Senin, 31 Desember 2012

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 4

Title: Unpredictabble Love

 Author : Cindy Ayu S.

Rate : PG 17

Main Character:
Shim Changmin
Yuuka Shinju (OC)
Kim Junsu 
Haruno Kaika (OC)
Kim Jaejoong
 
Disclaemer: Ini ff permintaan sodaraku, jadi kalo misalnya ga sesuai sama selera kalian mohon maaf aja yah hha dan buat sodaraku yang baca moga moga suka dan selamat membaca :DD 
 
 
Yuuka POV
Aku terkekeh pelan setiap kali mengingat peristiwa yang baru saja terjadi antara aku dan Changmin beberapa waktu yang lalu. Sungguh, aku merasa seperti orang bodoh mau mengucapkan dan melakukan hal tersebut tapi bagaimana pun jika aku harus mengakuinya, aku menikmatinya.
Flash Back
Changmin melepaskan ciumannya sesaat sebelum akhirnya mengeluarkan suara dan bertanya lagi padaku
 Apa kau masih percaya padaku?” tanya Changmin lagi
“Tentu saja bodoh” jawabku
Lalu Changmin mendekatkan bibirnya lagi dan melumat bibirku halus. Terasa sebuah kehangatan dalam setiap pagutannya kala itu yang membuatku akhirnya menutup kembali mataku. Entah aku akan menyebut apa ciuman ini, yang aku tau, aku menyukaimu, Shim Changmin. Dan kini, aku percaya padamu.
“Shim Changmin” kataku kemudian kala akhirnya ciumanku dan Changmin terlepastapi masih dengan posisi sebelumnya
“Hm?” sautnya
“Aku ingin bertanya kepadamu” kataku membuatnya terdiam dan menatapku
Changmin menaikkan sebelah alisnya menandakan ia ingin mendengar pertanyaanku. Wajahanya kala itu tampak sangat lucu dan tampak innocent. Dasar menyebalkan, hal itu membuatmu terlihat semakin tampandan cute, Shim Changmin!
“Ano, aku.. percaya padamu untuk apa?” tanyaku kemudian membuatnya seketika terdiam dan malah makin menatapku
“Entahlah” sautnya kemudian memberikan jawaban yang membuatku semakin bingung
“Jawaban macam apa itu?” kataku protes membuatnya sedikit menarik senyum pada ujung bibirnya. Oh, so cute ><
“Apakah perlu sebuah alasan untuk mengucapkan kata percaya?” katanya masih menatapku membuat jantungku semakin meledak ledak
“Tentu saja bodoh” kataku memasang wajah kesal untuk menutupi kegugupanku
“Tapi, kenapa tadi kau menyebut kau percaya padaku?” katanya yang membuatku mati kutudan mengalihkan tatapanku dari matanya
Benar, betapa bodohnya aku mengucapkan kata percaya itu tanpa alasan yang jelas. Ya! Yuuka! Kau benar benar bodoh! Pasti Changmin akan memandangmu dengan sangat bodoh kini!
“Hey apa kau sadar posisi kita ini sangat memungkinkan sesuatu yang tidak kita inginkan bisa terjadi?” kata Changmin sambil tersenyum jahil dan membuatku semakin terdiam
Aku menatap wajh Changmin dengan horor saat ia mengeluarkan senyum jahil yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Jantungku berdegup amat kencang kala membayangkan posisiku dan Changmin kala itu. Benar juga, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan?
Aku mengangkat kedua tanganku dan menaruhnya didada bidang milik Changmin lalu mendorongnya kuat membuat badan kami kini berada dalam posisi duduk. Aku menatapnya tengah tersenyum kecil sebelum akhirnya berlalu dan meninggalkanku dalam diam.
 “Semoga kau tidak takut lagi saat berciuman denganku” kata Changmin mengambil jaket hitam Adidasnya dan memakainya dengan membelakangiku
“Aku bukan pencium yang buruk bukan?” lanjutnya
Lagi lagi aku hanya dapat terdiam dengan perkataannya. Aish, wajahku menghangat, aku pasti tengah merona kini. Ya! Shim Changmin menyebalkan! Berani berani berkata perkataan yang membuatku merona seperti ini!
“Ya!” pekikku tidak dapat membalas perkataannya
“Sampai jumpa, Bocah kecil!” katanya kemudian mengangkat tangan kanannya sambil melambaikannya sedikit ke kanan
Changmin melangkahkan kakinya dengan santai meninggalkan ruang tamu dan menuju ke pintu keluar. Aku hanya dapat terdiam sambil merona kala itu.
“Ah! Tiang listrik menyebalkan!” teriakku akhirnya sambil menidurkan kembali badanku disofa
Aku menatap langit langit ruang tamu sambil membayangkan segala ekspresi yang baru saja Changmin tunjukkan padaku. Aku menyentuh bibirku perlahan dan tersenyum dengan riang dan tertawa tawa kecil disini. Shim Changmin, aku menyukaimu.
Flash Back End
Tiba tiba aku merasakan sebuah tangan tengah menyentuh keningku dan membuatku sedikit terlonjak.
“Apa kau baik baik saja?” tanya Haru dengan wajah bingung
“Tentu saja, kenapa?” jawabku sambil sedikit salah tingkah
“Kau senyum senyum sendiri seperti orang gila” jelas Haru
Well , aku memang merasa sedikit gila beberapa waktu belakangan ini. Dan ini semua karena pria bodoh bernama Shim Changmin. Aish!
“Bagaimana?” kata Haru sambil tiba tiba mendekatkan dirinya padaku
“Apanya?” kataku pura pura tidak tau
“Ini. Bagaimana?” kata Haru sambil menaikan kedua ibu jarinya dengan bersemangat
“Huh?” kataku yang kini benar benar tidak tau maksudnya
“Maksudku kau dengannya, adegan itu, bagaimana?” kata Haru sambil mencontohkan menaikkan ibu jari kanan dan kirinya
“Ah, itu...” kataku sambil sedikit merona
“Hmm, sepertinya ada sesuatu yang terjadi selama aku pergi tadi” kata Haru dengan tatapan menyidik
“Hehehe” balasku sambil tertawa garing padanya
“Mungkin aku harus bertemu dengannya kapan kapan” kata Haru kemudian sambil meneguk sekaleng jus jeruk
“Untuk apa?” tanyaku. Pertanyaan bodoh.
“Tentu saja untuk mengenalnya, akukan sepupumu” jawab Haru sesuai dugaanku
“Lagipula, jika dia tampan, mungkin aku bisa mendekatinya, hehe” lanjut Haru yang membuatku sedikit sebal mendengar
“Ya! Kalau kau sampai berani melakukannya, akan kubuat kau tinggal nama!” pekikku kesal sambil sedikit mempoutkan bibirku
“Hahaha, aku hanya bercanda!” kata Haru tertawa perlahan sambil mencubit pipiku
“Huh” kataku masih sebal
End Yuuka POV
***
“Dari mana saja kau?” tanya seorang pria berambut almond pada pria imut yang kini tengah memasuki pintu coklat tersebut
“Mencari seseorang” jawab pria yang suaranya amat khas itu
“Gadis yang sering kau ceritakan itu?” tanya pria rambut almond itu lagi pada pria imut itu
“Semacam, hyung (kakak)” jawab pria itu
“Mungkin dia sedang tidak ada masalah, jadi dia tidak kesana, Junsu” kata pria itu kala menatap wajah malas yang ditunjukkan pria imut yang ternyata Junsu itu
“Yah, mungkin. Padahal aku sedang ingin bertemu dengannya, hyung” jelas Junsu
“Hahaha, kau menyukainya ya?”
“Aish, Jaejoong hyung, yang benar saja. Aku tidak menyukainya” pekik Junsu protes sambil menatap kakanya yang tengah terkekeh kecil itu
“Hahaha, benarkah?” tanya pria bernama Jaejoong itu
“Tentu saja, lagipula bagiku, dia hanya gadis yang menarik” kata Junsu memberikan penjelasan
“Haha, arraseo” jawab hyungnya itu
“Bagaimana denganmu, hyung?” tanya Junsu kali ini
“Apa? Aku?” jawab Jaejoong tidak mengerti
“Iya, sudah bertemu dengan’nya’?” tanya Junsu lagi
“Ah, itu, belum” jawab Jaejoong sambil sedikit menarik senyum tipisnya
“Apa kau tidak berusaha mencarinya?” tanya Junsu sambil menuju kearah dapur
“Jepang bukanlah kepulauan yang kecil, aku harus mencarinya dengan perlahan. Lagipula, aku pasti akan menemukannya” kata Jaejoong yang mengikuti langkah Junsu ke dapur
Junsu melirik Jaejoong sejenak sebelum akhirnya menegak sekaleng Jus jeruk ditangannya.
“Arraseo, hyung” kata Junsu kemudian
***
Hari ini adalah hari besar yang ditunggu oleh seluruh murid di sekolah “Toho High School”. Seluruh arena sekolah kini telah diubah layaknya seperti acara festival yang sering dilihat di kuil kuil. Ada arena tempat makan, tempat bermain, bahkan tempat seperti rumah hantu masih saja penuh pengunjung. Namun dibalik semua kesenangan yang terdapat diluar, didalam sekolah sendiri terdapat sebuah kegugupan yang amat sangat.
“Apakah ini saatnya?” tanya salah seorang murid yang tengah mengintip dibalik tirai besar merah tersebut
“Apakah kau gugup?” tanya sensei
“Aish, banyak sekali yang menonton” kata murid lain yang juga mengintip dibalik tirai
“Sudah sudah” kata sang sensei sambil menepuk bahu kedua murid yang tengah mengintip dibalik tirai tersebut
“Kalian sudah berlatih keras selama ini, kalian tidak akan menyianyiakan latihan itu hanya karena sebuah kegugupan bukan? Lagipula kalian tidak sendiri. Ada kami disini” lanjut sang sensei sambil memberi semangat pada keduanya
“Hai, sensei!” kata keduanya kembali bersemang
Sebelum memulai pertunjukkan ‘Snow White’ kala itu, mereka semua saling menyatukan tangan dan menyerukkan yel yel kecil yang memberikkan semangat dan sensasi tersendiri bagi mereka. Dan akhirnya, tirai terbuka...


Diawali dengan sang raja dan ratu yang kini tengah menggendong si kecil yang akhirnya diberi nama Snow White dengan indahnya hingga kematian sang ratu dengan menyedihkannya membuat para penonton telah berdecak kagum diawal ini. Belum lagi kala sang ibu tiri telah muncul dan membunuh sang raja, serta Snow White dewasa yang tengah melarikan diri dari kejaran sang Huntsman, para penonton amat menikmatinya. Namun pada puncaknya adalah, ketika sang pangeran tiba dan hendak menyelamatkan sanga Snow White. Mungkin kalian tidak akan pernah tau berapa bising teriakkan yang terdengar disana kala ‘Pangeran’ Changmin mulai memasuki set.
“ Apa yang terjadi disini?” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?” kata  para ‘kurcaci’ yang merasa teerganggu dengan kedatangan ‘Pangeran’ Changmin
“Tenanglah, aku bukan ingin mencari masalah disini. Aku hanya merasa bahwa aku harus kemari dan tiba tiba aku melihatnya yang tertutupi kaca ini” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Benarkah kau bukan suruhan ibu tiri Snow White?” kata ‘kurcaci kurcaci’ tersebut
“Snow White? Apakah itu namanya? Sungguh sesuai dengan parasnya. Tidak. Tentu aku bukan suruhan ibu tirinya, bahkan aku baru pertama kali melihatnya. Kenapa kalian menaruhnya pada peti kaca ini?” kata ‘Pangeran’ Changmin dengan gagah membuatnya tampak mempesona kini
“Dia telah meninggal” kata salah satu ‘kurcaci’ sambil menahan isaknya
“Apa? Bagaimana bisa?” tanya ‘Pangeran’ Changmin sambil menghampiri ‘peti’ Snow White lalu memandangnya
“Ibu tirinya lah yang telah melakukan ini semua” kata salah satu ‘kurcaci’ tersebut
“Aku baru saja datang dan ia telah tiada. Seandainya saja aku datang lebih cepat, mungkin tidak akan seperti ini” kata ‘Pangeran’ Changmin sambil memegangi tangan sang Snow White
“Biarkan aku memberikan kado terakhirku baginya” lanjutnya sambil mencoba mendekatkan wajahnya pada Snow White
Kini wajah sang ‘Snow White’ tengah tampak dalam ketenangan, sungguh damai, dan indah. Sang Pangeran yang melihat wajah Snow White yang tampak sangat cantik kala itu tidak dapat menghindari perasaan menggelitik yang terjadi pada tubuhnya. Bahkan jika ia boleh jujur perasaan itu menggelitik hingga ujung hatinya dan membuat getaran kecil didadanya.
“AAAWWW , PANGERAN!!!” teriak para penonton wanita kala memandangi ‘Pangeran’ Changmin kini tengah mengecup bibir sang ‘Putih Salju’
Sang Snow White membuka matanya perlahan kala bibir ‘Pangeran’ tersebut masih menyatu dengan bibirnya. Ada perasaan hangat dalam dadanya kala itu namun kebingungannya lebih mendominasi dari perasaan hangatnya kala itu. Snow White menggerakkan kepalanya sedikit kekanan dan membuat ciuman itu terhenti kemudian membangkitkan dirinya dari peti kaca.
Para kurcaci dalam seti berteriak riuh dan senang ketika melihat sang Snow White kembali bergerak dan bernafas. Sang pangeran membantu sang putri untuk menuruni peti kaca dan lalu mengajaknya pergi disertai para kurcaci. Set demi set berlalu, kini sang ibu tiri telah berhasil dikalahkan oleh Ketamakkannya sendiri dan kini tampaklah wajah bahagia Snow White dan Sang Pangeran.
Pesta pernikahan tengah dirayakan kini, sang pangeran dan putri melangkah dengan anggun menuju kedepan panggung. Sang Pangeran menarik badan sang putri dan lalu memberikan kecupan singkat di keningnya dan diakhir dengan kecupan hangat di bibirnya. Dan  ya, kalian bisa membayangkan lagi teriakkan para wanita yang ada dalam ruangan pentas tersebut. Mungkin bisa sampai menuju ke area festival yang ada diluar sana.
“Apakah sudah selesai?” bisik Yuuka sang Snow White pada Changmin ketika ciuman mereka berakhir
“Ya” kata ‘Pangeran’ Changmin kemudian sambil tersenyum kecil dan lalu menggandeng tangan Yuu sambil memberikkan isyarat bagi seluruh pemain untuk menuju kedepan panggung dan memberikan hormat.
Tepuk tangan membanjiri ruang pentas seni itu. bukan hanya tepuk dan jeritan riuh dari para wanita, namun para pria pun tidak ingin kalah dan memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan pentas Snow White ini berjalan dengan lancar dan sangat memuaskan. Juga mungkin, akan ada lembaran baru yang tercipta setelah ini.
***
“Terima kasih atas banutuannya” kata setiap orang dalam pentas setelah tiba di backstage
“Terimakasih atas bantuannya, Tiang Listrik” kata Yuuka kemudian ketika menuju ke arah Changmin
“Kau juga, Bocah kecil” kata Changmin memberikan senyum terbaiknya lalu mengacak kecil rambut dipuncak kepala Yuuka
DEG! Jantung Yuuka berdebar kala itu. Ini adalah pertama kalinya sejak beberapa bulan kepindahan Changmin, Yuuka melihat Changmin tersenyum seperti itu. Dan senyum itu kini, adalah memori terbaik dalam ingatannya. Yuuka yang awalnya terdiam akhirnya membalas senyum Changmin dengan senyum terbaiknya pula.
“Kau hebat juga, Anak Korea” kata Tooru dengan santainya sambil meninju kecil tangan kanan Changmin
“Hehe, kau juga” kata Changmin akhirnya sambil tersenyum puas pada Tooru
Ini hal yang baik bukan?
“YUUKAAAA!!” pekik suara yang amat familiar tengah memanggil Yuuka
“Ah, Haru?!!” pekik Yuuka girang ketika mendapati Haru memasuki backstage dan meninggalkan Changmin
“Yuuka, gomenne, aku tadi menontonmu dari kursi belakang jadi aku tidak bisa melihat pertunjukkanmu dengan begitu jelas!!” kata Haru sambil menyatukan tangan dan menggesekkannya tanda ia tengah menyesal
“Ah, tidak apa yang penting kau menonton pertunjukkanku bukan?” kata Yuuka sambil memasang senyumnya
“Tentu saja! Ah, mana pangeran tampanmu itu? Aku ingin melihatnya” kata Haru sambil tersenyum jahil
“Ah, sini sini!” kata Yuuka semangat sambil menarik Haru menuju Changmin
“Ini dia!” Lanjut Yuuka sambil menaruh tangannya pada bahu Changmin yang sedikit membuat Changmin tersontak dan akhirnya menatapnya
Betapa terkejutnya Changmin kala itu ketika menatap wajah yang sangat tidak asing kini tengah berdiri dihadapannya. Dan orang yang tengah berdiri dihadapannya itu juga kini tengah membelalakkan matanya dengan kaget sambil menatapnya.
“Kau...” kata Changmin kemudian mencoba menatapi Haru dari ujung kaki hingga kekepala
“Ah, ne, Shim Changmin, ini dia sepupuku Haruno Kaika. Haru, ini sang pangeran itu” kata Yuuka masih dengan senyumnya tanpa menyadari tatapan aneh yang diberikan keduanya.
“APA?!” pekik Changmin membuat semua orang didalamnya kaget
“Kau kenapa, Shim Changmin?” tanya Yuuka yang memandang Changmin dengan bingung
“Em, Yuu, sebaiknya aku pergi saja hehe” kata Haru gugup sambil kemudian mencoba melangkahkan kakinya pergi
“Ya! Haru!” teriak Yuuka kemudian mencoba menyusul Haru sebelum diinterupsi oleh suara Changmin
“Dia, sepupumu?” kata Changmin sedikit tergagap masih dengan tatapan mata yang tidak percaya
“Ne, dia yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini. Kenapa?” tanya Yuuka bingung
“Ti.. tidak. Lupakan saja” kata Changmin kemudian menuju ke arah ruang ganti
Changmin terdiam dalam ruang ganti itu sambil mencoba menenangkan dirinya. Jantungnya tengah bergetar hebat kali ini. bukan getaran hangat yang tadi ia rasakan , tapi getaran ini lebih membawa sebuah rasa takut dalam dirinya. Masa lalu yang beberapa waktu ini sempat ia lupakan kini telah kembali. Ya, benar benar kembali. Dan ini semua karena gadis yang baru saja ia lihat tadi. Ini semua karena wajahnya kembali terlihat. Haruno Kaika.
“Aish” desis Changmin menekankan dadanya yang kini tengah terasa berdenyut kencang
***
“Aku melihatnya lagi” kata seorang gadis pada nisan yang kini masih berdiri kokoh itu
“Yesung, pria itu..” lanjut gadis itu sambil mengeluarkan butiran bening dari pelupuk matanya dan membiarkannya menuruni pipinya yang chubby
“...dia...” kata gadis itu dengan terisak
“..Dia kembali..” lanjutnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tanganya dan menangis sekuat kuatnya
“Apa yang harus kukatakan?” tanya gadis itu masih sambil menatap nisan itu
“Apa yang harus kukatakan pada Yuuka?” lanjutnya lagi memperjelas ucapannya
“Haru?” panggil seorang pria yang kini ada dibelakang gadis yang ternyata adalah Haru tersebut
Haru membalikkan tubuhnya berusaha menghadap ke asal suara. Mata Haru terbelalak ketika lagi lagi ia melihat wajah yang familiar baginya.
“Kau?” kata Haru kemudian
***
“Shim Changmin, bagaimana pertunjukkanmu?” kata Yong Ah ketika mendapati Changmin memasuki rumah
“Baik” kata Changmin singkat masih tetap melangkahkan kakinya menuju ke kamar
“’Baik’? Hanya itu? Kurasa mungkin tidak sebaik itu. Ada apa?” tanya Yong Ah yang tidak mendapat jawaban dari Changmin
“Ya!” kata Yong Ah mulai menyadari tindakkan aneh dari Changmin
Beberapa hari yang lalu, baru saja ia melihat Changmin kembali bersemangat dan kini, rasanya ia seperi melihat Changmin yang baru saja menginjakkan kaki di Jepang. Sangat menyedihkan.
“Apa yang terjadi, huh?” kata Yong Ah ketika memasuki kamar Changmin
“Aku bertemu dengannya lagi” kata Changmin menatap lantai kamarnya dengan hampa
“Siapa?” tanya Yong Ah masih belum mengerti
“Gadis itu... Gadis satu tahun yang lalu” jawab Changmin
“Maksudmu...” kata Yong Ah yang akhirnya hanya dapat menarik nafasnya panjang tak percaya
“Ternyata aku berada sedekat ini” kata Changmin kini sambil menarik senyum tipisnya. Senyum yang penuh luka kala itu
“Changmin ah” kata Yong ah kemuadian sambil memegangi pundak Changmin
“Bahkan sangat dekat ahjussi” kata Changmin yang kini tubuhnya mulai tampak bergetar
“Changmin” kata Yong Ah sambil kini memeluk Changmin dari samping
“Aku sangat dekat dengannya , ahjussi. Dan aku bahkan tidak menyadarinya” tampak sebuah cairan bening dikedua pelupuk mata Changmin
“Dia.. yang membuat Maya meninggalkanku, ahjussi” kini cairan bening itu tengah terjatuh dengan mulus dipipi Changmin
“Gadis itu...”
***
“Yuuka chan!” pekik suara lumba lumba yang membuat Yuuka langsung mengenalinya
“Junsu!!” kata Yuuka bersemangat ketika mendapati Junsu disana
“Ya! Kau kemana saja, huh?” kata Junsu bersemangat sambil terdengar sedikit kesal
“Kenapa? Kau mencariku?” tanya Yuuka
“Yah, begitulah, aku kesepian bermain game tanpamu Yuuka chan” kata Junsu sedikit salting
“Eh? Sepi? Tidak ada yang sehebat diriku ya? Hahaha” kata Yuuka dengan percaya diri
“Yah, harus kuakui kau memang gadis yang menyenangkan” kata Junsu jujur
“Hahaha, begitulah” kata Yuuka dengan bangga
“Hey, apa kau suka bermain play station?” tanya Junsu kemudian
“Tentu saja, kenapa?” tanya Yuuka
“Hey! Apa kau tau game Tekken?!” tanya Junsu kemudian dengan bersemangat
“Tekken??! Tentu saja!!” pekik Yuuka bersemangat juga
“Mau temani aku bermain?!” kata Junsu semakin bersemangat
“TENTU SAJA!!” Kata Yuuka tak kalah bersemangat
“KALAU BEGITU AYO!!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuuka dan membawanya menuju sepeda miliknya
“Kau naik sepeda?” tanya Yuuka kaget saat melihat kendaraan sepeda milik Junsu
“Hm, tentu saja. Aku harus menyesuaikan hidupku dengan kebiasaan Jepang dan kurasa naik sepeda bukanlah hal yang buruk” kata Junsu penuh percaya diri
“Waw, kau keren” kata Yuuka tanpa sadar karena kekagumannya pada Junsu
“Aku keren?” kata Junsu sedikit menaikkan sebelah alisnya
“Gadis yang menarik” kata Junsu sambil mengelus puncak kepala Yuuka dengan halus
Terasa sedikit rasa menggelitik pada dada Yuuka saat Junsu mengatakan hal tersebut sambil menyentuh puncak kepalanya seperti itu. Ada rasa hangat yang menjalar ke wajahnya dan membuat wajahnya tampak merah muda.
“Aish, Yuuka ada apa denganmu?” batin Yuuka
“Ayo!” kata Junsu mulai menaiki sepedanya
Yuuka menaiki sepeda itu perlahan dan lalu mulai memegangi ujung baju Junsu pada kedua sisinya. Tiba tiba kedua tangan Junsu mengambil tangan Yuuka dan melingkarkan tangannya pada pinggang Junsu.
“Aku mungkin mengendarai sepeda tapi kecepatanku bisa melebihi kecepatan sepeda bisa, jadi berpeganglah yang kencang agar kau selamat” kata Junsu kini mulai bersiap mengayuh sepedanya
“Eh?” kata Yuuka dengan wajah yang penuh kebingungan
“READY, SET, GO!” kata Junsu kemudian lalu mengayuh sepedanya dengan kencang
“Ya!” pekik Yuuka kaget kala Junsu mengayuh sepedanya dengan brutal
Jantungnya tengah berdegup kencang kini, entah karena Junsu yang mengemudikan sepeda ini dengan brutal atau karena Tangannya yang kini melingkar pada pinggang Junsu yang membutnya dapat merasakan kehangatan punggung Junsu. Yang Yuuka tau kini adalah, ia merasa senang.
***
“Ternyata kau masih rajin mengunjungi makamnya” kata pria berambut almond itu
“Tidak rajin. Hanya tadi aku sedang ingin mengunjunginya” kata gadis dihadapannya
“Haruno, apakah kau masih menyukainya?” tanya pria itu lagi kini sambil menyesap kopi hangatnya
“Tentu saja. Dari dulu hingga sekarang bahkan, aku sangat menyukainya” jawab gadis yang ternyata Haruno itu
“Apakah sebesar itu kau menyukainya?” tanya pria berambut almond itu kesal
“Kau pikir bagaimana bisa aku melupakan Yesung secepat itu? Bagaimana pun, ia tetap orang yang berharga bagiku” jawab Haru sambil tersenyum mengejek kecil
“Tidak bisakah kau sedikit melirikku, Haru? Sedikit saja, kau melihat aku ada disini” kata pria berambut almond tersebut dengan wajah sedikit memelas. Terlihat luka yang juga mengisi seluruh tatapan matanya
“Aku melihatmu, Kim Jaejoong” kata Haru sambil menatap pria berambut almond yang adalah Jaejoong itu
“Bukan hanya dengan matamu, tapi juga dengan hatimu” kata Jaejoong menatap Haru tepat dimatanya
Haru hanya dapat terdiam. Ia menyadari bahwa pria ini tengah menyatakan hatinya pada Haru, namun bagiamana pun juga hatinya belum siap untuk emnerima siapapun masuk kedalam hatinya. Ia belum siap untuk terluka yang kesekian kalinya.
“Kim Jaejoong..” kata Haru yang mendapat interupsi dari Jaejoong
“Tidak bisakah kau mengerti bahwa Yesung sudah meninggal?!” kata Jaejoong memotong perkataan Haru sambil sedikit menggebu gebu
“Apa??!” teriak suara seseorang yang mengagetkan mereka berdua
Haru membelalakan matanya ketika melihat Yuuka tengah berdiri ditempat yang tidak jauh darinya. Seketika jantungnya berdegup kencang berharap Yuuka tidak mendengar percakapan mereka tadi, namun tampaknya semua telah terlambat. Dari bulir air mata yang kini tampak di matanya, Haru harus mengakuinya.  Yuuka mendengarnya.
“ Yuuka aku...” kata Haru membuka suara

TBC

Jumat, 28 Desember 2012

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 3


Title : Unpredictabble Love

Author : Cindy Ayu S.

Rate: PG 15
 
Main Chaearcter:
Shim Changmin
Yuuka Shinju (OC)
Disclaemer: Ini ff permintaan sodaraku, jadi kalo misalnya ga sesuai sama selera kalian mohon maaf aja yah hha dan buat sodaraku yang baca moga moga suka dan selamat membaca :DD

Changmin POV
Apa yang kupikirkan? Kenapa aku melakukan hal seperti itu? Apa yang terjadi denganku sebenarnya? Aish! Shim Changmin! Apa yang telah kau lakukan?
***
SREETT!
Aku membuka pintu kelas pagi ini dengan sedikit malas malasan. Yah, sesungguhnya hari ini aku memang merasa tidak bergairah lagi kesekolah. Lagipula, ada sesuatu dalam kelas ini yang selalu mengusikku. Yang benar benar mengusik perhatianku.
Aku mengarahkan kepalaku lagi untuk memandangnya. Ya, memandang gadis itu, Yuuka Shinju. Ini sudah hari keempat kami tidak saling berbicara sejak kejadian itu. Sesungguhnya, aku merasa menyesal telah melakukan hal ‘itu’ padanya, tapi bolehkah aku sedikit jujur? Aku menikmatinya. Dan setelah kejadian itu tampaknya aku jadi lebih memperhatikannya.
Ya, aku mulai sering mengamatinya sekarang ini. Mata besar yang menatapmu balik saat kalian bercakap cakap, rambut yang lurus dan panjang, sentuhan yang lembut walaupun dari luar ia terlihat kasar, dan bibir yang menyunggingkan senyum yang manis dan terasa... hangat. 
“Hey, Shim Changmin!” panggil seseorang yang tanpa kusadari kini tengah berada didepan meja belajarku
“Hm?” sautku
“Kau sangat pendiam beberapa hari ini, kenapa?” tanyanya
“Aku tidak apa, Yuu” jawabku yang sedikit menggelitik dadaku. Rasanya sudah lama sekali aku tidak menyebutkan panggilan itu Yuu..ka. Aish! Kenapa nama gadis itu yang terbayang!
“Min?” panggilnya lagi membuatku sedikit tersadar dari bayangan bodohku
“Tidak apa aku baik saja Yuu” kataku berusaha tampak senormal mungkin
“Kau yakin? Kau tidak sakit bukan?” tanya Yuu kali ini panik sambil memegangi jidatku
“Aish, aku baik, Shirota Yuu. Sangat baik, jadi kuharap kau tidak pernah melakukan hal itu lagi padaku” kataku menepis tangannya yang tengah menyentuh jidatku dan memberikan tatapan yang sedikit ngeri. Sesungguhnya, aku sangat tidak suka disentuh dengan ‘mesra’ oleh laki laki seperti itu. Bukan karena aku jahat. Hanya saja aku tidak menyukainya.
“Aku mengerti” kata Yuu sambil mengangkat kedua tangannya
“Bagus” kataku sambil mendesah pelan karena sikapnya yang terlihat konyol itu
“Hey, Shim Changmin” panggil Yuu lagi
“Hm?” sautku lagi
“Apa kau menyukai gadis itu?” tanya Yuu sedikit berbisik sambil mengarahkan jempolnya pada arah Yuuka.
“Tidak” kataku datar
“Yang benar saja, tapi kenapa beberapa hari ini aku sering melihatmu sedang memandanginya?” kata Yuu
“Aku punya mata, apa tidak boleh aku melihatnya?” kataku lagi sambil memandangnya dengan sedikit tidak suka
“Baiklah, aku mengerti, kau memang tipe orang yang sangat sulit untuk mengungkapkan perasaan.” Kata Yuu yang menurutku sangat sok tau
Aku hanya menaggapi perkataan Yuu dengan diam. Dia mungkin adalah sahabat yang paling mengerti keadaanku yang saat ini aku pun tidak tau harus menyebutnya apa. Suka? Apakah aku menyukai Yuuka? Tapi...
“Hey, ini sudah sebulan sejak kau disini, dan sudah cukup lama sejak kepergiannya, akan sangat bagus bila akhirnya kau bisa membuka hatimu untuk gadis lain” kata Yuu yang kini tengah duduk dimeja belajarku
Lagi lagi aku hanya terdiam sambil menopangkan daguku pada tangan kananku dan kembali menatap gadis yang memang sejak tadi aku pikirkan. Kadanga saat menatapnya, aku merasakan kenyamanan dan kehangatan, namun aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri.  Aku masih terjebak pada masa lalu itu.
“Hidup terus berjalan kau tau? Itu bukan hanya sebuah kata, tapi itu adalah fakta yang memang selalu kita jalani. Selama waktu terus berdetik kekanan, kau harus terus menjalani hidupmu” perkataan bijak pertama yang kudengar dari Yuu setelah 5 tahun ini
“Menyebalkan” bisikku tak terdengar oleh Yuu masih sambil menatap gadis itu
.
.
Suka?
End POV
***
“Berdiri!” kata seorang murid saat melihat wali kelas mereka telah memasuki kelas
“Selamat pagi, sensei!” kata murid serempak
“Selamat pagi, anak anak. Hari ini, sensei tidak akan mengajarkan apapun” kata wali kelas mereka yang serentak membuat bentuk senyuman riang para murid disana
“Tapi..” lanjut sensei tersebut yang membuat senyum murid disana seketika pudar
“Kita akan membahas acara yang akan kita buat pada festival sekolah nanti” lanjut sang sensei
Tampak wajah riang dari para murid yang memang sudah sangat menunggu festival tahunan sekolah ini. Semuanya langsung berteriak memberikan ide kepada senseinya tentang apa yang akan mereka tampilkan untuk mewakili kelas mereka.
“Tenanglah tenang! Bapak sudah mendapatkan perintah dari kepala sekolah tentang apa yang akan kelas kita tampilkan” kata sang sensei
“Benarkah?” kata murid murid serempak
“Hai, kalau begitu mari bicarakan acara ini bersama sama ya!” kata sensei sambil mulai menulis pada papan tulis
Para murid serempak melihat pada apa yang ditulis di papan tersebut dan membuat beberapa murid menyunggingkan senyum ketika melihat sebuah acara yang memang mereka sukai.
“ITS TIME FOR ACTING!!!” teriak salah satu murid girang diikuti gurauan riang dari murid lain yang sangat tertarik dengan acara tersebut
“Menyebalkan” desis beberapa murid yang tidak menyukainya termasuk Changmin
“Baiklah, kita akan melakukan drama yang tepatnya drama Snow White dan pemainnya pun sudah bapak tentukan” kata sensei yang membuat murid seketika tenang walau masih diserai beberapa bisikkan para murid wanita yang –pastinya- menginginkan peran utama tersebut
Wali kelas mereka menyebutkan satu persatu orang yang mendapat peran dalam drama tersebut. Ada yang sangat senang karena mendapat peran yang diinginkan, namun ada juga yang tidak senang karena tidak mendapat peran yang sesuai.
“Dan finalnya sang Putih Salju, Yuuka Shinju” kata sensei menyebutkan peran peran utama
“EH??!” pekik Yuuka kaget namun mendapat sorakkan senang dari teman teman yang lainnya
 “Dan pangerannya, Shim Changmin” lanjut sensei
“EH??!” pekik Yuuka kini disertai dengan pekikan murid lainnya
“Buahaha, kalu Changmin yang menjadi pangerannya mungkin sang Putih Salju bukan akan bangun dari tidurnya, namun makin membeku karena sikap sang pangeran yang lebih dingin dari es!” kata salah seorang murid
“Aih, beruntungnya Yuuka chan!!” kata murid wanita yang terlihat iri dengan Yuuka
Sementara Yuuka hanya dapat terdiam karena mendapati jantungnya yang berdegup kencang karena mendengar nama Shim Changmin yang terdengar akan menjadi lawan mainnya.
“Aku menolak” kata Changmin kemudian mengagetkan seluruh murid termasuk Yuuka yang sedang terdiam
“Tidak ada yang bisa mengganggu keputusanku. Harap kau hargai, Shim Changmin” kata sensei dengan nadanya yang lebih berat dan tatapannya yang mengancam
Changmin terdiam sesaat sambil membalas pandang tatapan wali kelasnya yang terlihat dingin tersebut sampai akhirnya ia menyerah dan menghela nafas berat dengan malas.
“Aku mengerti” kata Changmin kemudian lalu menopangkan  dagunya pada satu tangannya
“Bagus. Mulai besok, setiap pulang sekolah kita akan mengadakan latihan. Bapak harap, drama ini dapat berjalan dengan lancar. Bapak sangat mengharapkan bantuan dari kalian semua” kata wali kelas mereka sambil tersenyum hangat yang dibalas dengan sautan semangat para murid
“Yuuka chan, kau sangat beruntung ya” kata salah seorang wanita kepada Yuuka
“Eh? Biasa saja hehe” jawab Yuuka dengan tertawanya yang garing
“Biasa saja? Bagiku kau sangat beruntung! Nanti kau bisa mendapatkan cap bibir Changmin di bibirmu!” kata murid wanita itu menggebu yang membuat Yuuka membeku seketika
“Apa?” tanya Yuuka kemudian. Dari semua kata kata yang ada dikepalanya, hanya kata itu yang dapat ia ucapkan kini. Dari semua kosa kata itu, mungkin hanya kata ini yang dapat mengungkapkan semuanya
“Kau tau cerita Snow White bukan? Pada akhirnya sang pangeran akan mencium Snow White dan happy ever after” kata murid wanita itu menjelaskan dengan raut wajah yang berbunga bunga
Sementara Yuuka hanya dapat terdiam sambil membelalakkan matanya. Jantungnya saat itu berdegup sangat kencang hingga mungkin orang disekitarnya dapat mendengarnya. Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Membayangkan ciumannya dengan Changmin beberapa hari yang lalu saja sudah berhasil membuatnya kelimpungan dan malu setengah mati dihadapan Changmin, kini, ia haru benar benar berciuman dengannya? Dihadapan umum? YANG BENAR SAJA??!!
“Hey” sebuah suara familiar mengusik dunia hayal Yuuka dan membuatnya memandang ke arah suara tersebut
“Mohon bantuannya” Kata Changmin pada Yuuka sambil mengulurkan tangannya
Yuuka menatap uluran tangan Changmin itu sesaat sebelum akhirnya membalasnya.
“Mohon bantuannya” balas Yuuka
Dan ini adalah pembicaran mereka yang pertama setelah kejadian itu.
***
Yuuka POV
Berciuman dengannya dihadapan umum??!! Yang benar saja??!! Dosa apa hingga aku diberikan cobaan sebesar ini??! AKHHH!! Menyebalkan!! Sebaiknya aku pergi dan bermain game saja dari pada harus menghadapi pikiran pikiran yang membuatku ingin mengakhiri hidupku sekarang juga!!
Aku melangkahkan kakimu menuju sebuah game center pada sebuah pusat perbelanjaan yang sangaaaat jauh dari sekolah. Bersyukurlah aku tidak akan melihat bayangan sekolah bila aku berada di tempat sejauh ini.
Aku menggesekkan kartu bermainku pada setiap permainan yang ada disana. Aku memainkannya dengan penuh amarah dan rasa kesal dan lebih tepatnya rasa malu apalagi jika pikiran tentang berciuman itu terngiang dalam kepalaku.
“AKKKHH!!! MATI KAU!! MATI!!” kataku penuh semangat -lebih tepatnya amarah- pada zombie zombie yang ada di layar dihadapanku dan memegangi pistol mainanku itu kuat kuat
-----GAME OVER----- YOU DIE--------
“Aish, menyebalkan!!” sekali lagi aku menggesekan kartuku pada permainan tersebut
Aku mencoba untuk menembaki zombie zombie yang ada dihadapanku itu dengan brutal dan tanpa rasa kasih. Pikiranku kacau sehingga tembakkanku melesat kesembarang arah, namun aku tidak perduli!  Yang kubutuhkan saat ini adalah melepaskan rasa penatku ini!!
“MATI KAU!!” kataku berusaha membunuh sang zombie yang kutembaki sesukaku hingga tanpa sadar ada satu zombie yang belum kutembaki dengan keadaan peluruku yang tidak bisa ku’reload’
DUAR!! Sebuah tembakkan mengenai zombie tersebut dan berhasil membuatku menjadi pemenang pada babak pertama zombie ini.
“Kurasa kau butuh parter” kata suara asing disampingku yang kini tengah memegangi pistol yang sejak tadi tidak tersentuh itu
 “Aku tidak butuh bantuan dari orang asing sepertimu” kataku ketus
“Apa kau yakin? Babak kedua pada permainan ini akan lebih sulit jika kau melakukannya sendirian”  tawarnya lagi
Aku terdiam sebentar dan memandangi layar dihadapanku dengan sedikit berpikir. Baiklah, kurasa tidak buruk aku mendapatkan partner disini. Lagipula, aku tidak akan bertemu dengannya lagi bukan?
“Baiklah” kataku kemudian lalu melanjutkan permainan bersama ‘partner’ku itu
Kami bermain hingga mencapai tahap final. Harus kuakui dia bukanlah partner yang buruk, buktinya aku dapat menyelesaikan permainan ini dengan menyenangkan dan yang paling penting saat aku bermain tadi, aku tidak merasakan perasaan yang menggangguku lagi. Aku hanya merasa senang.
“Terima kasih” kata ia kemudian
“Eh?” kataku kebingungan. Bukankah aku yang seharusnya berterima kasih?
“Terima kasih” katanya lagi
“Untuk apa?” kataku kemudian
“Karena mau menjadi temanku dalam permainan tadi” katanya lagi dengan wajah yang polos
“Bodoh. Bukankah kau yang menemaniku? Harusnya aku yang berterima kasih” kataku kemudian yang akhirnya berterimakasih padanya
Ia terkekeh kecil. “Kalau kau tidak menerimaku, mungkin aku tidak akan mendapatkan teman bermain. Terimakasih.” Katanya sedikit mencengangkanku
“Dasar bodoh” kataku kemudian sambil tertunduk
“Hey, aku Kim Junsu, kau?” katanya sambil mengulurkan tangan kepadaku
“Kau orang Korea?” tanyaku kemudian tanpa menghiraukan uluran tangannya
“Ya, semacam itulah” kata Junsu masih mempertahankan uluran tangannya
“Korea apa?” tanyaku lagi
“Selatan. Kenapa?” tanya Junsu tampak mulai kesal karena uluran tangannya tidak kuhiraukan
“Sudah berapa lama kau di Jepang?” tanya ku lagi masih tidak menghiraukan tangan Junsu
“Hem.. baru saja” jawab Junsu dengan wajah pasrah dan mencoba menarik kembali uluran tangannya
Sebelum itu terjadi aku langsung mengambil tangannya dan menyambut uluran tangannya yang tadi sempat tidak kuhiraukan. Aku menyunggingkan senyum terbaik yang baik yang aku punya.
“Aku Yuuka Shinju. Selamat datang di Jepang”
End POV
***
“YANG BENAR SAJA??!” pekik tanpa sadar Yuuka menyuarakan isi pikirannya saat membaca kertas dialog dihadapannya
“Kenapa Yuuka chan?” tanya salah seorang murid yang cukup kaget dengan pekikan Yuuka
“Ti.. tidak apa apa hehe” jawab Yuuka disertai tawanya yang garing itu
“Kau kenapa?” tanya Changmin kemudian menghampiri Yuuka
“Ti.. tidak apa apa” jawab Yuuka lagi sambil tertunduk. Terasa buratan merah itu mengelilingi seluruh wajah  Yuuka saat itu
“Benar benar berciuman? Yang benar saja” batin Yuuka cemas
“Baiklah semuanya, ayo mulai latihan!” kata sensei mengumpulkan para murid untuk berlatih
“Mati aku!” batin Yuuka lagi
.
.
.
 “Yuuka, ini giliranmu! Ayo!” kata sensei memanggil Yuuka yang kini tengah berusaha sembunyi dari adegan berikutnya
“Yuuka chan!!” Panggil semua murid sementara Yuuka tetap berusaha bersembunyi
“Biar kutelepon dia” kata Tooru berusaha menghubungi ponsel Yuuka
“Ada apa?” Kata Yuuka polos saat memasuki ruang latihan –yang sebenarnya Yuuka sedang mati kutu saat itu— yang membuat seluruh teman sekelasnya bernafas lega
“Aish, kau ini dari mana saja? Kami mencarimu!” kata Tooru kesal
“Ehehe, maaf ya kawan kawan” kata Yuuka sambil terkekeh garing
“Baiklah, saatnya scene dalam peti kaca” kata sensei seketika membuat tubuh Yuuka membeku
 Semua peralatan awal sudah disiapakan, untuk hari  pertama ini mereka menggunakan meja sebagai bayangan saat Yuuka berada dalam peti kaca. Para murid yang berperan sebagai kurcaci kemudian mengelilingi meja kayu tersebut dengan Yuuka yang telah terbaring diatasnya.
“ Apa yang terjadi disini?” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?” kata  para ‘kurcaci’ yang merasa teerganggu dengan kedatangan ‘Pangeran’ Changmin
“Tenanglah, aku bukan ingin mencari masalah disini. Aku hanya merasa bahwa aku harus kemari dan tiba tiba aku melihatnya yang tertutupi kaca ini” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Benarkah kau bukan suruhan ibu tiri Snow White?” kata ‘kurcaci kurcaci’ tersebut
“Snow White? Apakah itu namanya? Sungguh sesuai dengan parasnya. Tidak. Tentu aku bukan suruhan ibu tirinya, bahkan aku baru pertama kali melihatnya. Kenapa kalian menaruhnya pada peti kaca ini?” kata ‘Pangeran’ Changmin berusaha menghayati segala perannya yang membuatnya semakin tampan dan tampak seperti pangeran sungguhan
“Dia telah meninggal” kata salah satu ‘kurcaci’ sambil menahan isaknya
“Apa? Bagaimana bisa?” tanya ‘Pangeran’ Changmin sambil menghampiri ‘peti’ Snow White lalu memandangnya
“Ibu tirinya lah yang telah melakukan ini semua” kata salah satu ‘kurcaci’ tersebut
“Aku baru saja datang dan ia telah tiada. Seandainya saja aku datang lebih cepat, mungkin tidak akan seperti ini” kata ‘Pangeran’ Changmin sambil memegangi tangan sang Snow White
“Biarkan aku memberikan kado terakhirku baginya” lanjutnya sambil mencoba mendekatkan wajahnya pada Snow White
“Inikah saatnya??” batin Yuuka
Yuuka yang merasakan desahan nafas yang semakin mendekat kearahnya lalu menutup mata dan mulutnya dengan rapat, sangat rapat sehingga menimbulkan ekspresi yang membuat Changmin enggan untuk melanjutkan aktingnya.
“Ya!” kata Changmin kemudian membuat Yuuka membuka kedua matanya
Mata mereka bertemu kala itu dan tanpa Yuuka sadari jarak wajahnya dan Changmin sedang dalam jarak yang begitu dekat, dan mungkin kini mereka dapat merasakan terpaan nafas mereka satu sama lain pada wajah mereka masing masing. Yuuka membelalakkan matanya sambil terus memandang mati Changmin yang kecoklatan itu kini tengah menatapnya juga. Jantung Yuuka bergetar kencang dan amat kencang sehingga membuat wajahnya menghangat.
“Ma.. maafkan aku!!” Kata Yuuka cepat sambil membangkitkan tubuhnya dari meja tersebut dan sedikit mendorong tubuh Changmin
“Kau grogi, Yuuka chan?” kata sensei yang memandang cemas Yuuka
“Ah, mm..” kata Yuuka tidak menanggapi ‘ya’ ataupun ‘tidak’ dalam jawabannya
“Baiklah, kita lewati bagian itu dulu, kita akan mempelajari bagian lain saja ya?” kata sensei kemudian
“Benarkah?” tanya Yuuka berbinar binar
“Ya, tapi adegan ciuman itu harus tetap ada, dan agar lebih personal kau dan Changmin kun harus bisa berlatih melakukannya secara berdua saja bagaimana?” kata sensei yang seketika menghancurkan binar dimata Yuuka
***
“YANG BENAR SAJA!! MATI KAU!!” kata Yuuka sambil kembali bermain permainan permainan dalam sebuah game center tersebut yang tampak seperti orang kesetanan
“DASAR MENYEBALKAN!!” pekiknya keras sambil memencet mencet tombol itu dengan tidak karuan dan membuat lawan pada layarnya segera tumbang
“Ya! Ya! Kau bisa menakuti semua pengunjung game center ini jika kau terus berteriak seperti itu, partner” kata suara yang kini mulai tak asing ditelinga Yuuka
“Bukan urusanmu” kata Yuuka sedikit melemparkan kekesalannya pada Junsu
“Eh? Waktu itu kau menyambutku dengan senyum dan kini kau malah menggertakku? Ckck kau pasti sedang kesal sekarang” kata Junsu sambil menghela sedikit nafasnya
“Untuk apa kau menyinggungnya jika kau tau aku sedang kesal huh? Kau ingin membuatku tambah kesal, Kim Junsu?” gertak Yuuka sekali lagi pada Junsu
“Aeh, maaf, bukan itu maksudku. Hanya saja..” kata Junsu sambil mendekati Yuuka dan duduk disampingnya
“Kalau kau ingin melepaskan semua amarahmu dengan bermain permainan pertarungan seperti ini setidaknya kau harus mencari lawan yang seimbang” lanjut Junsu sambil menaruh tangannya pada tombol permainan yang sama yang tengah dimainkan Yuuka
Yuuka tersenyum tipis saat melihat Junsu begitu percaya diri dapat mengalahkannya dalam permainan ini.
“Jadi kita musuh sekarang?” kata Yuuka sedikit menunjukkan senyum iblisnya sesaat
“As you wish” lanjutnya lalu mulai menaruh tangannya pada tombol tombol permainan itu dan memulai pertarungan dengan Junsu.
Sekali lagi, rasanya semua masalah itu terangkat begitu saja. Kini yang Yuuka rasakan hanyalah senang.
***
“Minnie~ aku merindukkanmu!!” kata Yuuka sambil memeluk gitar kesayangannya itu
“Astaga, kau baru pulang dan yang kau rindukkan adalah minnie?” kata Haru sedikit sebal
“Haru juga~~” jawab Yuuka kemudian lalu memeluk Haru
“Dasar yah kau ini, bagaimana dramanya? Baik baik saja?” tanya Haru kemudian dan membuat Yuuka kembali teringat pada perintah sensei tadi
“Buruk. Sangat buruk.” Kata Yuuka dengan suara yang lesu
“Sepertinya ada yang harus kau ceritakan padaku. Ada apa?” tanya Haru sambil menatap Yuuka
“Haru, apakah tidak apa, jika aku mengajak teman priaku kemari?” tanya Yuuka
“Teman pria?” tanya Haru
“Iya, teman pria” jawab Yuuka dengan sedikit berbisik
“Teman pria?” tanya Haru lagi sedikit menaikan alisnya
“Iya, teman pria!” jawab Yuuka lagi
“Pacarmu?” tanya Haru sedikit menyipitkan matanya
“YANG BENAR SAJA??!!” pekik Yuuka sambil menatap horor pada Haru
“Bukan pacarmu?” tanya Haru kemudian
“Sebenarnya aku berharap begitu, tapi sayang sekali ia belum menjadi kekasihku” jawab Yuuka penuh percaya diri
“Kalau ia tampan mungkin aku masih ada kesempatan” kata Haru sedikit terkekeh
“YA! HARUNO!!” pekik Yuuka tidak rela
“Aku hanya bercanda. Lagi pula untuk apa ‘teman pria’mu itu datang kemari?” tanya Haru
“Ah, ano, kami akan latihan drama” jawab Yuuka
“Oh, Snow White itu? Apa dia pangerannya?” tanya Haru yang disambut anggukkan Yuuka
“Apa kalian akan berciuman?” tanya Haru yang kembali mendapat jawaban anggukan dari Yuuka
“Baiklah, berlatihlah dengan tekun ya! Setidaknya kau mendapatkan cap bibir pria yang kau sukai itu! hahaha” Kata Haru sambil tertawa puas
“YA! HARUNO!” pekik Yuuka dengan wajah yang merah padam
***
“Kau takut denganku?” kata Changmin yang tepat berada diatas tubuh Yuuka
“Apa? Ti.. tidak” jawab Yuuka masih sambil menutup matanya
“Lalu kenapa kau selalu memasang wajah seperti itu saat melakukan adegan ciuman denganku?” kata Changmin sambil menatap wajah Yuuka yang kini tengah tertutup dan katup rapat dihadapannya
“Aku tidak apa apa” kata Yuuka masih mengatupkan mata dan mulutnya seakan tidak ingin tersentuh oleh bibir Changmin sedikitpun
“Buka matamu!” perintah Changmin
“Tidak mau” jawab Yuuka sambil menggelengkan kepalanya
“Ya! Ini yang kau bilang tidak takut padaku? Atau kau masih marah karena kejadian itu?” jawab Changmin tepat sasaran. Ya, Yuuka masih sangat marah. Tidak. Lebih tepatnya ia malu dengan kejadian itu
Seketika Yuuka mengendurkan katupan pada mata dan mulutnya dan mulai membuka matanya perlahan. Sekali lagi ia menatap wajah Changmin yang ada dihadapannya. Sangat tampan. Mungkin seorang Yuuka Shinju sudah sangat beruntung bisa memandang wajah tampan ini sedekat ini. mungkin tidak seharusnya Yuuka meminta lebih dengan mengharapkan sebuah ciuman kala itu. Mungkin akan lebih baik jika Yuuka hanya memandang punggung tegapnya itu saja.
“Kalau benar karena kejadian itu, aku minta maaf. Sekarang pikirkan saja kau adalah Snow White. Yang beku seperti salju namun hatimu sangat hangat seperti matahari. Dan ketiku kegelapan mengiringimu, aku datang sebagai pangeran yang mengembalikan cahayamu. Lagi pula, hey, bibirku tidak seburuk itu bukan?” perkataan terakhir Changmin seketika membuat Yuuka tersenyum pada akhirnya
Tidak disangka Changmin yang sangat cool bisa mengatakan hal seperti itu. ya, siapa sangka? Mungkin Yuuka sudah sangat beruntung bisa melihat sisi lain Changmin yang seperti ini.
“Ciuman ini, entah kau akan mengartikannya sebagai apapun, yang aku ingin kau lakukan hanya percaya padaku” kata Changmin menatap Yuuka dengan cukup tajam tepat dititik matanya. Terdapat sebuah keseriusan disana.
Yuuka memandang balik mata Changmin yang tampak tengah serius tersebut. Kini, bunyi jantungnya terasa sangat bergetar. Bahkan mungkin Changmin saja dapat mendengarnya, namun ia tidak perduli. Kini, Yuuka sedang mencerna setiap perkataan Changmin yang masuk kekepalanya. Kata kata yang masuk kedalam telinganya , tercerna dalam kepalanya, dan akhirnya akan ia simpan dengan teguh dalam hati.
“Apa kau percaya padaku?” tanya Changmin masih dengan tatapan yang berhasil memabukkan Yuuka kala itu
“Aku percaya padamu, Shim Changmin” jawab Yuuka kemudian
Seketika wajah Changmin mulai mendekati kembali wajah Yuuka. Yuuka yang melihat wajah itu kembali mendekat saat itu juga menutup matanya. Yuuka dapat merasakan nafas Changmin yang kembali menyapu wajahnya, dan nafas itu terasa hangat. Sebelum mencapai bibir milik Yuuka, Changmin menghentikan wajahnya dan bertanya kembali.
“Apa kau percaya padaku?” tanya Changmin yang mulai menargetkan bibir Yuuka pada matanya
Perlahan Yuuka membuka matanya dan menatap mata Changmin lagi disana, kini lebih intens.
“Aku percaya padamu, Shim Changmin” katanya kemudian
Setelah mendapatkan jawaban itu Changmin lalu mendaratkan bibirnya pada bibir Yuuka dan membuat Yuuka kembali menutupkan matanya. Terasa kembali perasaan hangat yang pernah dirasakan oleh keduanya pada saat waktu itu. perasaan hangat yang sebenarnya belum terselesaikan. Sebentar ciuman itu terjadi dan Changmin menghentikkannya dan membuat Yuuka membuka matanya kembali.
“Apa kau masih percaya padaku?” tanya Changmin lagi
“Tentu saja bodoh” kata Yuuka sambil menyunggingkan senyumnya dan menutupkan matanya lagi saat Changmin mendaratkan bibirnya lagi kepada Yuuka
Kali ini ciuman mereka terasa lebih menyatu dan lebih hangat. Changmin berusaha memagut bagian bibir atas Yuuka dengan lembut begitupun sebaliknya. Yuuka juga membalas pagutan milik Changmin dengan lembut. Entah kalian akan mengartikan ciuman seperti apa ini, tapi kurasa ini bukan sebuah tuntutan drama. Kurasa kini hati yang berbicara.
“Aku merasa hangat dan nyaman. Apakah ini artinya aku menyukaimu, Yuuka? Yah, kurasa, aku memang mulai menyukaimu, Yuuka Shinju”  batin Changmin
“Entah aku akan menyebut apa ciuman ini, yang aku tau, aku menyukaimu, Shim Changmin. Dan kini, aku percaya padamu” batin Yuuka

TBC