Senin, 31 Desember 2012

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 4

Title: Unpredictabble Love

 Author : Cindy Ayu S.

Rate : PG 17

Main Character:
Shim Changmin
Yuuka Shinju (OC)
Kim Junsu 
Haruno Kaika (OC)
Kim Jaejoong
 
Disclaemer: Ini ff permintaan sodaraku, jadi kalo misalnya ga sesuai sama selera kalian mohon maaf aja yah hha dan buat sodaraku yang baca moga moga suka dan selamat membaca :DD 
 
 
Yuuka POV
Aku terkekeh pelan setiap kali mengingat peristiwa yang baru saja terjadi antara aku dan Changmin beberapa waktu yang lalu. Sungguh, aku merasa seperti orang bodoh mau mengucapkan dan melakukan hal tersebut tapi bagaimana pun jika aku harus mengakuinya, aku menikmatinya.
Flash Back
Changmin melepaskan ciumannya sesaat sebelum akhirnya mengeluarkan suara dan bertanya lagi padaku
 Apa kau masih percaya padaku?” tanya Changmin lagi
“Tentu saja bodoh” jawabku
Lalu Changmin mendekatkan bibirnya lagi dan melumat bibirku halus. Terasa sebuah kehangatan dalam setiap pagutannya kala itu yang membuatku akhirnya menutup kembali mataku. Entah aku akan menyebut apa ciuman ini, yang aku tau, aku menyukaimu, Shim Changmin. Dan kini, aku percaya padamu.
“Shim Changmin” kataku kemudian kala akhirnya ciumanku dan Changmin terlepastapi masih dengan posisi sebelumnya
“Hm?” sautnya
“Aku ingin bertanya kepadamu” kataku membuatnya terdiam dan menatapku
Changmin menaikkan sebelah alisnya menandakan ia ingin mendengar pertanyaanku. Wajahanya kala itu tampak sangat lucu dan tampak innocent. Dasar menyebalkan, hal itu membuatmu terlihat semakin tampandan cute, Shim Changmin!
“Ano, aku.. percaya padamu untuk apa?” tanyaku kemudian membuatnya seketika terdiam dan malah makin menatapku
“Entahlah” sautnya kemudian memberikan jawaban yang membuatku semakin bingung
“Jawaban macam apa itu?” kataku protes membuatnya sedikit menarik senyum pada ujung bibirnya. Oh, so cute ><
“Apakah perlu sebuah alasan untuk mengucapkan kata percaya?” katanya masih menatapku membuat jantungku semakin meledak ledak
“Tentu saja bodoh” kataku memasang wajah kesal untuk menutupi kegugupanku
“Tapi, kenapa tadi kau menyebut kau percaya padaku?” katanya yang membuatku mati kutudan mengalihkan tatapanku dari matanya
Benar, betapa bodohnya aku mengucapkan kata percaya itu tanpa alasan yang jelas. Ya! Yuuka! Kau benar benar bodoh! Pasti Changmin akan memandangmu dengan sangat bodoh kini!
“Hey apa kau sadar posisi kita ini sangat memungkinkan sesuatu yang tidak kita inginkan bisa terjadi?” kata Changmin sambil tersenyum jahil dan membuatku semakin terdiam
Aku menatap wajh Changmin dengan horor saat ia mengeluarkan senyum jahil yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Jantungku berdegup amat kencang kala membayangkan posisiku dan Changmin kala itu. Benar juga, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan?
Aku mengangkat kedua tanganku dan menaruhnya didada bidang milik Changmin lalu mendorongnya kuat membuat badan kami kini berada dalam posisi duduk. Aku menatapnya tengah tersenyum kecil sebelum akhirnya berlalu dan meninggalkanku dalam diam.
 “Semoga kau tidak takut lagi saat berciuman denganku” kata Changmin mengambil jaket hitam Adidasnya dan memakainya dengan membelakangiku
“Aku bukan pencium yang buruk bukan?” lanjutnya
Lagi lagi aku hanya dapat terdiam dengan perkataannya. Aish, wajahku menghangat, aku pasti tengah merona kini. Ya! Shim Changmin menyebalkan! Berani berani berkata perkataan yang membuatku merona seperti ini!
“Ya!” pekikku tidak dapat membalas perkataannya
“Sampai jumpa, Bocah kecil!” katanya kemudian mengangkat tangan kanannya sambil melambaikannya sedikit ke kanan
Changmin melangkahkan kakinya dengan santai meninggalkan ruang tamu dan menuju ke pintu keluar. Aku hanya dapat terdiam sambil merona kala itu.
“Ah! Tiang listrik menyebalkan!” teriakku akhirnya sambil menidurkan kembali badanku disofa
Aku menatap langit langit ruang tamu sambil membayangkan segala ekspresi yang baru saja Changmin tunjukkan padaku. Aku menyentuh bibirku perlahan dan tersenyum dengan riang dan tertawa tawa kecil disini. Shim Changmin, aku menyukaimu.
Flash Back End
Tiba tiba aku merasakan sebuah tangan tengah menyentuh keningku dan membuatku sedikit terlonjak.
“Apa kau baik baik saja?” tanya Haru dengan wajah bingung
“Tentu saja, kenapa?” jawabku sambil sedikit salah tingkah
“Kau senyum senyum sendiri seperti orang gila” jelas Haru
Well , aku memang merasa sedikit gila beberapa waktu belakangan ini. Dan ini semua karena pria bodoh bernama Shim Changmin. Aish!
“Bagaimana?” kata Haru sambil tiba tiba mendekatkan dirinya padaku
“Apanya?” kataku pura pura tidak tau
“Ini. Bagaimana?” kata Haru sambil menaikan kedua ibu jarinya dengan bersemangat
“Huh?” kataku yang kini benar benar tidak tau maksudnya
“Maksudku kau dengannya, adegan itu, bagaimana?” kata Haru sambil mencontohkan menaikkan ibu jari kanan dan kirinya
“Ah, itu...” kataku sambil sedikit merona
“Hmm, sepertinya ada sesuatu yang terjadi selama aku pergi tadi” kata Haru dengan tatapan menyidik
“Hehehe” balasku sambil tertawa garing padanya
“Mungkin aku harus bertemu dengannya kapan kapan” kata Haru kemudian sambil meneguk sekaleng jus jeruk
“Untuk apa?” tanyaku. Pertanyaan bodoh.
“Tentu saja untuk mengenalnya, akukan sepupumu” jawab Haru sesuai dugaanku
“Lagipula, jika dia tampan, mungkin aku bisa mendekatinya, hehe” lanjut Haru yang membuatku sedikit sebal mendengar
“Ya! Kalau kau sampai berani melakukannya, akan kubuat kau tinggal nama!” pekikku kesal sambil sedikit mempoutkan bibirku
“Hahaha, aku hanya bercanda!” kata Haru tertawa perlahan sambil mencubit pipiku
“Huh” kataku masih sebal
End Yuuka POV
***
“Dari mana saja kau?” tanya seorang pria berambut almond pada pria imut yang kini tengah memasuki pintu coklat tersebut
“Mencari seseorang” jawab pria yang suaranya amat khas itu
“Gadis yang sering kau ceritakan itu?” tanya pria rambut almond itu lagi pada pria imut itu
“Semacam, hyung (kakak)” jawab pria itu
“Mungkin dia sedang tidak ada masalah, jadi dia tidak kesana, Junsu” kata pria itu kala menatap wajah malas yang ditunjukkan pria imut yang ternyata Junsu itu
“Yah, mungkin. Padahal aku sedang ingin bertemu dengannya, hyung” jelas Junsu
“Hahaha, kau menyukainya ya?”
“Aish, Jaejoong hyung, yang benar saja. Aku tidak menyukainya” pekik Junsu protes sambil menatap kakanya yang tengah terkekeh kecil itu
“Hahaha, benarkah?” tanya pria bernama Jaejoong itu
“Tentu saja, lagipula bagiku, dia hanya gadis yang menarik” kata Junsu memberikan penjelasan
“Haha, arraseo” jawab hyungnya itu
“Bagaimana denganmu, hyung?” tanya Junsu kali ini
“Apa? Aku?” jawab Jaejoong tidak mengerti
“Iya, sudah bertemu dengan’nya’?” tanya Junsu lagi
“Ah, itu, belum” jawab Jaejoong sambil sedikit menarik senyum tipisnya
“Apa kau tidak berusaha mencarinya?” tanya Junsu sambil menuju kearah dapur
“Jepang bukanlah kepulauan yang kecil, aku harus mencarinya dengan perlahan. Lagipula, aku pasti akan menemukannya” kata Jaejoong yang mengikuti langkah Junsu ke dapur
Junsu melirik Jaejoong sejenak sebelum akhirnya menegak sekaleng Jus jeruk ditangannya.
“Arraseo, hyung” kata Junsu kemudian
***
Hari ini adalah hari besar yang ditunggu oleh seluruh murid di sekolah “Toho High School”. Seluruh arena sekolah kini telah diubah layaknya seperti acara festival yang sering dilihat di kuil kuil. Ada arena tempat makan, tempat bermain, bahkan tempat seperti rumah hantu masih saja penuh pengunjung. Namun dibalik semua kesenangan yang terdapat diluar, didalam sekolah sendiri terdapat sebuah kegugupan yang amat sangat.
“Apakah ini saatnya?” tanya salah seorang murid yang tengah mengintip dibalik tirai besar merah tersebut
“Apakah kau gugup?” tanya sensei
“Aish, banyak sekali yang menonton” kata murid lain yang juga mengintip dibalik tirai
“Sudah sudah” kata sang sensei sambil menepuk bahu kedua murid yang tengah mengintip dibalik tirai tersebut
“Kalian sudah berlatih keras selama ini, kalian tidak akan menyianyiakan latihan itu hanya karena sebuah kegugupan bukan? Lagipula kalian tidak sendiri. Ada kami disini” lanjut sang sensei sambil memberi semangat pada keduanya
“Hai, sensei!” kata keduanya kembali bersemang
Sebelum memulai pertunjukkan ‘Snow White’ kala itu, mereka semua saling menyatukan tangan dan menyerukkan yel yel kecil yang memberikkan semangat dan sensasi tersendiri bagi mereka. Dan akhirnya, tirai terbuka...


Diawali dengan sang raja dan ratu yang kini tengah menggendong si kecil yang akhirnya diberi nama Snow White dengan indahnya hingga kematian sang ratu dengan menyedihkannya membuat para penonton telah berdecak kagum diawal ini. Belum lagi kala sang ibu tiri telah muncul dan membunuh sang raja, serta Snow White dewasa yang tengah melarikan diri dari kejaran sang Huntsman, para penonton amat menikmatinya. Namun pada puncaknya adalah, ketika sang pangeran tiba dan hendak menyelamatkan sanga Snow White. Mungkin kalian tidak akan pernah tau berapa bising teriakkan yang terdengar disana kala ‘Pangeran’ Changmin mulai memasuki set.
“ Apa yang terjadi disini?” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?” kata  para ‘kurcaci’ yang merasa teerganggu dengan kedatangan ‘Pangeran’ Changmin
“Tenanglah, aku bukan ingin mencari masalah disini. Aku hanya merasa bahwa aku harus kemari dan tiba tiba aku melihatnya yang tertutupi kaca ini” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Benarkah kau bukan suruhan ibu tiri Snow White?” kata ‘kurcaci kurcaci’ tersebut
“Snow White? Apakah itu namanya? Sungguh sesuai dengan parasnya. Tidak. Tentu aku bukan suruhan ibu tirinya, bahkan aku baru pertama kali melihatnya. Kenapa kalian menaruhnya pada peti kaca ini?” kata ‘Pangeran’ Changmin dengan gagah membuatnya tampak mempesona kini
“Dia telah meninggal” kata salah satu ‘kurcaci’ sambil menahan isaknya
“Apa? Bagaimana bisa?” tanya ‘Pangeran’ Changmin sambil menghampiri ‘peti’ Snow White lalu memandangnya
“Ibu tirinya lah yang telah melakukan ini semua” kata salah satu ‘kurcaci’ tersebut
“Aku baru saja datang dan ia telah tiada. Seandainya saja aku datang lebih cepat, mungkin tidak akan seperti ini” kata ‘Pangeran’ Changmin sambil memegangi tangan sang Snow White
“Biarkan aku memberikan kado terakhirku baginya” lanjutnya sambil mencoba mendekatkan wajahnya pada Snow White
Kini wajah sang ‘Snow White’ tengah tampak dalam ketenangan, sungguh damai, dan indah. Sang Pangeran yang melihat wajah Snow White yang tampak sangat cantik kala itu tidak dapat menghindari perasaan menggelitik yang terjadi pada tubuhnya. Bahkan jika ia boleh jujur perasaan itu menggelitik hingga ujung hatinya dan membuat getaran kecil didadanya.
“AAAWWW , PANGERAN!!!” teriak para penonton wanita kala memandangi ‘Pangeran’ Changmin kini tengah mengecup bibir sang ‘Putih Salju’
Sang Snow White membuka matanya perlahan kala bibir ‘Pangeran’ tersebut masih menyatu dengan bibirnya. Ada perasaan hangat dalam dadanya kala itu namun kebingungannya lebih mendominasi dari perasaan hangatnya kala itu. Snow White menggerakkan kepalanya sedikit kekanan dan membuat ciuman itu terhenti kemudian membangkitkan dirinya dari peti kaca.
Para kurcaci dalam seti berteriak riuh dan senang ketika melihat sang Snow White kembali bergerak dan bernafas. Sang pangeran membantu sang putri untuk menuruni peti kaca dan lalu mengajaknya pergi disertai para kurcaci. Set demi set berlalu, kini sang ibu tiri telah berhasil dikalahkan oleh Ketamakkannya sendiri dan kini tampaklah wajah bahagia Snow White dan Sang Pangeran.
Pesta pernikahan tengah dirayakan kini, sang pangeran dan putri melangkah dengan anggun menuju kedepan panggung. Sang Pangeran menarik badan sang putri dan lalu memberikan kecupan singkat di keningnya dan diakhir dengan kecupan hangat di bibirnya. Dan  ya, kalian bisa membayangkan lagi teriakkan para wanita yang ada dalam ruangan pentas tersebut. Mungkin bisa sampai menuju ke area festival yang ada diluar sana.
“Apakah sudah selesai?” bisik Yuuka sang Snow White pada Changmin ketika ciuman mereka berakhir
“Ya” kata ‘Pangeran’ Changmin kemudian sambil tersenyum kecil dan lalu menggandeng tangan Yuu sambil memberikkan isyarat bagi seluruh pemain untuk menuju kedepan panggung dan memberikan hormat.
Tepuk tangan membanjiri ruang pentas seni itu. bukan hanya tepuk dan jeritan riuh dari para wanita, namun para pria pun tidak ingin kalah dan memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan pentas Snow White ini berjalan dengan lancar dan sangat memuaskan. Juga mungkin, akan ada lembaran baru yang tercipta setelah ini.
***
“Terima kasih atas banutuannya” kata setiap orang dalam pentas setelah tiba di backstage
“Terimakasih atas bantuannya, Tiang Listrik” kata Yuuka kemudian ketika menuju ke arah Changmin
“Kau juga, Bocah kecil” kata Changmin memberikan senyum terbaiknya lalu mengacak kecil rambut dipuncak kepala Yuuka
DEG! Jantung Yuuka berdebar kala itu. Ini adalah pertama kalinya sejak beberapa bulan kepindahan Changmin, Yuuka melihat Changmin tersenyum seperti itu. Dan senyum itu kini, adalah memori terbaik dalam ingatannya. Yuuka yang awalnya terdiam akhirnya membalas senyum Changmin dengan senyum terbaiknya pula.
“Kau hebat juga, Anak Korea” kata Tooru dengan santainya sambil meninju kecil tangan kanan Changmin
“Hehe, kau juga” kata Changmin akhirnya sambil tersenyum puas pada Tooru
Ini hal yang baik bukan?
“YUUKAAAA!!” pekik suara yang amat familiar tengah memanggil Yuuka
“Ah, Haru?!!” pekik Yuuka girang ketika mendapati Haru memasuki backstage dan meninggalkan Changmin
“Yuuka, gomenne, aku tadi menontonmu dari kursi belakang jadi aku tidak bisa melihat pertunjukkanmu dengan begitu jelas!!” kata Haru sambil menyatukan tangan dan menggesekkannya tanda ia tengah menyesal
“Ah, tidak apa yang penting kau menonton pertunjukkanku bukan?” kata Yuuka sambil memasang senyumnya
“Tentu saja! Ah, mana pangeran tampanmu itu? Aku ingin melihatnya” kata Haru sambil tersenyum jahil
“Ah, sini sini!” kata Yuuka semangat sambil menarik Haru menuju Changmin
“Ini dia!” Lanjut Yuuka sambil menaruh tangannya pada bahu Changmin yang sedikit membuat Changmin tersontak dan akhirnya menatapnya
Betapa terkejutnya Changmin kala itu ketika menatap wajah yang sangat tidak asing kini tengah berdiri dihadapannya. Dan orang yang tengah berdiri dihadapannya itu juga kini tengah membelalakkan matanya dengan kaget sambil menatapnya.
“Kau...” kata Changmin kemudian mencoba menatapi Haru dari ujung kaki hingga kekepala
“Ah, ne, Shim Changmin, ini dia sepupuku Haruno Kaika. Haru, ini sang pangeran itu” kata Yuuka masih dengan senyumnya tanpa menyadari tatapan aneh yang diberikan keduanya.
“APA?!” pekik Changmin membuat semua orang didalamnya kaget
“Kau kenapa, Shim Changmin?” tanya Yuuka yang memandang Changmin dengan bingung
“Em, Yuu, sebaiknya aku pergi saja hehe” kata Haru gugup sambil kemudian mencoba melangkahkan kakinya pergi
“Ya! Haru!” teriak Yuuka kemudian mencoba menyusul Haru sebelum diinterupsi oleh suara Changmin
“Dia, sepupumu?” kata Changmin sedikit tergagap masih dengan tatapan mata yang tidak percaya
“Ne, dia yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini. Kenapa?” tanya Yuuka bingung
“Ti.. tidak. Lupakan saja” kata Changmin kemudian menuju ke arah ruang ganti
Changmin terdiam dalam ruang ganti itu sambil mencoba menenangkan dirinya. Jantungnya tengah bergetar hebat kali ini. bukan getaran hangat yang tadi ia rasakan , tapi getaran ini lebih membawa sebuah rasa takut dalam dirinya. Masa lalu yang beberapa waktu ini sempat ia lupakan kini telah kembali. Ya, benar benar kembali. Dan ini semua karena gadis yang baru saja ia lihat tadi. Ini semua karena wajahnya kembali terlihat. Haruno Kaika.
“Aish” desis Changmin menekankan dadanya yang kini tengah terasa berdenyut kencang
***
“Aku melihatnya lagi” kata seorang gadis pada nisan yang kini masih berdiri kokoh itu
“Yesung, pria itu..” lanjut gadis itu sambil mengeluarkan butiran bening dari pelupuk matanya dan membiarkannya menuruni pipinya yang chubby
“...dia...” kata gadis itu dengan terisak
“..Dia kembali..” lanjutnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tanganya dan menangis sekuat kuatnya
“Apa yang harus kukatakan?” tanya gadis itu masih sambil menatap nisan itu
“Apa yang harus kukatakan pada Yuuka?” lanjutnya lagi memperjelas ucapannya
“Haru?” panggil seorang pria yang kini ada dibelakang gadis yang ternyata adalah Haru tersebut
Haru membalikkan tubuhnya berusaha menghadap ke asal suara. Mata Haru terbelalak ketika lagi lagi ia melihat wajah yang familiar baginya.
“Kau?” kata Haru kemudian
***
“Shim Changmin, bagaimana pertunjukkanmu?” kata Yong Ah ketika mendapati Changmin memasuki rumah
“Baik” kata Changmin singkat masih tetap melangkahkan kakinya menuju ke kamar
“’Baik’? Hanya itu? Kurasa mungkin tidak sebaik itu. Ada apa?” tanya Yong Ah yang tidak mendapat jawaban dari Changmin
“Ya!” kata Yong Ah mulai menyadari tindakkan aneh dari Changmin
Beberapa hari yang lalu, baru saja ia melihat Changmin kembali bersemangat dan kini, rasanya ia seperi melihat Changmin yang baru saja menginjakkan kaki di Jepang. Sangat menyedihkan.
“Apa yang terjadi, huh?” kata Yong Ah ketika memasuki kamar Changmin
“Aku bertemu dengannya lagi” kata Changmin menatap lantai kamarnya dengan hampa
“Siapa?” tanya Yong Ah masih belum mengerti
“Gadis itu... Gadis satu tahun yang lalu” jawab Changmin
“Maksudmu...” kata Yong Ah yang akhirnya hanya dapat menarik nafasnya panjang tak percaya
“Ternyata aku berada sedekat ini” kata Changmin kini sambil menarik senyum tipisnya. Senyum yang penuh luka kala itu
“Changmin ah” kata Yong ah kemuadian sambil memegangi pundak Changmin
“Bahkan sangat dekat ahjussi” kata Changmin yang kini tubuhnya mulai tampak bergetar
“Changmin” kata Yong Ah sambil kini memeluk Changmin dari samping
“Aku sangat dekat dengannya , ahjussi. Dan aku bahkan tidak menyadarinya” tampak sebuah cairan bening dikedua pelupuk mata Changmin
“Dia.. yang membuat Maya meninggalkanku, ahjussi” kini cairan bening itu tengah terjatuh dengan mulus dipipi Changmin
“Gadis itu...”
***
“Yuuka chan!” pekik suara lumba lumba yang membuat Yuuka langsung mengenalinya
“Junsu!!” kata Yuuka bersemangat ketika mendapati Junsu disana
“Ya! Kau kemana saja, huh?” kata Junsu bersemangat sambil terdengar sedikit kesal
“Kenapa? Kau mencariku?” tanya Yuuka
“Yah, begitulah, aku kesepian bermain game tanpamu Yuuka chan” kata Junsu sedikit salting
“Eh? Sepi? Tidak ada yang sehebat diriku ya? Hahaha” kata Yuuka dengan percaya diri
“Yah, harus kuakui kau memang gadis yang menyenangkan” kata Junsu jujur
“Hahaha, begitulah” kata Yuuka dengan bangga
“Hey, apa kau suka bermain play station?” tanya Junsu kemudian
“Tentu saja, kenapa?” tanya Yuuka
“Hey! Apa kau tau game Tekken?!” tanya Junsu kemudian dengan bersemangat
“Tekken??! Tentu saja!!” pekik Yuuka bersemangat juga
“Mau temani aku bermain?!” kata Junsu semakin bersemangat
“TENTU SAJA!!” Kata Yuuka tak kalah bersemangat
“KALAU BEGITU AYO!!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuuka dan membawanya menuju sepeda miliknya
“Kau naik sepeda?” tanya Yuuka kaget saat melihat kendaraan sepeda milik Junsu
“Hm, tentu saja. Aku harus menyesuaikan hidupku dengan kebiasaan Jepang dan kurasa naik sepeda bukanlah hal yang buruk” kata Junsu penuh percaya diri
“Waw, kau keren” kata Yuuka tanpa sadar karena kekagumannya pada Junsu
“Aku keren?” kata Junsu sedikit menaikkan sebelah alisnya
“Gadis yang menarik” kata Junsu sambil mengelus puncak kepala Yuuka dengan halus
Terasa sedikit rasa menggelitik pada dada Yuuka saat Junsu mengatakan hal tersebut sambil menyentuh puncak kepalanya seperti itu. Ada rasa hangat yang menjalar ke wajahnya dan membuat wajahnya tampak merah muda.
“Aish, Yuuka ada apa denganmu?” batin Yuuka
“Ayo!” kata Junsu mulai menaiki sepedanya
Yuuka menaiki sepeda itu perlahan dan lalu mulai memegangi ujung baju Junsu pada kedua sisinya. Tiba tiba kedua tangan Junsu mengambil tangan Yuuka dan melingkarkan tangannya pada pinggang Junsu.
“Aku mungkin mengendarai sepeda tapi kecepatanku bisa melebihi kecepatan sepeda bisa, jadi berpeganglah yang kencang agar kau selamat” kata Junsu kini mulai bersiap mengayuh sepedanya
“Eh?” kata Yuuka dengan wajah yang penuh kebingungan
“READY, SET, GO!” kata Junsu kemudian lalu mengayuh sepedanya dengan kencang
“Ya!” pekik Yuuka kaget kala Junsu mengayuh sepedanya dengan brutal
Jantungnya tengah berdegup kencang kini, entah karena Junsu yang mengemudikan sepeda ini dengan brutal atau karena Tangannya yang kini melingkar pada pinggang Junsu yang membutnya dapat merasakan kehangatan punggung Junsu. Yang Yuuka tau kini adalah, ia merasa senang.
***
“Ternyata kau masih rajin mengunjungi makamnya” kata pria berambut almond itu
“Tidak rajin. Hanya tadi aku sedang ingin mengunjunginya” kata gadis dihadapannya
“Haruno, apakah kau masih menyukainya?” tanya pria itu lagi kini sambil menyesap kopi hangatnya
“Tentu saja. Dari dulu hingga sekarang bahkan, aku sangat menyukainya” jawab gadis yang ternyata Haruno itu
“Apakah sebesar itu kau menyukainya?” tanya pria berambut almond itu kesal
“Kau pikir bagaimana bisa aku melupakan Yesung secepat itu? Bagaimana pun, ia tetap orang yang berharga bagiku” jawab Haru sambil tersenyum mengejek kecil
“Tidak bisakah kau sedikit melirikku, Haru? Sedikit saja, kau melihat aku ada disini” kata pria berambut almond tersebut dengan wajah sedikit memelas. Terlihat luka yang juga mengisi seluruh tatapan matanya
“Aku melihatmu, Kim Jaejoong” kata Haru sambil menatap pria berambut almond yang adalah Jaejoong itu
“Bukan hanya dengan matamu, tapi juga dengan hatimu” kata Jaejoong menatap Haru tepat dimatanya
Haru hanya dapat terdiam. Ia menyadari bahwa pria ini tengah menyatakan hatinya pada Haru, namun bagiamana pun juga hatinya belum siap untuk emnerima siapapun masuk kedalam hatinya. Ia belum siap untuk terluka yang kesekian kalinya.
“Kim Jaejoong..” kata Haru yang mendapat interupsi dari Jaejoong
“Tidak bisakah kau mengerti bahwa Yesung sudah meninggal?!” kata Jaejoong memotong perkataan Haru sambil sedikit menggebu gebu
“Apa??!” teriak suara seseorang yang mengagetkan mereka berdua
Haru membelalakan matanya ketika melihat Yuuka tengah berdiri ditempat yang tidak jauh darinya. Seketika jantungnya berdegup kencang berharap Yuuka tidak mendengar percakapan mereka tadi, namun tampaknya semua telah terlambat. Dari bulir air mata yang kini tampak di matanya, Haru harus mengakuinya.  Yuuka mendengarnya.
“ Yuuka aku...” kata Haru membuka suara

TBC

Tidak ada komentar: