Sabtu, 28 April 2012
Rabu, 25 April 2012
YunJae vs JaeMin
I made this because my head is full of this two couple and i got confused about it!
YunJaeMin (Yunho, Jaejoong, Changmin)
For the first this is a video about my YunJae.. The sweetest video I ever seen :3, i found it on Youtube.. and this video always made me smile whenever i see it!! hehe*nosebleed
Aish~ my heart is beating now haha
now watch this, this is the secret video i've been looking for so many times! haha
And this when Yunjae are Jealous. yeah, Jae jealous is cute~ but Yunho Jealous is... you know, scared :P
And This is my Soul Fighter JaeMin .. this couple always make me laugh for all time cause they always fight!! hahaha (but sometimes they sweet too you know)
it is the FanVid made on You Tube by marjuification ... I think this is a sad story for JaeMin couple *cry
And here is the sequel, from Jae side
Hahaha really really can't decide!! YunJae is sweet, and JaeMin is cute , so what? what must I do? *confuse
May be for a while I will be the JaeMin shipper *killedbyYunJaeshipp but i still in love with YunJae :))
it is the FanVid made on You Tube by marjuification ... I think this is a sad story for JaeMin couple *cry
And here is the sequel, from Jae side
Hahaha really really can't decide!! YunJae is sweet, and JaeMin is cute , so what? what must I do? *confuse
May be for a while I will be the JaeMin shipper *killedbyYunJaeshipp but i still in love with YunJae :))
See Ya!!
Rabu, 18 April 2012
FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 5
Title : Something You Can't Deny Chapeter 5
Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17
Main Cast : - Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
- Shim Changmin
Cameo Cast: - Park Joo Seob (Tuan Park)
*Note: Sorry for another boring chapeter, this is made for 5 hoursh so i dont know if i messed up the lines! please forgive me! thanks
Rate: PG17
Main Cast : - Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
- Shim Changmin
Cameo Cast: - Park Joo Seob (Tuan Park)
*Note: Sorry for another boring chapeter, this is made for 5 hoursh so i dont know if i messed up the lines! please forgive me! thanks
Chapeter 5 : Something You Can’t Deny
Yunho POV
Aku mendesah frustasi sambil tetap melajukan mobilku dengan
kecepatan tinggi dijalanan yang sepi ini. Fikiranku menerawang jauh mencoba
melupakan apapun kata yang baru saja kudengar tadi. Namun begitu menusuknya
hingga ke otakku, kata kata itu bagai terngiang dikepalaku tanpa mau
meninggalkannya untuk sejenak saja.
Flash Back:
Aku berjalan mencoba memasuki rumah sederhana itu dengan
jantung yang tidak mau berhenti untuk berdegup kencang. Dadaku bagai gemuruh
ribuan gajah yang tengah berlari kencang saat aku mulai tiba di teras rumah
tersebut. Mengingat kejadian yang baru saja terjadi kemarin aku tidak bisa
membayangkan sikap Shin Di padaku. Entah senang ataupun sedih kini aku mencoba
melangkahkan kakiku menuju rumah itu. Perlahan
aku memutar knop pintu depan tersebut dan memasuki dalam rumahnya. Aku berjalan
mencoba menuju tempat biasa Shin Di menenangkan dirinya.
“Shin Di-a”
Terdengar suara berat yang kini memanggil nama yeoja yang
kucintai yang kini tengah mencoba menuju kamarnya. Sejenak aku menghentikan
kegiatanku untuk semakin memasuki ruangan tersebut dan berdiam ditempat yang
mungkin tidak dapat mereka perhatikan.
“Ada apa ahjussi?” tanya Shin Di kepada namja paruh baya
yang kini ada dibelakangnya
Sejenak dapat kulihat ekspresi wajahnya yang tampak murung
dan penuh kehampaan saat ia mencoba membalik untuk menghadap Tuan Park
“ada apa Han Shin Di?”
batinku cemas
“Aku ingin bertanya sesuatu” kata Tuan Park kemudian.
Terdengar sedikit ada keraguan dalam setiap ucapannya
“Eh? Bertanya apa, ahjussi?” kata Shin Di lagi pada Tuan
Park
Terlihat ada keengganan diwajah Tuan Park saat ia berusaha
menanyakan pertanyaan tersebut. DEG! Hatiku terasa berdegup kencang, degupan
yang berbeda dari yang tadi, degupan ini penuh dengan rasa kekhawatiran. Pikiranku menerawang memikirkan apa
yang akan Tuan Park tanyakan.
“Shin Di-a..” Tuan Park berkata kata lagi dengan penuh
keraguan
“Hm?” jawab Shin Di tanpa ekspresi
“Apakah kau... menyukai Kim Jaejoong?” kata Tuan Park akhirnya
dengan mulus
DEG!! Nyeri. Itulah yang dapat kurasakan kini. Sesaat akupun
dapat menangkap ekspresi kekagetan yang tampak di wajah Shin Di. Aku menatap
yeoja itu nanar dan terasa kepalaku berdenyut dengan pelan, kuarahkan tanganku
menyentuh kearah dadaku dan meremasnya erat membuat baju yang kukenakan pun ikut
dalam remasannya.
“Jawablah Shin Di-a” kata Tuan Park lagi
“Shin Di-a” batinku
“Apakah kau masih menyukai Kim Jaejoong?” lanjut Tuan Park
“Apakah..” batinku masih menatapnya dengan nanar
“Apakah terlihat begitu jelas?” kata Han Shin Di kemudian
DEG!! Perih. Itulah yang kini dirasakan oleh mataku. Air
mataku seakan mangancam ingin keluar dari sudut mataku. Remasan pada bajuku pun
kini semakin menjadi. Aku meremasnya seakan dadaku kini tengah mengalami
hujaman dari pedang yang sangat tajam. Sakit. Sangat sakit. Rasanya bagai
udarapun enggan memasuki kedalam tubuhku. Sesak. Sangat sesak.
Dapat kurasakan keseimbangan tubuhku kini mulai goyah dan
membuat tubuhku hampir terjatuh. Kugenggam dengan segera sudut meja yang
menopang tubuhku agar tetap berdiri. Mimpi. Ini pasti mimpi. Hanya sebuah
mimpi. Kumohon! Ini hanyalah mimpi!
Segera aku berlari meninggalkan dalam rumah itu dan menuju
kedalam mobilku. TES! Air mataku pun
terjatuh sesaat setelah aku memasuki mobilku ini. Dengan tergesa gesa aku
melajukan mobilku dengan cepat menjauhi rumah itu. Salah dengar. Ya, itu pasti. Aku pasti salah dengar. Pasti.
Flash Back End
“Apakah terlihat
begitu jelas?”
Kata kata Shin Di terus berputar dalam kepalaku membuat
denyutan pada kepalaku semakin terasa begitu berat. Kuarahkan sebelah tanganku
mencoba menyentuh bagian kepalaku dan memijatnya pelan berharap segala beban
yang kurasakan akan berkurang.
“Shin Di-a..” mataku terpejam merasakan pijatan pijatan
ringan dikepalaku sambil memikirkan yeoja yang sedari tadi hinggap dikepalaku
“Apakah 4 tahun ini, akan terasa sama saja?” tanyaku
frustasi masih memijat kepalaku dengan sebelah tanganku
Aku membuka mataku perlahan berusaha melihat jalan raya yang
kini ada didepanku dengan gelapnya. Tiba tiba terlihat seseorang yang berusaha
menyebrangi jalan tersebut. Mataku seketika membesar mendapati seseorang kini
tengah berada dihadapan mobilku yang tengah berkecepatan tinggi ini. Seketika
aku menginjak pedal rem mobilku dan mendapati dirinya terjatuh penuh ketakutan
saat mobilku sedang berada posisi yang sangat dekat dengan dirinya. Aku membuka
pintu mobilku dengan tergesa mencoba untuk melihat keadaannya.
Mataku membesar dan mulutku seakan membeku untuk mengucapkan
sepatah katapun pada seseorang yang kini ada dihadapanku. Tubuhku menggigil
menatap wajah yang sangat familiar bagiku.
“Yuu.. yunho?? Jung Yunho??” katanya saat melihat aku turun
dari mobil
Jantungku berdetak kencang dan kepalaku kembali berdenyut
pelan. Suara yang sangat familiar kini tengah memanggilku dengan nada suara
penuh keraguan didalamnya. Nafasku tercekat dan tubuhku tak beranjak satu
langkahpun dari tempatku berdiri.
“Apa apaan ini??!!” rutukku
dalam hati
End Yunho POV
***
Tuan Park merenung sambil mengingat percakapannya dengan
Shin Di tadi sore. Apa yang menjadi pertanyaan besarnya saat ini kini terjawab
sudah. Ya, Han Shin Di ternyata memang menyukai Kim Jaejoong. Sesaat matanya
memandang pada foto seorang namja yang kini tengah tersenyum bahagia sambil
merangkul namja lainnya.
“Diakah alasanmu?” tanya Tuan Park sambil menatap foto
tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan
“Diakah alasanmu melepaskan yeoja itu, Yoochun-a?” katanya
lagi masih menatap foto itu
Tak ada sepatah katapun yang keluar atas pertanyaan
pertanyaan yang diajukan oleh Tuan Park. Kini Tuan Park mendesah frustasi
sambil menerawang memikirkan situasi yang mungkin terjadi antara yeoja
kesayangannya itu.
“Boleh aku jujur padamu?” kata Tuan Park menyenderkan
punggungnya pada tembok yang ada dibelakangnya
“Sampai sekarang pun.. aku belum bisa memaafkannya,
Yoochun-a” Tuan Park kini tengah menatap langit langit kamarnya dengan tatapan
penuh kemarahan
“Mungkin, takkan pernah bisa memaafkannya” lanjutnya
kemudian menatap foto tersebut kearah namja lain yang kini tengah merangkul dua
namja disebelahnya
***
Shin Di kini tengah duduk sambil mengingat kejadian terakhir
yang berhasil membuatnya kehilangan pengelihatannya. Kejadian yang berhasil
merenggut nyawa orang yang disayanginya. Kejadian yang ... membuatnya
kehilangan namja yang sangat ia cintai.
Flash Back
Kini Han Sin Di tengah berada dikursi pendamping penyetir
didalam mobil yang tengah dikendarai oleh Park Yoochun. Sejenak terasa sebuah
kecanggungan diantara mereka. Sebuah keraguan tampak di air wajah milik Park
Yoochun yang kini tengah melajukan mobilnya menuju rumah Tuan Park
“Yoochun-a” kata Shin Di penuh kekhawatiran
Hening. Tidak ada jawaban dari seorang Park Yoochun yang
tampak sibuk dengan fikirannya sendiri.
“Yoochun-a” kata Shin Di lagi mencoba membawa Yoochun
kembali kedalam dunia nyata
“Ne?” kata Yoochun kemudian
“Jika kau..tidak ingin melakukannya..sebaiknya hentikan
saja” kata Shin Di tertunduk lemah
“Anniyo” kata Yoochun teguh dengan nada yang lemah
Kemudian Shin Di menegadahkan kepalanya dan menatap pria
disampingnya itu dengan wajah penuh penyesalan.
“Kenapa...” tanya Shin Di dengan nada yang amat lemah
“Kenapa kau sangat baik padaku Yoochun-a? Kenapa kau
bahkan..” belum selesai Shin Di mengucapkan pernyataannya, ucapannya dipotong
oleh Yoochun
“Karena aku mencintaimu” kata Yoochun kali ini dengan tegas
dan nada yang mantap masih menatap jalan raya yang ada dihadapannya
“Karena aku mencintaimu, karena aku ingin melihatmu bahagia,
karena aku ingin kau selalu tersenyum, karena aku .. ingin menjadi orang yang
selalu kau ingat” jawab Yoochun tulus dari dalam hatinya
Air mata mengalir mulus dari sudut pipi Han Shin Di, rasa
haru benar benar menguasai hatinya. Ia tidak pernah menyangka seorang Park
Yoochun akan mengatakan kata yang membuat hatinya begitu terenyuh. Sesaat ia
mengutuk dirinya karena merasa dirinya begitu egois dengan memaksakan kehendak
pada Yoochun namun melihat ketulusan namja yang kini ada disampingnya, ia tidak
dapat menyembunyikan senyuman diwajahnya.
“Pasti..” kata Shin Di sambil tersenyum pada Yoochun “Kau
pasti akan selalu kuingat Park Yoochun” lanjutnya
Terlihat Yoochun berusaha memalingkan wajahnya dari jalan
raya dan mencoba menatap yeoja yang kini duduk disampingnya, air wajah penuh
keengganan yang tadinya menghiasi wajahnya kini terasa menguap begitu ia
mendengar perkataan dari Han Shin Di. Melihat senyum yang dikeluarkan yeoja itu
mau tak mau membuat Yoochun ikut tersenyum. Senyum yang sangat.. tenang dan
puas.
Namun senyuman itu tidak bertahan lama kala kilatan sinar
lampu dari arah sebaliknya seakan sejajar dengan mobil yang kini tengah mereka
kendarai
“Yoochun-a!!” teriak Shin Di saat melihat cahaya itu semakin
mendekat kearahnya namun dengan tiba tiba mengganti posisi mereka menjadi
sebaliknya
Seketika Yoochun mengubah haluan setir dan membuat mereka
menjauh dari jalur yang seharusnya. tampaklah sebuah turunan yang curam yang
membuat mobil mereka melaju dengan cepat. PRANGG!!! Bagian depan mobil mereka
baru saja menabrak pohon dihadapannya, pecahan kaca perlahan masuk kedalam mata
milik Han Shin Di, sesaat Shin Di dapat mendengar suara yang parau milik Park
Yoochun
“Shin Di-a... saranghae...” kata kata itu keluar dengan
terbata bata diselai oleh batuk yang terdengar
Selanjutnya..gelap.
Falsh Back End
Air mata mulus meluncur dipipi Shin Di, sebuah isakan
terdengar menemani tangisan tersebut yang membuat jantungnya kini berdegup
dengan cepat. Rasa bersalah menjalar mengaliri tubuhnya setiap kali ia
mengingat kejadian tersebut.
“Yoochun-a...” kata Shin Di masih terisak
“Aku membencinya, aku sangat membenci namja itu karena telah
membuat kau pergi dari sisiku!!” katanya lagi penuh dengan luapan emosi
“Tapi..” air mata masih dengan deras mengaliri wajahnya “Aku
tidak dapat menyangkalnya” lanjutnya
“Aku tidak dapat menyangkal, bahwa aku masih mencintainya”
dadanya terasa berat dan udara seakan enggan memasuki tubuhnya saat ia
mengatakan hal tersebut
“Aku masih mencintainya, Yoochun-a..” katanya lagi dengan
isakan yang semakin menjadi sambil mencengkram erat selimutnya
“Yoochun-a..” isakan Shin Di terasa semakin keras setiap ia
mengingat nama namja tersebut, air wajahnya masih penuh dengan penyesalan
***
“Tidak ada” kata namja itu sambil meringis kesal
“Tidak ada bukti” katanya lagi sambil mendesahkan nafas yang
berat
“Apa yang harus kulakukan sekarang?? Bagaimana ini?” ia
menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan cepat dan frustasi
“Jika memang itu
kenyataannya, maka buktikanlah, maka semuanya pasti akan menjadi lebih baik”
Kata kata ibunya kini terngiang didalam kepalanya. Ya, Kim
Jae Joong, namja itu kini tengah mendesah frustasi setiap kali mengingat bahwa
ia tidak menemukan bukti keterlibatan namja lain dalam setiap kecelakaan saat
itu. Bahkan satu satunya bukti yang dapat membuat namja lain itu terlibat
adalah bukti yang membuatnya menjadi tersangka utama.
“Tidak ada pilihan lain” katanya kemudian berusaha
meneguhkan hatinya “Semuanya harus berakhir sekarang” lanjutnya
***
Jaejoong POV
Aku menapakkan kakiku diteras rumah yang sudah kutinggalkan
cukup lama, lama?? Kurasa 2 hari bukanlah waktu yang dapat kau katakan lama,
tapi untukku itu sudah cukup menyiksaku. Tidak dapat mendengar bahkan memandang
yeoja yang kucintai, itu sangat menyisaku.
Dengan perlahan aku membuka knop pintu rumah itu dan lalu
masuk kedalam rumah tersebut. baru saja beberapa langkah aku memasuki rumah
itu, mataku menangkap sesosok yeoja yang baru saja terlintas kedalam fikiranku.
“Hai” kataku tanpa sadar pada yeoja dihadapaanku ini
Sejenak aku dapat melihat gerakannya terhenti dan mencoba
mencari kearah suara. Aish, seharusnya aku tidak mengatakan apapun padanya.
Tapi, mengingat hal apa saja yang nanti akan kukatakan padanya, aku merasa
sebuah sapaan tidak akan menjadi sebuah masalah.
“Kau” katanya kemudian. Dingin. Itulah yang terasa saat ia
mengucapkan kata itu
“Ya, ini aku” kataku menanggapinya berusaha senormal mungkin
Sebuah senyum kecil terlihat disudut bibirnya. Sangat sinis
menurutku senyum itu.
“Kukira kau akan pergi selamanya” katanya kemudian
TEK!! Kata kata itu begitu menyelekit kedalam hatiku, sangat
sakit. Namun, aku mencoba memahami karena aku tau, ia tidak tahu yang
sebenarnya terjadi, tidak setelah aku memberitahunya nanti.
“Ini rumahku juga” kataku menanggapinya berusaha menahan
rasa sakitku
Hening. Itulah yang terasa kini. Tak ada percakapan yang
keluar meskipun kami ada di dalam ruangan itu kini. Aku masih menatapnya yang
sibuk dengan aktifitasnya sambil membelakangiku.
“Jaejoong-a?” perkataan seseorang terasa membuyarkan
keheningan dalam ruangan itu
“Ah, ahjussi” kataku membalikkan tubuhku menghadapnya kini
Bulu kudukku sedikit berdiri kala ia memandangku dengan
tatapan yang sangat sulit diartikan. Terasa hawa aneh yang menyelimuti kami
bertiga. Ada apa ini? Kenapa hawa ini jadi terasa begitu menggangguku? Kenapa?
End Jaejoong POV
Shin Di POV
Aku masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi kemarin
sore. Ya, pertanyaan ahjussi memang membuatku mau tak mau mengakui perasaan
yang sebenarnya. Perasaan yang sesungguhnya ingin kusimpan hingga kepelosok
dalam hatiku. Dan membuatku ingatan yang sangat ingin aku buang kini terbayang
kembali. Betapa perasaan benci itu untuk sesaat kembali kedalam hatiku. Dan
betapa perasaan cinta itu kini tercampur aduk didalam dadaku dan membuat dadaku
terasa sesak.
Aku melangkahkan kakiku mencoba menuju ke arah taman diluar
rumah dan berusaha untuk menghirup udara segar dan menghilangkan rasa sesak
yang berkumpul didadaku.
“Hai” suara yang sangat familiar menusuk kedalam telingaku
dan membuat jantungku berdegup kencang
Perlahan aku menghentikan kegiatanku dan mencoba mencari
arah suara tersebut. suara yang sejujurnya sangat kurindukan, namun untuk saat
ini.. aku rasa aku belum siap untuk mendengarnya dahulu.
“Kau” aku berusaha membuat suaraku sedingin mungkin
“Ya, ini aku” katanya juga yang terdengar datar
Aku mengulas sebuah senyum kecil disudut bibirku memberi
kesan seakan aku ingin ia menghilang, yah, aku memang berharap untuk agar ia
menghilang, tapi hatiku enggan untuk menerima hal itu, hatiku ingin agar dia
terus ada disini. Disisiku.
“Kukira kau akan pergi selamanya” kataku kemudian
Terasa hening sejenak diantara kami hingga akhirnya dia
mengeluarkan kata kata yang juga dengan nada yang amat datar
“Ini rumahku juga” katanya menjawab pertanyaanku
Lagi. Terasa hening diantara kami. Tidak ada percakapan
apapun diantara kami. Kini aku tengah sibuk melangkahkan tongkatku kesembarang
arah menuju kemanapun, kesebuah tempat yang jauh darinya. Untuk saat ini. Saat
ini saja. Aku ingin menjauh darinya.
“Jaejoong-a” terdengar suara berat yang memanggil nama namja
itu dan membuat aku langkahku terhenti sejenak
End Shin Di POV
***
“Jaejoong-a” kata Tuan Park pada namja yang kini ada
dihadapnnya
“Ah, ahjussi” kata namja itu membalikkan badannya untuk
menatap namja paruh baya yang kini ada dibelakangnya
Tuan Park terdiam memandangi wajah namja didepannya.
Fikirannya merewang mengingat kejadian kemarin sore, saat ia membuka luka lama
yang telah berhasil menimbulkan bekas luka yang sangat dalam pada hatinya.
Tatapan matanya pada Jaejoong kini sangat sulit diartikan, entah apa yang ia
fikirkan kala itu. Ia hanya merasa..sakit.
“Selamat datang” kata Tuan Park datar kemudian
Jaejoong terdiam sesaat memandangi ahjussinya yang membuat
fikirannya menerawang. Ia merasakan sesuatu yang ganjil diantara kedua orang
yang kini ada berada satu ruangan bersamanya. Entah apa yang terjadi. Sejenak
fikirannya kembali teringat tujuan utama ia kembali kerumah itu.
“Semuanya akan kuselesaikan sekarang” katanya dalam hati
“Entah bagaimanapun sikap mereka padaku, entah apa tanggapan
mereka padaku, entah mereka meminta bukti apa padaku, aku akan tetap
menjelaskan semuanya” katanya meneguhkan hatinya
“Semuanya” katanya lagi
***
Disebuah meja makan dirumah tersebut, terasa keheningan yang
sangat dalam walaupun terdapat tiga orang dalam ruangan tersebut. hanya suara desiran
ombak dan suara jangkrik yang terdengar.
“Rasanya, seperti saat aku baru menginjakkan kaki dirumah
ini lagi dulu” batin Jaejoong sambil mengingat kesan pertamanya kembali kerumah
itu
Perlahan Jaejoong meneguhkan hatinya dan bersiap untuk
menjelaskan segalanya kepada kedua orang dihadapannya tersebut. jaejoong telah
bersiap membuka mulutnya untuk berkata kata ketika ia melihat Shin Di sedang
mendorong kursinya kebelakang menandakan ia telah selesai dengan makan malamnya
tersebut.
Sesaat Jaejoong menggenggam tangan Han Shin Di dan
menahannya dengan kuat
“Jangan pergi dulu, Shin Di-a” katanya sambil mencengkram
tangan yeoja itu erat
“Yah! Apa yang kau..” kata Shin Di berusaha memberontak
namun tidak ditanggapi oleh Jaejoong
“Jaejoong-a” kata Tuan Park yang merasa tidak menyukai sikap
Jaejoong
Perlahan bola mata Jaejoong yang tadinya sibuk menatap Shin
Di berbalik kearah sebaliknya dan kini tengah menatap Tuan Park dengan ngeri.
Sangat dingin. Jaejoong sudah gerah dengan segala perbuatan Shin Di dan
berusaha menjelaskan semuanya kepada dua orang disampingnya ini. Ia sudah
bertekad, apapun yang akan terjadi selanjutnya, bila hal yang ia lakukan
sekarang adalah hal yang tepat, pasti buahnya
akan baik. Pasti.
“YA!!” berontak Shin Di karena Jaejoong enggan melepaskan
genggamannya
“Ada satu..” katanya kemudian
Shin Di masih mencoba memberontak walaupun Jaejoong telah
memulai percakapan.
“Tentang malam itu, yang kalian tidak ketahui” katanya
kemudian
Shin Di perlahan berhenti memberontak dan diam dengan
fikirannya yang menerawang. Mencoba untuk tidak mengingat apapun tentang
kejadian itu lagi. Karena kejadian itu, hanya membawa air mata baginya.
Sementara Tuan Park hanya menatap penuh keengganan kearah Jaejoong
“Entah apa pendapat kalian nanti, aku hanya ingin semuanya
berakhir sekarang. Kesalah pahaman ini, kesalah pahaman yang memuakkan ini,
harus berakhir sekarang” kata Jaejoong kemudian
Flash Back
“Mwo?!!!” Yunho berteriak frustasi saat mendengar kabar yang
membuat hatinya seakan tertusuk tajam
“Kau bercanda kan, Jaejoong-a??!!” kata Yunho menatap namja
dihadapannya dengan rasa tidak percaya
“Aku harap, itupun
hanya sebuah candaan Yunho-a” batin Jaejoong
“Aku tidak bercanda” kata Jaejoong datar mencoba
menyembunyikan rasa sakit hatinya yang begitu besar
Namja dihadapannya terlihat mendesah frustasi dan bertingkah
tidak karuan. Sementara fikirannya masih sibuk menerawang dengan apa yang akan
terjadi bila hal itu benar benar terjadi. Han Shin Di akan menikah. Menikah dengan
sahabatnya yang tak lain dan tak bukan adalah Park Yoochun. Ada sedikit rasa
nyeri ketika Tuan Park menyebutkan bahwa mereka akan segera menikahkan anaknya
dengan yeoja yang ia cintai.
Sejenak iapun menatap namja dihadapannya yang kini tengah
berdiri sambil termenung dihadapan sebuah tembok yang kini menjadi tempat
sandaran tangannya. Ya, Kim Jaejoong mengetahui perasaan sahabatnya kala itu.
Ia mengetahuinya karena ia tau, Jung Yunho juga menyukai Han Shin Di.
Perlahan bunyi ponsel milik Jaejoong berbunyi dan membuat
air wajah Jaejoong menjadi air wajah yang penuh dengan raut penuh arti. Entah
itu menunjukkan raut senang, sedih, atau bahkan kecewa. Perlahan Jaejoong
menekan tombol hijau diponselnya dan mendekatkan ponsel tersebut ketelinganya.
“Arraseo” katanya
kemudian lalu menekan tombol merah diponselnya
“Aku pergi dulu
Yunho-a” kata Jaejoong menatap namja dihadapannya tak tega
Sejenak Yunho menatap Jaejoong yang kini penuh dengan air
wajah bersalah. Perlahan Yunho mendesahkan nafasnya dengan berat dan kembali
menatap namja itu.
“Arra, pergilah” kata Yunho kemudian
Lalu Jaejoongpun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan
tersebut. kini Yunho hanya dapat terduduk lemah sambil manundukkan kepalanya.
Pikirannya menerawang jauh sambil menatap hampa ruangan disekitarnya.
“Mereka sangat beruntung, dapat terus bersamamu Shin Di-a.
Entah orang tua mereka yang menjodohkanmu atau karena kalian saling mencintai,
mereka berdua berkesempatan memilikimu”
kata Yunho lemah sambil tetap menatap kosong pemandangan dihadapannya
“Sementara aku?” tanyanya pada dirinya diselingi sebuah tawa
kecil dari mulutnya
“Kurasa aku akan selalu kau anggap sebagai sahabatmu”katanya
frustasi
“Apakah tidak pernah Shin Di-a? Sedikit saja, kau melihatku?
Melihatku sebagai pria yang mencintaimu?” katanya lagi
Terasa perih di mata Yunho, air mata pun tak pelak telah
menggenang disudut matanya. Dan kini air mata dengan mulus meluncur dipipinya,
nafasnya pun terasa tercekat dan terasa enggan untuk memasuki rongga rongga
hidungnya. Yunho terisak pelan.
“Aku menangis” katanya “Memalukan” lanjutnya kemudian
Tiba tiba terdengar ponsel milik Yunho berdering menandakan
ada panggilan masuk.
“Hyung” kata suara diseberang sana dengan nadanya yang
tinggi
“Ne, Changmin-a?” balas Yunho dengan tidak semangat
“Suaramu itu lemas
sekali hyung, kau kenapa?” tanya
namja disebrang yang dipanggil Changmin
“Ada masalah, nanti pasti akan kuceritakan, ah, kau
menelponku untuk apa?” kata Yunho kemudian
“Hmm, baiklah. Ah!
Boleh aku meminjam tang milikmu,hyung? Punyaku sudah berkarat dan tidak bisa
digunakan, sementara mobilku benar benar butuh bantuan” kata Changmin
“Arra, ambilah dikotak peralatan milikku” jawab Yunho
“Baiklah, aku akan
pinjam sebentar ne?” kata Changmin lagi
“Changmin-a” kata Yunho ragu
“Ne?”
“Kalau.. kau mencintai seseorang, namun orang itu akan
dijodohkan dengan orang lain, apa yang akan kau lakukan?” akhirnya Yunho
menanyakannya
Hening sesaat hingga Changmin akhirnya menjawab “Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang
lainpun tidak”
“Bukankah itu sangat egois?” tanya Yunho tidak percaya pada
jawaban yang baru saja diberikan oleh Changmin tadi
“Anniyo. Itulah cara
mempertahankan cinta kita.” Katanya lagi
Sejenak Yunho terdiam dan menerawang jauh, memikirkan segala
yang telah ia lewati dan lalui hanya demi mendapatkan Han Shin Di . betapa dua
namja selain dirinya mampu mendapatkan kesempatan untuk bersama yeoja itu tanpa
perlu bersusah payah seperti dirinya. Dan hasil susah payahnya adalah ini?
“Hyung?”
“Arra, terimakasih Changmin-a” Yunho dengan segera menutup ponselnya
Segera kembali pikiran Yunho menerawang memikirkan apa yang
baru saja dirundingkannya dengan Changmin adik kelasnya tersebut.” Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang
lainpun tidak”. Seketika tersirat sebuah ide gila dikepala Yunho, ide yang
benar benar gila. Yang mungkin akan menjadi ide yang dapat membuat satu ah
tidak, akan membuat banyak orang menderita. Termasuk dirinya.
Malamnya, Jaejoong mengunjungi rumah Yunho dalam keadaan
yang sangat kacau. Terasa desahan berat disetiap nafasnya. Wajahnya penuh
dengan penyesalan, kekecewaan, dan putus asa.
Perlahan kakinya melangkah masuk kedalam rumah sahabatnya
itu dan merebahkan tubuhnya dengan luas di ranjang sahabatnya tersebut. ia
melemparkan kunci mobilnya kesembarang arah tak peduli dimana ia akan berada
nanti
“Ada apa denganmu?” kata Yunho kemudian
“Mereka akan menikah” kata Jaejoong frustasi
“Aku tau, tadi pagi kau sudah memberitahuku” kata Yunho
kemudian berusaha menahan gejolak hatinya setiap kali Jaejoong menyebutkan kata
‘menikah’
“Maksudku, sekarang, mereka akan menandatangani surat
pernikahan” kata Jaejoong menutupi matanya dengan lengannya. Terlihat setetes
air mata mengalir dari sudut matanya
DEG!! Terasa jantung Yunho berhenti seketika. Tanda tangan?
Menikah? Sekarang? Pikirannya saling bergumul dalam kepalanya sehingga membuat
kepalanya berdenyut pelan. Keseimbangan ditubuhnya terasa pudar dan membuat
tubuhnya terhuyung lemah kelantai.
“Tidak!! Tidak!!” kata Yunho mulai gelisah, ia merasa
tertekan dengan apa yang baru saja didengarnya
Perlahan Yunho bengkit dan menaiki tubuh Jaejoong, tangannya
yang besar dan kuat mencengkram erat kerah baju yang sedang Jaejoong kenakan
menampakan wajahnya yang terlihat begitu lemah.
“Dimana?” kata Yunho penuh emosi dihadapan wajah Jaejoong
“Yunho-a” kata Jaejoong yang merasa kaget dengan sikap Yunho
yang mulai tidak berpikiran jernih
“Aku tanya DIMANA??” kata Yunho berteriak dihadapan Jaejoong
“YUNHO-A! Sadarlah” kata Jaejoong mencoba mencengkram pundak
Yunho erat
“AAAAKHH!!!” kata Yunho mulai kelewat batas
Dengan terburu buru Yunho bangkit meninggalkan Jaejoong dan
mencari kesegala arah benda apapun yang dapat membawanya menuju Shin Di.
Seketika ia melihat kunci mobil milik Jaejoong dan segera lari pergi menuju
halaman rumahnya. Dengan sigap Jaejoong menahan Yunho yang mulai bertindak
kelewatan
“YA! Apa yang coba kau lakukan??!!” tanya Jaejoong
“Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak!!”
kata Yunho dengan nada suara yang tinggi
Jaejoong melompat kaget atas perkataan Yunho, dan membuat
genggaman tangannya pada Yunho mengendur. Mengambil kesempatan itu Yunhopun
berlari menuju mobil milik Jaejoong dan menyalakan mesin mobilnya. Jaejoong
yang merasa khawatir dengan sahabatnya itu lalu dengan sigap menuju kursi
penumpang.
“Yunho-a!! Sadarlah!! Apa yang akan kau lakukan??!!” Kata
Jaejoong yang kini berada di kursi penumpang
Yunho yang bagai tidak memperdulikan perkataan Jaejoong
menyalakan mesin mobil itu dan mengendarai mobilnya cepat. Selama perjalanan
mereka berdebat atas segala sesuatu yang membuat jantung Jaejoong berdegup
kencang.
“Yunho-a!! Sadarlah!” kata
Jaejoong membatin
Seketika pandangan matanya teralih pada jalan raya yang ada
didepan mereka. Tampak sebuah mobil putih yang tengah melaju dengan keadaan
stabil dan sangat berbanding terbaliik dengan mobil yang tengah dinaikinya.
Sejenak ia melihat menerawang mobil itu.
“Sh.. Shin Di-a” Jaejoong mengucapkan nama itu sambil
berbisik namun dapat didengar oleh Yunho. Seketika Yunho melajukan mobilnya
lebih cepat.
“YA! JUNG YUNHO! APA YANG KAU LAKUKAN??” kata Jaejoong kaget
atas perbuatan Yunho
“Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak!!”
katanya lagi
“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!!” aku berteriak
frustasi sambil mencoba memegang stir yang tengah digenggam Yunho
“Minggir!! Apa yang kau lakukan Kim Jae Joong!! Aku hanya
tidak ingin yeoja yang aku cintai menjadi milik orang lain!” katanya meneguhkan
stir dalam genggamannya
“Tidak seperti ini Jung Yunho! Tidak seperti ini!” kata
Jaejoong kemudian
“YA, seperti ini caranya! Aku akan membuat seorangpun tidak
dapat memilikinya!!” katanya berusaha mengarahkan mobil tersebut kearah mobil
yang sedang dikendarai Yoochun dan Shin Di
“Tidak akan!” kataku sambil memukul stir
Jaejoong berusaha membanting stir menuju kearah berlawanan
dengan arah stir Yunho namun Yunho tetap mengemudi dengan tidak karuan. Tiba
tiba Jaejoong menangkap wajah Yoochun yang tengah tersenyum menghadap Shin Di
dan tidak memperhatikan jalan
“Yoochun-a!!” Jaejoong berteriak membuat kesadaran Yunho
kembali
Melihat keadaan Yunho yang mulai tenang Jaejoong mencoba
mengambil alih laju stir dan membantingnya kesembarang arah. Seketika ia
melihat laju mobil Yoochun yang mulai menuju arah yang salah dan masuk kedalam
sebuah jurang kecil disampingnya. Jaejoong
mengendalikan mobil mereka dan
mencoba menginjak rem dengan posisinya yang ada di kursi penumpang saat melihat
bahwa pohon kini tepat dihadapan mereka. Yunho yang masih menata pikirannya
merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi akhirnya menyadari satu hal
saat melihat asap putih pada kaca spionnya
“Aku.. membunuh mereka??” kata Yunho kemudian
Flash Back end
***
“Bukan aku yang seharusnya kalian salahkan” kata Jaejoong
dalam
“Tapi seseorang yang kalian percayai selama ini” katanya
lagi “Dialah, yang sesungguhnya bersalah”
TES! Air mata mengalir mulus di wajah Shin Di, terdengar
isakan yang mendalam dalam dirinya. Ada kelegaan dan penyesalan dalam dirinya.
Ia merasa lega karena namja yang ia cintai bukanlah pelakunya namun menyesal
karena ia sempat meragukannya. Namun ada juga perasaan tak terartikan diwajah
Shin Di saat mengingat namja lain yang kini ia sayangi. Jung Yunho.
Sementara Tuan Park hanya terdiam termenung sambil menatap
Jaejoong tak percaya. Sebagian dirinya percaya pada Jaejoong namun sebagian dirinya
enggan untuk percaya. Entah mengapa hatinya terasa telah terbiasa menyalahkan
namja itu. Dan kini, saat ia mengetahui namja itu tidak bersalah. Ia bingung.
Apa yang seharusnya ia rasakan?
“Mungkin aku memang pelaku sebenarnya” kata suara seseorang yang
khas dari balik pintu
“Tapi setidaknya kau tidak dapat melakukan apa apa sekarang”
Jung Yunho memunculkan diri dihadapan tiga orang yang tengah berkumpul tersebut
tanpa ada raut penyesalan diwajahnya
Jaejoong menatap sinis Yunho dan merasakan amarah yang
sangat besar kini tengah dirasakannya. Sementara Tuan Park menatap wajah Yunho
seakan tidak peraya dengan apa yang Yunho baru saja katakan.
“Apa maksudmu Yunho-a?” tanya Tuan Park
“Aku tidak akan bisa kalian tuntut, karena tidak ada korban
jiwa malam itu” kata Yunho datar
“Tidak ada katamu??! Lalu kau anggap apa anakku??” tanya
Tuan Park emosi
“Lalu kau anggap apa orang ini?” tanya Yunho menarik
seseorang masuk kedalam ruangan tersebut
Seketika mata orang orang yang ada diruangan itu membesar
menatap namja yang ada disamping Yunho. Namja yang empat tahun lalu mereka
tangisi bersama. Namja yang membuat Jaejoong harus menanggung beban selama
empat tahun dan namja yang akan selalu Han Shin Di ingat
“Appa..” kata namja itu kemudian yang hanya dibalas tatapan
tak percaya dari namja itu
“Jaejoong-a.” kata
namja itu yang dibalas dengan ekspresi wajah terkejut oleh namja yang ia
panggil
Kata katanya terhenti sejenak menatap yeoja yang kini tengah
terduduk dengan ekspresi kerinduan yang tampak diwajahnya. Sebelum sempat
bersuara, yeoja itupun lalu menyerukan nama namja yang suara sangat ia hafal
itu
“Yo..Yoochun-a??” katanya ragu
Sebuah senyum tersungging diwajah namja itu dengan lembut ia
memanggil nama yeoja yang menyerukan namanya itu
“Hai, Shin Di-a” katanya kemudian
TBC
Minggu, 15 April 2012
FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 4
Title : Something You Can't Deny Chapeter 4
Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17
Main Cast : - Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
Cameo Cast: - Park Joo Seob (Tuan Park)
Note: Author membuat Fanfic ini berdasarkan ide sendiri yang dengan susah payah diketik selama beberapa hari, jadi yang baca harap RLC yup ^^ . As you know, Jung Yunho and Kim Jaejoong is mine! #plakk
Sorry for this boring chapeter
Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17
Main Cast : - Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
Cameo Cast: - Park Joo Seob (Tuan Park)
Note: Author membuat Fanfic ini berdasarkan ide sendiri yang dengan susah payah diketik selama beberapa hari, jadi yang baca harap RLC yup ^^ . As you know, Jung Yunho and Kim Jaejoong is mine! #plakk
Sorry for this boring chapeter
Chapeter 4: Please Stop The Time
Shin Di POV
Aku merasakan sebuah cahaya matahari yang mencoba untuk
menusuk dalam mataku. Perlahan aku membuka mataku dan kudapati langit langit
kamar yang tak asing bagiku. Aku membangkitkan diriku dan mengubah posisi
tidurku menjadi posisi duduk. Aku
melihat sekeliling dan memandanginya lagi. Ya, memang tidak asing, aku masih
berada dikamar Park Yoochun. Sejenak aku menghentikan kegiatan mataku yang
menerawang seisi ruangan dan mulai berpikir sejenak
“Mataku...bisa melihat?” batinku
Mataku membesar dan pikiranku menerawang jauh. Aku bisa
melihat? Sejak kapan? Apakah ini mimpi? Atau..
“Kau sudah bangun rupanya” kata seseorang yang baru saja
masuk kedalam kamar
Tubuhku seakan membeku dan degup jantungku mulai berdetak
tak beraturan. Aliran darahku berlari cepat mengitari tubuhku. Kini aku tengah
melihat namja yang sejak dulu sangat kurindukan. Benar benar melihat namja itu.
Benar benar melihat senyumnya lagi. Dan benar benar melihat bahwa kini ia
tengah membawakan sebuah nampan berisikan makanan diatasnya.
“Ja.. Jae.. Jaejoong-a?” kataku tergagap
“Iya ini aku, kau kan sedang ada dirumahku” katanya sambil
berjalan menuju kearah tempat tidurku
“Ka.. kau.. benar benar Kim Jae..” kataku masih tergagap tak
percaya
“Ne, ini aku, Kim Jae Joong, Han Shin Di” jawabnya lagi
memotong kata kataku
Apakah ini nyata? Ataukah ini mimpi? Apakah ini sebenarnya
yang terjadi dan bukan hal buruk yang menimpaku 4 tahun yang lalu? Apakah
kejadian itu lah yang sebenarnya hanya sebuah mimpi? Apakah apakah ..
“Shin Di-a” panggil namja bernama Kim Jae Joong itu
Seketika aku menghentikan pergumulanku dengan pikiran
pikiranku itu dan beralih memandangnya. Tatapannya yang lembut itu benar benar
membuat hatiku terenyuh dan merasa nyaman didekatnya.
“Kau baik baik saja kan?” tanyanya lagi
Terlihat raut wajah khawatir di air mukanya. Kini hatiku
benar benar merasa senang saat melihat wajahnya. Wajah yang amat kurindukan.
Amat sangat aku rindukan. Pikiranku kembali bergumul hingga akhirnya aku
memutuskan. Kalaupun ini hanyalah sebuah mimpi, kalaupun ini semua bukanlah
kenyataan, kumohon, siapapun, jangan bangunkan aku dari mimpi ini. Jangan.
“Ne, aku baik baik saja” aku tersenyum kearahnya
Kini terlihat raut wajah kelegaan di air mukanya. Kini
kulihat ia berusaha duduk disamping tempat tidur sambil menaruh nampan itu
didepannya. Diatas nampan itu dapat kulihat sebuah mangkok yang berisikan sup
rumput laut. Eh tunggu dulu, sup rumput laut?
“Saengil chukkae, Shin Di-a” katanya ramah sambil tersenyum
kepadaku
Aku memandangnya tidak percaya. Jantungku terasa begitu
tidak beraturan saat ia mengatakan hal itu.
“Ulang tahunku?” batinku sambil terus menatap mata namja
yang kucintai ini dengan tidak percaya
“Apa kau tidak ingin
memakan sup mu?” perkataan yang keluar dari mulut Jaejoong kembali
membuyarkanku dari pergumulan pikiranku
Seketika aku mengulurkan tanganku mencoba meraih sendok yang
ada disamping mangkok tersebut. Saat aku hendak meraih sendok tersebut
kurasakan sesuatu berusaha menghentikanku meraih sendok itu. Lembut. Hangat.
Dan nyaman. Itulah yang kurasakan saat Jaejoong menggenggam tanganku.
“Jae..”
“Aku saja yang menyuapimu” katanya memotong perkataanku
sambil tersenyum tulus
“Me..menyuapiku?” kataku tergagap. Lagi.
“Kenapa? Apa kau tidak suka aku suapi?” tanyanya sambil
mengerucutkan bibirnya
Aku memandang namja dimataku ini dengan gemas. Senyumpun tak
elak terukir diwajahku.
“Anniyo, tentu saja aku senang. Ayo suapi aku” kataku
padanya penuh semangat
Dapat kulihat senyum itu terkembang lagi diwajahnya. Segera
tangannya yang tangguh itupun mengambil sendok yang berada di nampan dan
mencoba meraih sup yang ada didalam mangkok. Dengan perlahan ia mengarahkan
sendok yang sudah berisi sup tersebut kearah mulutku.
“Say A..” katanya sambil membuka mulutnya lebar.
Aku berusaha menahan geli saat melihat mulutnya menganga
begitu lebar , senyum tipis menghiasi wajahku sejenak sebelum aku membukakan
mulutku untuk menerima sebuah suapan darinya.
“Bagaimana? Kau menyukainya?” kata namja itu saat sup
buatannya sudah melewati tenggorokkanku
dengan mulus
“Hmm, kau mau jawaban yang jujur atau bohong?” tanyaku jail
padanya
“Aish kau ini! Tentu saja jawaban yang jujur” katanya sambil
mendecakkan lidah
“Ah, sayang sekali, padahal aku harap kau memilih jawaban
yang bohong” kataku memperlihatkan raut yang tampak kecewa
“Eh? Wae?” katanya dengan nada yang terdengar khawatir
“Karena sejujurnya, masakanmu itu ..” kataku masih dengan
raut kecewa
Dapat kulihat raut wajahnya yang semakin khawatir. Matanya
berkedip cepat seperti tatapan yang
berharap mendapatkan jawaban yang bagus dariku.
“..sangat enak!!” kataku sambil menunjukkan senyum terbaikku
padanya
“Aish, kau ini membuatku takut saja!” katanya kesal
“Ah, mian, mian, aku kan hanya rindu untuk menjailimu hehe”
kataku sambil tersenyum geli melihat reaksinya yang berlebihan
“Dasar tuan putri!” katanya memukulkan sendok itu pada
kepalaku
“Aish!!” teriakku kesakitan saat namja itu memukulkan
sendoknya padaku
“Sudah, ayo lanjutkan makannya” katanya sambil mencoba
meraih sesendok sup rumput laut lagi
“Say A..” katanya lagi sambil membuka lebar mulutnya
Aku masih terdiam sambil mengerucutkan bibirku menandakan
aku tidak suka dengan tindakannya barusan. Tanganku kini terlipat silang
didada. Inilah kebiasaan yang kulakukan bila kesal terhadap sesuatu. Sejenak
kuperhatikan kegiatan Jaejoong terhenti.
“Arra, mianhae ne? Aku berjanji jika kau menghabiskan sup
rumput laut ini, maka kita akan bermain dipantai, bagaimana?” katanya kemudian
Senyum terkembang diwajahku. Aku sangat senang dengan
jawabannya. Tanpa pikir panjang akupun melahap sesendok sup rumput laut yang
dari tadi disuapkan Jaejoong.
***
“Ayo naik” kata namja itu kepadaku sambil menepuk nepuk
dudukan belakang sepeda miliknya
“Eh?” tanyaku tak mengerti
“Ayo kita berkeliling pantai” katanya sambil tersenyum
“Berkeliling pantai? Dengan sepeda?” tanyaku heran
“Ayolah, tidak seburuk itu bukan?” katanya lagi dengan nada
kecewa
“Arra, arra” aku menaiki sepeda itu dan duduk dibelakang
Jaejoong
Aku menaiki sepeda itu dengan posisi kedua kaki berada
disebelah kiri. Mau bagaimana lagi? Kali ini aku sedang mengenakan terusan
putih yang cukup merepotkan jika aku menaiki sesuatu seperti sepeda.
Tiba tiba kurasakan dua buah tangan tengah menggenggam masing
masing tanganku erat. Tanganku yang terasa kaku itu kini sudah mengitari sebuah
pinggang yang begitu kecil dan hangat. Jantungku tak hentinya berdegup kencang
saat merasakan kehangatan itu mulai menyebar hingga keseluruh tubuhku. Dapat
kurasakan wajahku kini memanas dan memerah.
“Jika kau tidak ingin jatuh, peluk aku dengan erat, ne?”
kata namja itu
Aku mendekatkan tubuhku pada punggungnya yang terlihat tegap
itu. Tanganku tak lepas memeluk pinggangnya dengan erat.
“Ne, arraseo” kataku sedikit berbisik namun masih terdengar
olehnya
“Baik, ayo kita berangkat” kata Jaejoong mulai mengayuh
sepeda itu
Sepeda itu melaju dengan sangat perlahan dan stabil, namun
kadang Jaejoong suka membuat sepeda itu melaju jadi begitu cepat sehingga aku
merasa sedikit ketakutan. Angin pantai yang begitu sejuk semakin membuatku
menikmati hari ini. Ditambah dengan kehangatan punggung namja yang aku cintai,
menambah sensasi kenyamananku hari ini. Setelah puas kami berkeliling pantai
sambil menaiki sepeda, sekarang kami sedang melepas sepatu kami dan bermain air
dipantai. Kakiku dapat merasakan ombak pantai yang sangat dingin menimpa
kakiku. Sejuk. Sangat sejuk. Dan sangat nyaman. Namun tiba tiba dapat kurasakan
air tersebut mulai membasahi wajahku.
“Yah! Kim Jae Joong!” kataku kesal menyadari Jaejoong
memercikkan air kewajahku
“Hahaha, wajahmu itu lucu sekali kalau sedang marah!”
katanya sambil tertawa
Aku berusaha menahan
senyumku saat ia memujiku lucu dan malah memperlihatkan raut wajah yang kesal.
Segera aku mengambil ancang ancang dan menyipratkan air yang lebih banyak
padanya. Berhasil! Seluruh wajah Kim Jae Joong kini basah karena air yang aku
berikan.
“Han Shin Di!” katanya menaikan nadanya
Ia berusha membalas cipratan airku begitu juga sebaliknya.
Kami bermain air hingga seluruh tubuh kami sudah sangat kebasahan. Walaupun aku
menyadarinya tapi aku tidak mau perduli, saat saat seperti ini adalah saat saat
yang jarang kutemui. Jarang. Bahkan mungkin takkan pernah kudapatkan atau
kubayangkan lagi.
Matahari mulai terbenam, kini aku dan Jaejoong tengah duduk
diatas pasir sambil menikmati pemandangan itu. Sangat indah. Cahaya yang benar
benar membuat mataku tak mau berpaling darinya. Cahaya yang dapat benar benar
kulihat saat ini.
“Terimakasih” kataku memecah keheningan
“Eh?” kata Jaejoong terdengar kaget
“Terimakasih untuk hari ini” kataku tersenyum masih
memandangi sinar cahaya matahari tersebut
“Tentu saja” kata Jaejoong kemudian
Kurasakan hening sejenak diantara kami. Aku masih terpaku
memandangi sinar yang sebentar lagi akan menghilang itu.
“Shin Di-a” kata Jaejoong yang mulai memecah keheningan
“Hm?” kataku tanpa menatapnya
“Saranghae” katanya mengagetkanku dan membuatku berpaling
dari cahaya itu dan memandangi wajahnya
Aku kini menatap wajahnya yang terlihat sangat sangat gugup
dengan rona rona merah yang terdapat dikedua pipinya yang putih itu. Jantungku
berdegup kencang dan darahku berdesir cepat mengaliri seluruh tubuhku yang juga
membuat rona merah diwajahku.
Sejenak dapat kulihat wajah Jaejoong yang semakin mendekat
padaku, reflek aku memundurkan sedikit kepalaku seperti berusaha menghindari
wajahnya, namun kegiatanku itu terhenti sejenak saat aku mengingat kata katanya
tadi padaku
“Saranghae” kata itu berkelebat dalam pikiranku
“Nado ..” kataku sesaat sebelum aku menutup mataku
“Nado saranghae,
Jaejoong-a” kataku membatin saat
nafas Jaejoong kini terasa diwajahku
Kini dapat kurasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku.
Perlahan sebuah pagutan lembut mengitari seluruh bibirku. Tubuhku terasa hangat
dan nyaman saat bibir kami kini telah menyatu dan tengah memadu kasih dengan
lembut. Kami saling berbagi kasih seiring dengan tenggelamnya matahari kala
itu. Dengan tenggelamnya cahaya itu.
Perasaan ini, kehangatan ini, dan rasa nyaman ini, kumohon,
jangan biarkan ini menghilang dari hidupku. Meskipun hanya mimpi, meskipun
bukan kenyataan, jika aku boleh, tolong hentikan waktu sekarang juga. Agar aku
tetap merasakan kenyamanan ini, agar aku tetap merasakan kehangatan ini, agar
aku tetap bersama namja yang aku cintai ini. Kumohon waktu, berhentilah.
End Shin Di POV
***
Petir menggelegar membuat seorang yeoja mau tidak mau
membuka matanya dengan segera. Terdengar nafasnya seperti terburu buru dan
keringat dingin mengalir dari keningnya. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak
dan perlahan air mata mengalir dari ujung matanya. Terdengar isakan isakan
kecil saat ia meremas pakaiannya erat.
“Kenapa...” batinnya
“Kenapa waktu tidak berhenti?” batinnya lagi sambil masih
terus terisak
***
“Shin Di-a?” kata Tuan Park terkejut melihat yeoja tersebut
kini ada dihadapannya
“Ah, ahjussi” kata yeoja itu lemah mendapati suara Tuan Park
disekitarnya
“Kau kenapa? Habis mimpi buruk ya?” tanya Tuan Park pada
Shin Di
“Bukan mimpiku yang
buruk tapi kenyataan ini yang buruk” batin yeoja itu
“Ah, ne” kata Shin Di kemudian
“Ah, minumlah dulu, siapa tahu dapat menenangkanmu” tawar
Tuan Park sambil mengambil segelas air putih
Shin Di melangkahkan kakinya mencoba duduk dimeja makan. Ia mencoba meraih ujung kepala kursi
dan menariknya keluar,. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya diatas kursi tersebut.
sejenak ia merasakan sesuatu yang kosong. Sesuatu yang ganjil dan terasa sangat
berbeda di rumah itu.
“Dimana Kim Jaejoong?” batinnya berusaha mencari namja yang
baru saja mengisi mimpinya
Perlahan terdengar sebuah hentakkan dimeja. Tuan Park kini
tengah menaruh segelas air putih dihadapan Shin Di. Ia dapat menangkap sebuah
kegelisahan yang tampak diraut wajah yeoja itu.
“Ah, apa yang membuatmu hingga terbangun sepagi ini Shin
Di-a?” Tuan Park membuka pembicaraan
“Ti.. tidak ada.. hanya mimpi buruk saja” ucapan Shin Di
yang hampir menuju benar
“Ah, ya, apa dia sudah berpamitan?” kata Tuan Park membuat
Shin Di mengerutkan keningnya
“Eh? Nugu?” kata Shin Di tak mengerti
“Namja itu.. Kim Jae Joong” kata Tuan Park yang juga tampak
bingung
“Eh? Memang dia pergi kemana?” kata Shin Di terlihat cemas
Ada sedikit rasa tidak enak yang kini mengganggu hatinya.
Jantungnya seakan tak sabar berdetak 2x lebih cepat dari biasanya. Firasatnya
mengatakan namja itu kini telah sangat jauh darinya. Sementara Tuan Park hanya
menatap yeoja yang kini telah terduduk dengan raut wajah khawatir itu sambil mengerutkan
kening. Deburan ombak terdengar menguasai keadaan ruangan yang kini tengah
terdiam sepi kala kedua orang didalamnya kini tengah sibuk dengan pikiran
mereka masing masing.
“Ke tempat orang tuanya” kata Tuan Park memecah keheningan
***
Disinilah Jaejoong, tengah berdiri di depan kebun bunga
dihalaman rumahnya. Matanya tak henti menerawang sekeliling mengamati bunga
bunga yang kini telah bermekaran dengan cantiknya.
“Kalian sudah menjadi sangat cantik sekarang”
Senyum terukir setiap ia melangkah sambil melewati kerumunan
bunga yang cantik dan indah. Sejenak langkah kakinya terhenti saat ia menatap
berbagai macam pakaian yang kini tengah tergantung disebuah tiang yang
ditidurkan secara horisontal. Angin yang cukup kencang membuat beberapa pakaian
tersebut seperti akan terbang melarikan diri dari tiang tersebut.
Sejenak ia melihat bayangan seorang yeoja paruh baya yang
tengah menatapnya dengan wajah kebingungan. Perlahan ia melihat yeoja tersebut
kini tengah berjalan kearahnya sambil membelalakkan matanya. Mata yeoja paruh
baya tersebut tak hentinya berkedip kedip ketika melihat namja itu kini tengah berdiri
dihadapannya.
“Oemma..” kata namja yang bernama Kim Jae Joong itu setengah
berbisik sambil menatap yeoja paruh baya itu penuh kerinduan
Yeoja paruh baya yang dipanggil ‘Oemma’ itu kemudian
mengelus pelan wajah Jaejoong yang mulus sambil
menahan air mata dipelupuk matanya. Ia kemuadian melihat pakaian yang
Jaejoong kenakan dan menggenggam pakaiannya erat, seketika ia memukul mukulkan
kedua tangannya masih menggenggam pakaian itu di dada Jaejoong sambil terisak
pelan.
“Oemma..” kata Jaejoong lagi yang juga mulai terisak
Yeoja yang dipanggil ‘oemma’ itupun langsung memeluk
Jaejoong tanpa basa basi dengan erat. Sangat erat. Yeoja itu tampaknya sangat
rindu dengan namja yang kini tengah ada dihadapannya. Yang kini tengah ia
peluk. Yang baru saja menyerukan namanya.
“Kau pulang, nak” kata ibu Jaejoong kemudian sambil terisak
didada Jaejoong
Jaejoong yang tak kalah rindu dengan ibunya kini mengarahkan
tangannya dan mulai memeluk ibunya balik. Ia memeluk ibunya erat dan
menjatuhkan kepalanya dibahu ibunya. Setetes air mata tak urung jatuh dari
pelupuk mata Jaejoong.
“Aku pulang, oemma” kata Jaejoong yang tengah berpelukan
dengan ibunya
***
“Makanlah yang banyak, kau terlihat lebih kurus dari empat
tahun yang lalu” kata ibu Jaejoong sambil menaruh semangkuk sup daging pedas
dihadapan Jaejoong
“Ah, ne” kata Jaejoong masih agak canggung dengan ibunya
setelah perpisahan yang tidak mengenakan empat tahun yang lalu
“Terasa canggung ya?” perkataan ibu Jaejoong tepat sasaran
sambil mencoba duduk bersila dihadapan meja Jaejoong
“O.. Oemma.. dega..” kata Jaejoong terbata mencoba mencari
kata yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada ibunya
“Saat itu..” potong ibu Jaejoong
“Saat dipengadilan..ibu tidak bisa berhenti mengutuk diri
ibu sendiri yang merasa gagal sebagai seorang ibu..ibu tidak bisa melakukan apa
apa untuk menolongmu, Jongie..” kata ibu Jaejoong sambil menatap anaknya dengan
air wajah penuh penyesalan
“Oemma..” Jaejoong berusaha menyanggah pernyataan ibunya
“Mianhae” kata ibu Jaejoong sebelum Jaejoong sempat
menyanggah pernyatannya
Terasa dada Jaejoong kini tercekat mendengar perkataan
ibunya yang diselingi dengan mata berkaca kaca dimata ibunya. Mulut Jaejoong
yang tadinya terasa beku kini mulai memanas dan berapi api untuk menjelaskan
semuanya kepada ibunya.
“Akulah.. yang seharusnya meminta maaf..” kata Jaejoong
menanggapi pernyataan ibunya
“Jo..” belum sempat ia berkata apa apa Jaejoong telah
menyanggah kata katanya
“Mianhae” kata Jaejoong “Jeongmal Mianhae, oemma” lanjutnya
“Jongie..” air wajah penuh kasih sayang terlihat diwajah yeoja
paruh baya itu
“Tapi..ada satu hal yang harus
aku jelaskan pada ibu..” kata Jaejoong yang menatap tegas ibunya yang kini ada
dihadapannya
Tuan Park masih mengerutkan kening saat menatap yeoja yang
kini tengah terduduk diberanda dengan mata terpejam terlihat menikmati udara
disekitarnya. Matanya tak pernah lepas menatap yeoja itu sambil ia terus
bergumul dengan pikirannya.
“Aku yakin sekali...” batinya
“Aku yakin ia memasuki tempat itu..” lanjutnya membatin
sambil masih bergumul mencoba mengingat kejadian tadi pagi
Flash Back :
Seorang namja yang terlihat sangat familiar itu baru saja
keluar dari sebuah ruangan yang berada dilantai atas. Pundak kanannya kini
tengah menahan sebuah beban yang tertampung dikantung yang ada dibelakang
punggungnya. Sejenak terlihat raut penuh kerinduan dan keengganan pada wajah
namja itu. Dengan pikiran yang menerawang ia memandang kearah pintu ruangan
yang baru saja ia tinggalkan.
“Kau” kata Tuan Park mengagetkan namja itu
“Ah, ahjushi” kata namja itu sambil berusaha tersenyum pada
Tuan Park dihadapannya
“Apa yang kau lakukan didepan kamar Shin Di-a, Jaejoong?”
tanya Tuan Park penuh selidik
“A..Anni.. aku hanya berpamitan” kata namja bernama Jaejoong
itu sambil berusaha membetulkan posisi tas yang tengah digendongnya.
Pandangan Tuan Park kini teralihkan kepada tas yang tengah
bertengger dipundak kanan Jaejoong.
“Kau..akan pergi?” kata Tuan Park pernasaran
“Begitulah” jawab Jaejoong seadanyaberusaha menyembunyikan
kecemasan diwajahnya
“Ke mana?” tanya Tuan Park yang masih penasaran
“Aku.. akan menemui ibuku” kata Jaejoong lagi mencoba
menjawab Tuan Park dengan jelas
End Flash Back
“Tapi..” tanya Tuan Park pada dirinya sendiri masih menatap
dengan tatapan yang tak dapat diartikan pada yeoja yang masih menikmati udara
disekitarnya
Perlahan matanya membesar dan membulat sambil tetap
memandang yeoja tersebut. tubuhnya membeku seakan tidak dapat menggerakan
seluaruh badannya. Ia menerawang sambil membayangkan kemungkinan kemungkinan
yang baru saja terlintas dalam pikirannya
“Mungkinkah..” tanyanya lebih
pada dirinya sendiri
Hening terasa menemani dua orang manusia yang kini tengah
menundukkan kepala mereka masing masing. Namja yang ada didepan yeoja paruh
baya tersebut kini tengah terduduk sambil menerawang mencoba menebak apa yang kini
tengah difikirkan yeoja paruh baya didepannya.
“Jongie..” kata wanita paruh baya tersebut memecah
keheningan
Ibu Jaejoong kini mulai menegadahkan kepalanya dan mencoba
menatap anak kesayangannya itu dengan tegas. Tampak raut penuh penyesalan dan kekhawatiran
dalam wajah yeoja paruh baya tersebut.
“Jaejoong-a... apapun
yang telah terjadi dimasalalu, kau yang harus menyelesaikannya kali ini agar
mendapatkan hasil yang baik untuk kedepannya. Jika memang itu kenyataannya,
maka buktikanlah, maka semuanya pasti akan menjadi lebih baik” kata ibu
Jaejoong menjelaskan
Jaejoong menggerakkan tubuhnya menandakan ia berhasil
mencerna perkataan ibunya. Mendengar perkataan ibunya , kini pikiran Jaejoong
kembali menerawang memikirkan makna dari perkataan ibunya.
Sebuah senyum perlahan lahan terkembang diwajah Jaejoong
menandakan bahwa dirinya sudah mengerti jelas apa maksud perkataan ibunya. Kini
ia menatap wajah ibunya dengan air wajah penuh kelegaan. Perlahan ia mengambil
sebuah sendok yang terletak di sebelah kanan mangkok yang ada didepannya dan
menyuapkan sesuap sup itu kedalam mulutnya.
“Enak” kata Jaejoong saat sup terswbut telah masuk kedalam
laperutnya
Raut wajah serius yang dari tadi diperlihatkan ibu Jaejoong
perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kehangatan dan kelegaan. Senyumpun
tak elak terukir diwajahnya saat mengamati namja itu tengah melahap sup
buatanya dengan nikmat.
“Oemma.. Kamsahamnida” kata Jaejoong kemudian sambil menatap
ibunya dan tersenyum dengan hangat
“Ne, ne, sudah makanlah makananmu” kata ibu Jaejoong yang
tampak terenyuh saat namja didepannya ini mengucapkan terimakasih padanya.
Betapa ia merindukan anaknya itu.
Jaejoong tertawa cukup kencang
saat melihat wajah ibunya tengah bersemu merah. Hatinya kini merasa lebih
tenang dari sebelumnya, keputusannya untuk menemui ibunya ternyata memang
memberikan dampak yang cukup positif bagi dirinya, entah sudah berapa lama
sejak ia keluar dari penjara ia tertawa seperti sekarang. Ternyata memang tidak
ada yang lebih mengerti kita selain orang yang mengurus kita sejak kecil
Jaejoong POV
Angin menerpa wajahku dengan segarnya. Aku pandangi padang
bunga yang kini tengah dengan indahnya bermekaran dari beranda rumah ibuku di
daerah pedesaan yang indah ini. Seketika aku menangkap setangkai bunga yang
menarik perhatianku untuk menuju kearahnya.
“Forget me not” kataku sambil mengamati bunga kecil berwarna
kebiruan itu
Pikiranku kemudian menerawang mengenang wajah seorang yeoja
yang sedang tersenyum dengan bunga tersebut ditelinga kanannya. Senyum kecil terukir
diwajahku dan kemudian membawaku kembali pada saat sebelum aku meninggalkan
rumahku di Gwangju.
Flash back:
Aku menatap pintu putih itu dalam waktu yang lama. Ada
perasaan enggan untukku memasuki ruangan itu namun sebagian perasaanku dengan
ganas memaksaku untuk masuk kedalam ruangan itu. Dengan desahan nafas yang
berat aku memberanikan diri menggenggam kenop pintu tersebut dan memutarnya
perlahan. Kubuka pintu itu perlahan dan penuh keraguan, sedikit demi sedikit
pintunya semakin terbuka lebar dan memperlihatkan pemandangan yang membuat
hatiku berdetak. Aku tengah melihat seorang yeoja yang kini tengah tertidur
pulas. Yeoja yang sangat kucintai, Han Shin Di.
Perlahan aku mendekatinya dan mengambil posisi duduk
disebelah tempat tidurnya. Semakin terlihat jelas wajah yeoja yang kini tengah
menutup matanya dan bernafas dengan teratur. Kurasa ia sangat kelelahan. Entah
sudah sudah berapa lama aku tidak melihat wajahnya sedekat ini.
“Han Shin Di” kataku pelan lebih tepatnya berbisik
Sejenak kuperhatikan tubuhnya bergerak saat aku membisikan
namanya. Kepalanya yang tadi mengarah kearah kanan kini mencoba mengambil
posisi kesebelah kiri dan membuat wajahnya itu tampak semakin jelas
dihadapanku.
“Jika kau terjaga dan aku berkata aku akan pergi apakah kau
akan perduli? Jika aku berkata padamu bahwa aku tidak tahu kapan aku akan
kembali akankah kau menahanku? Jika aku bertanya apakah kau masih mencintaiku
akankah kau menjawabnya? Shin Di-a, aku sangat merindukanmu. Tahukah kau betapa
sakitnya hatiku setiap kali melihat sikapmu yang dingin itu padaku? Apakah
kebencianmu begitu besar padaku?” aku berkatadengan pelan
Aku berkutat dengan pikiranku sambil memandangi wajah yeoja
dihadapanku ini dengan rasa nyeri yang terus terasa didadaku. Perlahan aku
mendekatkan wajahku pada wajah yeoja yang tengah tertidur itu, terasa desahan
nafasnya yang masih teratur saat wajahku mendekatinya.
Kini aku merasakan sebuah kelembutan yang benar benar aku
rindukan. Sebuah kelembutan yang membuat rasa hangat ini mengitari tubuhku
dengan liarnya. Detak jantungku mulai tidak beraturan dan rasa riduku kini
menguap sejenak. Sentuhan lembut dari bibirnya benar benar membuat rasa rindu
yang kurasakan beberapa hari terakhir ini menghilang begitu saja.
“Biarlah seperti
ini. Kumohon biarkan seperti ini. Sebelum ia terjaga, kumohon waktu,
berhentilah sebentar saja. Hanya sebentar. Agar kehangatan ini, tidak
menghilang dari kehidupanku. Agar aku dapat merasakan kehangatan ini lebih lama”
batinku sambil menempelkan bibirku dengan bibirnya
Aku kembali menatap pintu putih dihadapanku itu. Ada
perasaan yang nyeri saat aku meninggalkan yeoja itu didalam sana, namun apa
lagi yang dapat kuperbuat?
“Ternyata waktu memang tidak akan pernah berhenti” kataku
pilu menatap pintu didepanku itu
Aku membenarkan posis tasku pada tumpuan bahu kananku dan
meyakinkan diriku untuk meninggalkan tempat itu sejenak
“Kau” perkataan seseorang mengagetkanku
“Ah, ahjussi” kataku berbalik kearahnya sambil tersenyum
Flash back end
Aku masih memandangi bunga cantik itu sambil mengingat
kejadian yang baru saja aku lakukan sesaat sebelum meninggalkan tempatku.
Tangan kananku perlahan terangkat dan menyentuh bibirku saat aku meningat bahwa
aku mencium yeoja itu kala itu.
“Shin Di-a” kataku perlihat saat mengingat yeoja itu dan kembali
berkutat dengan pikiranku
“Aku ..pasti akan menjelaskan semuanya padamu. Dan kuharap
saat itu tiba.. kau.. dapat percaya padaku” kataku kemudian sambil menikmati
terpaan angin diwajahku
End Jaejoong POV
***
Han Shin Di tengah mengarahkan tongkatnya kesegala arah
untuk kembali menuju kamarnya. Ia merasakan sebuah kehampaan besar saat itu.
Kehampaan yang tampaknya selalu menghiasi harinya selama 4 tahun dan kini
kehampaan itu kembali terasa. Kehampaan karena seorang namja bernama Kim
Jaejoong.
“Shin Di-a” panggil seseorang dari belakang
“Ah, ahjussi” jawabnya berusaha membalikan badannya dan
mencoba mencari arah suara Tuan Park
“Shin Di-a” kata Tuan Park lagi
“Ada apa ahjussi?” tanya Shin Di merasakan hawa hawa yang
tidak enak kini berada disekelilingnya
“Aku ingin bertanya sesuatu” kata Tuan Park yang terdengar
sedikit ragu
“Eh? Bertanya apa, ahjussi?” kata Shin Di yang merasakan
keraguan dinada Tuan Park
“Shin Di-a..” kata Tuan Park lagi yang penuh basa basi
karena ketegangan yang ia rasakan
“Hm?”
“Apakah kau... menyukai Kim Jaejoong?” tanya Tuan Park
dengan mulus
DEG! Terasa jantung Shin Di berdegup begitu kencang saat
nama namja itu disebut. Namun yang lebih membuat jantungnya berdegup adalah
pertanyaan yang dilontarkan oleh Tuan Park. Seketika Tuan Park dapat menangkap sebuah
kekagetan diwajah yeoja itu, perlahan wajah yeoja dihadapannya itu menjadi
pucat pasi dan tangannya pun terlihat gemetar.
“Jawablah Shin Di-a” kata Tuan Park lagi “Apakah kau masih
menyukai Kim Jaejoong?” lanjutnya
TBC
Langganan:
Postingan (Atom)