Jumat, 06 April 2012

FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 3

Author: Cindy Ayu S.
Main Cast:  - Kim Jaejoong
                   - Han Shin Di
                   - Jung Yunho
                   - Kim Junsu
Rate: PG 17



Chapeter 3:  ‘Noel Yoon Shi’
                Aku memandangi  sebuah gedung yang masih tampak asing didepan mataku. Universitas Gwangju. Yah, universitas yang cukup terpandang di kota asalaku. Kulangkahkan kakiku perlahan ke dalam gedung yang tampak cukup megah itu. Dapat kulihat beberapa mahasiswa lain  yang kini tengah sibuk bercengkrama dan saling tertawa lepas,  ada juga yang sibuk berlarian tampak seperti mereka sedang terburu-buru.
Aku terpaku cukup lama memandangi aula gedung yang kini menjadi tempatku menuntut ilmu. Senyum tidak henti terpancar dari wajahku ketika membayangkan hal menarik apa yang akan terjadi saat aku kuliah disana. Tiba-tiba aku merasa tubuhku ditubruk seseorang dari belakang yang membuatku mau tak mau terjatuhbersama dengan dirinya. Kami terjatuh dengan aku posisi dibawah dan dia berada diatas.
DEG! Jantungku berdebar begitu kencang saat menatap wajah orang yang kini ada diatas tubuhku. Aliran darahku berdesir kencang dan wajahku memanas saat kedua mata kami bertemu. Aku dapat melihat matanya yang berwarna coklat itu begitu berkilau dan indah.
Sesaat kemudian ia bangkit dari tubuhku dan berdiri sambil membenarkan pakaiannya. Menyusul dirinya, kemudian aku juga bangkit dan berdiri dihadapannya sambil ikut merapikan bajuku.  Aku tersenyum kecil saat kulihat bahwa ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang kini memerah.
“Ah, mianhae! Mianhae! Jeongmal Mianhae!” katanya sambil membungkukan badannya berkali kali dihadapanku
Air wajahnya memperlihatkan ekspresi yang sangat menyesal membuat matanya yang indah itu jadi tampak semakin menarik bagiku. Aku tersenyum kecil sambil mengamati  lebih dalam yeoja yang baru saja menabrakku itu. Rambutnya yang terkepang kearah kanan membuatnya terlihat sebagai pribadi yang ceria. Wajahnya yang lonjong semakin menambah daya tarik pada dirinya. Matanya yang coklat begitu indah dan bening membuat siapapun yang menatapnya merasa segar kembali. Hidungnya yang kecil dan mancung dan.. bibirnya yang kecil dan penuh itu begitu..
DEG!! Dapat kurasakan jantungku berdegup begitu kencang kala aku menatap bibirnya. Aliran darahku mengalir dengan cepat sehingga membuat jantungku tak henti hentinya berdebar dengan kecepatan penuh. Wajahku memanas saat aku mulai membayangkan hal hal yang membuatku menelan ludahku.
“Hei” katanya
DEG! Aku tersadar dari lamunanku itu dan mengalihkan perhatianku padanya.
“Eh?” kataku tidak dapat memikirkan kata yang lain
“Apa kau marah?” tanyanya yang kini telihat takut
“Ah, ani.. aku tidak marah” kataku membalas pertanyaannya
“Benarkah?” tanyanya ragu dengan  jawabanku
“Ne, tentu saja” aku tersenyum kearahnya memperlihatkan gigiku yang tampak rapi itu
Kulihat air wajahnya berubah menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Ada kelegaan di  wajahnya.
“Ah, syukurlah. Maafkan aku ya? Tadi aku benar-benar tidak sengaja” katanya lagi sambil tersenyum kearahku
DEG! Lagi. Jantungku berdebar lebih kencang daripada tadi saat kulihat bibir kecilnya itu kini tengah tersenyum padaku.
 “Ne, tidak apa-apa kok. Tenang saja” aku membalas senyumannya
“Noel Yoon Shi” katanya sambil menjulurkan tangannya kearahku
Aku terpaku sejenak sampai akhirnya sebuah senyum kembali terkembang diwajahku. Kuangkat tanganku dan kuarahkan pada tangannya. Kini, aku tengah menggenggam sebuah tangan yang lembut dan hangat. Tangan dari seorang yeoja yang sedari tadi membuat jantungku selalu berdegup melebihi kecepatan biasanya. Yeoja yangkini  kuketahui bernama Neol Yoon Shi.
“Kim Junsu” balasku sambil menjabat tangannya

***
                Aku dan Yoon Shi kini menjadi teman yang cukup dekat dan mulai terbuka dengan kehidupan masing-masing. Sejujurnya ada sedikit nyeri dihatiku saat Yoon Shi mengatakan bahwa ia sudah memiliki kekasih sejak setahun yang lalu. Ingin rasanya aku menyuruhnya memutuskan kekasihnya itu dan menyuruhnya memilihku. Tapi mengingat umur kebersamaan mereka, aku rasa itu hanya sebuah mimpi belaka. Setiap kali membicarakan kekasihnya, aku dapat melihat sinar dimata Yoon Shi yang memperlihatkan betapa ia mencintai namja itu. Aish, aku benar-benar iri pada namja itu.
“Junsu-a” kata Yoon Shi
“Ya?” jawabku
“Kenapa kau belum memiliki pendamping?” tanyanya mengagetkanku
“Eh?” kataku kaget
“Kau tampan, suaramu pun indah, kau juga orang yang baik, tapi.. kenapa aku tidak pernah melihatmu menggandeng seorang yeoja?” katanya memperjelas pertanyaannya
“Ah itu..” aku menatap kearah Yoon Shi
Yoon Shi kini tengah menatapku berharap ia mendapatkan akan mendapatkan jawaban dariku. Aku memperhatikan dengan dalam wajahnya yang lugu itu.
“Karena aku mencintaimu, Yoon Shi-a” jawabku dalam hati
“Karena aku tidak suka wanita” jawabku
Kulihat mata Yoon Shi membulat mendengar jawabanku dan mulutnya menganga tanda ia benar-benar kaget dengan jawabanku
“Eh?”
“Ahahaha... wajahmu itu lucu sekali!!” kataku tertawa keras sambil mencubit pipinya gemas
“Yah! Yang benar saja?! Kau tidak suka wanita?? Apa kau gay??!!” katanya sedikit meninggikan suaranya
“Aish, bukan itu maksudku Yoon Shi-a! Maksudku, aku tidak menyukai wanita lain” aku mencoba menjelaskan pada Yoon Shi yang ekspresinya benar-benar membuatku gemas
“Tidak menyukai wanita lain bagaimana?? Aish, aku tidak mengerti dengan ucapanmu Junsu-a!” ucapnya dengan nada frustasi
“”Yah! Aku tidak menyukai wanita lain berarti aku sudah mempunyai yeoja yang kucintai!” aku memperjelas ucapanku
“Eh?! Begitukah?” tanyanya meragu
“Ne, benar! Memangnya kau pikir kenapa aku tidak pernah melirik yeoja lain?” jawabku sambil mencubit kedua pipinya
Kulihat yeoja dihadapanku ini termenung sambil menundukkan wajahnya tampak seperti  memikirkan sesuatu. Tiba-tiba ia menegadahkan kepalanya membuat mataku dan mata indahnya bertemu. DEG! Jantungku berdebar saat mata beningnya itu menatap wajahku.
“Junsu-a, boleh kutahu siapa orangnya?” tanyanya
Pertanyaan yang dilontarkan Yoon Shi membuatku kaget. Keadaan menjadi hening seketika.
” Apakah ini saatnya?? Apakah ini saatnya aku harus menyatakn perasaanku?? Apakah..” tanyaku pada diriku sendiri sambil memandang mata Yoon Shi
Sebuah senyum akhirnya terkembang diwajahku membuyarkan kecanggungan yang terjadi beberapa detik lalu
“Suatu saat ,setelah membuatnya menjadi milikku,  aku akan mengenalkannya padamu” kataku sambil mengelus puncak kepalanya
“Benarkah?” tanyanya lagi
“Hmmm” jawabku sambil menganggukan kepalaku
“Baik, akan kutunggu saat itu!!” sebuah senyum kini terlihat menghiasi wajah Yoon Shi
“Nado...” kataku dalam hati
“Aku benar benar berharap kau menjadi milikku Yoon Shi-a.. kapanpun itu.. aku benar-benar menunggu saat itu”

***
                Malam ini aku menyempatkan untuk menemui Yoon Shi ditempat ia  magang. Yoon Shi selama beberapa minggu ini memang tengah sibuk magang disebuah hotel yang cukup besar di Gwangju dan akupun tengah sibuk magang di sebuah kafe yang terletak cukup jauh dari hotel Yoon Shi, oleh karena itu saat senggang seperti inilah yang aku tunggu-tunggu untuk bertemu Yoon Shi.
Aku memasuki aula hotel itu dengan perasaan yang tidak karuan, hatiku benar-benar berdebar kencang setiap kali mengingat hari ini aku akan bertemu lagi dengan Yoon Shi setelah cukup lama dilelahkan oleh pekerjaan magang yang membuatku hampir gila. Aku menghampiri resepsionis dihotel itu dan menanyakan dimana Yoon Shi berada.
“Ah, apa kau tahu dimana Noel Yoon Shi berada?” tanyaku pada seorang resepsionis
“Ah, kalau tidak salah tadi ia sedang mengantarkan barang tamu yang tertinggal. Apa kau mau menunggu dulu?” jawabnya ramah
“Ah, tidak usah. Apa aku boleh tahu ia menuju ke arah mana?” tanyaku lagi yang tidak sabar ingin bertemu dengan Yoon Shi
“Baiklah tunggu sebentar” Resepsionis itu mengecek kearah komputernya berusaha melihat nomor kamar yang tadi Yoon Shi tuju
Aku menggerakkan kakiku tanda aku tidak sabar. Yah, aku sangat tidak sabar, aku ingin bertemu dengan Yoon Shi. Aku merindukan Yoon Shi, sangat merindukannya.
“Ah, ia menuju ke lantai 4..”
Belum selesai resepsionis itu menjelaskan arah yang harus kutuju tanpa pikir panjang akupun langsung berlari ke arah lift
“Kamsahamnida” kataku sambil berlari memasuki lift dan menekan tombol ‘4’
Setibanya dilantai 4, aku mengelilingi lantai tersebut berusaha mencari keberadaan Yoon Shi. Sudah berkali-kali aku memutari lantai tersebut namun Yoon Shi tak juga terlihat.
“Apa dia sudah turun?” tanyaku dalam hati
‘TEK’ sebuah bunyi mengagetkanku dan membuatku mencari asal suara tersebut.  Aku punya firasat bahwa itu adalah suara yang dibuat oleh Yoon Shi.
“Kaukah itu Yoon Shi-a?”
Pandanganku kini tertuju pada seorang yeoja yang tengah terduduk didepan kamar hotel. Dapat kudengar sebuah isakan yang keluar dari mulutnya. Aku mendekatinya perlahan, semakin terlihat apa yang terjadi pada Yeoja itu. Tubuhnya basah seperti baru saja tersiram air, bagian lehernya memerah seperti tanda kissmark yang ditinggalkan seseorang, dan bajunya tak karuan seperti ia baru saja mendapat perlakuan buruk dari dalam kamar tersebut.
Aku merendahkan tubuhku dan berlutut dihadapannya, perlahan kusentuh pundaknya yang terlihat menggigil karena isakan yang dikeluarkannya
“No..nona..” kataku pelan mencoba menanyakan keadaannya
“Jangan sentuh aku! Dasar kau bajingan kotor!” katanya sambil menepis tanganku
Mataku membulat dan mulutku menganga saat menatap wajah yeoja itu. Aliran darahku berdesir hebat dan jantungku berdegup dengan kencang saat mendengar suara yang familiar ditelingaku
“Yoon Shi-a...” kataku sambil mencengkram kedua pundaknya erat
“Yah! Berhenti menyentuhku! Aku jijik denganmu!” Yoon Shi memberontak dan berusaha menepis kedua tanganku dari pundaknya
Saat tangannya berusaha menepis tanganku aku dapat melihatnya... wajah yang selalu tampak  ceria bagiku, kini terlihat begitu menyedihkan. Matanya yang dulu bersinar kini penuh dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Bibirnya yang biasanya tampak merah muda dan begitu menggoda kini tampak biru dan membengkak. Benar firasatku, itu kau Yoon Shi-a tapi..
“Yoon Shi-a! Ini aku! Kim Junsu!” kataku sedikit meninggikan suaraku dan mengguncangkan tubuhnya
Perlahan kulihat ia menegadahkan kepalanya dan menatapku penuh air mata. Sebuah air mata mengalir mulus dari matanya membuatku tak berdaya, tanpa pikir panjang aku pun memeluk yeoja yang kucintai itu.
“Junsu-a....” katanya sambil terisak dalam pelukanku
“Aku... sudah kotor...” katanya lagi masih sambil menangis dalam pelukanku
“MWO??!” kataku kaget dan melepas sejenak pelukanku
“Aku.. sudah tidak bisa diharapkan sebagai wanita lagi...” katanya terisak  sambil menutupi mukanya
“Ma..ma..maksudmu??” tanyaku tergagap tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar
“Aku kotor...”  katanya sambil terus terisak
Terasa hening diantara kami berdua. Aku tidak peraya dengan apa yang baru saja aku dengar dari mulutnya. Butuh waktu yang cukup lama hingga aku menyadari...
“Mungkinkah kau..??” tanyaku perlahan pada Yoon Shi
“Aku dinodai, Junsu-a” jawabnya
Mataku membulat mendengar jawabannya. Benar, kini aku menyadari arti dari bibirnya yang bengkak itu, lehernya yang penuh bercak kissmark, dan bajunya yang sudah tampak tidak layak. Neol Yoon Shi saat itu, baru saja dilecehkan. Ia diperkosa, oleh orang yang tak pernah kubayangkan.
Aku masuk kedalam kamar yang baru saja Yoon Shi masuki. Aliran darahku sudah melaju dengan deras berharap aku bisa melihat siapa namja yang berani menodai yeoja yang aku cintai. Tanpa basa basi kubuka knop pintu itu dan menangkap pemandangan yang benar benar membuatku lemas seketika. Seorang namja yang tooples dengan selimut yang menutupi bagian bawahnya tampak tengah tertidur pulas dengan puas, danwajah yang tengah tertidur itu bukanlah wajah yang asing bagiku.
“Park Yoochun” kataku dalam hati
Park Yoochun. Ia adalah sahabat kakakku Jaejoong hyung. Sahabat yang amat dipercayai kakakku. Namun kini, aku tengah melihat seorang Park Yoochun yang tengah tertidur setelah menodai seorang gadis. Dan gadis itu adalah yeoja yang sangat aku cintai. Gadis yang bernama Noel Yoon Shi.
***
“Lembut sekali” kata Shin Di yang kini tengah menyentuh bulu seekor anak anjing berjenis golden. Kini Shin Di dan Yunho tengah berada di sebuah toko hewan peliharaan
“Kau menyukainya? Apa kau mau memeliharanya?” tanya Yunho yang kini tengah tersenyum menatap Shin Di yang tengah menikmati mengelus anjing tersebut
“Hmm, tidak perlu, Yunho-a” jawab Shin Di
“Eh? Kenapa?” tanya Yunho
“Sekalipun aku memeliharanya, aku takut akan menjadi majikan yang buruk, apalagi aku kan tidak bisa melihat” jawab Shin Di
Terasa hati Yunho yang sedikit ngilu kala Shin Di mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melihat lagi. Terlihat ada raut penyesalan di wajah Yunho kala itu. Terbesit sebuah kejadian pada suatu malam yang hampir membuatnya kehilangan Han Shin Di, namun bagi Yunho itu hanyalah kejadian yang lalu.. bagaimanapun kini Yunho ingin melihat senyum Shin Di yang selalu membuat hatinya merasa hangat lagi.
“Kalau sehari saja?” kata Yunho
“Maksudmu?” tanya Shin Di bingung masih tetap mengelus anjing itu
“Hari ini, sehari saja, kita memandikan, memberi makan, dan bermain dengan anjing ini, apa kau mau?” Senyum Yunho mengembang saat ide itu terlintas di pikirannya
“Eh?”
“Kita menjadi majikan sehari. Bagaimana??” tawar Yunho pada Shin Di
Sebuah senyum terkembang diwajah Shin Di “Tentu saja!!” jawabnya semangat
“Baiklah, ayo kita mandikan anjing ini!!” kata Yunho tak kalah semangat
Perlahan Yunho menggendong  anak anjing tersebut dan berjalan menuju kesebuah tempat khusus untuk memandikan sebuah  hewan. Selesai menaruh sang anak anjing, Yunho pun kembali dan mengantar Shin Di menuju ketempat yang baru saja ia datangi.
“Baiklah, ayo kita mulai” kata Yunho yang kini telah berdiri dibelakang Shin Di dengan posisi seperti memeluk dari belakang
Kini tangan Yunho tengah menggenggam tangan Shin Di. Perlahan tangan Yunho mengarahkan tangan Shin Di ke arah sebuah keran dan memutar keran itu sedikit demi sedikit. Air pun mengalir deras melalu sebuah selang yang terhubung dengan keran tersebut. Lalu Yunho menuntun tangan Shin Di untuk mengambil selang tersebut dan menyemprotkannya pada sang anak anjing. Yunho menggerakan tangannya keatas dan kebawah agar air itu membasahi anak anjingnya dengan merata. Mereka memandikan anak anjing itu dengan pelan dan sabar dengan tindakkan anak anjing itu yang terkadang sering membuat mereka terkena cipratan air dari anjing tersebut. Senyum tak pernah lepas dari bibir mereka berdua.
***
Yunho POV
Aliran darahku kini tengah mengalir begitu deras sehingga membuat detak jantungku kini terasa tak beraturan. Wajahku memanas saat kulit wajah kami saling bergesekan. Senyum pun tidak pernah lepas dari wajahku setiap aku mendengar suara tertawanya.
Kini, aku dan Shin Di sedang berada di sebuah tempat hewan peliharaan. Rencananya aku akan memberikannya seekor anjing namun mendengar alasannya tadi seketika hatiku merasa nyeri dan membuat ideku terasa sia sia hingga aku menemukan ide ini. Menjadi majikan sehari anjing ini.
“Ah!!!” teriak Shin Di saat anak anjing tersebut mencipratkan air kepada kami
Shin Di memundurkan sedikit tubuhnya membuat kulit wajah kami bergesekan. DEG! Jantungku berdebar kencang saat hal itu terjadi.
“Ah, maaf Yunho-a” katanya perlahan mengarahkan kepalanya mencoba menghadap kearahku
“Tidak apa apa Shin Di-a” aku tersenyum kepadanya
Aku sadar Shin Di tidak akan bisa melihat senyumku dan itu sedikit membuat nafasku tercekat. Keadaan terasa hening sejenak sampai sesuatu yang basah terasa menghantam wajahku.
“Yah!” kataku sedikit meninggikan suara
“Hahaha, kau ini sedang memikirkan apa sih Yunho-a? Kau tahu, badanmu itu terasa panas. Apa kau sakit?” kata Shin Di sambil menggenggam sebuah selang
Aku tertegun sejenak. Apa panas badanku begitu terasa padanya? Ah, benar juga, bagaimana mungkin tidak terasa? Kini aku tengah memeluknya dari belakang. Ia pasti dengan jelas merasakan tubuhku yang memanas dan jantungku yang bergetar begitu tidak beraturan
“Apa kau khawatir?” tanyaku
“Tentu saja, kalau kau pingsan tiba-tiba siapa yang akan menolongmu? Kau tahukan aku tidak bisa melakukan apa-apa” katanya dengan nada pesimis
DEG! Perih, selalu perih setiap kali Shin Di berkata seakan ia tidak bisa apa-apa. Sejujurnya aku benar-benar rindu dengan Shin Di yang dulu selalu berfikiran positif namun sejak kecelakaan itu, pola pikir Shin Di berubah. Sangat berbeda.
Aku terdiam sejenak memandang wajah yang tampak putus asa itu. Tanpa sadar aku mengambil selang dari tangan Shin Di dan menyemprotkannya pada wajah yeoja itu.
“Yah!” protesnya
“Jangan pernah berpikir seperti itu lagi” kataku mulus meluncur dari mulutku
Terasa keheningan menemani kami saat itu.
Perlahan aku melepaskan pelukan itu dan mencoba membuatnya sejajar dengan hadapanku. Aku dapat melihat kepala itu masih menunduk tanda tengah merenungkan sesuatu. Aku mengambil ujung lengan jaket yang kini tengah kukenakan dan lalu membasuh wajahnya yang basah karena air yang kusemprotkan tadi. Kurasakan tubuhnya terlonjak menandakan ia kaget dengan perlakuanku.
“Maaf” kataku pelan
Perlahan ia mengadahkan kepalanya dan tersenyum kepadaku
 “Tidak” katanya “Akulah yang seharusnya meminta maaf” lanjutnya
“Aku seharusnya tidak berfikiran sepesimis itu” katanya lagi
Aku memandangnya dan dapat melihat senyuman itu adalah senyum yang menandakan betapa terlukanya ia selama ini. Betapa sakitnya ia setelah kehilangan penglihatannya. Aku menghentikan basuhan tanganku dan menatapnya dalam.
“Aku yang seharusnya meminta maaf, Shin Di-a” kataku membatin
End Yunho POV

Nmaja yang bernama Yunho itu kini tengah menatap dalam yeoja yang ada dihadapannya. Terlihat raut wajah penyesalan didalamnya.
“Aku yang seharusnya meminta maaf, Shin Di-a” batinnya
Ia masih terus memperhatikan yeoja yang kini tengah memperlihatkan senyum yang penuh luka itu padanya. Nyeri dihati Yunho bertambah besar ketika ia menyadari senyum itu bukanlah senyum yang ia harap ia dapatkan dari yeoja itu hari ini.
“Aku hanya ingin senyummu yang dulu kembali Shin Di-a” batinnya lagi
Seketika ia mengingat seorang namja yang kini hadir lagi dalam hidupnya. Kim Jaejoong. Namja yang pernah mengisi hari harinya dulu namun kini adalah musuh besar yang paling ia takuti. Ia takut yeoja yang ada dihadapannya akan melirik pada namja itu dan bukan dirinya. Memikirkan semua kemungkinan yang berkelibat dalam kepalanya mendadak hatinya menjadi tidak tenang. Ia takut yeoja dihadapannya akan meninggalkannya.
Dalam keheningan yang menyelimuti mereka perlahan Yunho mendekatkan wajahnya kearah wajah Han Shin Di. Semakin mendekat dan ia dapat merasakan nafas Han Shin Di yang menimpa wajahnya. Dan sangat dekat saat ia merasakan sesuatu yang lembut kini tengah bersentuhan dengan bibirnya.
***
Jaejoong kini tengah terdiam sambil memandang langit langit kamarnya. Pikirannya masih menerawang pada kejadian yang baru saja ia alami. Kejadian saat ia bertemu dengan adik semata wayangnya Kim Junsu dan kejadian saat adiknya itu menceritakan sebuah kisah yang terus terngiang didalam pikirannya.
Flash Back :
“Lalu bagaimana keadaanya sekarang?” tanya Jaejoong pada adiknya
“Ia sudah meninggal” jawab Junsu
Mata Jaejoong membulat mendengar jawaban Junsu
“Ia bunuh diri setelah mengetahui dirinya mengandung anak Park Yoochun” ucapan Junsu memperjelas jawabannya
Jaejoong diam dan membatu. Ia tidak menyangka sahabat baiknya bisa melakukan hal setega itu. Ia benar benar tidak menyangka seorang Park Yoochun dapat melakukan hal itu. Dan yang lebih membuatnya tidak menyangka lagi gadis yang menjadi korbannya adalah gadis yang adiknya cintai
“Karena itu, aku sangat berterimakasih padamu hyung” kata Junsu membuyarkan Jaejoong dari kerumitan pikirannya kala itu
“Eh?” hanya kata itu yang terpikir olehnya
“Terima kasih telah membunuh Park Yoochun” balas adiknya itu
Perkataan adiknya lagi lagi membuatnya terdiam. Jaejoong tengah berusaha mencerna segala penjelasan dan masalah yang baru saja diceritakan adiknya itu.
“Tapi aku...” belum selesai Jaejoong ingin menjelaskan sesuatu pada Junsu , hatinya terasa tercekat ketika ia melihat sebuah air mata meluncur dari pelupuk mata adiknya
Jaejoong terdiam ketika melihat adiknya itu kini tengah menangis dihadapannya. Tengah menangis begitu terluka. Jaejoong yang tidak tega melihat tangis adiknya kini hanya dapat terdiam dan tidak berusaha melanjutkan kata katanya tadi.
End Flash back
“Park Yoochun” kata Jaejoong pelan
“Benarkah kau bisa melakukan hal itu?” tanyanya pada dirinya sendiri
Jaejoong mendecakkan lidahnya dan menutupi wajahnya dengan bantal berusaha melupakan segala masalah yang mengganggu hidupnya. Tiba tiba ia mendengar sebuah suara mobil yang datang dari arah taman luar. Dengan segera Jaejoong melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya tadi dan pergi menuju depan rumahnya.
Segera saat itu juga ia melihat Shin Di yang keluar dari mobil Yunho dan Yunho yang segera membantu Shin Di melangkah menuju kedalam rumah. Perlahan langkah mereka terhenti diteras rumah sambil bercakap cakap ringan dan Shin Di segera memasuki dalam rumah itu sementara Yunho terus memandangi Shin Di yang kini melangkah menjauhinya.
***

Shin Di POV
Kurasakan jantungku masih berdebar saat mengingat apa yang baru saja Yunho lakukan padaku. Ia menciumku. Tepat dibibir. Dan itu membuatku cukup terkejut mengingat aku menganggapnya adalah sahabat yang baik selama ini.
Falsh back:
Aku terlonjak kaget saat sesuatu yang lembut kini tengah menyentuh bibirku. Kurasakan nafasnya yang tidak beraturan diwajahku dan  pagutannya yang terasa begitu putus asa. Perlahan aku mendorong tubuh namja yang kini tengah menciumku.
“Yunho-a” kataku pelan
“Ah, maafkan aku Shin Di-a” katanya dengan nada menyesal
Aku masih terdiam setelah menerima perlakuan yang mendadak itu darinya. Terasa janungku berdebar cukup kencang saat aku mengingat sentuhan bibirnya itu.
“Shin Di-a aku..”
“Sebaiknya kita pulang Yunho-a” kataku menyela kata katanya
Hening menghiasi kami sejenak, kini pikiranku melayang dan menerawang entah kemana sambil memikirkan kemungkinan kemungkinan mengapa Yunho melakukan hal itu kepadaku.
“Baiklah” katanya kemudian memecah keheningan
End Flash back
“Terimakasih Yunho-a” kataku saat kami telah tiba didepan rumah milik Park Yoochun
“Shin Di-a” kata Yunho kemudian
“Ya?”
“Soal kejadian tadi..” terdengar nada penyesalan darinya
“Tidak usah dipikirkan Yunho-a” aku mencoba tersenyum kepadanya
“Kau yakin?” tanyanya penuh nada keraguan
“Iya Yunho-a, aku sangat yakin” kataku padanya yang lebih tepatnya untuk meyakinkan diriku sendiri
“Baiklah.. terima kasih Shin Di-a” katanya kemudian
“Ne, sebaiknya kau segera pulang, kau pasti lelah hari ini Yunho-a” kataku lembut
“Masuklah dahulu, baru setelah itu akan pergi” katanya yang kali ini terdengar begitu perhatian
Akupun masuk menuju kedalam rumah dan meninggalkannya diluar. Aku melangkahkan kakiku masuk dan berharap menemukan ketenangan didalam rumah itu dan menemukan pemecahan atas apa yang baru saja terjadi
“Kau bersenang senang tadi?”
DEG! Jantungku berdebar kencang saat mendengar suara yang sangat familiar baginya
End Shin POV
***
“Kau bersenang senang tadi?”  tanya Jaejoong begitu Shin Di memasuki ruang tengah
Terlihat Shin Di terlonjak kaget saat Jaejoong menanyakan hal itu padanya. Pandangan kaget itupun seketika berubah menjadi dingin.
“Apa pedulimu?” kata Shin Di pada Jaejoong
Perih. Itulah yang kini dirasakan Jaejoong saat yeoja dihadapannya menjawab pertanyaannya dengan begitu dingin. Namun ia juga menyadari bahwa ia harus terbiasa dengan hal itu. Lagipula Shin Di memang tidak tau kenyataanya. Kenyataan yang sebenarnya.
“Tentu saja aku peduli” batin Jaejoong
“Aku hanya bertanya” Jawabnya  dingin pada Shin Di
“Aku bersenang senang. Terimakasih telah bertanya” kata Shin Di tak kalah dingin
Hening. Lagi lagi hening menyelimuti mereka. Sebenarnya banyak yang ingin Jaejoong tanyakan tapi sepertinya yeoja dihadapannya tidak berniat mendengar pertanyaannya.
Perlahan terlihat yeoja itu kini tengah mengarahkan tongkatnya kesegala arah dan berusaha berjalan menuju kamarnya. Jaejoong ingin sekali menuntun dan membantu yeoja yang amat dicintainya itu, namun apa daya, sekalipun Jaejoong melakukan semua itu akankah yeoja itu menerima pertolongannya?? Kini yang Jaejoong sadari yeoja itu telah membencinya.
TREK. Suara pintu tertutup menggema keseluruh penjuru rumah. Jaejoong masih diam terpaku menatap kearah kamar yang baru saja dimasuki oleh Han Shin Di
“Apa aku benar-benar sudah tidak ada lagi di hatimu, Shin Di-a?” tanya pada dirinya sendiri
Disisi lain Shin Di hanya terdiam masih sambil memegangi kenop pintu kamar yang baru saja ia masuki. Jantungnya masih berdetak kencang hingga nafasnya tidak teratur. Ia akui bahwa setiap ia berkata dingin pada namja itu, hatinya merasa sakit sendiri.
“Kenapa..” tanyanya pada dirinya sendiri
“Aku tidak bisa menghilangkanmu dari sini, Kim Jae Joong?” tanyanya lagi sambil memegangi dadanya
TBC

Tidak ada komentar: