Title: Something You Can't Deny Chapeter 6
Author: Cindy Ayu
Rate: PG 17
Main Cast: -Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Park Yoochun
Note: This is real of my imagination No PLAGIAT! need RCL actually..
Chapeter 6: I’m Back
“Yuu.. yunho?? Jung
Yunho??” kata seseorang yang kini ada dihadapan Yunho
Pria yang namanya
dipanggil itu hanya dapat terdiam mematung memandangi pria dihadapannya yang
tengah terduduk penuh keraguan. Terlihat mata Yunho yang terlihat membesar
seakan kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya kini ia sedikit merutuk
kedalam hatinya kala menangkap wajah namja yang tampak familiar diwajahnya..
“Park.. Yoochun..??”
katanya pelan yakin tak yakin
“Jung Yunho!!” kata
pria yang disebut Park Yoochun itu dengan senyum yang terukir diwajahnya
***
Kini kedua namja yang baru saja
bertemu itu tengah duduk berdua disebuah tempat makan tidak jauh dari jalan
raya yang baru saja mereka lewati. Ketegangan tidak hentinya meliputi hawa
kedua namja itu. Terlihat raut keengganan dari wajah Jung Yunho.
“Ju..”Yoochun akan
memulai percakapan ketika tiba-tiba Yunho menyela lebih dulu
“Kau masih hidup?”
kata Yunho dengan suara yang agak
bergetar
Senyum kecil terlukis
disudut bibir Yoochun memperlihatkan garis senyumnya yang menambah pesona
diwajahnya. Dengusan pelan terhembus dari hidungnya.
“Yah, begitulah, kau
terkejut?” kata Yoochun pelan
“Tidak” kata Yunho
pelan sambil menundukkan wajahnya
Seketika air wajah
Yoochun menunjukkan ekspresi tidak percaya kala namja dihadapannya mengatakan
bahwa ia tidak terkejut dengan kejadian yang baru saja ia alami.
“Mwo?” kata Yoochun
tidak sadar
“Aku bilang tidak. Aku
tidak kaget. Aku hanya tidak suka” kata Yunho memperjelas ucapannya
Terasa pikiran pikiran
dikepala Yunho semakin membebani dirinya. Denyut dikepala Yunho kini mulai
kembali menegang dan kembali membuat rasa pusing dikepala Yunho. Setelah 4
tahun, setelah 4 tahun ia merasa bersalah kepada keluarga Park, setelah 4 tahun
ia membuat Kim Jaejoong terkurung dalam penjara, dan setelah 4 tahun ia harus
melihat sinar itu menghilang dari mata yeoja yang dicintainya. Kini, dengan
mudahnya namja bernama Park Yoochun itu hadir dalam kehidupannya. Lagi.
“Tidak suka?” kata
Yoochun heran atas pernyataan sahabat nya ini
“Ya. Tidak suka.
Sangat tidak suka.” Jawab Yunho sambil memegangi pelipis kepalanya dan
memijatnya pelan
Hening. Terasa hening
kembali menyelimuti kedua namja itu. Tak lepas dari kekagetannya, begitu banyak
pertanyaan yang hilir mudik dikepala Yoochun sehingga ia sulit untuk memilih
pertanyaan apa yang akan ia tanyakan. Sementara Yunho masih terdiam sambil
berusaha mengurangi sedikit beban dikepalanya dengan memijat pelipis kepalanya
pelan.
“Aku..” Yoochun hendak
memulai pertanyaan pertama ketika Yunho mengeluarkan ucapannya lagi
“4 tahun” kata Yunho
pelan
“Eh?”
“Selama 4 tahun ini
kau kemana saja, Park Yoochun?” kata Yunho sedikit menekan setiap kata katanya
“Ah, itu. Aku harus
mengurus sesuatu” kata Yoochun merasakan ketegangan mulai menyebar keseluruh
tubuhnya
“Kenapa? Kenapa kau
tidak menampakkan dirimu saja?” kata Yunho masih memijat kepalanya ringan
“Aku..” kata Yoochun
kini mulai menundukkan kepalanya
“Jika kau muncul sejak
dulu, semua tidak akan seperti ini!!” emosi berhasil menguasai hati Yunho
Terasa beban
dikepalanya sudah tidak dapat dibendung
lagi dan kini Yunho berharap dapat mengalirkannya hingga beban itu
hilang dan lenyap dari hidupnya. Merah. Itulah yang terlihat pada sekitar mata
Yunho kini. Terlihat amarah dan kekecewaan dalam setiap tatapan matanya yang
seperti musang itu. Tidak tahan. Tidak dapat ditahan lagi perasaan yang
menyiksa Yunho seharian ini. Tidak jika sudah seperti ini.
Yoochun sedikit bergidik
ketika Yunho kini telah menegadahkan kepalanya dan berteriak dihadapannya. Terlihat
bercak merah yang kini mengisi hampir keseluruhan mata Yunho yang bening itu sambil
menyiratkan amarah dan kekecewaan sekaligus. Terasa jantung Yoochun yang
berdegup lebih kencang dari biasanya. Rasa takut menjalari tubuhnya perlahan.
Sudah lama, sangat lama, Yoochun tidak pernah melihat Yunho seperti ini.
“Yunho-a...Maafkan
aku” kata Yoochun perlahan menundukkan lagi kepalanya
“Maaf?” Yunho berkata
sambil sedikit menyiratkan sebuah senyum kecil diwajahnya. Senyum yang amat
dingin.
“Hanya itu? Maaf?” kata
Yunho perlahan namun menekankan setiap kata katanya
“kau fikir hanya
dengan kata maaf semua masalah akan selesai?! Kau fikir hanya dengan kata maaf
Shin Di dapat melihat lagi?! Kau fikir hanya dengan kata maaf dapat membuat
Jaejoong terbebas dari hukuman penjaranya??!! Kau fikir hanya dengan kata maaf
dari mulutmu, aku dapat menghapus rasa benciku padamu, PARK YOOCHUN??!!” Yunho
mengeluarkan segala emosi dari dalam hatinya. Teriakkannya yang keras mau tak
mau membuat orang disekitarnya menoleh kearahnya
DEG! Kaget. Itulah
yang dirasakan Yoochun sekarang. Ucapan
Yunho begitu menusuk telinganya
sehingga membuat jantungnya berdegup semakin kencang kini. Begitu banyak
pikiran yang bergumul dikepalanya. Begitu banyak sehingga ia merasakan nyeri
dikepalanya kini.
“Shin Di-a?” kata
Yoochun perlahan sambil mencoba menegadahkan kepalanya
“Jaejoong-a?” kata
Yoochun yang masih mencoba menegadahkan kepalanya yang kini terasa berat
Tatapan mata Yoochun
berubah menjadi tatapan yang penuh dengan penyesalan. Ya, penyesalan,
kekhawatiran, dan.. ketakutan.
“Kau?” kata Yoochun
kini berhasil menegadahkan kepalanya
***
Yoochun POV
Rindu. Aku menatap rumah ini dengan pandangan penuh
kerinduan. Yah aku memang sangat merindukkan rumah ini, merindukkan semua
kenangan didalamnya. Suasana tenang ini, lembutnya pasir yang tergesek dikaki
saat kita berjalan di pantai itu, saat kaki tersapu ombak dengan segarnya dan
hangatnya senyuman yang dipancarkan oleh orang orang didalamnya. Aku rindu akan
hal itu. Rindu. Sangat merindukkannya.
“Turunlah” kata seorang namja disampingku. Dingin.
Aku menapakkan kaki disebuah taman tidak jauh dari halaman
rumah itu. Sesaat setelah aku mengeluarkan seluruh tubuhku aku merasakan
terpaan angin yang begitu nyaman diwajahku. Ah, aku sangat merindukkan hawa
seperti ini.
“Ikuti aku” katanya lagi. Masih dingin.
Aku hanya menurut dan mengikutinya berjalan. Kini aku sudah
ada didalam rumah itu. Rumahku. Rumah kami. Sambil berjalan dibelakang namja
itu aku mengedarkan seluruh pandanganku keseluruh ruangan didalam rumah ini.
Agak beda. Yah, semua pasti akan berbeda setelah empat tahun berlalu. Berbeda.
Tiba tiba muncul suatu pikiran dalam kepalaku. Empat tahun,
dan aku tidak menampakkan diriku kepada mereka. Apakah setelah empat tahun ini
semuanya akan berbeda?
Aku menatap punggung namja yang kini sedang berjalan
dihadapanku. DEG! Jantungku berdegup
pelan. Hanya sekejap aku menatap punggung itu kini otakku menangkap satu hal.
Setelah ini, semuanya akan berbeda. Yah, sangat berbeda.
Seperti kau, Jung Yunho.
“Bukan aku yang seharusnya kalian salahkan” samar aku
mendengar suara yang sangat familiar bagiku.
“Kim Jae Joong” kataku pelan
Sejenak Yunho mengalihkan pandangannya padaku dan
memperlihatkan senyumnya yang.. entahlah.. sangat sinis kurasa. Kemudian aku
dapat mendengar ia mendengus pelan dan menatap pandangan didepannya
“Tapi seseorang yang kalian percayai selama ini” kata suara
yang kukenal sebagai suara Kim Jae Joong. “Dialah, yang sesungguhnya bersalah”
lanjutnya
Ada apa ini?
Aku merasakan denyut dikepalaku. Hanya sedikit yang dapat
kutangkap dari ucapan Jaejoong namun aku tidak sepenuhnya mengerti. Aku
merasakan suatu perasaan yang.. entahlah.. takut, enggan, kecewa, namun
penasaran. Aku menatap Yunho penuh tanda tanya namun aku dapat menangkap tatapan
dingin dimata Yunho saat menatap pemandangan lain diseberang matanya. Sesaat
aku berhasil menangkap wajah penuh kekagetan milik Yunho namun wajah tersebut
telah berganti menjadi ekspresi dingin. Lagi.
“Mungkin aku memang pelaku sebenarnya” kata namja dihadapanku
yang kini mulai angkat bicara
“Tapi setidaknya kau tidak dapat melakukan apa apa sekarang”
kata Yunho lagi kini mulai memasuki ruangan yang nampaknya tengah penuh dengan
ketegangan itu
“Apa maksudmu Yunho-a?” kata seseorang dari balik pintu
DEG! Jantungku kembali berdegup dan merasa nyeri kala
mendengar suara yang sangat familiar ditelingaku. Sungguh demi Tuhan! Aku sangat mengenal suara
itu. Sangat! Dan aku sangat merindukkan suara itu. Bila boleh aku ingin
langsung keluar dan memeluk orang yang tengah berbicara itu.
“Appa..” bisikku pelan hampir tak terdengar. Mataku kini
terasa sangat panas.
“Aku tidak akan bisa kalian tuntut, karena tidak ada korban
jiwa malam itu” kata Yunho datar
“Tidak ada katamu??!
Lalu kau anggap apa anakku??” terdengar suara itu lagi
Aku hendak membuka suara ketika tiba tiba kurasakan tangan
Yunho kini tengah menarikku masuk dan memaksaku menunjukkan wajah kepada orang
didalamnya.
“Lalu kau anggap apa orang ini?” katanya agak menaikan
intonasinya
Aku menatap orang orang yang ada didalam ruangan tersebut.
terlihat pandangan penuh kekagetan diwajah mereka. Semua yang duduk dimeja itu,
kecuali, seorang yeoja diantara mereka.
DEG!! Terasa jantungku bergetar hebat dan aliran darahku
mengalir kencang kala menatap seorang yeoja yang tengah terduduk tepat didepanku. Rasa rindu yang sejak tadi
telah terkumpul dalam tubuhku kini terasa berusaha melonjak keluar seperti tak
tahan lagi. Yah, memang tak tahan. Aku sangat rindu pada mereka semua. Aku
sangat rindu padamu.. Han Shin Di.
“Appa..” sapaku pada orang yang paling kurindukan wajahnya
kini namun hanya disambut dengan tatapan mata penuh kekagetan
“Jaejoong-a.” Sapaku pada namja satu lagi yang juga hanya
membalasku dengan ekspresi keterkejutannya
“Yo..Yoochun-a??” kata suara yang terasa amat familiar dan
amat dirindukan telingaku
Aku menoleh sejenak mencoba menatap seorang yeoja yang baru
saja memanggilku itu. Terasa dentuman deras dari dalam hatiku yang kini mulai
bergerak tak beraturan, luapan berbagai macam perasaan seakan ingin menyembul
keluar dari dalam dadaku. Kuukir sebuah senyum terbaikku yang aku sadari takkan
dapat ia lihat
“Hai, Shin Di-a” kataku kemudian kepadanya
Tes! Sebuah air mata terjatuh mulus dari pelupuk mata yeoja
tersebut membuat hatiku sedikit nyeri saat melihatnya.
“Kau benar Park Yoochun?” katanya lagi mencoba meyakinkan
dirinya
Aku masih tersenyum dengan sedikit luka yang menyayat dadaku
kala menatap wajahnya.
“Iya, ini aku” kataku padanya membuat bahunya sedikit
bergidik diikuti sebuah isakan dari mulutnya
“Aku kembali” lanjutku saat melihat ia mulai memasang sebuah
senyum dikedua sisi bibirnya
End Yoochun POV
Jaejoong POV
Aku menenggelamkan tubuhku pada tempat tidur yang kini
menjadi tempatku berbaring. Aku menutup mataku dan membuat diriku senyaman
mungkin dan berharap aku dapat tidur dengan nyenyak. Yah, tidur, itu yang
sangat kubutuhkan. Aku ingin tertidur dan menganggap bahwa apa yang baru saja
terjadi hanylah sebuah mimpi buruk belaka. Aku menggerakan tuuhku kekiri dan
kekana, mencari posisi yang pas untuk tertidur. Aku menutup mata dan menghayati
alunan merdu ombak agar aku bisa terlelap. Namun ternyata, sekeras apapun aku
mencoba terlelap, setiap kali aku membuka mata, aku sadar. Bahwa itu semua
nyata. Bahwa ia telah kembali. Yah, Park Yoochun telah kembali.
Desahan nafas berat keluar dari mulutku. Entah sudah desahan
keberapa yang aku keluarkan sejak siang hari tadi. Kepalaku berdenyut pelan
setiap kali mengingat apa saja yang terjadi setelah ia menampakkan dirinya di
muka kami. Dan bagai patung es yang telah hancur berkeping keping aku hanya
dapat memandangnya dengan pandangan kaget. Kosong. Entah apa yang kufikirkan
saat itu, aku hanya tau bahwa sahabatku kembali. Ah bukan musuhku kembali. Ah,
sahabatku.ah, entahlah, sampai sekarangpun aku tidak tau harus menganggapnya
apa.
“Kau kembali, Park Yoochun” kataku kemudian
“Ya, dia kembali” kata seorang yang terasa familiar
ditelingaku.
Dia. Jung Yunho. Kenapa kau harus membawanya kembali?
“Kau senang sekarang?” kataku sambil melempar senyuman
terdinginku padanya
“Hm?” katanya singkat sambil memandangku kebingungan
“Kau senang kau tidak akan dipenjara bukan?” kataku kini menatap kearah jendela mencoba
mengacuhkan manusia itu
“Tentu saja” katanya singkat
Hening. Aku tidak membalas perkataannya. Malas. Sangat malas
mengeluarkan suaraku hanya untuk orang seperti dia. Orang yang menyebabkanku
dipenjara, dan orang yang mengembalikan mimpi terburukku.
Sejenak pikiranku menerawang dan membuat alur mundur
berputar dikepalaku. Teringat saat kami saling merangkul, tertawa bersama, bahkan
aku ingat saat kami menangis bersama saat kelulusan SMA. Juga aku ingat saat ia
menjadi gila karena cintanya pada Shin Di.
DEG! Tiba tiba perasaanku menjadi perasaan penuh
kekhawatiran. Kini aku memalingkan mataku menatap namja itu masih dengan tegap
berdiri dipintu kamarku. Terlihat wajahnya yang tertunduk seakan kini ia
membiarkan jiwanya melayang jauh. Aku sadar, pasti Yunho juga merasakan apa
yang kurasakan kini. Bagaimana aku mengetahuinya? Karena aku teringat satu hal.
Jung Yunho. Ia sangat mencintai Han Shin Di.
“Sepertinya..” kataku memecah keheningan
Dapat kulihat bahunya sedikit bergisik kala mendengar
suaraku dan ia menegadahkan kepalanya menatap aku yang tengah terduduk ditempat
tidur.
“Sepertinya, kau membawa musuh baru dalam perang kita berdua
Jung Yunho” kataku kini mengalihkan pandanganku kembali ke arah jendela
Aku melihat Yoochun yang kini tengah berjalan mengiringi
Shin Di di pantai. Terasa nyeri didadaku saat melihat pemandangan itu.
“Yah,,” katanya dengan sedikit desahan berat
“Kurasa juga begitu” lanjutnya kemudian
“Kira kira diantara kita bertiga, siapa yang akan menjadi
pemenang ya?” kataku dengan senyum kecil dibibirku
Hening. Tak ada sepatah katapun terdengar dari mulutnya. Dan
aku pun tidak menunggu jawaban dari mulutnya. Karena sebenarnya pertanyaan itu
bukan kutujukan pada Yunho, kurasa pertanyaan itu lebih kutujukan pada diriku
sendiri.
Ya, mengetahui kini hati Shin Di mulai mencintai Yoochun
dengan begitu ikhlasnya dan mengetahui kini ia membenciku dengan sangat, apa
yang dapat kulakukan? Apa yang akan terjadi seterusnya? Siapa yang akan dia
pilih?
Han Shin Di, bagaimana sekarang?
End Jaejoong POV
***
“Apa kau baik baik saja?” tanya seorang yeoja yang kini
tengah berjalan berdampingan dengan seorang namja tampan bernama Park Yoochun
“Tentu” kata namja disampingnya sambil senyum yang tak
pernah lepas dari wajahnya
“Benarkah?” tanya yeoja itu lagi
“Iya, Han Shin Di, aku baik baik saja, aku amat baik”
katanya kemudian dengan dengan gemas
“Jauh lebih baik karena
saat ini aku bersamamu” batin Yoochun
“Lalu, selama ini kau kemana saja?” tanya yeoja itu to the
point
Yah, Han Shin Di memang sangat penasaran kemana saja Park
Yoochun ‘pergi’. Sementara Park Yoochun hanya dapat terdiam menanggapi
bertanyaan yeoja disampingnya itu, hingga saat ia memasang kembali senyumnya
dan menatap yeoja disampingnya dengan penuh penyesalan
“Ada sesuatu yang harus kuurus dahulu” kata Yoochun masih
menatap yeoja disampingnya
“Sesuatu?” kata Shin Di penasaran
“Yah, sesuatu yang selama 4 tahun ini selalu menggangguku”
jawab Yoochun dengan nada yang terdengar penuh amarah
“Apa itu?” tanya Shin Di lagi yang ternyata masih amat
penasaran
Park Yoochun kini mengangkat tangannya dan menyentuh puncak
kepala Shin Di dengan lembut dan dengan penuh rasa rindu. Perasaan yang sedari
tadi berusaha Yoochun tahan kini telah menguap seakan hanya menjadi butiran
embun yang perlahan menjauh kala ia menyentuh puncak kepala Shin Di.
“Suatu saat, tidak sekarang, kau pasti akan mengetahuinya”
kata Yoochun kemudian
Flash Back:
Didalam sebuah mobil BMW yang elegent, seorang namja kini
terlihat tengah serius dengan pandangannya menuju kearah depan. Terasa
pikirannya menerawang memikirkan apa yang ia lakukan kini. Park Yoochun, kini
tengah membawa Shin Di kembali kerumah ayahnya dan berencana membatalkan
pernikahan hari itu. Ya, seharusnya mereka menikah dan menandatangani suratnya
pada malam nanti.
“Pasti..” kata Shin Di sambil tersenyum pada Yoochun “Kau
pasti akan selalu kuingat Park Yoochun” lanjutnya
Terlihat Yoochun berusaha memalingkan wajahnya dari jalan
raya dan mencoba menatap yeoja yang kini duduk disampingnya, air wajah penuh
keengganan yang tadinya menghiasi wajahnya kini terasa menguap begitu ia
mendengar perkataan dari Han Shin Di. Melihat senyum yang dikeluarkan yeoja itu
mau tak mau membuat Yoochun ikut tersenyum. Senyum yang sangat.. tenang dan
puas.
Namun senyuman itu tidak bertahan lama kala kilatan sinar
lampu dari arah sebaliknya seakan sejajar dengan mobil yang kini tengah mereka
kendarai
“Yoochun-a!!” teriak Shin Di saat melihat cahaya itu semakin
mendekat kearahnya namun dengan tiba tiba mengganti posisi mereka menjadi
sebaliknya
Yoochun yang sedari tadi sudah mencoba menginjak rem yang
tidak memberikan efek apa apa kini hanya dapat menahan laju setirnya agar
mobilnya dapat berjalan dengan baik. Namun apa yang Yoochun harapkan tidak
sesuai dengan apa yang terjadi, ia mengubah haluan setir dengan mendadak dan
membuat mobil menuju ke arah turunan yang curam dan membuat laju mobil mereka
lebih cepat dari sebelumnya
PRANGG!!! Bagian depan mobil mereka baru saja menabrak pohon
dihadapannya, pecahan kaca perlahan masuk kedalam mata milik Han Shin Di,
sesaat Shin Di dapat mendengar suara yang parau milik Park Yoochun sebelum
segalanya menjadi gelap baginya
Sementara melihat keadaan Shin Di yang tengah tak berdaya
membuat hati Yoochun yang terlihat masih cukup baik agak mencelos, berkat
sebuah parasut penyelamat disetirnya ia masih dapat terjaga walau kini Yoochun
dapat merasakan perih dikakinya yang terjepit bagian bawah stir.
Dengan sisa tenaga yang ia punya iapun mencoba keluar dari
mobil yang kini bempernya telah hancur sepenuhnya itu. Mencapai pada bagian
kursi penumpang dari arah luar dengan sigap ia mengeluarkan Shin Di yang
terkulai lemah didalamnya. Dengan sekuat tenaga ia memopong tubuh Shin Di jauh
dari mobil.
Sesaat ia mendengar suara ponselnya berbunyi dari dalam
mobil. Yoochun dengan perlahan mencoba menggapai kearah mobil dan mengambil
ponselnya, belum sempat ia mengambil ponselnya ia dapat melihat percikan api
ditanah yang kini ia pijak. Dan BOOM! Sebiah ledakkan pada mobil itupun terjadi
menimbulkan sejejak asap dilangit. Park Yoochun yang keberadaannya tidak
terlalu jauh dari mobil itupun terlempar kesembarang arah beserta sisa puing mobil
yang terlempar.
Beberapa hari kemudian, wajah familiar milik Park Yoochun
terlihat tengah memandangi sebuah pemandangan yang membuatnya agak ngeri.
Pemandangan pemakaman. Pemakaman oleh keluarganya atas nama dirinya. Park
Yoochun kini, telah dianggap sebagai orang yang telah tida.
“Jadi kalian telah menganggapku tiada huh?” kata Yoochun
dari kejauhan dengan pandangan yang
miris
Tiba tiba sepasang matanya tak lepas dari sebuah pemandangan
lain yang menyita perhatiannya. Dihadapannya, ah tidak dihadapan makam tersebut
berdiri sesosok namja yang kini tengah dijaga ketat oleh sepasang perwira
polisi.
“Kim Jae Joong?” katanya pelan memandangi wajah yang amat
dihafalnya itu
“Apa yang sebenarnya terjadi?” pikiran Yoochun kini mulai
menerawang dan memikirkan segala kemungkinan yang takkan pernah ia duga
jawabannya
“Aku harus mencari tau” katanya dengan pasti dan
melangkahkan kakinya dengan bantuan sebuah tongkat yang diampit oleh tangannya
menuju kearah tempat lain
Dan disanalah ia. Bersembunyi dari yang lain. Menyatu dengan
bayangan hingga tak terlihat lagi. Hingga akhirnya kini, ia harus keluar dari
bayangan tersebut dan kembali menunjukkan warnanya.
End Flash Back
***
Junsu POV
Diam. Hanya itulah yang dapat kulakukan sekarang. Terasa
amrah dalam tubuh meluap luap berharap dapat menemukan pelampiasannya. Ia
kembali. Yah, namja brengsek itu telah kembali dalam kehidupanku yang tenang
ini.
“Brengsek” umpatku tak tertahan lagi
Seketika aku dapat melihat namja yang lebih tua dihadapanku
itu menunjukkan pandangan kaget saat aku mengatakan hal itu. Yah, memang tidak
biasanya aku berkata sekasar ini. Namun bagaimana pun perasaan ini tidak dapat
kubendung lagi. Seukir nama ‘Park Yoochun’ kini hanya menjadi awan hitam yang
selalu mengganggu kepalaku dan hatiku. Kukira wan itu akan menghilang seiring
dengan terbunuhnya ia, tapi ternyata..
“Junsu-a” kata Jaejoong hyung sambil menatapku cemas
“Hyung” kataku dengan emosi yang menggebu dalam diriku
“Kenapa ia tidak mati?” kataku menahan segenap emosiku
Kejam memang. Dan perkataan kejam seperti itu tidak biasanya
terlontar dengan mulus dari mulutku. Namun untuk kali kurasa ada perbedaannya.
Jika membahas soal namja brengsek itu kurasakan kata kata sekasar apapun pasti
akan kulakukan hanya untuk menjatuhkannya. Menjatuhkan namanya dalam hatiku
“Junsu-a” kata Jaejoong hyung yang mencoba menenangkanku
“Sebenarnya apa mau dari namja brengsek itu?” tanyaku masih
dengan emosi yang menggebu
“Kim Junsu!” kata Jaejoong hyung yang mengagetkanku
Dapat kulihat pandangan khawatir dan juga ketidak
percayaannya dari apa yang baru saja kukatakan. Perlahan emosiku mulai
mengendur melihat tatapan hyungku tersebut.
“Aku rasa aku harus pergi” kataku tanpa menatap wajahnya dan
melangkahkan kakiku pergi
Yah. Aku harus ketempat itu. Karena hanya di tempat itu aku
akan menemukan ketenangan. Hanya disana. Dan hanya disana aku akan menemukan semua rasa
damaiku..
End Junsu POV
***
Seorang namja kini tengah berlarian sambil membawa beberapa
berkas ditangannya. Saking seriusnya ia berlari ia tidak sempat meperhatikan
keadaan sekitarnya hingga akhirnya ia
menubruk sebuah tubuh yang cukup keras dan membuatnya terpental kearah yang
sebaliknya. Tubuhnya yang tidak cukup kuat menopang berat badannya kini dengan
mulus terjatuh kelantai bersamaan dengan berkas yang ia bawa.
“Kau baik baik saja??” kata namja yang ditabrak oleh namja
tersebut
Sejenak dapat dirasakan jantung namja itu berdetak kencang
dan matanya kini tengah melebar memandang nya. Hening. Itulah yang terjadi
diantara mereka.
“Hei, nan gwaenchanayo?” kata namja itu lagi
“Ah, ne, gwaenchana” jawab namja yang satu lagi sambil
berusaha berdiri
“Biar kubantu” kata namja yang menabraknya itu sambil
mengulurkan tangannya membantu namja dihadapannya itu berdiri.
“Ah, gomawo” kata namja itu sambil merapikan berkas miliknya
yang terjatuh dibantu namja yang berdiri dihadapannya kini
“Ne, cheonmanyo” kata namja lain itu kemudian
“YA! SHIM CHANGMIN! KAJJA!” teriak seorang lain yang jauh
dari mereka
Namja yang merasa namanya dipanggil itu kini berbalik
menoleh kearah temannya dan lalu menatap kembali ke arah namja yang kini ada
dihadapannya
“Ah, aku dipanggil temanku, aku duluan” kata namja bernama
Shim Changmin itu sambil berlari meninggalkan namja yang kini hanya diam
ditempatnya.
Namja itu masih tetap terdiam memandang kepunggung namja
yang bernama Shim Changmin itu sambil memperhatikkannya dengan seksama
“Jadi itukah kau.. Shim Changmin??” kata namja itu pelan
masih memandang kearah namja yang kini telah tidak terlihat lagi keberadaannya
“Pa.. Pa..Park Yoochun” perkataan seseorang dari arah lain
mengagetkan namja yang kini tengah terdiam itu
Ia mengalihkan pandangannya dan menatap yeoja lain yang kini
tengah memandangnya kaget
“Ah, Song Hi Joo” kata Park Yoochun sambil mengeluarkan
senyum terbaiknya
“Ka..ka..” kata yeoja itu terbata
“Yah, ini benar aku” kata Yoochun sebelum yeoja itu sempat
menyelesaikan kata katanya
“Yoochun kau..”
“Aku kembali” kata Yoochun pasti dan membuat yeoja tersebut
semakin terkaget kaget
***
Ditempat lain tampaklah seorang namja yang kini tengah
berdiri mematung menatap sebuah nisan yang mulai terlihat meluntur warnanya
akibat sang waktu. Perlahan ia menurunkan tubuhnya sehingga kini wajahnya dapat
menangkap foto sang pemilik nisan. Dengan tertunduk lemah ia mengusap gundukkan
tanah itu dan lalu setetes air mata terjatuh di pelupuk matanya
“Ia kembali” kata namja itu penuh putus asa
“Bagaimana ini? Ia kembali..” katanya kini sambil terisak
“Maafkan aku..” katanya memandang foto yeoja dihadapannya
itu
“Maafkan aku, Noel Yoon
Shi” katanya lagi sambil menangis terisak
TBC
2 komentar:
covernya lumayan itu, ceritanya apalagi
lanjut lanjut chaptr 7
duh nih anak makin complicated aja ceritanya >:D
yg ditabrak changmin teh junsu?
Posting Komentar