Main Cast: - Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
Rate: PG 17
Chapeter 3: ‘Noel
Yoon Shi’
Aku memandangi sebuah gedung yang masih tampak asing didepan
mataku. Universitas Gwangju. Yah, universitas yang cukup terpandang di kota
asalaku. Kulangkahkan kakiku perlahan ke dalam gedung yang tampak cukup megah
itu. Dapat kulihat beberapa mahasiswa lain
yang kini tengah sibuk bercengkrama dan saling tertawa lepas, ada juga yang sibuk berlarian tampak seperti
mereka sedang terburu-buru.
Aku terpaku cukup lama
memandangi aula gedung yang kini menjadi tempatku menuntut ilmu. Senyum tidak
henti terpancar dari wajahku ketika membayangkan hal menarik apa yang akan
terjadi saat aku kuliah disana. Tiba-tiba aku merasa tubuhku ditubruk seseorang
dari belakang yang membuatku mau tak mau terjatuhbersama dengan dirinya. Kami
terjatuh dengan aku posisi dibawah dan dia berada diatas.
DEG! Jantungku
berdebar begitu kencang saat menatap wajah orang yang kini ada diatas tubuhku.
Aliran darahku berdesir kencang dan wajahku memanas saat kedua mata kami
bertemu. Aku dapat melihat matanya yang berwarna coklat itu begitu berkilau dan
indah.
Sesaat kemudian ia
bangkit dari tubuhku dan berdiri sambil membenarkan pakaiannya. Menyusul
dirinya, kemudian aku juga bangkit dan berdiri dihadapannya sambil ikut
merapikan bajuku. Aku tersenyum kecil
saat kulihat bahwa ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang kini memerah.
“Ah, mianhae! Mianhae!
Jeongmal Mianhae!” katanya sambil membungkukan badannya berkali kali
dihadapanku
Air wajahnya
memperlihatkan ekspresi yang sangat menyesal membuat matanya yang indah itu
jadi tampak semakin menarik bagiku. Aku tersenyum kecil sambil mengamati lebih dalam yeoja yang baru saja menabrakku
itu. Rambutnya yang terkepang kearah kanan membuatnya terlihat sebagai pribadi
yang ceria. Wajahnya yang lonjong semakin menambah daya tarik pada dirinya.
Matanya yang coklat begitu indah dan bening membuat siapapun yang menatapnya
merasa segar kembali. Hidungnya yang kecil dan mancung dan.. bibirnya yang kecil
dan penuh itu begitu..
DEG!! Dapat kurasakan
jantungku berdegup begitu kencang kala aku menatap bibirnya. Aliran darahku
mengalir dengan cepat sehingga membuat jantungku tak henti hentinya berdebar
dengan kecepatan penuh. Wajahku memanas saat aku mulai membayangkan hal hal
yang membuatku menelan ludahku.
“Hei” katanya
DEG! Aku tersadar dari
lamunanku itu dan mengalihkan perhatianku padanya.
“Eh?” kataku tidak
dapat memikirkan kata yang lain
“Apa kau marah?”
tanyanya yang kini telihat takut
“Ah, ani.. aku tidak
marah” kataku membalas pertanyaannya
“Benarkah?” tanyanya
ragu dengan jawabanku
“Ne, tentu saja” aku
tersenyum kearahnya memperlihatkan gigiku yang tampak rapi itu
Kulihat air wajahnya
berubah menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Ada kelegaan di wajahnya.
“Ah, syukurlah.
Maafkan aku ya? Tadi aku benar-benar tidak sengaja” katanya lagi sambil
tersenyum kearahku
DEG! Lagi. Jantungku
berdebar lebih kencang daripada tadi saat kulihat bibir kecilnya itu kini
tengah tersenyum padaku.
“Ne, tidak apa-apa kok. Tenang saja” aku
membalas senyumannya
“Noel Yoon Shi”
katanya sambil menjulurkan tangannya kearahku
Aku terpaku sejenak
sampai akhirnya sebuah senyum kembali terkembang diwajahku. Kuangkat tanganku
dan kuarahkan pada tangannya. Kini, aku tengah menggenggam sebuah tangan yang
lembut dan hangat. Tangan dari seorang yeoja yang sedari tadi membuat jantungku
selalu berdegup melebihi kecepatan biasanya. Yeoja yangkini kuketahui bernama Neol Yoon Shi.
“Kim Junsu” balasku
sambil menjabat tangannya
***
Aku dan Yoon Shi kini menjadi
teman yang cukup dekat dan mulai terbuka dengan kehidupan masing-masing.
Sejujurnya ada sedikit nyeri dihatiku saat Yoon Shi mengatakan bahwa ia sudah
memiliki kekasih sejak setahun yang lalu. Ingin rasanya aku menyuruhnya memutuskan
kekasihnya itu dan menyuruhnya memilihku. Tapi mengingat umur kebersamaan
mereka, aku rasa itu hanya sebuah mimpi belaka. Setiap kali membicarakan
kekasihnya, aku dapat melihat sinar dimata Yoon Shi yang memperlihatkan betapa
ia mencintai namja itu. Aish, aku benar-benar iri pada namja itu.
“Junsu-a” kata Yoon
Shi
“Ya?” jawabku
“Kenapa kau belum
memiliki pendamping?” tanyanya mengagetkanku
“Eh?” kataku kaget
“Kau tampan, suaramu
pun indah, kau juga orang yang baik, tapi.. kenapa aku tidak pernah melihatmu
menggandeng seorang yeoja?” katanya memperjelas pertanyaannya
“Ah itu..” aku menatap
kearah Yoon Shi
Yoon Shi kini tengah
menatapku berharap ia mendapatkan akan mendapatkan jawaban dariku. Aku
memperhatikan dengan dalam wajahnya yang lugu itu.
“Karena aku
mencintaimu, Yoon Shi-a” jawabku dalam hati
“Karena aku tidak suka
wanita” jawabku
Kulihat mata Yoon Shi
membulat mendengar jawabanku dan mulutnya menganga tanda ia benar-benar kaget
dengan jawabanku
“Eh?”
“Ahahaha... wajahmu
itu lucu sekali!!” kataku tertawa keras sambil mencubit pipinya gemas
“Yah! Yang benar
saja?! Kau tidak suka wanita?? Apa kau gay??!!” katanya sedikit meninggikan
suaranya
“Aish, bukan itu
maksudku Yoon Shi-a! Maksudku, aku tidak menyukai wanita lain” aku mencoba
menjelaskan pada Yoon Shi yang ekspresinya benar-benar membuatku gemas
“Tidak menyukai wanita
lain bagaimana?? Aish, aku tidak mengerti dengan ucapanmu Junsu-a!” ucapnya
dengan nada frustasi
“”Yah! Aku tidak
menyukai wanita lain berarti aku sudah mempunyai yeoja yang kucintai!” aku
memperjelas ucapanku
“Eh?! Begitukah?”
tanyanya meragu
“Ne, benar! Memangnya
kau pikir kenapa aku tidak pernah melirik yeoja lain?” jawabku sambil mencubit
kedua pipinya
Kulihat yeoja
dihadapanku ini termenung sambil menundukkan wajahnya tampak seperti memikirkan sesuatu. Tiba-tiba ia menegadahkan
kepalanya membuat mataku dan mata indahnya bertemu. DEG! Jantungku berdebar
saat mata beningnya itu menatap wajahku.
“Junsu-a, boleh kutahu
siapa orangnya?” tanyanya
Pertanyaan yang
dilontarkan Yoon Shi membuatku kaget. Keadaan menjadi hening seketika.
” Apakah ini saatnya??
Apakah ini saatnya aku harus menyatakn perasaanku?? Apakah..” tanyaku pada
diriku sendiri sambil memandang mata Yoon Shi
Sebuah senyum akhirnya
terkembang diwajahku membuyarkan kecanggungan yang terjadi beberapa detik lalu
“Suatu saat ,setelah
membuatnya menjadi milikku, aku akan
mengenalkannya padamu” kataku sambil mengelus puncak kepalanya
“Benarkah?” tanyanya
lagi
“Hmmm” jawabku sambil
menganggukan kepalaku
“Baik, akan kutunggu
saat itu!!” sebuah senyum kini terlihat menghiasi wajah Yoon Shi
“Nado...” kataku dalam
hati
“Aku benar benar
berharap kau menjadi milikku Yoon Shi-a.. kapanpun itu.. aku benar-benar
menunggu saat itu”
***
Malam ini aku menyempatkan untuk
menemui Yoon Shi ditempat ia magang.
Yoon Shi selama beberapa minggu ini memang tengah sibuk magang disebuah hotel
yang cukup besar di Gwangju dan akupun tengah sibuk magang di sebuah kafe yang
terletak cukup jauh dari hotel Yoon Shi, oleh karena itu saat senggang seperti
inilah yang aku tunggu-tunggu untuk bertemu Yoon Shi.
Aku memasuki aula
hotel itu dengan perasaan yang tidak karuan, hatiku benar-benar berdebar
kencang setiap kali mengingat hari ini aku akan bertemu lagi dengan Yoon Shi
setelah cukup lama dilelahkan oleh pekerjaan magang yang membuatku hampir gila.
Aku menghampiri resepsionis dihotel itu dan menanyakan dimana Yoon Shi berada.
“Ah, apa kau tahu
dimana Noel Yoon Shi berada?” tanyaku pada seorang resepsionis
“Ah, kalau tidak salah
tadi ia sedang mengantarkan barang tamu yang tertinggal. Apa kau mau menunggu
dulu?” jawabnya ramah
“Ah, tidak usah. Apa
aku boleh tahu ia menuju ke arah mana?” tanyaku lagi yang tidak sabar ingin
bertemu dengan Yoon Shi
“Baiklah tunggu
sebentar” Resepsionis itu mengecek kearah komputernya berusaha melihat nomor
kamar yang tadi Yoon Shi tuju
Aku menggerakkan
kakiku tanda aku tidak sabar. Yah, aku sangat tidak sabar, aku ingin bertemu
dengan Yoon Shi. Aku merindukan Yoon Shi, sangat merindukannya.
“Ah, ia menuju ke lantai
4..”
Belum selesai
resepsionis itu menjelaskan arah yang harus kutuju tanpa pikir panjang akupun
langsung berlari ke arah lift
“Kamsahamnida” kataku
sambil berlari memasuki lift dan menekan tombol ‘4’
Setibanya dilantai 4,
aku mengelilingi lantai tersebut berusaha mencari keberadaan Yoon Shi. Sudah
berkali-kali aku memutari lantai tersebut namun Yoon Shi tak juga terlihat.
“Apa dia sudah turun?”
tanyaku dalam hati
‘TEK’ sebuah bunyi
mengagetkanku dan membuatku mencari asal suara tersebut. Aku punya firasat bahwa itu adalah suara yang
dibuat oleh Yoon Shi.
“Kaukah itu Yoon
Shi-a?”
Pandanganku kini
tertuju pada seorang yeoja yang tengah terduduk didepan kamar hotel. Dapat
kudengar sebuah isakan yang keluar dari mulutnya. Aku mendekatinya perlahan,
semakin terlihat apa yang terjadi pada Yeoja itu. Tubuhnya basah seperti baru
saja tersiram air, bagian lehernya memerah seperti tanda kissmark yang
ditinggalkan seseorang, dan bajunya tak karuan seperti ia baru saja mendapat
perlakuan buruk dari dalam kamar tersebut.
Aku merendahkan
tubuhku dan berlutut dihadapannya, perlahan kusentuh pundaknya yang terlihat
menggigil karena isakan yang dikeluarkannya
“No..nona..” kataku
pelan mencoba menanyakan keadaannya
“Jangan sentuh aku!
Dasar kau bajingan kotor!” katanya sambil menepis tanganku
Mataku membulat dan
mulutku menganga saat menatap wajah yeoja itu. Aliran darahku berdesir hebat
dan jantungku berdegup dengan kencang saat mendengar suara yang familiar
ditelingaku
“Yoon Shi-a...” kataku
sambil mencengkram kedua pundaknya erat
“Yah! Berhenti
menyentuhku! Aku jijik denganmu!” Yoon Shi memberontak dan berusaha menepis
kedua tanganku dari pundaknya
Saat tangannya
berusaha menepis tanganku aku dapat melihatnya... wajah yang selalu tampak ceria bagiku, kini terlihat begitu
menyedihkan. Matanya yang dulu bersinar kini penuh dengan air mata yang jatuh
dari pelupuk matanya. Bibirnya yang biasanya tampak merah muda dan begitu
menggoda kini tampak biru dan membengkak. Benar firasatku, itu kau Yoon Shi-a
tapi..
“Yoon Shi-a! Ini aku!
Kim Junsu!” kataku sedikit meninggikan suaraku dan mengguncangkan tubuhnya
Perlahan kulihat ia
menegadahkan kepalanya dan menatapku penuh air mata. Sebuah air mata mengalir
mulus dari matanya membuatku tak berdaya, tanpa pikir panjang aku pun memeluk
yeoja yang kucintai itu.
“Junsu-a....” katanya
sambil terisak dalam pelukanku
“Aku... sudah
kotor...” katanya lagi masih sambil menangis dalam pelukanku
“MWO??!” kataku kaget
dan melepas sejenak pelukanku
“Aku.. sudah tidak
bisa diharapkan sebagai wanita lagi...” katanya terisak sambil menutupi mukanya
“Ma..ma..maksudmu??”
tanyaku tergagap tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar
“Aku kotor...” katanya sambil terus terisak
Terasa hening diantara
kami berdua. Aku tidak peraya dengan apa yang baru saja aku dengar dari
mulutnya. Butuh waktu yang cukup lama hingga aku menyadari...
“Mungkinkah kau..??”
tanyaku perlahan pada Yoon Shi
“Aku dinodai, Junsu-a”
jawabnya
Mataku membulat mendengar
jawabannya. Benar, kini aku menyadari arti dari bibirnya yang bengkak itu,
lehernya yang penuh bercak kissmark, dan bajunya yang sudah tampak tidak layak.
Neol Yoon Shi saat itu, baru saja dilecehkan. Ia diperkosa, oleh orang yang tak
pernah kubayangkan.
Aku masuk kedalam
kamar yang baru saja Yoon Shi masuki. Aliran darahku sudah melaju dengan deras
berharap aku bisa melihat siapa namja yang berani menodai yeoja yang aku
cintai. Tanpa basa basi kubuka knop pintu itu dan menangkap pemandangan yang
benar benar membuatku lemas seketika. Seorang namja yang tooples dengan selimut
yang menutupi bagian bawahnya tampak tengah tertidur pulas dengan puas,
danwajah yang tengah tertidur itu bukanlah wajah yang asing bagiku.
“Park Yoochun” kataku
dalam hati
Park Yoochun. Ia
adalah sahabat kakakku Jaejoong hyung. Sahabat yang amat dipercayai kakakku.
Namun kini, aku tengah melihat seorang Park Yoochun yang tengah tertidur
setelah menodai seorang gadis. Dan gadis itu adalah yeoja yang sangat aku
cintai. Gadis yang bernama Noel Yoon Shi.
***
“Lembut sekali” kata Shin Di yang kini tengah menyentuh bulu
seekor anak anjing berjenis golden. Kini Shin Di dan Yunho tengah berada di
sebuah toko hewan peliharaan
“Kau menyukainya? Apa kau mau memeliharanya?” tanya Yunho
yang kini tengah tersenyum menatap Shin Di yang tengah menikmati mengelus
anjing tersebut
“Hmm, tidak perlu, Yunho-a” jawab Shin Di
“Eh? Kenapa?” tanya Yunho
“Sekalipun aku memeliharanya, aku takut akan menjadi majikan
yang buruk, apalagi aku kan tidak bisa melihat” jawab Shin Di
Terasa hati Yunho yang sedikit ngilu kala Shin Di mengatakan
bahwa dirinya tidak bisa melihat lagi. Terlihat ada raut penyesalan di wajah
Yunho kala itu. Terbesit sebuah kejadian pada suatu malam yang hampir membuatnya
kehilangan Han Shin Di, namun bagi Yunho itu hanyalah kejadian yang lalu..
bagaimanapun kini Yunho ingin melihat senyum Shin Di yang selalu membuat
hatinya merasa hangat lagi.
“Kalau sehari saja?” kata Yunho
“Maksudmu?” tanya Shin Di bingung masih tetap mengelus
anjing itu
“Hari ini, sehari saja, kita memandikan, memberi makan, dan
bermain dengan anjing ini, apa kau mau?” Senyum Yunho mengembang saat ide itu
terlintas di pikirannya
“Eh?”
“Kita menjadi majikan sehari. Bagaimana??” tawar Yunho pada
Shin Di
Sebuah senyum terkembang diwajah Shin Di “Tentu saja!!”
jawabnya semangat
“Baiklah, ayo kita mandikan anjing ini!!” kata Yunho tak
kalah semangat
Perlahan Yunho menggendong
anak anjing tersebut dan berjalan menuju kesebuah tempat khusus untuk
memandikan sebuah hewan. Selesai menaruh
sang anak anjing, Yunho pun kembali dan mengantar Shin Di menuju ketempat yang
baru saja ia datangi.
“Baiklah, ayo kita mulai” kata Yunho yang kini telah berdiri
dibelakang Shin Di dengan posisi seperti memeluk dari belakang
Kini tangan Yunho tengah menggenggam tangan Shin Di. Perlahan
tangan Yunho mengarahkan tangan Shin Di ke arah sebuah keran dan memutar keran
itu sedikit demi sedikit. Air pun mengalir deras melalu sebuah selang yang
terhubung dengan keran tersebut. Lalu Yunho menuntun tangan Shin Di untuk
mengambil selang tersebut dan menyemprotkannya pada sang anak anjing. Yunho menggerakan
tangannya keatas dan kebawah agar air itu membasahi anak anjingnya dengan
merata. Mereka memandikan anak anjing itu dengan pelan dan sabar dengan
tindakkan anak anjing itu yang terkadang sering membuat mereka terkena cipratan
air dari anjing tersebut. Senyum tak pernah lepas dari bibir mereka berdua.
***
Yunho POV
Aliran darahku kini tengah mengalir begitu deras sehingga
membuat detak jantungku kini terasa tak beraturan. Wajahku memanas saat kulit
wajah kami saling bergesekan. Senyum pun tidak pernah lepas dari wajahku setiap
aku mendengar suara tertawanya.
Kini, aku dan Shin Di sedang berada di sebuah tempat hewan
peliharaan. Rencananya aku akan memberikannya seekor anjing namun mendengar
alasannya tadi seketika hatiku merasa nyeri dan membuat ideku terasa sia sia
hingga aku menemukan ide ini. Menjadi majikan sehari anjing ini.
“Ah!!!” teriak Shin Di saat anak anjing tersebut
mencipratkan air kepada kami
Shin Di memundurkan sedikit tubuhnya membuat kulit wajah
kami bergesekan. DEG! Jantungku berdebar kencang saat hal itu terjadi.
“Ah, maaf Yunho-a” katanya perlahan mengarahkan kepalanya
mencoba menghadap kearahku
“Tidak apa apa Shin Di-a” aku tersenyum kepadanya
Aku sadar Shin Di tidak akan bisa melihat senyumku dan itu
sedikit membuat nafasku tercekat. Keadaan terasa hening sejenak sampai sesuatu
yang basah terasa menghantam wajahku.
“Yah!” kataku sedikit meninggikan suara
“Hahaha, kau ini sedang memikirkan apa sih Yunho-a? Kau
tahu, badanmu itu terasa panas. Apa kau sakit?” kata Shin Di sambil menggenggam
sebuah selang
Aku tertegun sejenak. Apa panas badanku begitu terasa
padanya? Ah, benar juga, bagaimana mungkin tidak terasa? Kini aku tengah
memeluknya dari belakang. Ia pasti dengan jelas merasakan tubuhku yang memanas
dan jantungku yang bergetar begitu tidak beraturan
“Apa kau khawatir?” tanyaku
“Tentu saja, kalau kau pingsan tiba-tiba siapa yang akan
menolongmu? Kau tahukan aku tidak bisa melakukan apa-apa” katanya dengan nada
pesimis
DEG! Perih, selalu perih setiap kali Shin Di berkata seakan
ia tidak bisa apa-apa. Sejujurnya aku benar-benar rindu dengan Shin Di yang
dulu selalu berfikiran positif namun sejak kecelakaan itu, pola pikir Shin Di
berubah. Sangat berbeda.
Aku terdiam sejenak memandang wajah yang tampak putus asa
itu. Tanpa sadar aku mengambil selang dari tangan Shin Di dan menyemprotkannya
pada wajah yeoja itu.
“Yah!” protesnya
“Jangan pernah berpikir seperti itu lagi” kataku mulus
meluncur dari mulutku
Terasa keheningan menemani kami saat itu.
Perlahan aku melepaskan pelukan itu dan mencoba membuatnya
sejajar dengan hadapanku. Aku dapat melihat kepala itu masih menunduk tanda
tengah merenungkan sesuatu. Aku mengambil ujung lengan jaket yang kini tengah
kukenakan dan lalu membasuh wajahnya yang basah karena air yang kusemprotkan
tadi. Kurasakan tubuhnya terlonjak menandakan ia kaget dengan perlakuanku.
“Maaf” kataku pelan
Perlahan ia mengadahkan kepalanya dan tersenyum kepadaku
“Tidak” katanya
“Akulah yang seharusnya meminta maaf” lanjutnya
“Aku seharusnya tidak berfikiran sepesimis itu” katanya lagi
Aku memandangnya dan dapat melihat senyuman itu adalah
senyum yang menandakan betapa terlukanya ia selama ini. Betapa sakitnya ia
setelah kehilangan penglihatannya. Aku menghentikan basuhan tanganku dan
menatapnya dalam.
“Aku yang seharusnya meminta maaf, Shin Di-a” kataku
membatin
End Yunho POV
Nmaja yang bernama Yunho itu kini tengah menatap dalam yeoja
yang ada dihadapannya. Terlihat raut wajah penyesalan didalamnya.
“Aku yang seharusnya meminta maaf, Shin Di-a” batinnya
Ia masih terus memperhatikan yeoja yang kini tengah
memperlihatkan senyum yang penuh luka itu padanya. Nyeri dihati Yunho bertambah
besar ketika ia menyadari senyum itu bukanlah senyum yang ia harap ia dapatkan
dari yeoja itu hari ini.
“Aku hanya ingin senyummu yang dulu kembali Shin Di-a”
batinnya lagi
Seketika ia mengingat seorang namja yang kini hadir lagi
dalam hidupnya. Kim Jaejoong. Namja yang pernah mengisi hari harinya dulu namun
kini adalah musuh besar yang paling ia takuti. Ia takut yeoja yang ada
dihadapannya akan melirik pada namja itu dan bukan dirinya. Memikirkan semua kemungkinan
yang berkelibat dalam kepalanya mendadak hatinya menjadi tidak tenang. Ia takut
yeoja dihadapannya akan meninggalkannya.
Dalam keheningan yang menyelimuti mereka perlahan Yunho
mendekatkan wajahnya kearah wajah Han Shin Di. Semakin mendekat dan ia dapat
merasakan nafas Han Shin Di yang menimpa wajahnya. Dan sangat dekat saat ia
merasakan sesuatu yang lembut kini tengah bersentuhan dengan bibirnya.
***
Jaejoong kini tengah terdiam sambil memandang langit langit
kamarnya. Pikirannya masih menerawang pada kejadian yang baru saja ia alami.
Kejadian saat ia bertemu dengan adik semata wayangnya Kim Junsu dan kejadian
saat adiknya itu menceritakan sebuah kisah yang terus terngiang didalam
pikirannya.
Flash Back :
“Lalu bagaimana
keadaanya sekarang?” tanya Jaejoong pada adiknya
“Ia sudah meninggal”
jawab Junsu
Mata Jaejoong membulat
mendengar jawaban Junsu
“Ia bunuh diri setelah
mengetahui dirinya mengandung anak Park Yoochun” ucapan Junsu memperjelas
jawabannya
Jaejoong diam dan
membatu. Ia tidak menyangka sahabat baiknya bisa melakukan hal setega itu. Ia
benar benar tidak menyangka seorang Park Yoochun dapat melakukan hal itu. Dan
yang lebih membuatnya tidak menyangka lagi gadis yang menjadi korbannya adalah
gadis yang adiknya cintai
“Karena itu, aku sangat
berterimakasih padamu hyung” kata Junsu membuyarkan Jaejoong dari kerumitan
pikirannya kala itu
“Eh?” hanya kata itu
yang terpikir olehnya
“Terima kasih telah
membunuh Park Yoochun” balas adiknya itu
Perkataan adiknya lagi
lagi membuatnya terdiam. Jaejoong tengah berusaha mencerna segala penjelasan
dan masalah yang baru saja diceritakan adiknya itu.
“Tapi aku...” belum
selesai Jaejoong ingin menjelaskan sesuatu pada Junsu , hatinya terasa tercekat
ketika ia melihat sebuah air mata meluncur dari pelupuk mata adiknya
Jaejoong terdiam
ketika melihat adiknya itu kini tengah menangis dihadapannya. Tengah menangis
begitu terluka. Jaejoong yang tidak tega melihat tangis adiknya kini hanya
dapat terdiam dan tidak berusaha melanjutkan kata katanya tadi.
End Flash back
“Park Yoochun” kata Jaejoong pelan
“Benarkah kau bisa melakukan hal itu?” tanyanya pada dirinya
sendiri
Jaejoong mendecakkan lidahnya dan menutupi wajahnya dengan
bantal berusaha melupakan segala masalah yang mengganggu hidupnya. Tiba tiba ia
mendengar sebuah suara mobil yang datang dari arah taman luar. Dengan segera
Jaejoong melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya tadi dan pergi menuju depan
rumahnya.
Segera saat itu juga ia melihat Shin Di yang keluar dari
mobil Yunho dan Yunho yang segera membantu Shin Di melangkah menuju kedalam
rumah. Perlahan langkah mereka terhenti diteras rumah sambil bercakap cakap
ringan dan Shin Di segera memasuki dalam rumah itu sementara Yunho terus
memandangi Shin Di yang kini melangkah menjauhinya.
***
Shin Di POV
Kurasakan jantungku masih berdebar saat mengingat apa yang
baru saja Yunho lakukan padaku. Ia menciumku. Tepat dibibir. Dan itu membuatku
cukup terkejut mengingat aku menganggapnya adalah sahabat yang baik selama ini.
Falsh back:
Aku terlonjak kaget saat sesuatu yang lembut kini tengah
menyentuh bibirku. Kurasakan nafasnya yang tidak beraturan diwajahku dan pagutannya yang terasa begitu putus asa.
Perlahan aku mendorong tubuh namja yang kini tengah menciumku.
“Yunho-a” kataku pelan
“Ah, maafkan aku Shin Di-a” katanya dengan nada menyesal
Aku masih terdiam setelah menerima perlakuan yang mendadak
itu darinya. Terasa janungku berdebar cukup kencang saat aku mengingat sentuhan
bibirnya itu.
“Shin Di-a aku..”
“Sebaiknya kita pulang Yunho-a” kataku menyela kata katanya
Hening menghiasi kami sejenak, kini pikiranku melayang dan
menerawang entah kemana sambil memikirkan kemungkinan kemungkinan mengapa Yunho
melakukan hal itu kepadaku.
“Baiklah” katanya kemudian memecah keheningan
End Flash back
“Terimakasih Yunho-a” kataku saat kami telah tiba didepan
rumah milik Park Yoochun
“Shin Di-a” kata Yunho kemudian
“Ya?”
“Soal kejadian tadi..” terdengar nada penyesalan darinya
“Tidak usah dipikirkan Yunho-a” aku mencoba tersenyum
kepadanya
“Kau yakin?” tanyanya penuh nada keraguan
“Iya Yunho-a, aku sangat yakin” kataku padanya yang lebih
tepatnya untuk meyakinkan diriku sendiri
“Baiklah.. terima kasih Shin Di-a” katanya kemudian
“Ne, sebaiknya kau segera pulang, kau pasti lelah hari ini
Yunho-a” kataku lembut
“Masuklah dahulu, baru setelah itu akan pergi” katanya yang
kali ini terdengar begitu perhatian
Akupun masuk menuju kedalam rumah dan meninggalkannya
diluar. Aku melangkahkan kakiku masuk dan berharap menemukan ketenangan didalam
rumah itu dan menemukan pemecahan atas apa yang baru saja terjadi
“Kau bersenang senang tadi?”
DEG! Jantungku berdebar kencang saat mendengar suara yang
sangat familiar baginya
End Shin POV
***
“Kau bersenang senang tadi?”
tanya Jaejoong begitu Shin Di memasuki ruang tengah
Terlihat Shin Di terlonjak kaget saat Jaejoong menanyakan
hal itu padanya. Pandangan kaget itupun seketika berubah menjadi dingin.
“Apa pedulimu?” kata Shin Di pada Jaejoong
Perih. Itulah yang kini dirasakan Jaejoong saat yeoja
dihadapannya menjawab pertanyaannya dengan begitu dingin. Namun ia juga
menyadari bahwa ia harus terbiasa dengan hal itu. Lagipula Shin Di memang tidak
tau kenyataanya. Kenyataan yang sebenarnya.
“Tentu saja aku peduli” batin Jaejoong
“Aku hanya bertanya” Jawabnya dingin pada Shin Di
“Aku bersenang senang. Terimakasih telah bertanya” kata Shin
Di tak kalah dingin
Hening. Lagi lagi hening menyelimuti mereka. Sebenarnya
banyak yang ingin Jaejoong tanyakan tapi sepertinya yeoja dihadapannya tidak
berniat mendengar pertanyaannya.
Perlahan terlihat yeoja itu kini tengah mengarahkan
tongkatnya kesegala arah dan berusaha berjalan menuju kamarnya. Jaejoong ingin
sekali menuntun dan membantu yeoja yang amat dicintainya itu, namun apa daya,
sekalipun Jaejoong melakukan semua itu akankah yeoja itu menerima
pertolongannya?? Kini yang Jaejoong sadari yeoja itu telah membencinya.
TREK. Suara pintu tertutup menggema keseluruh penjuru rumah.
Jaejoong masih diam terpaku menatap kearah kamar yang baru saja dimasuki oleh
Han Shin Di
“Apa aku benar-benar sudah tidak ada lagi di hatimu, Shin
Di-a?” tanya pada dirinya sendiri
Disisi lain Shin Di hanya terdiam masih sambil memegangi
kenop pintu kamar yang baru saja ia masuki. Jantungnya masih berdetak kencang
hingga nafasnya tidak teratur. Ia akui bahwa setiap ia berkata dingin pada
namja itu, hatinya merasa sakit sendiri.
“Kenapa..” tanyanya pada dirinya sendiri
“Aku tidak bisa menghilangkanmu dari sini, Kim Jae Joong?”
tanyanya lagi sambil memegangi dadanya
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar