Minggu, 13 Mei 2012

FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 6


Title: Something You Can't Deny Chapeter 6
Author: Cindy Ayu
Rate: PG 17
Main Cast: -Kim Jaejoong
                  - Han Shin Di
                  - Jung Yunho
                  - Park Yoochun
Note: This is real of my imagination No PLAGIAT! need RCL actually..




Chapeter 6: I’m Back
“Yuu.. yunho?? Jung Yunho??” kata seseorang yang kini ada dihadapan Yunho
Pria yang namanya dipanggil itu hanya dapat terdiam mematung memandangi pria dihadapannya yang tengah terduduk penuh keraguan. Terlihat mata Yunho yang terlihat membesar seakan kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya kini ia sedikit merutuk kedalam hatinya kala menangkap wajah namja yang tampak familiar diwajahnya..
“Park.. Yoochun..??” katanya pelan yakin tak yakin
“Jung Yunho!!” kata pria yang disebut Park Yoochun itu dengan senyum yang terukir diwajahnya
***
                Kini kedua namja yang baru saja bertemu itu tengah duduk berdua disebuah tempat makan tidak jauh dari jalan raya yang baru saja mereka lewati. Ketegangan tidak hentinya meliputi hawa kedua namja itu. Terlihat raut keengganan dari wajah Jung Yunho.
“Ju..”Yoochun akan memulai percakapan ketika tiba-tiba Yunho menyela lebih dulu
“Kau masih hidup?” kata Yunho dengan suara yang  agak bergetar
Senyum kecil terlukis disudut bibir Yoochun memperlihatkan garis senyumnya yang menambah pesona diwajahnya. Dengusan pelan terhembus dari hidungnya.
“Yah, begitulah, kau terkejut?” kata Yoochun pelan
“Tidak” kata Yunho pelan sambil menundukkan wajahnya
Seketika air wajah Yoochun menunjukkan ekspresi tidak percaya kala namja dihadapannya mengatakan bahwa ia tidak terkejut dengan kejadian yang baru saja ia alami.
“Mwo?” kata Yoochun tidak sadar
“Aku bilang tidak. Aku tidak kaget. Aku hanya tidak suka” kata Yunho memperjelas ucapannya
Terasa pikiran pikiran dikepala Yunho semakin membebani dirinya. Denyut dikepala Yunho kini mulai kembali menegang dan kembali membuat rasa pusing dikepala Yunho. Setelah 4 tahun, setelah 4 tahun ia merasa bersalah kepada keluarga Park, setelah 4 tahun ia membuat Kim Jaejoong terkurung dalam penjara, dan setelah 4 tahun ia harus melihat sinar itu menghilang dari mata yeoja yang dicintainya. Kini, dengan mudahnya namja bernama Park Yoochun itu hadir dalam kehidupannya. Lagi.
“Tidak suka?” kata Yoochun heran atas pernyataan sahabat nya ini
“Ya. Tidak suka. Sangat tidak suka.” Jawab Yunho sambil memegangi pelipis kepalanya dan memijatnya pelan
Hening. Terasa hening kembali menyelimuti kedua namja itu. Tak lepas dari kekagetannya, begitu banyak pertanyaan yang hilir mudik dikepala Yoochun sehingga ia sulit untuk memilih pertanyaan apa yang akan ia tanyakan. Sementara Yunho masih terdiam sambil berusaha mengurangi sedikit beban dikepalanya dengan memijat pelipis kepalanya pelan.
“Aku..” Yoochun hendak memulai pertanyaan pertama ketika Yunho mengeluarkan ucapannya lagi
“4 tahun” kata Yunho pelan
“Eh?”
“Selama 4 tahun ini kau kemana saja, Park Yoochun?” kata Yunho sedikit menekan setiap kata katanya
“Ah, itu. Aku harus mengurus sesuatu” kata Yoochun merasakan ketegangan mulai menyebar keseluruh tubuhnya
“Kenapa? Kenapa kau tidak menampakkan dirimu saja?” kata Yunho masih memijat kepalanya ringan
“Aku..” kata Yoochun kini mulai menundukkan kepalanya
“Jika kau muncul sejak dulu, semua tidak akan seperti ini!!” emosi berhasil menguasai hati Yunho
Terasa beban dikepalanya sudah tidak dapat dibendung  lagi dan kini Yunho berharap dapat mengalirkannya hingga beban itu hilang dan lenyap dari hidupnya. Merah. Itulah yang terlihat pada sekitar mata Yunho kini. Terlihat amarah dan kekecewaan dalam setiap tatapan matanya yang seperti musang itu. Tidak tahan. Tidak dapat ditahan lagi perasaan yang menyiksa Yunho seharian ini. Tidak jika sudah seperti ini.
Yoochun sedikit bergidik ketika Yunho kini telah menegadahkan kepalanya dan berteriak dihadapannya. Terlihat bercak merah yang kini mengisi hampir keseluruhan mata Yunho yang bening itu sambil menyiratkan amarah dan kekecewaan sekaligus. Terasa jantung Yoochun yang berdegup lebih kencang dari biasanya. Rasa takut menjalari tubuhnya perlahan. Sudah lama, sangat lama, Yoochun tidak pernah melihat Yunho seperti ini.
“Yunho-a...Maafkan aku” kata Yoochun perlahan menundukkan lagi kepalanya
“Maaf?” Yunho berkata sambil sedikit menyiratkan sebuah senyum kecil diwajahnya. Senyum yang amat dingin.
“Hanya itu? Maaf?” kata Yunho perlahan namun menekankan setiap kata katanya
“kau fikir hanya dengan kata maaf semua masalah akan selesai?! Kau fikir hanya dengan kata maaf Shin Di dapat melihat lagi?! Kau fikir hanya dengan kata maaf dapat membuat Jaejoong terbebas dari hukuman penjaranya??!! Kau fikir hanya dengan kata maaf dari mulutmu, aku dapat menghapus rasa benciku padamu, PARK YOOCHUN??!!” Yunho mengeluarkan segala emosi dari dalam hatinya. Teriakkannya yang keras mau tak mau membuat orang disekitarnya menoleh kearahnya
DEG! Kaget. Itulah yang dirasakan Yoochun sekarang. Ucapan  Yunho  begitu menusuk telinganya sehingga membuat jantungnya berdegup semakin kencang kini. Begitu banyak pikiran yang bergumul dikepalanya. Begitu banyak sehingga ia merasakan nyeri dikepalanya kini.
“Shin Di-a?” kata Yoochun perlahan sambil mencoba menegadahkan kepalanya
“Jaejoong-a?” kata Yoochun yang masih mencoba menegadahkan kepalanya yang kini terasa berat
Tatapan mata Yoochun berubah menjadi tatapan yang penuh dengan penyesalan. Ya, penyesalan, kekhawatiran, dan.. ketakutan.
“Kau?” kata Yoochun kini berhasil menegadahkan kepalanya
***
Yoochun POV
Rindu. Aku menatap rumah ini dengan pandangan penuh kerinduan. Yah aku memang sangat merindukkan rumah ini, merindukkan semua kenangan didalamnya. Suasana tenang ini, lembutnya pasir yang tergesek dikaki saat kita berjalan di pantai itu, saat kaki tersapu ombak dengan segarnya dan hangatnya senyuman yang dipancarkan oleh orang orang didalamnya. Aku rindu akan hal itu. Rindu. Sangat merindukkannya.
“Turunlah” kata seorang namja disampingku. Dingin.
Aku menapakkan kaki disebuah taman tidak jauh dari halaman rumah itu. Sesaat setelah aku mengeluarkan seluruh tubuhku aku merasakan terpaan angin yang begitu nyaman diwajahku. Ah, aku sangat merindukkan hawa seperti ini.
“Ikuti aku” katanya lagi. Masih dingin.
Aku hanya menurut dan mengikutinya berjalan. Kini aku sudah ada didalam rumah itu. Rumahku. Rumah kami. Sambil berjalan dibelakang namja itu aku mengedarkan seluruh pandanganku keseluruh ruangan didalam rumah ini. Agak beda. Yah, semua pasti akan berbeda setelah empat tahun berlalu. Berbeda.
Tiba tiba muncul suatu pikiran dalam kepalaku. Empat tahun, dan aku tidak menampakkan diriku kepada mereka. Apakah setelah empat tahun ini semuanya akan berbeda?
Aku menatap punggung namja yang kini sedang berjalan dihadapanku.  DEG! Jantungku berdegup pelan. Hanya sekejap aku menatap punggung itu kini otakku menangkap satu hal. Setelah ini, semuanya akan berbeda. Yah, sangat berbeda.
Seperti kau, Jung Yunho.
“Bukan aku yang seharusnya kalian salahkan” samar aku mendengar suara yang sangat familiar bagiku.
“Kim Jae Joong” kataku pelan
Sejenak Yunho mengalihkan pandangannya padaku dan memperlihatkan senyumnya yang.. entahlah.. sangat sinis kurasa. Kemudian aku dapat mendengar ia mendengus pelan dan menatap pandangan didepannya
“Tapi seseorang yang kalian percayai selama ini” kata suara yang kukenal sebagai suara Kim Jae Joong. “Dialah, yang sesungguhnya bersalah” lanjutnya
Ada apa ini?
Aku merasakan denyut dikepalaku. Hanya sedikit yang dapat kutangkap dari ucapan Jaejoong namun aku tidak sepenuhnya mengerti. Aku merasakan suatu perasaan yang.. entahlah.. takut, enggan, kecewa, namun penasaran. Aku menatap Yunho penuh tanda tanya namun aku dapat menangkap tatapan dingin dimata Yunho saat menatap pemandangan lain diseberang matanya. Sesaat aku berhasil menangkap wajah penuh kekagetan milik Yunho namun wajah tersebut telah berganti menjadi ekspresi dingin. Lagi.
“Mungkin aku memang pelaku sebenarnya” kata namja dihadapanku yang kini mulai angkat bicara
“Tapi setidaknya kau tidak dapat melakukan apa apa sekarang” kata Yunho lagi kini mulai memasuki ruangan yang nampaknya tengah penuh dengan ketegangan itu
“Apa maksudmu Yunho-a?” kata seseorang dari balik pintu
DEG! Jantungku kembali berdegup dan merasa nyeri kala mendengar suara yang sangat familiar ditelingaku.  Sungguh demi Tuhan! Aku sangat mengenal suara itu. Sangat! Dan aku sangat merindukkan suara itu. Bila boleh aku ingin langsung keluar dan memeluk orang yang tengah berbicara itu.
“Appa..” bisikku pelan hampir tak terdengar. Mataku kini terasa sangat panas.
“Aku tidak akan bisa kalian tuntut, karena tidak ada korban jiwa malam itu” kata Yunho datar
 “Tidak ada katamu??! Lalu kau anggap apa anakku??” terdengar suara itu lagi
Aku hendak membuka suara ketika tiba tiba kurasakan tangan Yunho kini tengah menarikku masuk dan memaksaku menunjukkan wajah kepada orang didalamnya.
“Lalu kau anggap apa orang ini?” katanya agak menaikan intonasinya
Aku menatap orang orang yang ada didalam ruangan tersebut. terlihat pandangan penuh kekagetan diwajah mereka. Semua yang duduk dimeja itu, kecuali, seorang yeoja diantara mereka.
DEG!! Terasa jantungku bergetar hebat dan aliran darahku mengalir kencang kala menatap seorang yeoja yang tengah terduduk  tepat didepanku. Rasa rindu yang sejak tadi telah terkumpul dalam tubuhku kini terasa berusaha melonjak keluar seperti tak tahan lagi. Yah, memang tak tahan. Aku sangat rindu pada mereka semua. Aku sangat rindu padamu.. Han Shin Di.
“Appa..” sapaku pada orang yang paling kurindukan wajahnya kini namun hanya disambut dengan tatapan mata penuh kekagetan
“Jaejoong-a.” Sapaku pada namja satu lagi yang juga hanya membalasku dengan ekspresi keterkejutannya
“Yo..Yoochun-a??” kata suara yang terasa amat familiar dan amat dirindukan telingaku
Aku menoleh sejenak mencoba menatap seorang yeoja yang baru saja memanggilku itu. Terasa dentuman deras dari dalam hatiku yang kini mulai bergerak tak beraturan, luapan berbagai macam perasaan seakan ingin menyembul keluar dari dalam dadaku. Kuukir sebuah senyum terbaikku yang aku sadari takkan dapat ia lihat
“Hai, Shin Di-a” kataku kemudian kepadanya
Tes! Sebuah air mata terjatuh mulus dari pelupuk mata yeoja tersebut membuat hatiku sedikit nyeri saat melihatnya.
“Kau benar Park Yoochun?” katanya lagi mencoba meyakinkan dirinya
Aku masih tersenyum dengan sedikit luka yang menyayat dadaku kala menatap wajahnya.
“Iya, ini aku” kataku padanya membuat bahunya sedikit bergidik diikuti sebuah isakan dari mulutnya
“Aku kembali” lanjutku saat melihat ia mulai memasang sebuah senyum dikedua sisi bibirnya
End Yoochun POV

Jaejoong POV
Aku menenggelamkan tubuhku pada tempat tidur yang kini menjadi tempatku berbaring. Aku menutup mataku dan membuat diriku senyaman mungkin dan berharap aku dapat tidur dengan nyenyak. Yah, tidur, itu yang sangat kubutuhkan. Aku ingin tertidur dan menganggap bahwa apa yang baru saja terjadi hanylah sebuah mimpi buruk belaka. Aku menggerakan tuuhku kekiri dan kekana, mencari posisi yang pas untuk tertidur. Aku menutup mata dan menghayati alunan merdu ombak agar aku bisa terlelap. Namun ternyata, sekeras apapun aku mencoba terlelap, setiap kali aku membuka mata, aku sadar. Bahwa itu semua nyata. Bahwa ia telah kembali. Yah, Park Yoochun telah kembali.
Desahan nafas berat keluar dari mulutku. Entah sudah desahan keberapa yang aku keluarkan sejak siang hari tadi. Kepalaku berdenyut pelan setiap kali mengingat apa saja yang terjadi setelah ia menampakkan dirinya di muka kami. Dan bagai patung es yang telah hancur berkeping keping aku hanya dapat memandangnya dengan pandangan kaget. Kosong. Entah apa yang kufikirkan saat itu, aku hanya tau bahwa sahabatku kembali. Ah bukan musuhku kembali. Ah, sahabatku.ah, entahlah, sampai sekarangpun aku tidak tau harus menganggapnya apa.
“Kau kembali, Park Yoochun” kataku kemudian
“Ya, dia kembali” kata seorang yang terasa familiar ditelingaku.
Dia. Jung Yunho. Kenapa kau harus membawanya kembali?
“Kau senang sekarang?” kataku sambil melempar senyuman terdinginku padanya
“Hm?” katanya singkat sambil memandangku kebingungan
“Kau senang kau tidak akan dipenjara bukan?”  kataku kini menatap kearah jendela mencoba mengacuhkan manusia itu
“Tentu saja” katanya singkat
Hening. Aku tidak membalas perkataannya. Malas. Sangat malas mengeluarkan suaraku hanya untuk orang seperti dia. Orang yang menyebabkanku dipenjara, dan orang yang mengembalikan mimpi terburukku.
Sejenak pikiranku menerawang dan membuat alur mundur berputar dikepalaku. Teringat saat kami saling merangkul, tertawa bersama, bahkan aku ingat saat kami menangis bersama saat kelulusan SMA. Juga aku ingat saat ia menjadi gila karena cintanya pada Shin Di.
DEG! Tiba tiba perasaanku menjadi perasaan penuh kekhawatiran. Kini aku memalingkan mataku menatap namja itu masih dengan tegap berdiri dipintu kamarku. Terlihat wajahnya yang tertunduk seakan kini ia membiarkan jiwanya melayang jauh. Aku sadar, pasti Yunho juga merasakan apa yang kurasakan kini. Bagaimana aku mengetahuinya? Karena aku teringat satu hal. Jung Yunho. Ia sangat mencintai Han Shin Di.
“Sepertinya..” kataku memecah keheningan
Dapat kulihat bahunya sedikit bergisik kala mendengar suaraku dan ia menegadahkan kepalanya menatap aku yang tengah terduduk ditempat tidur.
“Sepertinya, kau membawa musuh baru dalam perang kita berdua Jung Yunho” kataku kini mengalihkan pandanganku kembali ke arah jendela
Aku melihat Yoochun yang kini tengah berjalan mengiringi Shin Di di pantai. Terasa nyeri didadaku saat melihat pemandangan itu.
“Yah,,” katanya dengan sedikit desahan berat
“Kurasa juga begitu” lanjutnya kemudian
“Kira kira diantara kita bertiga, siapa yang akan menjadi pemenang ya?” kataku dengan senyum kecil dibibirku
Hening. Tak ada sepatah katapun terdengar dari mulutnya. Dan aku pun tidak menunggu jawaban dari mulutnya. Karena sebenarnya pertanyaan itu bukan kutujukan pada Yunho, kurasa pertanyaan itu lebih kutujukan pada diriku sendiri.
Ya, mengetahui kini hati Shin Di mulai mencintai Yoochun dengan begitu ikhlasnya dan mengetahui kini ia membenciku dengan sangat, apa yang dapat kulakukan? Apa yang akan terjadi seterusnya? Siapa yang akan dia pilih?
Han Shin Di, bagaimana sekarang?
End Jaejoong POV
***
“Apa kau baik baik saja?” tanya seorang yeoja yang kini tengah berjalan berdampingan dengan seorang namja tampan bernama Park Yoochun
“Tentu” kata namja disampingnya sambil senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya
“Benarkah?” tanya yeoja itu lagi
“Iya, Han Shin Di, aku baik baik saja, aku amat baik” katanya kemudian dengan dengan gemas
“Jauh lebih baik karena saat ini aku bersamamu” batin Yoochun
“Lalu, selama ini kau kemana saja?” tanya yeoja itu to the point
Yah, Han Shin Di memang sangat penasaran kemana saja Park Yoochun ‘pergi’. Sementara Park Yoochun hanya dapat terdiam menanggapi bertanyaan yeoja disampingnya itu, hingga saat ia memasang kembali senyumnya dan menatap yeoja disampingnya dengan penuh penyesalan
“Ada sesuatu yang harus kuurus dahulu” kata Yoochun masih menatap yeoja disampingnya
“Sesuatu?” kata Shin Di penasaran
“Yah, sesuatu yang selama 4 tahun ini selalu menggangguku” jawab Yoochun dengan nada yang terdengar penuh amarah
“Apa itu?” tanya Shin Di lagi yang ternyata masih amat penasaran
Park Yoochun kini mengangkat tangannya dan menyentuh puncak kepala Shin Di dengan lembut dan dengan penuh rasa rindu. Perasaan yang sedari tadi berusaha Yoochun tahan kini telah menguap seakan hanya menjadi butiran embun yang perlahan menjauh kala ia menyentuh puncak kepala Shin Di.
“Suatu saat, tidak sekarang, kau pasti akan mengetahuinya” kata Yoochun kemudian

Flash Back:
Didalam sebuah mobil BMW yang elegent, seorang namja kini terlihat tengah serius dengan pandangannya menuju kearah depan. Terasa pikirannya menerawang memikirkan apa yang ia lakukan kini. Park Yoochun, kini tengah membawa Shin Di kembali kerumah ayahnya dan berencana membatalkan pernikahan hari itu. Ya, seharusnya mereka menikah dan menandatangani suratnya pada malam nanti.
“Pasti..” kata Shin Di sambil tersenyum pada Yoochun “Kau pasti akan selalu kuingat Park Yoochun” lanjutnya
Terlihat Yoochun berusaha memalingkan wajahnya dari jalan raya dan mencoba menatap yeoja yang kini duduk disampingnya, air wajah penuh keengganan yang tadinya menghiasi wajahnya kini terasa menguap begitu ia mendengar perkataan dari Han Shin Di. Melihat senyum yang dikeluarkan yeoja itu mau tak mau membuat Yoochun ikut tersenyum. Senyum yang sangat.. tenang dan puas.
Namun senyuman itu tidak bertahan lama kala kilatan sinar lampu dari arah sebaliknya seakan sejajar dengan mobil yang kini tengah mereka kendarai
“Yoochun-a!!” teriak Shin Di saat melihat cahaya itu semakin mendekat kearahnya namun dengan tiba tiba mengganti posisi mereka menjadi sebaliknya
Yoochun yang sedari tadi sudah mencoba menginjak rem yang tidak memberikan efek apa apa kini hanya dapat menahan laju setirnya agar mobilnya dapat berjalan dengan baik. Namun apa yang Yoochun harapkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi, ia mengubah haluan setir dengan mendadak dan membuat mobil menuju ke arah turunan yang curam dan membuat laju mobil mereka lebih cepat dari sebelumnya
PRANGG!!! Bagian depan mobil mereka baru saja menabrak pohon dihadapannya, pecahan kaca perlahan masuk kedalam mata milik Han Shin Di, sesaat Shin Di dapat mendengar suara yang parau milik Park Yoochun sebelum segalanya menjadi gelap baginya
Sementara melihat keadaan Shin Di yang tengah tak berdaya membuat hati Yoochun yang terlihat masih cukup baik agak mencelos, berkat sebuah parasut penyelamat disetirnya ia masih dapat terjaga walau kini Yoochun dapat merasakan perih dikakinya yang terjepit bagian bawah stir.
Dengan sisa tenaga yang ia punya iapun mencoba keluar dari mobil yang kini bempernya telah hancur sepenuhnya itu. Mencapai pada bagian kursi penumpang dari arah luar dengan sigap ia mengeluarkan Shin Di yang terkulai lemah didalamnya. Dengan sekuat tenaga ia memopong tubuh Shin Di jauh dari mobil.
Sesaat ia mendengar suara ponselnya berbunyi dari dalam mobil. Yoochun dengan perlahan mencoba menggapai kearah mobil dan mengambil ponselnya, belum sempat ia mengambil ponselnya ia dapat melihat percikan api ditanah yang kini ia pijak. Dan BOOM! Sebiah ledakkan pada mobil itupun terjadi menimbulkan sejejak asap dilangit. Park Yoochun yang keberadaannya tidak terlalu jauh dari mobil itupun terlempar kesembarang arah beserta sisa puing mobil yang terlempar.
Beberapa hari kemudian, wajah familiar milik Park Yoochun terlihat tengah memandangi sebuah pemandangan yang membuatnya agak ngeri. Pemandangan pemakaman. Pemakaman oleh keluarganya atas nama dirinya. Park Yoochun kini, telah dianggap sebagai orang yang telah tida.
“Jadi kalian telah menganggapku tiada huh?” kata Yoochun dari kejauhan  dengan pandangan yang miris
Tiba tiba sepasang matanya tak lepas dari sebuah pemandangan lain yang menyita perhatiannya. Dihadapannya, ah tidak dihadapan makam tersebut berdiri sesosok namja yang kini tengah dijaga ketat oleh sepasang perwira polisi.
“Kim Jae Joong?” katanya pelan memandangi wajah yang amat dihafalnya itu
“Apa yang sebenarnya terjadi?” pikiran Yoochun kini mulai menerawang dan memikirkan segala kemungkinan yang takkan pernah ia duga jawabannya
“Aku harus mencari tau” katanya dengan pasti dan melangkahkan kakinya dengan bantuan sebuah tongkat yang diampit oleh tangannya menuju kearah tempat lain
Dan disanalah ia. Bersembunyi dari yang lain. Menyatu dengan bayangan hingga tak terlihat lagi. Hingga akhirnya kini, ia harus keluar dari bayangan tersebut dan kembali menunjukkan warnanya.
End Flash Back
***
Junsu POV
Diam. Hanya itulah yang dapat kulakukan sekarang. Terasa amrah dalam tubuh meluap luap berharap dapat menemukan pelampiasannya. Ia kembali. Yah, namja brengsek itu telah kembali dalam kehidupanku yang tenang ini.
“Brengsek” umpatku tak tertahan lagi
Seketika aku dapat melihat namja yang lebih tua dihadapanku itu menunjukkan pandangan kaget saat aku mengatakan hal itu. Yah, memang tidak biasanya aku berkata sekasar ini. Namun bagaimana pun perasaan ini tidak dapat kubendung lagi. Seukir nama ‘Park Yoochun’ kini hanya menjadi awan hitam yang selalu mengganggu kepalaku dan hatiku. Kukira wan itu akan menghilang seiring dengan terbunuhnya ia, tapi ternyata..
“Junsu-a” kata Jaejoong hyung sambil menatapku cemas
“Hyung” kataku dengan emosi yang menggebu dalam diriku
“Kenapa ia tidak mati?” kataku menahan segenap emosiku
Kejam memang. Dan perkataan kejam seperti itu tidak biasanya terlontar dengan mulus dari mulutku. Namun untuk kali kurasa ada perbedaannya. Jika membahas soal namja brengsek itu kurasakan kata kata sekasar apapun pasti akan kulakukan hanya untuk menjatuhkannya. Menjatuhkan namanya dalam hatiku
“Junsu-a” kata Jaejoong hyung yang mencoba menenangkanku
“Sebenarnya apa mau dari namja brengsek itu?” tanyaku masih dengan emosi yang menggebu
“Kim Junsu!” kata Jaejoong hyung yang mengagetkanku
Dapat kulihat pandangan khawatir dan juga ketidak percayaannya dari apa yang baru saja kukatakan. Perlahan emosiku mulai mengendur melihat tatapan hyungku tersebut.
“Aku rasa aku harus pergi” kataku tanpa menatap wajahnya dan melangkahkan kakiku pergi
Yah. Aku harus ketempat itu. Karena hanya di tempat itu aku akan menemukan ketenangan. Hanya disana.  Dan hanya disana aku akan menemukan semua rasa damaiku..
End Junsu POV
***
Seorang namja kini tengah berlarian sambil membawa beberapa berkas ditangannya. Saking seriusnya ia berlari ia tidak sempat meperhatikan keadaan sekitarnya  hingga akhirnya ia menubruk sebuah tubuh yang cukup keras dan membuatnya terpental kearah yang sebaliknya. Tubuhnya yang tidak cukup kuat menopang berat badannya kini dengan mulus terjatuh kelantai bersamaan dengan berkas yang ia bawa.
“Kau baik baik saja??” kata namja yang ditabrak oleh namja tersebut
Sejenak dapat dirasakan jantung namja itu berdetak kencang dan matanya kini tengah melebar memandang nya. Hening. Itulah yang terjadi diantara mereka.
“Hei, nan gwaenchanayo?” kata namja itu lagi
“Ah, ne, gwaenchana” jawab namja yang satu lagi sambil berusaha berdiri
“Biar kubantu” kata namja yang menabraknya itu sambil mengulurkan tangannya membantu namja dihadapannya itu berdiri.
“Ah, gomawo” kata namja itu sambil merapikan berkas miliknya yang terjatuh dibantu namja yang berdiri dihadapannya kini
“Ne, cheonmanyo” kata namja lain itu kemudian
“YA! SHIM CHANGMIN! KAJJA!” teriak seorang lain yang jauh dari mereka
Namja yang merasa namanya dipanggil itu kini berbalik menoleh kearah temannya dan lalu menatap kembali ke arah namja yang kini ada dihadapannya
“Ah, aku dipanggil temanku, aku duluan” kata namja bernama Shim Changmin itu sambil berlari meninggalkan namja yang kini hanya diam ditempatnya.
Namja itu masih tetap terdiam memandang kepunggung namja yang bernama Shim Changmin itu sambil memperhatikkannya dengan seksama
“Jadi itukah kau.. Shim Changmin??” kata namja itu pelan masih memandang kearah namja yang kini telah tidak terlihat lagi keberadaannya
“Pa.. Pa..Park Yoochun” perkataan seseorang dari arah lain mengagetkan namja yang kini tengah terdiam itu
Ia mengalihkan pandangannya dan menatap yeoja lain yang kini tengah memandangnya kaget
“Ah, Song Hi Joo” kata Park Yoochun sambil mengeluarkan senyum terbaiknya
“Ka..ka..” kata yeoja itu terbata
“Yah, ini benar aku” kata Yoochun sebelum yeoja itu sempat menyelesaikan kata katanya
“Yoochun kau..”
“Aku kembali” kata Yoochun pasti dan membuat yeoja tersebut semakin terkaget kaget
***
Ditempat lain tampaklah seorang namja yang kini tengah berdiri mematung menatap sebuah nisan yang mulai terlihat meluntur warnanya akibat sang waktu. Perlahan ia menurunkan tubuhnya sehingga kini wajahnya dapat menangkap foto sang pemilik nisan. Dengan tertunduk lemah ia mengusap gundukkan tanah itu dan lalu setetes air mata terjatuh di pelupuk matanya
“Ia kembali” kata namja itu penuh putus asa
“Bagaimana ini? Ia kembali..” katanya kini sambil terisak
“Maafkan aku..” katanya memandang foto yeoja dihadapannya itu
“Maafkan aku, Noel  Yoon Shi” katanya lagi sambil menangis terisak
TBC

2 komentar:

dufreak mengatakan...

covernya lumayan itu, ceritanya apalagi
lanjut lanjut chaptr 7

tsumindere mengatakan...

duh nih anak makin complicated aja ceritanya >:D

yg ditabrak changmin teh junsu?