Title: Unpredictabble Love
Author : Cindy Ayu S.
Rate : PG 17
Author : Cindy Ayu S.
Rate : PG 17
Main Character:
Shim Changmin
Yuuka Shinju (OC)
Kim Junsu
Haruno Kaika (OC)
Kim Jaejoong
Disclaemer: Ini ff permintaan sodaraku, jadi kalo misalnya ga sesuai
sama selera kalian mohon maaf aja yah hha dan buat sodaraku yang baca
moga moga suka dan selamat membaca :DD
Yuuka POV
Aku terkekeh pelan setiap kali mengingat peristiwa yang baru
saja terjadi antara aku dan Changmin beberapa waktu yang lalu. Sungguh, aku
merasa seperti orang bodoh mau mengucapkan dan melakukan hal tersebut tapi
bagaimana pun jika aku harus mengakuinya, aku menikmatinya.
Flash Back
Changmin melepaskan
ciumannya sesaat sebelum akhirnya mengeluarkan suara dan bertanya lagi padaku
“Apa kau masih percaya padaku?” tanya Changmin lagi
“Tentu saja bodoh”
jawabku
Lalu Changmin
mendekatkan bibirnya lagi dan melumat bibirku halus. Terasa sebuah kehangatan
dalam setiap pagutannya kala itu yang membuatku akhirnya menutup kembali
mataku. Entah aku akan menyebut apa ciuman ini, yang aku tau, aku menyukaimu,
Shim Changmin. Dan kini, aku percaya padamu.
“Shim Changmin” kataku
kemudian kala akhirnya ciumanku dan Changmin terlepastapi masih dengan posisi
sebelumnya
“Hm?” sautnya
“Aku ingin bertanya
kepadamu” kataku membuatnya terdiam dan menatapku
Changmin menaikkan
sebelah alisnya menandakan ia ingin mendengar pertanyaanku. Wajahanya kala itu
tampak sangat lucu dan tampak innocent. Dasar menyebalkan, hal itu membuatmu
terlihat semakin tampandan cute, Shim Changmin!
“Ano, aku.. percaya
padamu untuk apa?” tanyaku kemudian membuatnya seketika terdiam dan malah makin
menatapku
“Entahlah” sautnya
kemudian memberikan jawaban yang membuatku semakin bingung
“Jawaban macam apa
itu?” kataku protes membuatnya sedikit menarik senyum pada ujung bibirnya. Oh,
so cute ><
“Apakah perlu sebuah
alasan untuk mengucapkan kata percaya?” katanya masih menatapku membuat
jantungku semakin meledak ledak
“Tentu saja bodoh”
kataku memasang wajah kesal untuk menutupi kegugupanku
“Tapi, kenapa tadi kau
menyebut kau percaya padaku?” katanya yang membuatku mati kutudan mengalihkan
tatapanku dari matanya
Benar, betapa bodohnya
aku mengucapkan kata percaya itu tanpa alasan yang jelas. Ya! Yuuka! Kau benar
benar bodoh! Pasti Changmin akan memandangmu dengan sangat bodoh kini!
“Hey apa kau sadar
posisi kita ini sangat memungkinkan sesuatu yang tidak kita inginkan bisa
terjadi?” kata Changmin sambil tersenyum jahil dan membuatku semakin terdiam
Aku menatap wajh
Changmin dengan horor saat ia mengeluarkan senyum jahil yang tidak pernah
kulihat sebelumnya. Jantungku berdegup amat kencang kala membayangkan posisiku dan
Changmin kala itu. Benar juga, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak
kuinginkan?
Aku mengangkat kedua
tanganku dan menaruhnya didada bidang milik Changmin lalu mendorongnya kuat
membuat badan kami kini berada dalam posisi duduk. Aku menatapnya tengah
tersenyum kecil sebelum akhirnya berlalu dan meninggalkanku dalam diam.
“Semoga kau tidak takut lagi saat berciuman
denganku” kata Changmin mengambil jaket hitam Adidasnya dan memakainya dengan
membelakangiku
“Aku bukan pencium
yang buruk bukan?” lanjutnya
Lagi lagi aku hanya
dapat terdiam dengan perkataannya. Aish, wajahku menghangat, aku pasti tengah
merona kini. Ya! Shim Changmin menyebalkan! Berani berani berkata perkataan
yang membuatku merona seperti ini!
“Ya!” pekikku tidak
dapat membalas perkataannya
“Sampai jumpa, Bocah
kecil!” katanya kemudian mengangkat tangan kanannya sambil melambaikannya
sedikit ke kanan
Changmin melangkahkan
kakinya dengan santai meninggalkan ruang tamu dan menuju ke pintu keluar. Aku
hanya dapat terdiam sambil merona kala itu.
“Ah! Tiang listrik
menyebalkan!” teriakku akhirnya sambil menidurkan kembali badanku disofa
Aku menatap langit
langit ruang tamu sambil membayangkan segala ekspresi yang baru saja Changmin
tunjukkan padaku. Aku menyentuh bibirku perlahan dan tersenyum dengan riang dan
tertawa tawa kecil disini. Shim Changmin, aku menyukaimu.
Flash Back End
Tiba tiba aku merasakan sebuah tangan tengah menyentuh
keningku dan membuatku sedikit terlonjak.
“Apa kau baik baik saja?” tanya Haru dengan wajah bingung
“Tentu saja, kenapa?” jawabku sambil sedikit salah tingkah
“Kau senyum senyum sendiri seperti orang gila” jelas Haru
Well , aku memang merasa sedikit gila beberapa waktu
belakangan ini. Dan ini semua karena pria bodoh bernama Shim Changmin. Aish!
“Bagaimana?” kata Haru sambil tiba tiba mendekatkan dirinya
padaku
“Apanya?” kataku pura pura tidak tau
“Ini. Bagaimana?” kata Haru sambil menaikan kedua ibu
jarinya dengan bersemangat
“Huh?” kataku yang kini benar benar tidak tau maksudnya
“Maksudku kau dengannya, adegan itu, bagaimana?” kata Haru
sambil mencontohkan menaikkan ibu jari kanan dan kirinya
“Ah, itu...” kataku sambil sedikit merona
“Hmm, sepertinya ada sesuatu yang terjadi selama aku pergi
tadi” kata Haru dengan tatapan menyidik
“Hehehe” balasku sambil tertawa garing padanya
“Mungkin aku harus bertemu dengannya kapan kapan” kata Haru
kemudian sambil meneguk sekaleng jus jeruk
“Untuk apa?” tanyaku. Pertanyaan bodoh.
“Tentu saja untuk mengenalnya, akukan sepupumu” jawab Haru
sesuai dugaanku
“Lagipula, jika dia tampan, mungkin aku bisa mendekatinya,
hehe” lanjut Haru yang membuatku sedikit sebal mendengar
“Ya! Kalau kau sampai berani melakukannya, akan kubuat kau
tinggal nama!” pekikku kesal sambil sedikit mempoutkan bibirku
“Hahaha, aku hanya bercanda!” kata Haru tertawa perlahan
sambil mencubit pipiku
“Huh” kataku masih sebal
End Yuuka POV
***
“Dari mana saja kau?” tanya seorang pria berambut almond
pada pria imut yang kini tengah memasuki pintu coklat tersebut
“Mencari seseorang” jawab pria yang suaranya amat khas itu
“Gadis yang sering kau ceritakan itu?” tanya pria rambut
almond itu lagi pada pria imut itu
“Semacam, hyung (kakak)” jawab pria itu
“Mungkin dia sedang tidak ada masalah, jadi dia tidak
kesana, Junsu” kata pria itu kala menatap wajah malas yang ditunjukkan pria
imut yang ternyata Junsu itu
“Yah, mungkin. Padahal aku sedang ingin bertemu dengannya,
hyung” jelas Junsu
“Hahaha, kau menyukainya ya?”
“Aish, Jaejoong hyung, yang benar saja. Aku tidak
menyukainya” pekik Junsu protes sambil menatap kakanya yang tengah terkekeh
kecil itu
“Hahaha, benarkah?” tanya pria bernama Jaejoong itu
“Tentu saja, lagipula bagiku, dia hanya gadis yang menarik”
kata Junsu memberikan penjelasan
“Haha, arraseo” jawab hyungnya itu
“Bagaimana denganmu, hyung?” tanya Junsu kali ini
“Apa? Aku?” jawab Jaejoong tidak mengerti
“Iya, sudah bertemu dengan’nya’?” tanya Junsu lagi
“Ah, itu, belum” jawab Jaejoong sambil sedikit menarik
senyum tipisnya
“Apa kau tidak berusaha mencarinya?” tanya Junsu sambil
menuju kearah dapur
“Jepang bukanlah kepulauan yang kecil, aku harus mencarinya
dengan perlahan. Lagipula, aku pasti akan menemukannya” kata Jaejoong yang
mengikuti langkah Junsu ke dapur
Junsu melirik Jaejoong sejenak sebelum akhirnya menegak
sekaleng Jus jeruk ditangannya.
“Arraseo, hyung” kata Junsu
kemudian
***
Hari ini adalah hari besar yang
ditunggu oleh seluruh murid di sekolah “Toho High School”. Seluruh arena
sekolah kini telah diubah layaknya seperti acara festival yang sering dilihat
di kuil kuil. Ada arena tempat makan, tempat bermain, bahkan tempat seperti
rumah hantu masih saja penuh pengunjung. Namun dibalik semua kesenangan yang
terdapat diluar, didalam sekolah sendiri terdapat sebuah kegugupan yang amat
sangat.
“Apakah ini saatnya?” tanya
salah seorang murid yang tengah mengintip dibalik tirai besar merah tersebut
“Apakah kau gugup?” tanya sensei
“Aish, banyak sekali yang
menonton” kata murid lain yang juga mengintip dibalik tirai
“Sudah sudah” kata sang sensei
sambil menepuk bahu kedua murid yang tengah mengintip dibalik tirai tersebut
“Kalian sudah berlatih keras
selama ini, kalian tidak akan menyianyiakan latihan itu hanya karena sebuah
kegugupan bukan? Lagipula kalian tidak sendiri. Ada kami disini” lanjut sang
sensei sambil memberi semangat pada keduanya
“Hai, sensei!” kata keduanya
kembali bersemang
Sebelum memulai pertunjukkan
‘Snow White’ kala itu, mereka semua saling menyatukan tangan dan menyerukkan
yel yel kecil yang memberikkan semangat dan sensasi tersendiri bagi mereka. Dan
akhirnya, tirai terbuka...
Diawali dengan sang raja dan
ratu yang kini tengah menggendong si kecil yang akhirnya diberi nama Snow White
dengan indahnya hingga kematian sang ratu dengan menyedihkannya membuat para
penonton telah berdecak kagum diawal ini. Belum lagi kala sang ibu tiri telah
muncul dan membunuh sang raja, serta Snow White dewasa yang tengah melarikan
diri dari kejaran sang Huntsman, para penonton amat menikmatinya. Namun pada
puncaknya adalah, ketika sang pangeran tiba dan hendak menyelamatkan sanga Snow
White. Mungkin kalian tidak akan pernah tau berapa bising teriakkan yang
terdengar disana kala ‘Pangeran’ Changmin mulai memasuki set.
“ Apa yang terjadi disini?” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?” kata para ‘kurcaci’ yang merasa teerganggu dengan
kedatangan ‘Pangeran’ Changmin
“Tenanglah, aku bukan ingin mencari masalah disini. Aku
hanya merasa bahwa aku harus kemari dan tiba tiba aku melihatnya yang tertutupi
kaca ini” kata ‘Pangeran’ Changmin
“Benarkah kau bukan suruhan ibu tiri Snow White?” kata
‘kurcaci kurcaci’ tersebut
“Snow White? Apakah itu namanya? Sungguh sesuai dengan
parasnya. Tidak. Tentu aku bukan suruhan ibu tirinya, bahkan aku baru pertama
kali melihatnya. Kenapa kalian menaruhnya pada peti kaca ini?” kata ‘Pangeran’
Changmin dengan gagah membuatnya tampak mempesona kini
“Dia telah meninggal” kata salah satu ‘kurcaci’ sambil
menahan isaknya
“Apa? Bagaimana bisa?” tanya ‘Pangeran’ Changmin sambil
menghampiri ‘peti’ Snow White lalu memandangnya
“Ibu tirinya lah yang telah melakukan ini semua” kata salah
satu ‘kurcaci’ tersebut
“Aku baru saja datang dan ia telah tiada. Seandainya saja
aku datang lebih cepat, mungkin tidak akan seperti ini” kata ‘Pangeran’
Changmin sambil memegangi tangan sang Snow White
“Biarkan aku memberikan kado terakhirku baginya” lanjutnya
sambil mencoba mendekatkan wajahnya pada Snow White
Kini wajah sang ‘Snow White’ tengah tampak dalam ketenangan,
sungguh damai, dan indah. Sang Pangeran yang melihat wajah Snow White yang
tampak sangat cantik kala itu tidak dapat menghindari perasaan menggelitik yang
terjadi pada tubuhnya. Bahkan jika ia boleh jujur perasaan itu menggelitik
hingga ujung hatinya dan membuat getaran kecil didadanya.
“AAAWWW , PANGERAN!!!” teriak para penonton wanita kala
memandangi ‘Pangeran’ Changmin kini tengah mengecup bibir sang ‘Putih Salju’
Sang Snow White membuka matanya perlahan kala bibir
‘Pangeran’ tersebut masih menyatu dengan bibirnya. Ada perasaan hangat dalam
dadanya kala itu namun kebingungannya lebih mendominasi dari perasaan hangatnya
kala itu. Snow White menggerakkan kepalanya sedikit kekanan dan membuat ciuman
itu terhenti kemudian membangkitkan dirinya dari peti kaca.
Para kurcaci dalam seti berteriak riuh dan senang ketika
melihat sang Snow White kembali bergerak dan bernafas. Sang pangeran membantu
sang putri untuk menuruni peti kaca dan lalu mengajaknya pergi disertai para
kurcaci. Set demi set berlalu, kini sang ibu tiri telah berhasil dikalahkan
oleh Ketamakkannya sendiri dan kini tampaklah wajah bahagia Snow White dan Sang
Pangeran.
Pesta pernikahan tengah dirayakan kini, sang pangeran dan
putri melangkah dengan anggun menuju kedepan panggung. Sang Pangeran menarik
badan sang putri dan lalu memberikan kecupan singkat di keningnya dan diakhir
dengan kecupan hangat di bibirnya. Dan
ya, kalian bisa membayangkan lagi teriakkan para wanita yang ada dalam
ruangan pentas tersebut. Mungkin bisa sampai menuju ke area festival yang ada
diluar sana.
“Apakah sudah selesai?” bisik Yuuka sang Snow White pada
Changmin ketika ciuman mereka berakhir
“Ya” kata ‘Pangeran’ Changmin kemudian sambil tersenyum
kecil dan lalu menggandeng tangan Yuu sambil memberikkan isyarat bagi seluruh
pemain untuk menuju kedepan panggung dan memberikan hormat.
Tepuk tangan membanjiri ruang pentas seni itu. bukan hanya
tepuk dan jeritan riuh dari para wanita, namun para pria pun tidak ingin kalah
dan memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan pentas Snow White ini berjalan
dengan lancar dan sangat memuaskan. Juga mungkin, akan ada lembaran baru yang
tercipta setelah ini.
***
“Terima kasih atas banutuannya” kata setiap orang dalam
pentas setelah tiba di backstage
“Terimakasih atas bantuannya, Tiang Listrik” kata Yuuka
kemudian ketika menuju ke arah Changmin
“Kau juga, Bocah kecil” kata Changmin memberikan senyum
terbaiknya lalu mengacak kecil rambut dipuncak kepala Yuuka
DEG! Jantung Yuuka berdebar kala itu. Ini adalah pertama
kalinya sejak beberapa bulan kepindahan Changmin, Yuuka melihat Changmin
tersenyum seperti itu. Dan senyum itu kini, adalah memori terbaik dalam
ingatannya. Yuuka yang awalnya terdiam akhirnya membalas senyum Changmin dengan
senyum terbaiknya pula.
“Kau hebat juga, Anak Korea” kata Tooru dengan santainya
sambil meninju kecil tangan kanan Changmin
“Hehe, kau juga” kata Changmin akhirnya sambil tersenyum
puas pada Tooru
Ini hal yang baik bukan?
“YUUKAAAA!!” pekik suara yang amat familiar tengah memanggil
Yuuka
“Ah, Haru?!!” pekik Yuuka girang ketika mendapati Haru
memasuki backstage dan meninggalkan Changmin
“Yuuka, gomenne, aku tadi menontonmu dari kursi belakang
jadi aku tidak bisa melihat pertunjukkanmu dengan begitu jelas!!” kata Haru
sambil menyatukan tangan dan menggesekkannya tanda ia tengah menyesal
“Ah, tidak apa yang penting kau menonton pertunjukkanku
bukan?” kata Yuuka sambil memasang senyumnya
“Tentu saja! Ah, mana pangeran tampanmu itu? Aku ingin
melihatnya” kata Haru sambil tersenyum jahil
“Ah, sini sini!” kata Yuuka semangat sambil menarik Haru
menuju Changmin
“Ini dia!” Lanjut Yuuka sambil menaruh tangannya pada bahu
Changmin yang sedikit membuat Changmin tersontak dan akhirnya menatapnya
Betapa terkejutnya Changmin kala itu ketika menatap wajah
yang sangat tidak asing kini tengah berdiri dihadapannya. Dan orang yang tengah
berdiri dihadapannya itu juga kini tengah membelalakkan matanya dengan kaget
sambil menatapnya.
“Kau...” kata Changmin kemudian mencoba menatapi Haru dari
ujung kaki hingga kekepala
“Ah, ne, Shim Changmin, ini dia sepupuku Haruno Kaika. Haru,
ini sang pangeran itu” kata Yuuka masih dengan senyumnya tanpa menyadari
tatapan aneh yang diberikan keduanya.
“APA?!” pekik Changmin membuat semua orang didalamnya kaget
“Kau kenapa, Shim Changmin?” tanya Yuuka yang memandang
Changmin dengan bingung
“Em, Yuu, sebaiknya aku pergi saja hehe” kata Haru gugup
sambil kemudian mencoba melangkahkan kakinya pergi
“Ya! Haru!” teriak Yuuka kemudian mencoba menyusul Haru
sebelum diinterupsi oleh suara Changmin
“Dia, sepupumu?” kata Changmin sedikit tergagap masih dengan
tatapan mata yang tidak percaya
“Ne, dia yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini.
Kenapa?” tanya Yuuka bingung
“Ti.. tidak. Lupakan saja” kata Changmin kemudian menuju ke
arah ruang ganti
Changmin terdiam dalam ruang ganti itu sambil mencoba
menenangkan dirinya. Jantungnya tengah bergetar hebat kali ini. bukan getaran
hangat yang tadi ia rasakan , tapi getaran ini lebih membawa sebuah rasa takut
dalam dirinya. Masa lalu yang beberapa waktu ini sempat ia lupakan kini telah kembali.
Ya, benar benar kembali. Dan ini semua karena gadis yang baru saja ia lihat
tadi. Ini semua karena wajahnya kembali terlihat. Haruno Kaika.
“Aish” desis Changmin menekankan dadanya yang kini tengah
terasa berdenyut kencang
***
“Aku melihatnya lagi” kata seorang gadis pada nisan yang
kini masih berdiri kokoh itu
“Yesung, pria itu..” lanjut gadis itu sambil mengeluarkan
butiran bening dari pelupuk matanya dan membiarkannya menuruni pipinya yang
chubby
“...dia...” kata gadis itu dengan terisak
“..Dia kembali..” lanjutnya sambil menutupi wajahnya dengan
kedua telapak tanganya dan menangis sekuat kuatnya
“Apa yang harus kukatakan?” tanya gadis itu masih sambil
menatap nisan itu
“Apa yang harus kukatakan pada Yuuka?” lanjutnya lagi
memperjelas ucapannya
“Haru?” panggil seorang pria yang kini ada dibelakang gadis
yang ternyata adalah Haru tersebut
Haru membalikkan tubuhnya berusaha menghadap ke asal suara. Mata
Haru terbelalak ketika lagi lagi ia melihat wajah yang familiar baginya.
“Kau?” kata Haru kemudian
***
“Shim Changmin, bagaimana pertunjukkanmu?” kata Yong Ah
ketika mendapati Changmin memasuki rumah
“Baik” kata Changmin singkat masih tetap melangkahkan
kakinya menuju ke kamar
“’Baik’? Hanya itu? Kurasa mungkin tidak sebaik itu. Ada
apa?” tanya Yong Ah yang tidak mendapat jawaban dari Changmin
“Ya!” kata Yong Ah mulai menyadari tindakkan aneh dari
Changmin
Beberapa hari yang lalu, baru saja ia melihat Changmin
kembali bersemangat dan kini, rasanya ia seperi melihat Changmin yang baru saja
menginjakkan kaki di Jepang. Sangat menyedihkan.
“Apa yang terjadi, huh?” kata Yong Ah ketika memasuki kamar
Changmin
“Aku bertemu dengannya lagi” kata Changmin menatap lantai
kamarnya dengan hampa
“Siapa?” tanya Yong Ah masih belum mengerti
“Gadis itu... Gadis satu tahun yang lalu” jawab Changmin
“Maksudmu...” kata Yong Ah yang akhirnya hanya dapat menarik
nafasnya panjang tak percaya
“Ternyata aku berada sedekat ini” kata Changmin kini sambil
menarik senyum tipisnya. Senyum yang penuh luka kala itu
“Changmin ah” kata Yong ah kemuadian sambil memegangi pundak
Changmin
“Bahkan sangat dekat ahjussi” kata Changmin yang kini
tubuhnya mulai tampak bergetar
“Changmin” kata Yong Ah sambil kini memeluk Changmin dari
samping
“Aku sangat dekat dengannya , ahjussi. Dan aku bahkan tidak
menyadarinya” tampak sebuah cairan bening dikedua pelupuk mata Changmin
“Dia.. yang membuat Maya meninggalkanku, ahjussi” kini
cairan bening itu tengah terjatuh dengan mulus dipipi Changmin
“Gadis itu...”
***
“Yuuka chan!” pekik suara lumba lumba yang membuat Yuuka
langsung mengenalinya
“Junsu!!” kata Yuuka bersemangat ketika mendapati Junsu
disana
“Ya! Kau kemana saja, huh?” kata Junsu bersemangat sambil
terdengar sedikit kesal
“Kenapa? Kau mencariku?” tanya Yuuka
“Yah, begitulah, aku kesepian bermain game tanpamu Yuuka
chan” kata Junsu sedikit salting
“Eh? Sepi? Tidak ada yang sehebat diriku ya? Hahaha” kata
Yuuka dengan percaya diri
“Yah, harus kuakui kau memang gadis yang menyenangkan” kata
Junsu jujur
“Hahaha, begitulah” kata Yuuka dengan bangga
“Hey, apa kau suka bermain play station?” tanya Junsu
kemudian
“Tentu saja, kenapa?” tanya Yuuka
“Hey! Apa kau tau game Tekken?!” tanya Junsu kemudian dengan
bersemangat
“Tekken??! Tentu saja!!” pekik Yuuka bersemangat juga
“Mau temani aku bermain?!” kata Junsu semakin bersemangat
“TENTU SAJA!!” Kata Yuuka tak kalah bersemangat
“KALAU BEGITU AYO!!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuuka
dan membawanya menuju sepeda miliknya
“Kau naik sepeda?” tanya Yuuka kaget saat melihat kendaraan
sepeda milik Junsu
“Hm, tentu saja. Aku harus menyesuaikan hidupku dengan
kebiasaan Jepang dan kurasa naik sepeda bukanlah hal yang buruk” kata Junsu
penuh percaya diri
“Waw, kau keren” kata Yuuka tanpa sadar karena kekagumannya
pada Junsu
“Aku keren?” kata Junsu sedikit menaikkan sebelah alisnya
“Gadis yang menarik” kata Junsu sambil mengelus puncak
kepala Yuuka dengan halus
Terasa sedikit rasa menggelitik pada dada Yuuka saat Junsu
mengatakan hal tersebut sambil menyentuh puncak kepalanya seperti itu. Ada rasa
hangat yang menjalar ke wajahnya dan membuat wajahnya tampak merah muda.
“Aish, Yuuka ada apa
denganmu?” batin Yuuka
“Ayo!” kata Junsu mulai menaiki sepedanya
Yuuka menaiki sepeda itu perlahan dan lalu mulai memegangi
ujung baju Junsu pada kedua sisinya. Tiba tiba kedua tangan Junsu mengambil
tangan Yuuka dan melingkarkan tangannya pada pinggang Junsu.
“Aku mungkin mengendarai sepeda tapi kecepatanku bisa
melebihi kecepatan sepeda bisa, jadi berpeganglah yang kencang agar kau
selamat” kata Junsu kini mulai bersiap mengayuh sepedanya
“Eh?” kata Yuuka dengan wajah yang penuh kebingungan
“READY, SET, GO!” kata Junsu kemudian lalu mengayuh
sepedanya dengan kencang
“Ya!” pekik Yuuka kaget kala Junsu mengayuh sepedanya dengan
brutal
Jantungnya tengah berdegup kencang kini, entah karena Junsu
yang mengemudikan sepeda ini dengan brutal atau karena Tangannya yang kini
melingkar pada pinggang Junsu yang membutnya dapat merasakan kehangatan
punggung Junsu. Yang Yuuka tau kini adalah, ia merasa senang.
***
“Ternyata kau masih rajin mengunjungi makamnya” kata pria
berambut almond itu
“Tidak rajin. Hanya tadi aku sedang ingin mengunjunginya”
kata gadis dihadapannya
“Haruno, apakah kau masih menyukainya?” tanya pria itu lagi
kini sambil menyesap kopi hangatnya
“Tentu saja. Dari dulu hingga sekarang bahkan, aku sangat
menyukainya” jawab gadis yang ternyata Haruno itu
“Apakah sebesar itu kau menyukainya?” tanya pria berambut
almond itu kesal
“Kau pikir bagaimana bisa aku melupakan Yesung secepat itu?
Bagaimana pun, ia tetap orang yang berharga bagiku” jawab Haru sambil tersenyum
mengejek kecil
“Tidak bisakah kau sedikit melirikku, Haru? Sedikit saja,
kau melihat aku ada disini” kata pria berambut almond tersebut dengan wajah
sedikit memelas. Terlihat luka yang juga mengisi seluruh tatapan matanya
“Aku melihatmu, Kim Jaejoong” kata Haru sambil menatap pria
berambut almond yang adalah Jaejoong itu
“Bukan hanya dengan matamu, tapi juga dengan hatimu” kata
Jaejoong menatap Haru tepat dimatanya
Haru hanya dapat terdiam. Ia menyadari bahwa pria ini tengah
menyatakan hatinya pada Haru, namun bagiamana pun juga hatinya belum siap untuk
emnerima siapapun masuk kedalam hatinya. Ia belum siap untuk terluka yang
kesekian kalinya.
“Kim Jaejoong..” kata Haru yang mendapat interupsi dari
Jaejoong
“Tidak bisakah kau mengerti bahwa Yesung sudah meninggal?!”
kata Jaejoong memotong perkataan Haru sambil sedikit menggebu gebu
“Apa??!” teriak suara seseorang yang mengagetkan mereka
berdua
Haru membelalakan matanya ketika melihat Yuuka tengah
berdiri ditempat yang tidak jauh darinya. Seketika jantungnya berdegup kencang
berharap Yuuka tidak mendengar percakapan mereka tadi, namun tampaknya semua
telah terlambat. Dari bulir air mata yang kini tampak di matanya, Haru harus
mengakuinya. Yuuka mendengarnya.
“ Yuuka aku...” kata Haru membuka suara
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar