Sabtu, 24 November 2012

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 2

Title : Unpredictabble Love
Author : Cindy Ayu S
Rate: PG 15
 
Main Chaearcter:
Shim Changmin
Yuuka Shinju (OC)
Disclaemer: Ini ff permintaan sodaraku, jadi kalo misalnya ga sesuai sama selera kalian mohon maaf aja yah hha dan buat sodaraku yang baca moga moga suka dan selamat membaca :DD 
 
 
“Kau...” kata Changmin tanpa menghiraukan tatapan aneh dari Yuuka
Perlahan Changmin melangkahkan kakinya sambil menuju pada arah Yuuka. Sekilas matanya ia merasa sangat yakin bahwa itu adalah benda yang sama dengan yang dimiliki oleh dirinya dulu.
Dulu.
Kata yang kini tercetak tebal dalam kepala Changmin membuatnya menghentikkan langkahnya. Ya, itu menyadarkannya bahwa benda itu hanyalah masa lalu. Masa lalu yang seharusnya sudah ia lupakan. Benar benar ia lupakan. Walaupun begitu akan selalu ada kata “tapi” dikepalanya.
“Gitar baru?” tanya Changmin berusaha bernada datar
“Mm, kemarin baru saja aku membelinya dengan saudaraku” jawab Yuuka senang sambil memeluk gitarnya
“Saudara?” tanya Changmin lagi
“Sebenarnya dia hanya sepupuku, tapi sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri hhe” jawab Yuuka kemudian
“Oh” kata Changmin singkat masih sambil menatap benda itu lekat
Sekilas Changmin mengambil nafas panjang dan menghelanya dengan berat lalu kembali berjalan menuju ke arah Yuuka.
“Jadi, kau sudah siap?” kata Changmin kemudian
“Selalu, sensei” jawab Yuuka senang lalu menggenggam Minnienya kuat dan mulai memetiknya lembut
Setiap petikkan yang masih terasa kasar itu sedikit menggelitik hati Changmin untuk diperbaiki. Bagaimanapun, ia menyukai hal yang terlihat sempurna, namun untuk sekarang ia mencoba menghargai karya kasar yang sedang dimainkan oleh gadis dihadapannya. Gadis yang sadar tidak sadar telah membawanya kembali menghadapi masalalunya
***
“Hey, bocah” kata Changmin memanggil salah satu murid perempuan disana namun tidak diindahkan gadis tersebut
“Ya! Yuuka chan!” pekik Changmin kemudian berhasil membuat Yuuka menoleh
“Apa?” kata Yuuka kesal namun tidak dapat menyembunyikan seujung senyum dikedua sudut bibirnya
“Ayo latihan” kata Changmin masih dengan nada datarnya
“Aku tidak bawa gitar” kata Yuuka balas datar
“Gunakan gitar diruang musik saja” bujuk Changmin
Entah kenapa kali ini hatinyalah yang berkobar untuk mengajari gadis itu bermain gitar. Apakah karena Changmin sudah mulai terbiasa dengan Yuuka? Atau karena ia sudah kembali terbiasa dengan masa lalunya?
“Aku sedang tidak ingin bermain gitar” jawab Yuuka kemudian
“Eh? Kenapa?” kata Changmin bingung
“Aku bosan selalu saja aku yang bermain gitar, sesekali aku ingin melihatmu yang bermain gitar” kata Yuuka kemudian
“Jangan bercanda, aku tidak bisa bermain gitar” elak Changmin kemudian
“Jangan berbohong, aku tau kau bisa” sanggah Yuuka menanggapi Changmin
Changmin terdiam. Sejenak kenangan itu kembali mengusik pikirannya. Lagi, ia menarik nafas panjang dan menghelanya dengan berat seakan ada beban besar didadanya lalu menatap gadis itu.
“Aku tidak mau. Jangan memaksaku. Selamat tinggal” kata Changmin cepat lalu meninggalkan Yuuka didalam kelas
Yuuka hanya dapat terdiam menatap tingkah polah lelaki yang ia sukai tersebut. raut wajahnya berganti menjadi raut wajah keheranan saat mendapati perkataan Changmin yang terkesan menghindari pembicaraan tentang gitar. Tidak lebih tepatnya menghindari pembicaraan tentang bermain gitar. Seketika itu juga hal itu mengusik kepala Yuuka dan membuatnya penasaran. Tanpa berlama lama akhirnya Yuuka mengikuti Changmin menuju taman didekat sekolah.
***
Yuuka POV
Terlihat Changmin terdiam di bangku kayu tersebut sambil menatap hamparan dibawah wajahnya hampa. Terasa jantungku yang berdebar tidak karuan saat menatapnya kala itu. Jika boleh jujur, ia sangat tampan dalam posisi seperti itu, ah tidak ini bukan saat seperti yang tepat untuk memikirkan hal yang seperti itu, saat ini aku harus mencari penjelasan darinya
“Kau punya masalah dengan bermain gitar?” aku memanggilnya dari jauh membuatnya sedikit mengalihkan perhatiannya padaku
“Tidak” jawab Changmin singkat kembali memandang hamparan kosong dihadapannya
“Lalu kenapa kau begitu menghindarinya?” tanyaku kemudian
“Aku tidak menghindarinya” jawab Changmin lagi
“Jangan berbohong kepadaku” kataku sedikit kesal mendengar jawaban Changmin yang selalu saja mengelak
“Aku tidak berbohong” jawab Changmin masih mengelak
“Shim Changmin, sudah 2 minggu kita bersama, dan aku belajar gitar darimu, selama itu, apa kau pikir aku tidak pernah mengamatimu? Selalu menghela nafas seakan dunia sedang bersandar padamu, selalu menghadirkan tatapan kosong setiap bertatapan dan selalu menghindari sentuhan saat mengajariku bermain gitar. Jujurlah, apa kau membenciku?” kataku kemudian sedikit membuka aibku bahwa aku selalu mengamatinya
“Aku tidak membencimu” jawab Changmin dengan nada yang sedikit bergetar
“Lalu?” kataku mencari penjelasan
Hening. Itulah jawaban yang kudapat darinya. Sebuah keterdiaman yang terasa sangat sangat mencekikku kini. Apakah aku telah melakukan hal yang salah karena telah banyak bertanya? Aish Yuuka! Apa yang sudah kau lakukan!
“Apakah kau pernah benar benar mencintai seseorang?”
DEG. Terasa saat ini jantungku berdegup kencang. ‘CINTA’? Ada apa hingga Changmin seketika menyebutkan kata itu padaku. Seburat rona warna merah muda tampaknya sudah singgah diwajahku saat aku merasakan rasa hangat menjulur kesuluruh tubuhku. Ada secercah kebahagian saat Changmin mengatakan hal itu. Bolehkah aku sedikit berharap?
“Belum. Kenapa?” jawabku kemudian
“Ada gadis yang sangat aku cintai. Dulu” katanya kemudian
Kembali jantungku berdetak kencang. namun kali ini berbeda. Getaran kali ini bukanlah getaran yang menyenangkan seperti saat Changmin ‘menyatakan’ kata ‘cinta’ itu untuk pertama kalinya. Getaran kali ini terasa menyakitkan.
“Dulu?” tanyaku kepadanya lagi berusaha memasang senyum
Terlihat senyum kecut diwajah manis milik Changmin.
“Akhirnya aku bisa melihatnya tersenyum” batinku
Disela sela senyum yang kecut itu terdengar desahan nafas yang terdengar lelah.
“Tapi bukan senyum yang seperti ini” batinku lagi
“Ya dulu” katanya lagi masih dengan senyum kecut itu
“Lalu kemana dia sekarang?” tanyaku kemudian
“Dia sudah pergi, meninggalkanku. Sendirian. Sejak saat itulah, aku tidak menyukai musik terutama gitar. Setiap bermain gitar, hanya mengingatkanku padanya yang telah meningglakanku” jelas Changmin kemudian
Aku terdiam. Itukah alasannya? Karena masalalunya? Apakah ia sangat mencintai gadis itu hingga membuat Changmin sebenci ini padanya? Bolehkah aku iri pada gadis itu? sejujurnya sejak ia menyatakan bahwa ia menyukai seorang gadispun aku sudah merasa cemburu.
“Kau sangat mencintainya hm?” tanyaku kemudian menahan sakit didadaku
Lagi. Hening itu terasa lagi. Ia terlihat menghela nafas lagi dan memasang wajah air wajah yang sangat membuatku ingin memeluknya. Terlihat sedikit tarikan senyum dikedua sudut bibirnya dan terlihat sinar sinar yang jarang sekali aku lihat dimatanya.
“Aku sangat mencintainya” kata Changmin kemudian menambah rasa sakit didadaku
Aku hanya dapat memandangnya sambil tersenyum. Senyum yang sesungguhnya amat sakit tapi aku tidak bisa untuk tidak tersenyum padanya bila melihat keadaannya seperti ini. jika boleh aku ingin memeluknya, sangat ingin.
“Ternyata seperti ini wajah Shim Changmin jika sedang sedih hha” candaku kemudian mencoba merubah suasana yang sangat tidak kusukai
Terlihat rona merah kini hinggap dipipinya. Ia pasti sangat malu sekarang ini.
“Diamlah. Menyebalkan.” Kata Changmin kemudian sambil menundukkan wajahnya
“Hahaha” tawaku
Sesungguhnya hati ini masih sakit setiap mengingat Changmin mengatakan ia mencintai seseorang dengan mata yang begitu menyiratkan rasa sayang, tapi daripada membahas hal yang membuat kita terasa menyedihkan bukanlah lebih baik kita membuatnya terasa lebih menyenangkan? Lagipula, aku sangat menyukai wajah Changmin yang sekarang ini. terasa lebih hangat.
End Yuuka POV
***

Changmin POV
Sekilas hatiku terasa sakit setiap kali kilas masalalu mengusikku. Lagi. Terasa sungguh bodoh setiap kali hatiku ini tak mau berhenti bergetar kencang setiap kali membayangkan wajahnya. ya, wajah gadis yang aku cintai itu.
“Ternyata seperti ini wajah Shim Changmin jika sedang sedih hha” terdengar suara yang terdengar sedikit bergetar namun berusaha bercanda
Aku meliriknya sejenak. Terlihat senyum diwajahnya yang membuatku merasakan rasa hangat disekitar wajahku. Ada apa denganku?
“Diamlah. Menyebalkan.” Kataku kemudian berusaha menyembunyikan wajahku yang tengah merona kini. Memalukan
“Hahaha” terdengar lagi tawanya yang terdengar renyah itu membuatku melupakan segala rasa sakit dihatiku
Aku menarik sedikit senyum sambil kemudian menegadahkan kembali kepalaku dan lalu menatap gadis yang tengah tertawa itu. Terlihat amat sangat manis saat ini –jika aku boleh jujur-. Bocah ini berhasil membuat hatiku merasa ringan walaupun hanya sekejap saja namun itu cukup menyegarkanku.
“Dasar bocah” kataku kemudian sambil memberdirikan tubuhku dari kursi taman dan berjalan mendahuluinya
“Apa? Dasar tiang listrik!” katanya kemudian memutar balik cemoohanku
Aku memberhentikan langkahku karena merasakan hatiku yang semakin tergelitik saat ia membalas segala ucapanku. Gadis yang menarik.
“Katakan sekali lagi” kataku sambil memandang ke belakang
“Tiang listrik! Tiang listrik! Tiang listrik! Wee” katanya kemudian berliri melewatiku dan memeletkan lidahnya kepadaku
Lagi. Seujung senyum kuberikan untuknya.
End Changmin POV
***
“Kau kenapa?”  tanya Haruno saat melihat Yuuka pulang dengan wajah termenung
“Haruno...” kata Yuuka sedikit menggantung
“Hm?”
“Pernahkah kau merasakan hatimu sangat sakit. Sakitnya hingga kau merasa oksigen menjauhimu?” kata Yuuka kemudian
Terasa hening diantara kedua gadis itu. Terdengar helaan nafas dari Haruno sebelumnya sebelum akhirnya ia menjawab.
“Tentu, aku pernah. Kenapa? Apa kau sedang merasakannya lagi?” jawab Haruno
“Hmm” Yuuka hanya mengangguk pelan saat sepupunya bertanya seperti itu
“Haduh sepupuku ini, memang apa yang membuatmu merasa seperti itu sekarang?” tanya Haruno
“Sejujurnya, aku sedang menyukai seseorang disekolahku. Tapi ia berkata bahwa ia mencintai wanita lain. Sejujurnya, itu sangat menyakitkan untukku” jawab Yuuka jujur
“Hanya itu?” jawab Haruno singkat
“Ya! Singkat sekali tanggapanmu itu huh?” kesal Yuuka
“Haha, untuk masalah seperti itu tidak perlu kau jadikan sebuah kesakitan dalam hidupmu, Yuu. Yang perlu kau lakukan cukup diam dan jadilah dirimu sendiri” kata Haruno kemudian
“Memangnya apa yang akan terjadi kalau aku melakukan hal itu? Aku merasa akan tetap terluka jika menyadari ia mencintai wanita lain. Taukah kau?” kata Yuuka sedikit menaikkan nadanya
“Aku tau itu, tapi mau bagaimana lagi? Mau memaksanya menyukaimu? Sudahlah, yang kau rasakan saat ini hanya rasa sementara. Kau tau? Seperti cinta monyet.” Kata Haruno
“Yah, mungkin juga kau benar. Aku hanya takut aku jadi benar benar menyukainya dan akan terus merasakan rasa yang lebih sakit dari ini” jawab Yuuka seketika menyentil hati Haruno
“Aku tahu rasanya. Aku sangat tau, Yuuka”  batin Haruno
Flash back:
“Aku menyukai Yuuka” kata seorang pria tampan yang tengah tersenyum malu dihadapan gadis muda itu
Terasa hening diantara mereka sejenak. Gadis dihadapan pria itu tidak menyahut maupun memberi jawaban. Hanya diam sambil menatapnya.
“Ya! Kenapa kau diam saja! Beritahu aku begaimana pendapatmu Haru!” kata Pria itu
“Ah, kau menyukai Yuuka, Yesung?” kata gadis yang ternyata adalah Haruno
“Ya, begitulah, sejak awal masuk SMA ini, dia memang berhasil menarik perhatianku hhe” katanya malu malu
“Oh ya? Sepertinya ia juga menyukaimu” kata Haruno kemudian
“Be.. benarkah??” kata Yesung menatap penuh harap
“Sepertinya” kata Haruno lagi singkat
“Aish, kau ini memberiku harapan palsu saja!” kata Yesung kesal melihat Haruno yang tampak acuh tak acuh pada setiap pengakuannya
Seketika Haruno menarik kedua ujung bibirnya dan membentuk sebuah senyum geli yang membuat Yesung semakin kesal. Mungkin bila kau sedang berada dalam posisi Yesung saat ini, kau tidak akan menyadari senyum Haruno itu. Senyum itu memang tampak biasa saj, namun bila kau lihat lebih baik, itu adalah senyum penuh luka.
“Hahaha, aku hanya menjahilimu. Ya! Mudah sekali kau ini marah? Haha” kata Haruno bercanda pada Yesung
“Aish, aku tidak perduli, pokoknya kau menyebalkan!” kata Yesung mempoutkan bibirnya
“Haha, maaf maaf. Aku kan hanya bercanda hey, Ye” kata Haruno memanggil Yesung dengan panggilan khususnya
“Haru kau menyebalkan!! Huh!” kata Yesung menghindari Haruno
“Aeh, maaf. Maaf. Hey, ye, kau mau saran dariku? Daripada kau menanyakan padaku bagaimana perasaannya padamu, kenapa kau tidak menanyakannya secara langsung?” kata Haruno kemudian
“Bertanya secara langsung? Kau pikir aku punya nyawa berapa??! Aku rasa nyawaku akan melayang saat itu juga saat aku menyatakan cintaku pada Yuuka!” kata Yesung
“Hey, tidak ada salahnya mencoba bukan? Lagipula bukankah tadi aku bilang sepertinya ia menyukaimu?” bujuk Haruno
“Hmm.. yah kau benar juga” kata Yesung kemudian merenung
“Ayo Yesung, semangat!” kata Haruno menyemangati Yesung
“Semangat!” kata Yesung juga membalik kata kata Haruno tanpa pria itu tahu betapa terlukanya gadis dihadapannya itu sekarang
***
“Aku sudah menyatakan perasaanku padanya” kata Yesung dengan nada serius pada Haruno
“Lalu?” tanya Haruno kemudian
“Ia tidak menjawab ya atau pun tidak ia hanya mengattakan ia tidak enak padamu” kata Yesung kemudian
DEG! Terasa getaran itu menghantam dada Haruno. Ia sangat kaget sekaligus tidak menyangka bahwa yang akan dikatakan Yuuka adalah hal semacam itu.
“Katakan apa maksudnya itu, Haru?” tanya Yesung kemudian
“Apakah kau menyukaiku?” tanyanya lagi
DEG! Sekali lagi jantung Haruno terasa bergemuruh keras. Ia tidak tahu harus mengatakan apa dan menjawab apa hingga pada akhirnya ia memilih untuk mengakui segala perasaannya.
“Ya” jawab Haruno akhirnya
“Ya, aku menyukaimu, Yesung” kata Haruno memperjelas pernyataannya
“Dan Yuuka mengetahuinya?” tanya Yesung lagi
“Ya. Ia mengetahuinya” jawab Haruno lagi
“Kenapa kau tidak melarangku mendekatinya jika kau tahu aku menyukainya? Apa karena kau yakin dia tidak akan menerimaku?” tanya Yesung sinis
“Aku tidak pernah berfikir begitu” Elak Haruno
“Benarkah?” tanya Yesung
“Kalau kau menyukai Yuuka, tak masalah bagiku karena ia juga menyukaimu! Kalau aku memakasakanmu untuk memilihku bukankah aku sangat jahat?” kata Haruno sedikit meninggikan nadanya
“Benarkah?” tanya Yesung lagi
“Tanya saja pada Yuuka! Tanyakan saja lagi padanya apakah dia menyukaimu! Aku akan bicara padanya bahwa aku merelakan kalian! Kalian senang bukan?” kata Haruno sudah tidak tahan lagi
“Haru!!” panggil Yesung kaget mendapati suara familiar dibelakangnya
Haruno pergi meninggalkan keduanya. Ia tidak menyadari Yuuka disana dan tetap melangkahkan kakinya pergi hingga suara familiar milik Yuuka terdengar ditelinganya. Ia tetap melangkahkan kakinya. Menjauh. Berharap disana Yesung dan Yuuka akan saling mengakui perasaan mereka. Satu yang tidak pernah Haruno akan tahu bahwa hal itu tidak pernah terjadi.
Tidak akan pernah terjadi.
***
“Maafkan aku, Yuuka” kata Haruno kemudian
Tubuh itu masih terbaring disana. Terlihat luka luka kecil disekitar wajahnya yang menandakkan ia baru saja mengalami sebuah kecelakaan kecil.
“Ia mengalami sedikit trauma dikepalanya” kata dokter dirumah sakit itu
“Trauma?” tanya Haruno kemudian
“Ya, sepertinya kejadian yang baru saja ia alami benar benar mengguncang jiwanya dan itu berpengaruh pada sel saraf di kepalanya” kata dokter lagi
“Ah, begitu” kata Haruno memandang Yuuka yang masih terbaring disana
“Ada satu hal yang perlu anda lakukan saat ia bangun nona Haruno” kata dokter yang hanya dapat dipandang penuh kesedihan oleh Haruno
“Jangan katakan padanya bahwa tuan Yesung sudah meninggal dunia, itu akan sangat mengguncang jiwanya” lanjut sang dokter
Diam sejenak. Terasa hati Haruno sangat sakit setiap kali mengingat hal itu. mengingat segala kejadian yang baru saja mengubah seluruh hidupnya dan hidup sepupunya dan orang yang dicintainya.
 “Aku mengerti” jawab Haruno
Flash Back End
***
Terlihat Yuuka yang kini sudah terduduk di taman sambil memainkan sebuah nada Romance de Amor  yang cukup mulai merdu kini. Ia memainkan nada yang kini terdengar lebih rapih walau dengan tangannya yang masih agak kaku.
“Hey, bocah” kata Changmin yang sejak tadi melihat Yuuka bermain gitar
“Apa kau tiang listrik?” kata Yuuka kini tidak segan lagi pada Changmin
“Haish bisakah kau berhenti memanggilku tiang listrik?” kata Changmin tidak suka
“Bisakah kau berhenti memanggilku bocah?” balas Yuuka yang juga tak suka
Changmin hening sejenak. Terasa lagi perasaan yang menggelitik dadanya. Seubuah senyum terlukis diwajahnya membuat mata sebelah kanannya kini terlihat menyipit.
“Kalau soal itu aku tidak bisa karena kau memang bocah” jelas Changmin
“Kalau begitu aku juga tidak bisa karena kau itu memang tinggi seperti tiang listrik” balas Yuuka
“Haish, sudahlah hentikkan. Aku kemari bukan untuk beradu argumen denganmu.” Kata Changmin kemudian
”Kau yang memulai Shim Changmin” kata Yuuka lagi
Changmin terdiam ia merasa heran dengan sikap Yuuka yang kini terlihat lebih dingin padanya. Seketika dalam dadanya ia merasakan perasaan yang tidak enak setiap kali Yuuka menjawab pertanyaannya dengan dingin
“Ada apa denganmu?” tanya Changmin kemudian
“Aku tidak apa apa” jawab Yuuka lagi. Dingin
Mengapa Yuuka seperti ini? sejujurnya ia masih merasa sakit setiap kali ia mengingat perkataan Changmin saat ia mengatakan ia mencintai gadis itu. walaupun Changmin mengatakan bahwa itu adalah dulu, tapi dari tatapan matanya kemarin Yuuka dapat menyimpulkan bahwa Changmin masih mencintainya.
Changmin hanya dapat menghela nafasnya saat suara itu kembali menjawabnya dengan dingin. Ia merasakan kembali perasaan tidak enak itu pada dadanya. Ada apa dengannya?
“Hey, bocah” panggil Changmin kemudian merasa gerah dalam keterdiaman-padahal biasanya dia yang paling diam-
“Hm??” sahut Yuuka
“Mainkan nada tadi sekali lagi. Kali ini cobalah lebih halus. “ kata Changmin pada akhirnya
“Baiklah” kata Yuuka lalu memainkan nada itu sekali lagi
Nada Romance de Amor itu terasa lebih halu kini. Ya, sangat halus sehingga berhasil membuat Changmin menikmatinya. Satu yang Changmin tidak ketahui nada ini penuh dengan perasaan sakit dalam setiap petikkannya, namun petikkan ini seketika membiusnya.
Changmin menatapnya. Menatap wajah yang ada dihadapannya kini. Wajah Yuuka. Yuuka Shinju. Gadis yang berhasil membuatnya kembali terbiasa dengan petikkan gitar ini ditelinganya. Gadis yang berhasil membuatnya kembali merasakan rasa nyaman saat ia akhirnya memutuskan untuk menghadapi rasa amarahnya. Gadis yang telah berhasil menggelitik hatinya.
DEG! Jantung Yuuka berdegup sangat kencang saat menyadari wajah Changmin yang kini semakin mendekat kepadanya. Sudah sejak tadi lagi yang ia mainkan memang terhenti dan ia sangat kaget begitu mendapati wajah Changmin yang mendekat kepadanya. Yuuka terpaku dan hanya dapat terdiam. Seketika matanya tertutup berharap bahwa segalanya ini hanya mimpi namun semua berbeda ketika sesuatu yang lembut akhirnya menyentuh bibirnya.
“Hangat...” batin keduanya dalam hati

TBC

Tidak ada komentar: