnya, mata Haru sangat dalam. “Berhentilah melakukan itu, atau aku akan semakin menyukaimu”
Haru terdiam. Ia menatap balik manik mata coklat milik Jaejoong. Masih bundar seperti dulu. Masih menarik seperti dulu. Tidak banyak yang berubah dari Kim Jaejoong, bishounen paling cantik dari Korea yang sering ia ledeki dulu. Apakah hati seorang Kim Jaejoong pun masih tidak berubah?
TRRTTTTT
Sebuah getar telepon menginterupsi kedua orang yang kini tengah bergulat dengan pikiran mereka masing-masing. Haru yang merasa sebagai sang pemilik onsel un lalu berusaha merogoh saku kanan celananya dan mengambil ponselnya. Dibukanya ponsel flip itu kemudian diangkatnya.
“Moshi-moshi?”
“Haru......”
“Eh? Yuu-chan, kenapa?”
“Aku.....”
***
Matahari telah bersembunyi dan kini langit telah menampakkan wajah sang rembulan di kanvas angkasanya. Yuuka menghela nafasnya berat kala merasakan diriya tidak dapat menutup mataya sesulit apapun ia telah mencoba.
“Ah, menyebalkan” rutuknya
Dibukanya selimut hangat yang tadinya melindungi tubuhnya dan dilangkahkan kakinya menuju keluar kamar. Ia menyususri lorong-lorong kamar tersebut masih dengan pikiran yang sangat kacau. Belum lagi telinganya yang terasa sangat panas kala dia  baru saja menelopon Haru dan menceritakan segalanya pada Haru
“Aih, harusnya aku tidak usah cerita saja” dengusnya kesal sambil merutuki dirinya sendiri
“Baka! Yuuka Baka!” rutuknya lagi
“Hey!”
Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi Yuuka dari mencaci maki dirinya sendiri dan menghentikan langkahnya. Suara ini. Adalah suara nyaring yang amat dihapalnya. Sangat dan terlalu dihafalnya. Suara langkah kaki kemudian semakin mendekat ke arah Yuuka dan mencoba sehadapan dengannya.
“Apa maumu?” tanya Yuuka dingin
“Aku hanya memanggil apa itu salah?” jawab seorang yang ternyata adalah Changmin tersebut
“Keputusan yang salah” kata Yuuka sambil membalikan badannya dan kemudian berusaha menjauh
Saat ini, ia hanya sedang menemui pria itu saja. Tapi kenapa, dia selalu muncul dalam pikiran dan hadapan Yuuka?
“Yuuka Shinju!” panggil Changmin sambil mengambil tangan kanan Yuuka dan membuatnya kembali menghadapnya yang pastinya seketika mendapatkan perlawanan dari sang subjek
“Kau ini kenapa hah? Apa aku benar-benar terlihat buruk dimatamu?” pekik Changmin kemudian
“Pergilah dasar kau gay!” pekik Yuuka tak kalah nyaring sambil menyerukan sesuatu yang membuat Changmin melebarkan matanya
“Apa kau bilang?! Aku ini normal, bodoh! Kenapa kau bisa berkata seperti itu?!”
“Kau menulis surat cinta pada Shirota kan? Sudahlah! Aku tidak menyangka kau pria yang seperti itu, dasar gay!”
“Aku tidak gay! Itu bukan surat untuk Yuu, itu untukmu, Yuu-chan! Yuuka-chan baka!”
“Berhenti menyebutku baka! Kau yang baka! Kenapa kau melakukan semua itu sekarang padaku huh?” Yuuka tidak tahan lagi dengan segala perlakuan Changmin dan masih berusaha melepaskan genggaman tangan Changmin
Changmin mengendurkan sedikit tangannya dan menatap Yuuka dengan raut wajah yang bingung. “Memangnya apa yang sudah kulakukan?”
“Kau! Selalu ada dalam kepalaku! Berputar-putar didalamnya dan membuatku gila! Kau juga, selalu ada di hadapanku! Dan itu membuatku merasa lebih gila! Lebih baik seperti dulu, saat aku masih memandang punggungmu, aku tidak perlu merasakan rasa yang seperti ini!” pekik Yuuka sambil meluapkan semua apa yang hinggap dalam kepalanya selama ini
“Memandang punggungku? Memandang punggung bocah Korea menyedihkan yang terjebak dalam dunia yang menyebalkan? Memandang punggung orang dingin yang sangat membenci musik? Kaulau kau tidak pernah menatap mataku dan menyapaku, mungkin sampai saat ini aku akan selalu membenci dunia yang aku sukai!” Changmin tak kalah terbawa emosi
Yuuka terdiam mendengar segala pernyataan Changmin kala otaknya tengah sangat melambat kini. Ia tidak ingin bisa mencerna semua perkataan Changmin yang tampak hanya akan membuatnya banyak berharap. Berharap, bahwa perasaannya selama ini tidak pernah sepihak pada seorang Shim Changmin.
“Aku menyukaimu” kata Changmin kemudian menyuarakan kata yang paling ditolak Yuuka saat ini
“Tapi aku yang telah menyebabkan Maya meninggal!” pekik Yuuka lagi berusaha menepis kata-kata Changmin
“Dan aku yang menabrak Yesung!” pekik Changmin tidak mau kalah
Yuuka terdiam. Yesung. Pria yang dulu juga pernah sangat-sangat ia sukai, tapi, tidak pernah ia sempat ucapkan kata sayang dan cinta. Jika kini Changmin adalah Yesung yang ada dihadapannya seperti saat Yesung menyatakan cintanya dulu, apa yang akan Yuuka katakan?
“Yuu, kau yang membawaku keluar dari bayang-bayang maya dan rasa benci yang menghantuiku selama ini. Tapi kenapa? sekarang kau terjebak dalam masa lalumu sendiri?” kata Changmin kemudian memelankan nada suaranya dan menatap Yuuka yang juga tak kunjung menatap balik setelah lama terdiam
Maya.
Yesung.
Masa lalu.
Semuanya... sudah menjadi masa lalu.
“Aku.......”
“Ya!”
Sebelum Yuuka sempat menyelesaikan perkataannya, sebuah suara nyaring yang lain menginterupsi perkataannya. Kim Junsu. Itu Kim Junsu, pria yang juga selalu memberikannya kehangatan, kenyamanan, dan keamanan. Kim Junsu pria yang bisa Yuuka katakan, Yuuka menyayanginya. Tapi...
“Apa yang kau lakukan pada Yuuka huh?” kata Junsu protes sambil berdiri dihadapan Yuuka dan menengahi mereka berdua
“Pergilah, ini bukan urusanmu” kata Changmin dingin sambil menatap tidak suka pada pria yang lebih kecil darinya itu
“Ini urusanku. Urusan Yuuka adalah urusanku juga” kata Junsu memundurkan langkahnya
“Memangnya kau siapa hah?” Changmin mulai kesal dengan pria yang ada dihdapannya
“Aku, Kim Junsu. Salam kenal” jawab Junsu polos kala Changmin menanyakan hal tersebut
Changmin terdiam. Speechless kala namja dihdapannya ini menjawab pertanyaannya dengan begitu polos. Antara ingin menarik senyum di wajahnya dan kesal didadanya, Changmin kini hanya berusaha mempertahankan muka datarnya.
“Kau ini...”
“Sudahlah, ayo pergi, Junsu” kata Yuuka kemudian menginterupsi kata-kata Changmin sambil menarik tangan Junsu pergi
“Hey! Yah! Aku belum selesai bicara!” protes Changmin masih speechless tanpa berusaha mengejar mereka
.
“Yuu, tadi kau diapakan namja itu eh pria itu huh?” tanya Junsu khawatir karena Yuuka sejak tadi menundukan kepalanya
“Yuu....”
Junsu menghentikan langkahnya dan berusaha berhadapan dengan Yuuka diangkatnya kepala Yuuka dengan kedua tangannya yang menangkupkan dagu Yuuka.
“BUWAHAHAHAHAHA”
Tawa Yuuka memecah keadaan kemudian kala akhirnya kedua pasang itu bertemu. Junsu hanya dapat menatap Yuuka bingung.
“Heh! Kenapa kau malah tertawa seperti itu saat ada orang yang mengkhawatirkanmu huh?!”
“Kau! Kenapa kau begitu polos, Kim Junsu. Tadinya aku ingin marah dan memaki orang, tapi entah kenapa sekarang aku ingin tertawa hahahahahaha”
“Apa? Polos apa? Tidak ada yang lucu bagiku” jawab Junsu datar
“Ah... sudahlah, lupakan saja, itu sudah berlalu” kata Yuuka kemudian yang tertohok dengan kata-katanya sendiri
“Itu sudah berlalu.....” batin Yuuka
***
“Dasar anak lelaki brengsekkk!! Berani-beraninya ia melakukan itu pada sepupukuuu!! Akan kubunuh dia kalau sampai bertemu!!!” rutuk Haru setelah menerima telepon dari Yuuka
“Seperti kau tega membunuh orang saja huh?” kata Jaejoong menimpali
“Aku tidak perduli! Aku kesal! Rasanya seperti salah memercayakan Yuuka pada orang seperti itu!” kembali Haru berusaha memaki Changmin dalam dirinya
“Memang apa yang dilakukannya huh? Menciumnya?” tanya Jaejoong yang merasa terhibur melihat wajah kesal Haru
“Ahhhh! Aku tidak ingin mengingat cerita itu! Lupakan! Lupakannn pria brengsekkk!!!” rutuk Haru lagi seperti frustasi
“Hahahaha, sudahlah, mereka sudah besar, pasti bisa menentukan jalan yang terbaik bagi mereka sendiri” Jaejoong berusaha menenangkan Haru sambil mengusap kepalanya pelan
“Apanya! Mereka masih SMA! Belum dewasa!” kata Haru sambil merajuk pada Jaejoong dan kembali menunjukan poutnya
“Memangnya kau sudah dewasa?” tanya Jaejoong tepat sasaran
Walaupun mungkin Haru lebih tua daripada Yuuka tapi kelakuan mereka sangat tidak ada bedanya, bahkan kadang Haru melebihi kekanakan dari seorang Yuuka. Kadang, agar suasana lebih ceria, Haru memang akan selalu tampak kekanakan.
“Ah, Kim Jaejoong kau juga menyebalkan!” kata Haru kesal karena merasa tidak dibela
“Lihat? Begini saja kau ngambek” goda Jaejoong pada Haru yang hanya dibalas keterdiaman Haruno
Jaejoong mengambil dagu Haru dengan tangan kanannya dan membuat wajah Haru kemudian beralih memandang dirinya. Masih tampak wajah menggemaskan dari haru yang membuat Jaejoong harus menahan diri untuk tidak melakukan hal yang lebih padanya.
“Yuuka sudah mempunyai ceritanya sendiri. Bagaimana denganmu?”
“Huh?”
“Yuuka mempunyai Changmin, dan kurasa Junsu pun menyukainya. Dia sudah mempunyai orang yang sudah akan sering melihatnya. Bagaimana denganmu? Apa kau tidak akan melihat orang yang selalu melihatmu?”
“Huh?”
“Lihat aku,”
“Karena aku akan selalu melihatmu dan memperhatikanmu”
DEG! Jantung Haru berdebar cukup keras kini. Sudah sangat-sangat lama jantungnya tidak pernah berdebar nyaman seperti ini karena seorang pria. Dan kini, seorang pada masa lalunya kembali dan membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Apakah ini suka?

***
“Yuuka, maafkan aku, aku harus sekolah lagi, karena waktu libur sekolahku sudah habis. Maafkan aku ya!”
Kata-kata Junsu terus terngiang didalam kepala Yuuka. Kenapa ia harus pulang dengan sangat terburu-buru sehingga Yuuka jadi merasa tidak nyaman seperti ini. Kenapa disaat pulang seperti ini, Junsu harus menghilang? Padahal disaat seperti inilah ia membutuhkan Junsu.
“Huhhh” Yuuka mendengus pelan kala banyak pikiran berkecamuk dalam kepalanya
“Kenapa kau seperti itu?” kata seorang disampingnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Shim Changmin
“Karena kau” jawab Yuuka singkat
Inilah yang sesungguhnya sangat dihindari Yuuka. Walaupun saat itu ia hampir akan mengatakan bahwa ia masih menyukai Changmin, tapi masih banyak hal yang mengganggu dalam hatinya. Juga pikirannya. Yah, pikiran. Saat bersentuhan dengan Changmin, setiap kali bersentuhan dengan pria itu, pikiran Yuuka akan dengan reflek beralih pada kegiatan panas mereka malam itu.
“Ada apa denganku?” tanya Changmin polos
Kembali Yuuka menghela nafasnya berat, “Berisik. Aku ingin istirahat” tanpa menatap Changmin Yuuka mengalihkan pandangannya ke arah kaca bis sekolah mereka
Changmin hanya dapat mengerutkan keningnya bingung kala melihat Yuuka yang masih tampak membencinya, padahal saat itu Yuuka terlihat sudah mau memaafkannya. Apa yang membuat Yuuka masih membencinya? Apakah karena....
Changmin menyenggol bahu Yuuka dengan bahunya sedikit keras dan membuat sang pemilik bahu menengok padanya.
“Apa?” kata Yuuka ketus                                                                                                                         
“Yuu, ehem, apa kau masih kesakitan?” tanya Changmin sedikit ragu
“Huh?”
“Itu,” tanya Changmin sambil berusaha menunjuk suatu tempat yang diikuti mata Yuuka
“Apa itu masih sakit?” tanya Changmin lebih mengecilkan suaranya
Wajah Yuuka memerah seketika kala Changmin menunjuk suatu tempat yang sangat sakral baginya.
“DASAR MESUM!!!!” pekik Yuuka dalam bus sambil memukuli Changmin
“Yaaahhh! Akukan Cuma bertanya!!!!” kata Changmin berusah melindungi dirinya dari segala serangan Yuuka
Sementara tingkah mereka tanpa sadar mengundang gelak tawa dari siswa lain, karena selama ini memang Changmin terkenal dengan kesan dinginnya dan tidak mudah didekati. Sementara Yuuka kini dapat dengan mudah memukuli pria tersebut yang walalupun mereka tidak tau apa yang menjadi akar masalahnya. Tidak juga mendapat gunjingan dari semua para wanita yang iri melihat pasangan di pojok itu.
.
Suasana bus telah menjadi lebih sepi dari sebelumnya karena seluruh penumpang bus kini sedang tampak tertidur pulas akibat kelelahan bersenang-senang tadi. Begitu pula dengan pasangan Changmin dan Yuuka yang duduk dipojok belakang bus. Mereka kini tengah tertidur dengan pulas dan saling menyenderkan kepala. Tentu saja kepala Yuuka dibawahnya setelah itu ditindih oleh kepala Changmin keke.
Terlihat tangan Changmin yang entah sejak kapan sudah mengait tangan kanan Yuu dan menggenggam telapak tangannya erat seakan ingin melindung orang disampingnya tersebut. Menggenggam tangannya seakan tidak akan pernah melepaskannya lagi.
Kata-kata mungkin bisa menipu.
Perasaanpun bisa ditutupi melalui perkataan.
Namun perasaan tidak pernah bisa ditutupi oleh bahasa tubuh.
Dan dari bahasa tubuh yang terlihat,
Mereka saling jatuh cinta.
***
Keadaan sekolah toho terasa sangat ramai sekali saat itu. Bukan karena untuk menyambut bus sekolah yang baru saja datang dari karya wisatanya, melainkan karena ada seorang pria ditengah mereka yang terus menyanyikan lagu romanis dan membuat para wanita sekolah toho meleleh karena suara khasnya.
Sementara rombongan bus yang baru datang tersebut hanya dapat terhenti didepan karena keributan yang disebabkan oleh seorang siswa yang entah siapa.
“Ada apa ini?” kata Yuuka sedikit terbangun karena mendengar teriakan siswi toho yang begitu menggelegar
Sambil berusaha melihat keluar, Yuu merasakan tangannya sedikit tertahan kala ia hendak memberdirikan tubuh. Terlihat tangan Changmin begitu erat menggenggam tangannya.
DEG! Jantung Yuuka kembali berdegup. Berdegup dengan nyamannya setelah beberapa hari ini ia merasakan tekanan pada dadanya apabila Changmin ada disisinya. Kini, semuanya kembali seperti pertama saat Yuuka menyukai Changmin. Rasanya, begitu berdebar-debar.
“Anak-anak! Bangun! Bangun! Kita sudah sampai!” Ima-sensei berusaha membangunkan semua siswa dan siswi yang masih tertidur, termasuk Changmin
“Ah” lenguh Changmin lucu sambil berusaha membuka matanya dari tidur lelapnya
“Kau sudah bangun?” kata Yuuka kemudian menyapa telinga Changmin
“Ah, selamat siang” kata Changmin sambil berusaha meregangkan tubuhnya dan kemudian tersenyum manis manis pada Yuuka
Hihi, melihat itu, rasanya Yuuka sangat gemas dan ingin mencubit kedua pipi yang menggembul itu saat tersenyum. Juga saat melihat mata kanan sipitnya yang membuat Yuuka ingin terus, terus, mencubit pipinya gemas. Tapi tetap saja, Yuuka masih merasa kesal. Lebih tepatnya, Yuuka membuat dirnya tetap merasa kesal.
“Tidak usah seperti itu, lepaskan tanganmu” kata Yuuka daatar kemudian
Changmin yang melihat tangannya masih menggenggam erat tangan Yuuka lalu melepasnya kemudian dan memasang senyum canggungnya. “Maaf”
“Ayo turun semuanya! Cek barang bawaan kalian! Hati-hatilah saat pulang dan terimakasih karena mau berpartisipasi dalam karya wisata ini” kata Ima-sensei sambil membungkukan kepalanya dan membuat para murid segera berpencar dan bangkit meninggalkan tempat duduknya.
.
“Wanna make you my somebody, wanna see this world with you”
“Ada apa ini?’ tanya Yuuka yang sudah turun dari bus dan menatapi keramaian para siswi
“No other one can have you, i want you to my self”
Yuuka yang sesungguhnya bukan orang yang perduli tentang keramaian entah mengapa sangat tertari ketika mendengar suara yang kini tengah bersenandung dan dikelilingi oleh para siswi tersebut. Ia merasa suara itu adalah suara yang dihapalnya, dan benar-benar dihapalnya.
Yuuka mencoba menerobos memasuki kerumunan siswi tersebut dan mencoba melihat siapa sang pemilik suara. Matanya membesar kala matanya menangkap seseorang yang benar-benar dikenalnya kini tengah bernyanyi dengan indah disekolahnya.
“Kim Junsu??!!” pekik Yuuka kaget dan membuat sang pemilik suara kemudian mengalihkan pandangannya kepada Yuuka
“One look from you girl and its too hard to get by”
Junsu masih memetik gitarnya sambil bernyanyi indah dan kemudian perlahan mendekati Yuuka.
“But, excuse me girl, i’ve been watched you, all night, that’s rigt, i like, to take this night over”
Walaupun Junsu bukan pemain gitar yang handal, namun suaranya yang merdu menutupi semua itu dan para wanita hanya dapat bersorak tidak karuan kala Junsu tampak semakin mendekati kerumunan mereka.
“What i’m trying is she should be my baby, baby, baby, baby”
Junsu telah berdiri dihadapan Yuuka dengan pandangan yang tidak dapat diartikan oleh siapapun. Dengan petikan terakhir pada gitarnya, Junsu berusaha menyelesaikan lagunya tersebut.
“She should be my girl”
Junsu menghentikan permainan gitarnya dan memletakkannya didekatnya. Diambilnya tangan Yuuka yang masih terdiam karena Junsu yang perlahan mendekatinya dengan nada yang indah itu. Selama ini, Yuuka selalu mengganggap suara Junsu aneh tapi saat bernyanyi tadi, suaranya, sangat.......
Ditatapnya Yuuka dengan dalam oleh mata sipit Junsu. Diangkatnya kedua ujung bibir Junsu dan dibentuknya sebuah senyum disana.
“Yuuka Shinju, would you be my girl?”
TBC
 

Minggu, 09 Juni 2013

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 6

Author : Cindy Jung
Rate : General to NC 17
Disclaemer : Maapkaaaaaaan!!! buat sodaraku maap ya kalo aku update ini lama bangeud! abis no time sih wkwkw :p
tapi Puji Tuhan update juga hahaha, aku ga tau gimana ceritanya, mungkin agak sedikit melenceng karena aku lupa lupa inget yak. Maapin! Tapi Enjoy it :D



“Kau sudah sadar?” kata seorang yang sangat familiar ditelinga Yuuka kini
“Ha.. Haru?” kata Yuuka dengan sedikit lemah
“Syukurlah, kau terlihat baik baik saja” kata Haru sambil tersenyum
Yuu terdiam. Sesungguhnya ia tidak sedang baik baik saja. Banyak hal dan pikiran yang mengganggunya. Soal Changmin, soal Maya,soal Yesung,  semuanya. Bolehkah saat ini ia mencari tau kebenarannya? Bolehkah saat ini ia mendapatkan kebenarannya?
“Tidak” kata Yuu kemudian
Yuuka membangkitkan dirinya dan membuat tubuhnya dalam posisi duduk. Terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran dari Haru yang berusaha membantu Yuuka namun ditolak oleh Yuuka. Bukan hal itu yang Yuuka butuhkan sekarang. Ia butuh jawaban sekarang.
“Yesung” kata Yuuka tanpa memandang Haru
Haru merasa terlonjak saat Yuuka mengatakan nama itu. ia yakin Haru mendengar yang ia katakan pada Junsu. Aish, sudah keberapa kalinya Haru kelepasan berbicara soal seperti ini? apa karna ia sudah bertemu dengan Changmin sehingga semua ini terjadi? Ataukah memang ini saatnya? Saat semuanya terungkap?
“Ia sudah meninggal bukan?” tanya Yuuka lagi
“Ya” jawab  Haruka
“Lalu, Maya, adalah kekasih Changmin bukan?” tanya Yuu
DEG! Haru terdiam. Yuuka benar benar berhasil mencuri dengar saat itu.
“Ya” jawab Haru
“Lalu Changmin...”
“Kau sudah mengenalnya sebelumnya?” tanya Yuu kali ini memandang Haru
Haru hanya memandang mata Yuuka sesaat sebelum menundukkan kepalanya tanda menyesal.
“...Ya” jawab Haru sedikit bergetar
“Bagaimana bisa?” tanya Yuuka masih menatap Haru berharap haru akan balik menatap matanya dan menjelaskan semuanya
Haru menarik nafasnya sjenak dan membuangnya dengan sangat berat. Terasa sedikit getar pada tangannya. Ia sangat merasa ragu kini. Tapi kini, ia juga berharap semuanya akan berakhir disini. Kebohongan ini harus berakhir.
Haru lalu menegadahkan kepalanya dan menatap mata Yuuka. Tatapan yang cukup menantang dan juga penuh dengan keraguan. Tapi mungkin ini memang saatnya. Haru merasa harus kembali membuka luka masalalunya dan menceritakan semuanya.
“Yesung sudah meninggal” kata Haru dengan suaranya yang sedikit bergetar
“Ia meninggal karena kecelakaan mobil” lanjut Haru
“Dan pengemudi mobil itu adalah....Changmin” lanjutnya lagi
DEG! Mata Yuuka saat itu juga melebar dan terasa perih. Sesak mengisi dadanya dan membuatnya seakan ingin terjatuh dan mengaduh tapi bagaimanapun Yuuka ingin tetap tegap mendengar segala penjelasan Haru. Semuanya, harus jelas kali ini.
Flash Back
“Aku menyukaimu, Yuuka” kata pria dihadapannya itu sambil menggenggam tangan Yuuka erat
“Aku....” jawab Yuuka ragu
Yuuka merasakan denyut kepalanya semakin menjadi kini. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi padanya. Jujur saja ia juga menyukai, suka, suka, sangat suka bahkan mencintai namja dihadapannya ini. tapi Yuuka tidak bisa egois. Ia juga tau, bahwa Haru juga menyukai pria bernama Yesung ini.
PRANG! Sebuah bunyi mengusik pikiran pikiran Yuuka dan orang yang kini sedang bersamanya itu dan membuat mereka melihat keasal suara. Tampak seorang yang wajahnya tampak sangat familiar.
“Haru....” kata Yuuka lebih seperti berbisik
“Aku... mengganggu ya? Sebaiknya.. aku pergi saja....” kata Haru disana sedikit bergetar karena menahan isak tangisnya
“Haru!” pekik Yuuka yang lalu melepaskan genggaman tangan Yesung dan mengejar Haru
“Yuuka!” Yesung merasa kaget saat tangannya terasa terhempas dan melihat Yuuka meninggalkannya. Ia mengikuti kearah perginya Yuuka.
Haru berlari berusaha menghindari suara Yuuka yang terdengar tengah memanggilnya itu. Tidak. Haru berharap untuk tidak mendengar suara itu dulu, tidak melihat wajah itu dulu, Haru tidak mungkin membuat kedua orang yang saling mencintai itu harus terpisah karenanya. Tidak. Haru harus pergi dari mereka.
Haru menyebrang dengan sangat cepat dan berusaha diikuti oleh Yuuka yang tanpa ia sadari ada mobil yang tengah melaju cepat kearahnya. Yuuka hanya hanya dapat terdiam kala menatap lampu mobil itu terasa semakin mendekat padanya, namun perlahan cahaya itu berpindah pada arah belakangnya.
Seperti terhipnotis ia melihat ke arah cahaya lampu mobil tersebut dan melihat hal yang tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.
DUAK! Tubuh itu terhempas keras hingga membuatnya terlempar ketanah dengan kuat. Perlahan darah mengalir dari sisi kepala pria yang nampak sadar dan tidak sadar itu. pria itu... pria yang diketahui tengah mengikuti Yuuka. Dia....
“YESUNG!!” Pekik Yuuka keras kala menatap pria yang dicintainya itu kini tengah terkapar lemah disana
Haru berbalik kala mendengar pekikkan itu dan menatap dengan tidak percaya apa saja yang tengah ia lihat. Tubuh orang yang disukainya kini tengah terbujur kaku dengan darah disekitarnya. Sudah banyak orang yang perlahan lahan mengerubunginya. Haru mencoba untuk mendekat namun kakinya terasa kaku bahkan hanya untuk mendekatinya, sama seperti Yuuka yang hanya bisa terdiam membeku tanpa ada reaksi sedikitpun.  Pengemudi mobil itu perlahan mencoba mengangkat Yesung yang tampak sudah tidak berdaya itu dan lalu memasukannya kedalam kursi belakang mobilnya.
“Kemana kau akan membawanya?” pekik salah seorang kerumunan
“Ke rumah sakit!” Pekik pria itu keras lalu masuk kedalam mobilnya dan kembali melaju kencang
BRUK! Sesosok tubuh terbaring disana. Ya. Itu adalah Yuuka. Yuuka yang melihat semuanya, secara dekat dan jelas. Haru yang melihat tubuh yang terjatuh itu lalu mendekat dan mencoba menolongnya. Kerumunan yang tadinya mengerubuni Yesung kini mengerubuni mereka dan membantu mereka menuju rumah sakit.
 “Aku tidak dapat menyelamatkannya. Maaf, tapi anda terlambat membawanya” kata seorang berpakaian putih pada pria yang adalah Changmin dihadapannya
Changmin terdiam sambil menggerutukan beberapa kata padanya. Ini menyebalkan bukan? Orang yang kau cintai kini pergi meninggalkanmu?
“Aku membencimu” gumamnya
“Bagaimana dengan kondisi pria satu lagi dok?” kata ahjussi yang menemani Changmin
“Ah, dia... Dia juga tidak selamat” jawab dokter itu kemudian
Changmin terdiam. Apakah ini artinya dia telah membunuh seseorang? Yang benar saja.
“Apa kau bilang?” tanya Changmin kemudian
“Dia bilang Yesung sudah meninggal” kata seorang wanita yang mengagetkannya
“Siapa kau?” tanya Changmin dalam pengaruh emosinya
“Aku adalah kerabat orang yang kau tabrak itu” kata Haru dengan tatapan kesal pada Changmin
“Aku tidak menabraknya! Aku hanya berusaha menghindari gadis yang ada dihdapanku! Lalu dia ada dibelakangnya karena itu..... AKH! Ini semua salah gadis bodoh itu!” kata Changmin kesal
“Gadis bodoh? Gadis bodoh itu adalah sepupuku!” pekik Haru tak kalah kesal
Changmin terdiam. Ia merasakan semakin penat dalam kepalanya. Kepalanya berdenyut keras dan membuatnya merasa pusing. Apa yang sedang Changmin pikirkan saat ini hanyalah gadis itu. gadis yang membuat Maya pergi dari sisinya. Gadis yang bahkan tidak dapat ia ingat wajahnya tapi sangat ia benci kini.
“Apa kau hanya mencari ribut denganku eoh? Tidak bisakah kau lihat disini aku sedang kehilangan huh?!! Kalau tidak karena dia berdiri dihadapanku, aku tidak akan menabrak pria itu! kalau ia tidak berdiri dihadapanku, aku bisa menyelamatkan Maya! Ini semua karena dia!” pekik Changmin emosi
“Kau pikir aku tidak terluka huh?!! Bukan Cuma kau yang kehilangan disini! Bukan Cuma kau yang terluka disini! Bukan Cuma kau yang harus mengeluarkan air mata disini! Kau! Membuat dua orang yang sangat aku sayangi terluka! Kau! membuatku kehilangan orang yang kucintai! Kau! Membuat binar itu hilang dari matanya!” pekik Haru bertubi tubi menyalahkan Changmin
“PERGI KAU!!!” pekik Changmin lebih keras lagi
Dua orang diruangan itu kini tengah terluka. Tengah kehilangan. Tengah berusaha mencari penyebab kesalahan ini tanpa melihat jauh kedalam diri mereka, apa yang seharusnya mereka lakukan.
End Flash Back
Kedua orang itu hanya terdiam. Urai air mata tak pelak jatuh dipipi mereka berdua. Sementara orang disisi lain pintu kamar itu hanya terdiam sambil mendengarkan dengan seksama hal yang sesungguhnya terjadi.
“Aku akan melindungimu, Yuuka”
***
“Ohayou, Yuuka” sapa Changmin kemudian gadis dihadapannya
Gadis itu hanya menatapnya sekilas dan menghindarinya. Begitu seterusnya hingga pelajaran hari ini berakhir. Gadis itu, Yuuka, sangat dingin padanya. Changmin hanya dapat menatap sambil bertanya tanya dalam dirinya. Ia merasa bersalah karena beberapa hari kemarin ia sangat menyebalkan dan mengacuhkan Yuuka dengan seenaknya. Apa ini adalah hukuman untuknya? Saat setelah ia menyadari perasaannya dan ini yang ia dapat?
“Yuu!!” panggil seorang yang tampak familiar bagi Yuuka
Perlahan senyum Yuuka terkembang saat melihat orang itu dan kemudian melangkahkan kakinya lebih cepat menuju orang itu. sementara Changmin dibelakangnya hanya dapat memperhatikan sambil merasakan sedikit kesal dalam dirinya. Cemburu? Yah.. itu bisa jadi.
Sementara Yuuka hanya menuju kearah orang itu dengan lebih riang. Entah kenapa, hanya dengan menatap orang itu ada dihdapannya, ia merasakan ketenangan. Dan saat ia menatap orang itu, ia merasa ia dapat tersenyum bebas tanpa merasakan rasa sakit.
“Junsu!!” kata Yuuka menatap Junsu antusias
“Ya! Mulai hari ini aku akan selalu menjemputmu!” kata Junsu penuh semangat
“Eh? Tumben sekali? Ada apa ini?” tanya Yuuka bingung
“Anniya (tidak)” kata Junsu tanpa sadar menggunakan bahasa tanah airnya
“Eh?” tanya Yuuka tidak mengerti
“Ah, maaf, itu tadi bahasa korea. Kurasa kau tidak akan mengerti yah? Hahaha” kata Junsu sambil tertawa
“Ah... Korea ya?” kata Yuuka perlahan sambil mulai memikirkan sesuatu
“Junsu... apa bahasa koreanya... Aku cinta padamu?”” tanya Yuu yang seketika mengagetkan Junsu dan membuat sedikit rona pada pipinya
“A.. Ke... kenapa kau...” kata Junsu sedikit gugup kala itu
“Aku hanya ingin tau...” kata Yuu sedikit tertunduk
Junsu terdiam. Melihat apa yang tengah Yuu lakukan kini, ia mengerti apa maksud dari pertanyaan Yuuka. Rona pipi itu menghilang seketika saat ia mulai menyadari apa yang kini tengah Yuuka pikirkan. Entah Shim Changmin atau Yesung itu. bukankah mereka orang korea? Mungkin...
“Saranghamnida” kata Junsu kemudian
“Aku cinta padamu... Saranghamnida” terangnya
“Heum.. begitu ya..” kata Yuu kemudian sambil tersenyum kecut
“Aish, kenapa kau tersenyum seperti itu? Ayo kita pulang! Haru nee-chan sudah memasakan makanan untuk kita!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuu
“Memasak?! Tidak mungkin! Diakan koki yang buruk!” kata Yuuka kemudian
“Tenang saja ada hyungku, semua masakan pasti akan baik baik saja” kata Junsu kemudian
“Hyung??” kata Yuu lagi bingung dalam perjalanannya
“Ah, maksudku kakak laki lakiku. Jja! Kita harus bergegas!” kata Junsu mempercepat jalan mereka
Sementara orang disisi lain hanya dapat menatap mereka dengan kesal.
“Siapa orang itu?” batin Changmin
***
“Astaga.... kau masih tidak memasak yah?” kata seorang itu sambil terkekeh geli saat menatap hasil masakan gadis disampingnya
“Iya, memang tidak bisa. Memangnya kenapa?” kata gadis itu kesal
“Haha, jangan memperlihatkan muka yang seperti itu, maaf maaf tidak akan terulangi lagi” kata pria berambut almond itu merasa lucu saat menatap gadis didepannya
“Aish, Kim Jaejoong, kau pria, bagaimana bisa kau memasak lebih baik daripada aku yang seorang wanita?” kata gadis itu kesal lagi
“Ya.. Haru, mungkin ini memang soal kesukaan. Kau kan tidak suka memasak” kata Jaejoong sambil menatap gadis yang adalah Haru itu
“Tapi akukan seorang wanita, dan wanita itu harus bisa memasak” kata Haru mempoutkan sedikit bibirnya
Jaejoong menatap bibir itu, mau tidak mau hal itu memang sedikit menggodanya. Sebagai orang yang menyukai Haru, ia selalu merasa Haru menarik baginya.
“Yah.. baiklah kalau begitu mungkin kau harus belajar memasak dariku kapan kapan. Jadi bila ada pria yang kau sukai kau bisa memasak dengan enak untuknya hahaha’ kata Jaejoong dengan tawa renyah diakhirnya
“Huh” desah Haru kesal
Haru mencoba untuk pergi dan mencoba melepas celemeknya dengan kesal tapi  bagian leher celemek itu terkait dengan pengait kalung yang terdapat dileher belakang Haru.
“Aish! Susah sekali!” kata Haru kemudian sambil berusaha melepasnya dengan paksa
Jaejoong yang melihat itu merasa tidak tahan dan ikut membantu Haru. Ia melingkarkan tangannya kebelakang leher Haru dan berusaha mencari pengait yang membuat celemek itu sulit dilepaskan.
DEG! Pada jarak sedekat ini untuk pertama kalinya Haru dapat menghirup wangi seorang Kim Jaejoong. Wangi yang begitu hangat dan manis. Wangi yang tanpa sadar membuat jantungnya berdegup pelan dan membuat rona pada pipinya.
“Nah, sudah” kata Jaejoong sambil membantu membuka celemek itu dari atas kepala Haru dan membuat tatapan mata mereka bertemu dan menggetarkan hati mereka masing masing
“HYYUUUNNGGG!!” pekik Junsu nyaring mengagetkan kedua orang didalamnya
“YA! Kau ini mengagetkan saja!” pekik Jaejoong frustasi
“Ah, kenapa kau sampai sekaget itu hyung? Aih, kami sudah pulang, kenapa tidak menyiapkan makan untuk kami??” kata Junsu memelas sambil masih menggandeng tangan Yuu
“Ne, tunggulah dimeja makan” kata Jaejoong sambil menyiapkan makanan kemudian
Haru dan Yuuka kembali bertatap muka. Masih ada sedikit kecanggungan disana, tapi setidaknya semuanya sudah jelas. Semuanya. Bahkan perasaan Yuuka yang tertunda.
***
Changmin masih terdiam sambil memikirkan tentang segala sesuatu yang terjadi hari ini. dimulai dari Yuuka yang bersikap dingin dengannya dan juga pria yang bersama Yuuka. Semuanya yang berhubungan dengan Yuuka. Kini gadis bernama Yuuka itu benar benar telah tersita dihatinya dan membuatnya terus memikirkannya.
“Yuuka. Yuuka. Kau ini kenapa?” gumam Changmin frustasi
“Apa aku sejahat itu? apa aku benar benar sejahat itu kemarin kemarin?”
“Aish Yuu, maafkan aku!”
“Yuu....”
“Aku.. mencintaimu..” bisikan Yuuka kembali terdengar dikepala Changmin
“Shim Changmin” lanjut bisikan itu
“Aku juga mencintaimu.. Yuuka Shinjuu” kata Changmin dengan helaan nafas pada akhirnya
“Aish sial! Ini benar benar menggangguku!” pekik Changmin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Sekelebat bayangan seorang pria tiba tiba kembali mengusik pikirannya. Pikiran tentang pria yang disenyumi Yuuka dan dengan bebas menggenggam tangan itu.
“Aish! Yuuka chan! Siapa orang itu!?” pekik Changmin lagi
“AH! AKU SUDAH GILA!” katanya lebih lantang sambil emnidurkan tubuhnya ditempat tidur dan lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
***
“Anak anak, minggu depan kita akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama . Siapkan diri kalian baik baik dan jaga kesehatan kalian. Bawa peralatan seperti kompas atau pun peralatan P3K yang mungkin dapat membantu kalian jika terjadi sesuatu pada kalian” terang Ima-sensei selaku guru sejarah pada semua murid dikelas Yuuka
Ya, sebentar lagi kelas mereka memang akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama yang dilakukan untuk mempelajari sejarah disana sekaligus berwisata sejenak. Perjalanan ini tampak menarik bagi anak anak lainnya karena berlangsung selama empat hari dan membuat mereka dapat menikmati alam dan jauh dari hingar bingar kota. Serta membuat mereka semakin mandiri karena akan jauh dari keluarga.
Tapi tidak bagi Yuuka. Bukan ia tidak menyukai perjalanan ini, hanya saja perjalanan ini membuatnya semakin harus terus melihat wajah Changmin. Seenggan apapun yang ingin ia lakukan untuk menghindari Changmin, pada akhirnya matanya tetap akan mencari Changmin. Dan jika ia terus bersama Changmin seperti itu, ia akan terus merasa sakit.
“Kenapa kau tampak tidak bersemangat huh?” kata Tooru saat menatap Yuuka menjadi lebih pendiam sekarang
“Tidak ada hanya sedang tidak enak badan saja” kata Yuuka yang jelas saja berbohong
“Ah, seminggu lagi kita akan berwisata! Jaga kesehatanmu! Ayo! Bersemangatlah!” kata Tooru berusaha menyemangati Yuuka. Well, Tooru memang sahabat yang baik bukan?
Changmin menatap Yuuka dan berharap dapat menyemangatinya juga. Tapi  ia takut jika Yuuka akan menghindarinya lagi jadi Changmin hanya dapat menatap punggung Yuuka yang kini tengah menuju keluar kelas setelah Ima-sensei keluar. Kini, bukan Yuuka lagi yang memandang punggung seorang Shim Changmin, tapi seorang Shim Changmin yang tengah memandang punggung Yuuka. Hidup memang adil hum?
Changmin hanya dapat menulis beberapa kata dalam sebuah kertas dan berharap Yuu mau membaca surat darinya bahkan jika ia tidak ingin berbicara dengannya. Ini adalah surat cinta Changmin yang pertama kali ia tulis, jujur saja, saat dengan Maya ia bahkan tidak pernah melakukan hal sememalukan ini.
“Maafkan aku, Yuu...” belum selesai Changmin menuliskan kalimat utamanya seorang telah mengambil kertasnya dan membuatnya terkaget
Itu Tooru.
“Yah! Kau ini serius sekali sih! Apa yang sedang kau tulis?” kata Tooru sambil melihat kearah ertas yang baru saja Changmin tulis dan melebarkan matanya
“Yuu?!! Maksudmu Shirota Yuu??! Yuu yang itu??!! Ya! Apa kau ini gay Shim Changmin??!” pekik Tooru keras mau tidak mau membuat semua mata tertuju padanya
Riuh keras anak anak dalam kelas mau tidak mau membuat rona pada wajah Changmin. Dia gay?! Yang benar saja!
“Apa kau serius Changmin?” kata Yuu kemudian menatap horor Changmin
“Aish! Apa kau gila?! Apa kalian semua sudah gila?! Aku tidak mungkin seperti itu!” pekik Changmin frustasi sambil berusaha menjelaskan
Yuuka berusaha memasuki kembali kelas saat ia menyadari kelasnya tampak riuh dan ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Yuu melihat kerumunan orang tengah mengerubuni tempat duduk yang familiar baginya. Tempat duduk ..
“Ya! Shim Changmin! Apa kau gay?” pekik seorang disana keras
DEG! Yuuka terperanjat ketika mendengar perkataan teriakkan itu. seketika kepalanya berputar putar ketika mendengar kata itu. Gay? Apa karena Maya tiada, Changmin kemudian menjadi gay? Apakah itu berati.... astaga itu tidak mungkin!
Yuuka hanya dapat terdiam didepan pintu dan mengamati mereka hingga akhirnya jmatanya dan Changmin bertemu. Changmin hanya dapat menelan salivanya dalam dalam ketika mendapati tatapan Yuuka yang seakan percaya dengan perkataan Gay itu. untuk pertama kalinya mata itu kembali bertemu tapi ... dengan keadaan yang seperti ini...
“I’m dead” batin Changmin sambil menatap Yuuka
***
Yuuka masih terdiam saat mengingat ingat kejadian tadi siang. Sangat tidak mungkin bagi Yuuka mengingat Changmin adalah orang yang cool dan tidak begitu dekat dengan wanita. Tidak begitu dekat dengan wanita? Baiklah mungkin itu bisa menjadi sebuah alasan tapi.....
“Changmin gay? Benarkah?” tanyanya dalam hati
“Astaga! Itu tidak benar kan!!” pekik Yuuka sambil menegadahkan kepalanya
Ia menatap langit langit kamarnya dan menghela nafas beratnya lagi. Ternyata, walaupun bukan Changmin yang membuatnya tersenyum belakangan ini, bukan Changmin yang berbicara dengannya saat ini, Changmin masih tetap berada dalam pikirannya. Kala menatap Minnie pun yang terlintas adalah wajah Changmin.
“Changmin....” bisik Yuuka
TOK!TOK! sebuah ketukan mengagetkan Yuu dan membuatnya menatap pada asal pembuat suara.
“Yuu?” kata Haru masih terdengar Changgung
“Haru...” kata Yuu kemudian dengan tatapan rindu
“Aku... punya satu hal lagi.. yang belum kuberikan padamu...” kata Haru sambil memberikan sebuah gelang yang sangat cantik  pada Yuuka
“Apa.. ini??” kata Yuuka yang kaget saat menatap gelang tersebut
“Ini.. gelang yang berada pada saku Yesung saat kecelakaan itu..” kata Haru yang hanya dibalas keterdiaman oleh Yuuka
“Ini untukmu” kata Haru kemudian
“Bagaimana kau tau itu untukku?” tanya Yuuka
“Ada inisial dua ‘Y’ disini, aku yakin itu pasti kau dan Yesung” kata Haru sambil berusaha tersenyum
“Pakailah dan jagalah gelang itu, oke?” lanjut Haru
Yuuka terdia sambil menatap gelang cantik itu. jantungnya bergetar hebat kala menerima gelang itu dan mengenakannya pada tangannya. Perasaannya pada Yesung pun ternyata belum kandas sepenuhnya. Yuu juga... masih sangat menyayangi Yesung... seandainya masih ada waktu... Yuu ingin sekali berkata...
“Saranghamnida” bisik Yuu sambil memeluk gelang itu
***
Mingu yang ditunggu oleh anak anak kelas pun tiba. Mereka semua telah bersiap dan menaiki bis dengan perasaan riang dan berdebar debar termasuk kedua orang yang kini tengah duduk saling jauh tersebut. Entah Changmin yang duduk paling belakang ujung kanan ataupun Yuuka yang duduk didepan sebelah kiri, keduanya merasakan euforia penasaran dalam diri mereka.
Mereka tiba dan mendapatkan pemandangan mata yang menyejukkan mereka. Seperti biasa Changmin hanya dapat mengawasi Yuuka dari belakang dan memastikan ia baik baik saja. Tapi melihat tawa Yuuka yang tampak bersemangat, Changmin rasa semuanya baik baik saja dan keadaan akan baik baik saja.
Jalan di Gunung Maruyama tidaklah mudah, berbatu, berkerikil dan curam adalah medan terberat yang harus para siswa ini lewati, tapi dibalik itu semua mereka akan menuju sebuah desa yang membuat mereka akan mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus belajar. Lagipula banyak pemandangan yang cukup menarik mata selama mereka mengikuti perjalanan.
“Ah!” Yuuka sempat terpeleset dan terjatuh sebelum tangannya berhasil menahan sebuah ranting disana dan membuatnya tetap berdiri tegak.
“Kau tidak apa?” kata Ima-sensei
“Ya, aku baik baik saja” kata Yuuka kemudian tanpa menyadari ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga miliknya
Beberapa lama setelah perjalanan Yuuka baru menyadari sesuatu dari tangannya menghilang.
“Gelangku?” pekik Yuuka pelan sambil terhenti sebentar
“Kau ini kenapa Yuu, ayo jalan!” kata anak anak lain dibelakangnya sambil melangkah mendahuluinya
Yuuka berfikir keras saat akhirnya ia menyadari bahwa gelang itu mungkin terlepas saat ia hampir jatuh dan membuatnya kembali kearah jalan sebelumnya. Bagaimanapun juga itu dari Yesung bukan? Gelang terakhir dari Yesung. Bagaimanapun juga, ia merasa harus menjaganya. Yuuka berjalan tanpa menyadari orang yang selalu memperhatikan punggunggnya kini menatapnya dengan bingung dan mengikuti kearahnya pergi.
Awan gelap tampak mulai menghiasi langit yang menandakan sebentar lagi hujan akan menyapa mereka, Yuu masih berdiri disana berusaha mencari gelangg itu sampai setitik air jatuh dikepalanya. Baiklah hujan sudah akan tiba, tapi itu tidak bisa menghentikkan Yuuka mencari gelang itu. Tidak.
“Ya! Apa yang kau lakukan!? Sekarang ini sudah hujan!” pekik Changmin kala hujan semakin lebat
Yuuka tidak memperdulikan gerutuan Changmin malah berjongkok dan mulai mencari lagi.
“Ya!” Gerutu Changmin lagi
“Aku harus menemukannya!” kata Yuuka yang sudah tampak kebasahan
“Mencari apa?! Apa yang kau cari huh?!” kata Changmin
“Gelang dari Yesung!” kata Yuuka mulai berurai air mata dibawah hujan. Ia tidak rela kehilangan gelang itu
Tangan Yuuka terus mencari dan menjelajahi tanah yang sudah basah berharap dapat menemukan gelangnya yang mungkin terkubur dibawah sana dan ya! Benar saja, Yuu menemukannya!
“Ketemu!!” kata Yuuka kemudian berdiri dengan cepat tanpa menyadari curamnya tanah yang tengah ia pijak kini sehingga membuatnya keseleo dan jatuh pada tubuh Changmin
Akhirnya, mata itu bertemu lagi. Setelah sekian lama mata itu akhirnya saling menatap lagi, dan setelah sekian lama akhirnya jantung itu kembali berdegup riang lagi kala menatap mata orang yang disukainya. Tapi semakin dalam mereka slaing menatap semakin tampak juga luka yang berusaha mereka sembunyikan.
“Ma.. maafkan aku!” kata Yuuka saat mendorong tubuh Changmin kemudian
“Tidak apa. Ah! Sekarang ini sudah hujan ayo kita cari tempat berteduh!” kata Changmin berusaha menghindari kegugupan
“I..Iya..” kata Yuu sambil menundukkan kepalanya
Yuuka mencoba melangkah, namun kakinya terasa amat ngilu pada setiap langkah ditanah yang curam ini. me;ihat itu Changmin lalu membungkukkan tubuhnya dan menyodorkan punggungnya untuk menjadi tumpangan Yuuka sementara.
“Naiklah” kata Changmin kemudian
“Ah, tidak usah” kata Yuuka kemudian kembali berjalan mendahului Changmin sambil menahan rintihan sakitnya
Changmin yang tidak suka melihat hal itu lali mengambil tangan kanan Yuuka dan mengaitkannya dilehernya lalu menggendong Yuuka dengan gaya bridal.
“Chaa...” kata Yuuka tergagap
“Diam saja. Aku tidak mau melihatmu menahan luka seperti itu” kata Changmin ketus yang hanya dibalas keterdiaman Yuuka.
***
Mereka menemukan sebuah pondok dan berdiam disana. Terlihat Yuuka yang menggigil karena terlalu lama terkena air hujan. Changmin yang pria jelas saja daya tahannya terhadap dingin lebih baik dari Yuuka sehingga masih bisa menjaga tubuhnya tetap hangat.
“Brr...” kata Yuu sambil menggigil
“Yuu? Apa kau baik baik saja?” kata Changmin sambil menatap Yuu. Bodoh! Jelas ia tidak baik baik saja!
Changmin dengan khawatir mengambil tangan Yuu dan mencoba menggosokkannya beberapa kali agar membuat Yuu merasa hangat. Ia juga menggosokkan tangannya dan berusaha membuat wajah Yuuka menghangat dengan menenmpelkan tangannya pada pipi Yuuka. Tapi Yuuka masih terlihat menggigil
Changmin membuka bajunya dan berusaha membuka baju yang Yuu pakai juga.
“Ya!” pekik Yuuka lemah
“Ah! Maafkan aku!” kata Changmin lalu mengurungkan niatnya dan menutup pakaian kemeja yang dikenakan Yuu lagi
Changmin tidak memakai pakaiannya lagi tapi memakaikan pakaian itu pada Yuuka dan berharap bajunya akan lebih hangat berkat hangat tubuhnya. Changmin juga menggosokkan kaki  dan tangan Yuu secara bergantian berharap Yuu akan semakin menghangat
“Gelap...” kata Yuu mengagetkan Changmin
“Ya! Jangan pingsan! Ya! Jangan seperti itu! Apa kau masih kedinginan?! Ya! Yuuka!” kata Changmin cemas
“Dingin...” Kata Yuuka lagi berusaha menutup matanya
Changmin yang awalnya ragu kemudian mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu, ia mendekatkan juga wajahnya dengan wajah Yuu lalu meniupkan nafas hangat dari mulutnya. Ia menciumi kening mata dan kedua pipi Yuuka berharap semakin menghangat disana. Dan akhirnya ciuman itu pun berakhir pada bibir Yuuka yang dikecupnya cukup dalam dan membuat tubuh Changmin semakin panas dan berharap Yuuka dapat semakin merasakan kehangatan tubuhnya yang kini topless.
“Shim Changmin...” kata Yuuka kemudian menatapi Changmin yang wajahnya sangat dekat dengannya
“Hm?” saut Changmin
“Kau hangat” kata Yuuka kemudian
“Aku menyukainya” lanjut Yuuka
Changmin hanya dapat tersenyum dan menciumi Yuuka lagi. Ciuman yang penuh dan penuh sehingga Changmin mendapat ide lain. Disela ciuman itu Changmin membuka kemeja yang dikenakan Yuu dan membuat Yuuka dalam keadaan toples juga. Changmin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu yang kini sedang dalam posisi berbaring disela ciuman mereka. Hangat. Yuuka merasakan kehangatan yang amat sangat saat tubuhnya dan Changmin saling menempel. Penuh penuh dan ciuman yang semakin penuh itu pun mendapat balasan dari Yuuka membuat Changmin menginginkan lebih.. lebih.. lebih hangat...lebih..
“Yuu..~” panggil Changmin manja
“Hmmm” kata Yuuka yang merasa nyaman saat dipanggil seperti itu
“Yuu chan~...” panggil Changmin lagi
“Aku mencintaimu...” lanjutnya
“Aku juga... Changmin...” kata Yuu yang kemudian mengambil bibir Changmin dan kembali menciumnya, memagutnya dan merasakan setiap rasa dari lidahnya
Apa yang terjadi selanjutnya? Hanya mereka yang tau.
***
Hujan telah reda. Malam telah berganti pagi. Pondok itu terasa hening saat kedua orang didalamnya saat itu hanya saling memunggungi. Sang gadis hanya mengenakan kemeja panjang yang menutupi hingga pahanya sementara sang pria hanya topless dengan mengenakan celana jeans panjangnya.
“Apa yang sudah....” kata gadis itu ragu
“Maafkan aku” kata pria itu sambil memegangi pelipis kepalanya yang terasa berdenyut
“Apakah...” kata gadis itu kemudian
“Maafkan aku... maafkan aku” katanya lagi sambil menutupi wajahnya dengan tangannya
Sementara gadis dibelakangnya hanya dapat terdiam dengan bulir air mata yang jatuh dipipinya.
***
Changmin dan Yuuka kembali menyusuri jalan menuju penginapan yang telah ditunjukkan oleh guru. Untung saja ingatan Changmin kuat sehingga mereka dapat berjalan sesuai dengan apa yang guru mereka pernah tunjukkan kemarin. Yuuka masih terdiam pada punggung Changmin. Kini bukan hanya kakinya yang terasa sakit akibat keseleo, namun ada sesutu yang lebih sakit kini. Mungkin kalian bisa menebaknya sendiri.
“Kalian dari mana saja!!!??” Pekik Ima-sensei frustasi kala menatap mereka
“Gommene, kemarin ada benda yang tertinggal jadi kami berusaha mengambilnya, tanpa tau ternyata hujan, jadi kami meneduh disana. Maafkan aku” kata Changmin setelah menurunkan Yuuka dan mendudukannya dilantai kayu itu sambil membungkuk dalam dalam
“Aish! Ya sudah tidak apa! Yang penting kalian baik baik saja!” kata Ima-sensei kemudian meninggalkan mereka
“Yuu? Apa kau mau kuantar kekamarmu?” tawar Changmin kemudian
“Tidak usah!” pekik suara familiar yang terdengar tidak suka
“Biar aku yang mengantarnya!” kata pria itu sambil mengangkat Yuuka dan menggendongnya ala bridal sambil menatap pria hidapannya
“Ju...Junsu??” kata Yuuka pelan
Sementara Yuuka digendong oleh Junsu, kedua orang yang tengah berhadapan ini kini tengah memeparkan api kemarahan dan tidak kesukaan mereka. Api peperangan kini mulai berkobar diantara mereka.Tatapan tidak suka saling muncul diantara mereka.
Kira kira dalam peperangan ini, siapa yang akan menang?
TBC