Minggu, 09 Juni 2013

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 6

Author : Cindy Jung
Rate : General to NC 17
Disclaemer : Maapkaaaaaaan!!! buat sodaraku maap ya kalo aku update ini lama bangeud! abis no time sih wkwkw :p
tapi Puji Tuhan update juga hahaha, aku ga tau gimana ceritanya, mungkin agak sedikit melenceng karena aku lupa lupa inget yak. Maapin! Tapi Enjoy it :D



“Kau sudah sadar?” kata seorang yang sangat familiar ditelinga Yuuka kini
“Ha.. Haru?” kata Yuuka dengan sedikit lemah
“Syukurlah, kau terlihat baik baik saja” kata Haru sambil tersenyum
Yuu terdiam. Sesungguhnya ia tidak sedang baik baik saja. Banyak hal dan pikiran yang mengganggunya. Soal Changmin, soal Maya,soal Yesung,  semuanya. Bolehkah saat ini ia mencari tau kebenarannya? Bolehkah saat ini ia mendapatkan kebenarannya?
“Tidak” kata Yuu kemudian
Yuuka membangkitkan dirinya dan membuat tubuhnya dalam posisi duduk. Terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran dari Haru yang berusaha membantu Yuuka namun ditolak oleh Yuuka. Bukan hal itu yang Yuuka butuhkan sekarang. Ia butuh jawaban sekarang.
“Yesung” kata Yuuka tanpa memandang Haru
Haru merasa terlonjak saat Yuuka mengatakan nama itu. ia yakin Haru mendengar yang ia katakan pada Junsu. Aish, sudah keberapa kalinya Haru kelepasan berbicara soal seperti ini? apa karna ia sudah bertemu dengan Changmin sehingga semua ini terjadi? Ataukah memang ini saatnya? Saat semuanya terungkap?
“Ia sudah meninggal bukan?” tanya Yuuka lagi
“Ya” jawab  Haruka
“Lalu, Maya, adalah kekasih Changmin bukan?” tanya Yuu
DEG! Haru terdiam. Yuuka benar benar berhasil mencuri dengar saat itu.
“Ya” jawab Haru
“Lalu Changmin...”
“Kau sudah mengenalnya sebelumnya?” tanya Yuu kali ini memandang Haru
Haru hanya memandang mata Yuuka sesaat sebelum menundukkan kepalanya tanda menyesal.
“...Ya” jawab Haru sedikit bergetar
“Bagaimana bisa?” tanya Yuuka masih menatap Haru berharap haru akan balik menatap matanya dan menjelaskan semuanya
Haru menarik nafasnya sjenak dan membuangnya dengan sangat berat. Terasa sedikit getar pada tangannya. Ia sangat merasa ragu kini. Tapi kini, ia juga berharap semuanya akan berakhir disini. Kebohongan ini harus berakhir.
Haru lalu menegadahkan kepalanya dan menatap mata Yuuka. Tatapan yang cukup menantang dan juga penuh dengan keraguan. Tapi mungkin ini memang saatnya. Haru merasa harus kembali membuka luka masalalunya dan menceritakan semuanya.
“Yesung sudah meninggal” kata Haru dengan suaranya yang sedikit bergetar
“Ia meninggal karena kecelakaan mobil” lanjut Haru
“Dan pengemudi mobil itu adalah....Changmin” lanjutnya lagi
DEG! Mata Yuuka saat itu juga melebar dan terasa perih. Sesak mengisi dadanya dan membuatnya seakan ingin terjatuh dan mengaduh tapi bagaimanapun Yuuka ingin tetap tegap mendengar segala penjelasan Haru. Semuanya, harus jelas kali ini.
Flash Back
“Aku menyukaimu, Yuuka” kata pria dihadapannya itu sambil menggenggam tangan Yuuka erat
“Aku....” jawab Yuuka ragu
Yuuka merasakan denyut kepalanya semakin menjadi kini. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi padanya. Jujur saja ia juga menyukai, suka, suka, sangat suka bahkan mencintai namja dihadapannya ini. tapi Yuuka tidak bisa egois. Ia juga tau, bahwa Haru juga menyukai pria bernama Yesung ini.
PRANG! Sebuah bunyi mengusik pikiran pikiran Yuuka dan orang yang kini sedang bersamanya itu dan membuat mereka melihat keasal suara. Tampak seorang yang wajahnya tampak sangat familiar.
“Haru....” kata Yuuka lebih seperti berbisik
“Aku... mengganggu ya? Sebaiknya.. aku pergi saja....” kata Haru disana sedikit bergetar karena menahan isak tangisnya
“Haru!” pekik Yuuka yang lalu melepaskan genggaman tangan Yesung dan mengejar Haru
“Yuuka!” Yesung merasa kaget saat tangannya terasa terhempas dan melihat Yuuka meninggalkannya. Ia mengikuti kearah perginya Yuuka.
Haru berlari berusaha menghindari suara Yuuka yang terdengar tengah memanggilnya itu. Tidak. Haru berharap untuk tidak mendengar suara itu dulu, tidak melihat wajah itu dulu, Haru tidak mungkin membuat kedua orang yang saling mencintai itu harus terpisah karenanya. Tidak. Haru harus pergi dari mereka.
Haru menyebrang dengan sangat cepat dan berusaha diikuti oleh Yuuka yang tanpa ia sadari ada mobil yang tengah melaju cepat kearahnya. Yuuka hanya hanya dapat terdiam kala menatap lampu mobil itu terasa semakin mendekat padanya, namun perlahan cahaya itu berpindah pada arah belakangnya.
Seperti terhipnotis ia melihat ke arah cahaya lampu mobil tersebut dan melihat hal yang tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.
DUAK! Tubuh itu terhempas keras hingga membuatnya terlempar ketanah dengan kuat. Perlahan darah mengalir dari sisi kepala pria yang nampak sadar dan tidak sadar itu. pria itu... pria yang diketahui tengah mengikuti Yuuka. Dia....
“YESUNG!!” Pekik Yuuka keras kala menatap pria yang dicintainya itu kini tengah terkapar lemah disana
Haru berbalik kala mendengar pekikkan itu dan menatap dengan tidak percaya apa saja yang tengah ia lihat. Tubuh orang yang disukainya kini tengah terbujur kaku dengan darah disekitarnya. Sudah banyak orang yang perlahan lahan mengerubunginya. Haru mencoba untuk mendekat namun kakinya terasa kaku bahkan hanya untuk mendekatinya, sama seperti Yuuka yang hanya bisa terdiam membeku tanpa ada reaksi sedikitpun.  Pengemudi mobil itu perlahan mencoba mengangkat Yesung yang tampak sudah tidak berdaya itu dan lalu memasukannya kedalam kursi belakang mobilnya.
“Kemana kau akan membawanya?” pekik salah seorang kerumunan
“Ke rumah sakit!” Pekik pria itu keras lalu masuk kedalam mobilnya dan kembali melaju kencang
BRUK! Sesosok tubuh terbaring disana. Ya. Itu adalah Yuuka. Yuuka yang melihat semuanya, secara dekat dan jelas. Haru yang melihat tubuh yang terjatuh itu lalu mendekat dan mencoba menolongnya. Kerumunan yang tadinya mengerubuni Yesung kini mengerubuni mereka dan membantu mereka menuju rumah sakit.
 “Aku tidak dapat menyelamatkannya. Maaf, tapi anda terlambat membawanya” kata seorang berpakaian putih pada pria yang adalah Changmin dihadapannya
Changmin terdiam sambil menggerutukan beberapa kata padanya. Ini menyebalkan bukan? Orang yang kau cintai kini pergi meninggalkanmu?
“Aku membencimu” gumamnya
“Bagaimana dengan kondisi pria satu lagi dok?” kata ahjussi yang menemani Changmin
“Ah, dia... Dia juga tidak selamat” jawab dokter itu kemudian
Changmin terdiam. Apakah ini artinya dia telah membunuh seseorang? Yang benar saja.
“Apa kau bilang?” tanya Changmin kemudian
“Dia bilang Yesung sudah meninggal” kata seorang wanita yang mengagetkannya
“Siapa kau?” tanya Changmin dalam pengaruh emosinya
“Aku adalah kerabat orang yang kau tabrak itu” kata Haru dengan tatapan kesal pada Changmin
“Aku tidak menabraknya! Aku hanya berusaha menghindari gadis yang ada dihdapanku! Lalu dia ada dibelakangnya karena itu..... AKH! Ini semua salah gadis bodoh itu!” kata Changmin kesal
“Gadis bodoh? Gadis bodoh itu adalah sepupuku!” pekik Haru tak kalah kesal
Changmin terdiam. Ia merasakan semakin penat dalam kepalanya. Kepalanya berdenyut keras dan membuatnya merasa pusing. Apa yang sedang Changmin pikirkan saat ini hanyalah gadis itu. gadis yang membuat Maya pergi dari sisinya. Gadis yang bahkan tidak dapat ia ingat wajahnya tapi sangat ia benci kini.
“Apa kau hanya mencari ribut denganku eoh? Tidak bisakah kau lihat disini aku sedang kehilangan huh?!! Kalau tidak karena dia berdiri dihadapanku, aku tidak akan menabrak pria itu! kalau ia tidak berdiri dihadapanku, aku bisa menyelamatkan Maya! Ini semua karena dia!” pekik Changmin emosi
“Kau pikir aku tidak terluka huh?!! Bukan Cuma kau yang kehilangan disini! Bukan Cuma kau yang terluka disini! Bukan Cuma kau yang harus mengeluarkan air mata disini! Kau! Membuat dua orang yang sangat aku sayangi terluka! Kau! membuatku kehilangan orang yang kucintai! Kau! Membuat binar itu hilang dari matanya!” pekik Haru bertubi tubi menyalahkan Changmin
“PERGI KAU!!!” pekik Changmin lebih keras lagi
Dua orang diruangan itu kini tengah terluka. Tengah kehilangan. Tengah berusaha mencari penyebab kesalahan ini tanpa melihat jauh kedalam diri mereka, apa yang seharusnya mereka lakukan.
End Flash Back
Kedua orang itu hanya terdiam. Urai air mata tak pelak jatuh dipipi mereka berdua. Sementara orang disisi lain pintu kamar itu hanya terdiam sambil mendengarkan dengan seksama hal yang sesungguhnya terjadi.
“Aku akan melindungimu, Yuuka”
***
“Ohayou, Yuuka” sapa Changmin kemudian gadis dihadapannya
Gadis itu hanya menatapnya sekilas dan menghindarinya. Begitu seterusnya hingga pelajaran hari ini berakhir. Gadis itu, Yuuka, sangat dingin padanya. Changmin hanya dapat menatap sambil bertanya tanya dalam dirinya. Ia merasa bersalah karena beberapa hari kemarin ia sangat menyebalkan dan mengacuhkan Yuuka dengan seenaknya. Apa ini adalah hukuman untuknya? Saat setelah ia menyadari perasaannya dan ini yang ia dapat?
“Yuu!!” panggil seorang yang tampak familiar bagi Yuuka
Perlahan senyum Yuuka terkembang saat melihat orang itu dan kemudian melangkahkan kakinya lebih cepat menuju orang itu. sementara Changmin dibelakangnya hanya dapat memperhatikan sambil merasakan sedikit kesal dalam dirinya. Cemburu? Yah.. itu bisa jadi.
Sementara Yuuka hanya menuju kearah orang itu dengan lebih riang. Entah kenapa, hanya dengan menatap orang itu ada dihdapannya, ia merasakan ketenangan. Dan saat ia menatap orang itu, ia merasa ia dapat tersenyum bebas tanpa merasakan rasa sakit.
“Junsu!!” kata Yuuka menatap Junsu antusias
“Ya! Mulai hari ini aku akan selalu menjemputmu!” kata Junsu penuh semangat
“Eh? Tumben sekali? Ada apa ini?” tanya Yuuka bingung
“Anniya (tidak)” kata Junsu tanpa sadar menggunakan bahasa tanah airnya
“Eh?” tanya Yuuka tidak mengerti
“Ah, maaf, itu tadi bahasa korea. Kurasa kau tidak akan mengerti yah? Hahaha” kata Junsu sambil tertawa
“Ah... Korea ya?” kata Yuuka perlahan sambil mulai memikirkan sesuatu
“Junsu... apa bahasa koreanya... Aku cinta padamu?”” tanya Yuu yang seketika mengagetkan Junsu dan membuat sedikit rona pada pipinya
“A.. Ke... kenapa kau...” kata Junsu sedikit gugup kala itu
“Aku hanya ingin tau...” kata Yuu sedikit tertunduk
Junsu terdiam. Melihat apa yang tengah Yuu lakukan kini, ia mengerti apa maksud dari pertanyaan Yuuka. Rona pipi itu menghilang seketika saat ia mulai menyadari apa yang kini tengah Yuuka pikirkan. Entah Shim Changmin atau Yesung itu. bukankah mereka orang korea? Mungkin...
“Saranghamnida” kata Junsu kemudian
“Aku cinta padamu... Saranghamnida” terangnya
“Heum.. begitu ya..” kata Yuu kemudian sambil tersenyum kecut
“Aish, kenapa kau tersenyum seperti itu? Ayo kita pulang! Haru nee-chan sudah memasakan makanan untuk kita!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuu
“Memasak?! Tidak mungkin! Diakan koki yang buruk!” kata Yuuka kemudian
“Tenang saja ada hyungku, semua masakan pasti akan baik baik saja” kata Junsu kemudian
“Hyung??” kata Yuu lagi bingung dalam perjalanannya
“Ah, maksudku kakak laki lakiku. Jja! Kita harus bergegas!” kata Junsu mempercepat jalan mereka
Sementara orang disisi lain hanya dapat menatap mereka dengan kesal.
“Siapa orang itu?” batin Changmin
***
“Astaga.... kau masih tidak memasak yah?” kata seorang itu sambil terkekeh geli saat menatap hasil masakan gadis disampingnya
“Iya, memang tidak bisa. Memangnya kenapa?” kata gadis itu kesal
“Haha, jangan memperlihatkan muka yang seperti itu, maaf maaf tidak akan terulangi lagi” kata pria berambut almond itu merasa lucu saat menatap gadis didepannya
“Aish, Kim Jaejoong, kau pria, bagaimana bisa kau memasak lebih baik daripada aku yang seorang wanita?” kata gadis itu kesal lagi
“Ya.. Haru, mungkin ini memang soal kesukaan. Kau kan tidak suka memasak” kata Jaejoong sambil menatap gadis yang adalah Haru itu
“Tapi akukan seorang wanita, dan wanita itu harus bisa memasak” kata Haru mempoutkan sedikit bibirnya
Jaejoong menatap bibir itu, mau tidak mau hal itu memang sedikit menggodanya. Sebagai orang yang menyukai Haru, ia selalu merasa Haru menarik baginya.
“Yah.. baiklah kalau begitu mungkin kau harus belajar memasak dariku kapan kapan. Jadi bila ada pria yang kau sukai kau bisa memasak dengan enak untuknya hahaha’ kata Jaejoong dengan tawa renyah diakhirnya
“Huh” desah Haru kesal
Haru mencoba untuk pergi dan mencoba melepas celemeknya dengan kesal tapi  bagian leher celemek itu terkait dengan pengait kalung yang terdapat dileher belakang Haru.
“Aish! Susah sekali!” kata Haru kemudian sambil berusaha melepasnya dengan paksa
Jaejoong yang melihat itu merasa tidak tahan dan ikut membantu Haru. Ia melingkarkan tangannya kebelakang leher Haru dan berusaha mencari pengait yang membuat celemek itu sulit dilepaskan.
DEG! Pada jarak sedekat ini untuk pertama kalinya Haru dapat menghirup wangi seorang Kim Jaejoong. Wangi yang begitu hangat dan manis. Wangi yang tanpa sadar membuat jantungnya berdegup pelan dan membuat rona pada pipinya.
“Nah, sudah” kata Jaejoong sambil membantu membuka celemek itu dari atas kepala Haru dan membuat tatapan mata mereka bertemu dan menggetarkan hati mereka masing masing
“HYYUUUNNGGG!!” pekik Junsu nyaring mengagetkan kedua orang didalamnya
“YA! Kau ini mengagetkan saja!” pekik Jaejoong frustasi
“Ah, kenapa kau sampai sekaget itu hyung? Aih, kami sudah pulang, kenapa tidak menyiapkan makan untuk kami??” kata Junsu memelas sambil masih menggandeng tangan Yuu
“Ne, tunggulah dimeja makan” kata Jaejoong sambil menyiapkan makanan kemudian
Haru dan Yuuka kembali bertatap muka. Masih ada sedikit kecanggungan disana, tapi setidaknya semuanya sudah jelas. Semuanya. Bahkan perasaan Yuuka yang tertunda.
***
Changmin masih terdiam sambil memikirkan tentang segala sesuatu yang terjadi hari ini. dimulai dari Yuuka yang bersikap dingin dengannya dan juga pria yang bersama Yuuka. Semuanya yang berhubungan dengan Yuuka. Kini gadis bernama Yuuka itu benar benar telah tersita dihatinya dan membuatnya terus memikirkannya.
“Yuuka. Yuuka. Kau ini kenapa?” gumam Changmin frustasi
“Apa aku sejahat itu? apa aku benar benar sejahat itu kemarin kemarin?”
“Aish Yuu, maafkan aku!”
“Yuu....”
“Aku.. mencintaimu..” bisikan Yuuka kembali terdengar dikepala Changmin
“Shim Changmin” lanjut bisikan itu
“Aku juga mencintaimu.. Yuuka Shinjuu” kata Changmin dengan helaan nafas pada akhirnya
“Aish sial! Ini benar benar menggangguku!” pekik Changmin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Sekelebat bayangan seorang pria tiba tiba kembali mengusik pikirannya. Pikiran tentang pria yang disenyumi Yuuka dan dengan bebas menggenggam tangan itu.
“Aish! Yuuka chan! Siapa orang itu!?” pekik Changmin lagi
“AH! AKU SUDAH GILA!” katanya lebih lantang sambil emnidurkan tubuhnya ditempat tidur dan lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
***
“Anak anak, minggu depan kita akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama . Siapkan diri kalian baik baik dan jaga kesehatan kalian. Bawa peralatan seperti kompas atau pun peralatan P3K yang mungkin dapat membantu kalian jika terjadi sesuatu pada kalian” terang Ima-sensei selaku guru sejarah pada semua murid dikelas Yuuka
Ya, sebentar lagi kelas mereka memang akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama yang dilakukan untuk mempelajari sejarah disana sekaligus berwisata sejenak. Perjalanan ini tampak menarik bagi anak anak lainnya karena berlangsung selama empat hari dan membuat mereka dapat menikmati alam dan jauh dari hingar bingar kota. Serta membuat mereka semakin mandiri karena akan jauh dari keluarga.
Tapi tidak bagi Yuuka. Bukan ia tidak menyukai perjalanan ini, hanya saja perjalanan ini membuatnya semakin harus terus melihat wajah Changmin. Seenggan apapun yang ingin ia lakukan untuk menghindari Changmin, pada akhirnya matanya tetap akan mencari Changmin. Dan jika ia terus bersama Changmin seperti itu, ia akan terus merasa sakit.
“Kenapa kau tampak tidak bersemangat huh?” kata Tooru saat menatap Yuuka menjadi lebih pendiam sekarang
“Tidak ada hanya sedang tidak enak badan saja” kata Yuuka yang jelas saja berbohong
“Ah, seminggu lagi kita akan berwisata! Jaga kesehatanmu! Ayo! Bersemangatlah!” kata Tooru berusaha menyemangati Yuuka. Well, Tooru memang sahabat yang baik bukan?
Changmin menatap Yuuka dan berharap dapat menyemangatinya juga. Tapi  ia takut jika Yuuka akan menghindarinya lagi jadi Changmin hanya dapat menatap punggung Yuuka yang kini tengah menuju keluar kelas setelah Ima-sensei keluar. Kini, bukan Yuuka lagi yang memandang punggung seorang Shim Changmin, tapi seorang Shim Changmin yang tengah memandang punggung Yuuka. Hidup memang adil hum?
Changmin hanya dapat menulis beberapa kata dalam sebuah kertas dan berharap Yuu mau membaca surat darinya bahkan jika ia tidak ingin berbicara dengannya. Ini adalah surat cinta Changmin yang pertama kali ia tulis, jujur saja, saat dengan Maya ia bahkan tidak pernah melakukan hal sememalukan ini.
“Maafkan aku, Yuu...” belum selesai Changmin menuliskan kalimat utamanya seorang telah mengambil kertasnya dan membuatnya terkaget
Itu Tooru.
“Yah! Kau ini serius sekali sih! Apa yang sedang kau tulis?” kata Tooru sambil melihat kearah ertas yang baru saja Changmin tulis dan melebarkan matanya
“Yuu?!! Maksudmu Shirota Yuu??! Yuu yang itu??!! Ya! Apa kau ini gay Shim Changmin??!” pekik Tooru keras mau tidak mau membuat semua mata tertuju padanya
Riuh keras anak anak dalam kelas mau tidak mau membuat rona pada wajah Changmin. Dia gay?! Yang benar saja!
“Apa kau serius Changmin?” kata Yuu kemudian menatap horor Changmin
“Aish! Apa kau gila?! Apa kalian semua sudah gila?! Aku tidak mungkin seperti itu!” pekik Changmin frustasi sambil berusaha menjelaskan
Yuuka berusaha memasuki kembali kelas saat ia menyadari kelasnya tampak riuh dan ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Yuu melihat kerumunan orang tengah mengerubuni tempat duduk yang familiar baginya. Tempat duduk ..
“Ya! Shim Changmin! Apa kau gay?” pekik seorang disana keras
DEG! Yuuka terperanjat ketika mendengar perkataan teriakkan itu. seketika kepalanya berputar putar ketika mendengar kata itu. Gay? Apa karena Maya tiada, Changmin kemudian menjadi gay? Apakah itu berati.... astaga itu tidak mungkin!
Yuuka hanya dapat terdiam didepan pintu dan mengamati mereka hingga akhirnya jmatanya dan Changmin bertemu. Changmin hanya dapat menelan salivanya dalam dalam ketika mendapati tatapan Yuuka yang seakan percaya dengan perkataan Gay itu. untuk pertama kalinya mata itu kembali bertemu tapi ... dengan keadaan yang seperti ini...
“I’m dead” batin Changmin sambil menatap Yuuka
***
Yuuka masih terdiam saat mengingat ingat kejadian tadi siang. Sangat tidak mungkin bagi Yuuka mengingat Changmin adalah orang yang cool dan tidak begitu dekat dengan wanita. Tidak begitu dekat dengan wanita? Baiklah mungkin itu bisa menjadi sebuah alasan tapi.....
“Changmin gay? Benarkah?” tanyanya dalam hati
“Astaga! Itu tidak benar kan!!” pekik Yuuka sambil menegadahkan kepalanya
Ia menatap langit langit kamarnya dan menghela nafas beratnya lagi. Ternyata, walaupun bukan Changmin yang membuatnya tersenyum belakangan ini, bukan Changmin yang berbicara dengannya saat ini, Changmin masih tetap berada dalam pikirannya. Kala menatap Minnie pun yang terlintas adalah wajah Changmin.
“Changmin....” bisik Yuuka
TOK!TOK! sebuah ketukan mengagetkan Yuu dan membuatnya menatap pada asal pembuat suara.
“Yuu?” kata Haru masih terdengar Changgung
“Haru...” kata Yuu kemudian dengan tatapan rindu
“Aku... punya satu hal lagi.. yang belum kuberikan padamu...” kata Haru sambil memberikan sebuah gelang yang sangat cantik  pada Yuuka
“Apa.. ini??” kata Yuuka yang kaget saat menatap gelang tersebut
“Ini.. gelang yang berada pada saku Yesung saat kecelakaan itu..” kata Haru yang hanya dibalas keterdiaman oleh Yuuka
“Ini untukmu” kata Haru kemudian
“Bagaimana kau tau itu untukku?” tanya Yuuka
“Ada inisial dua ‘Y’ disini, aku yakin itu pasti kau dan Yesung” kata Haru sambil berusaha tersenyum
“Pakailah dan jagalah gelang itu, oke?” lanjut Haru
Yuuka terdia sambil menatap gelang cantik itu. jantungnya bergetar hebat kala menerima gelang itu dan mengenakannya pada tangannya. Perasaannya pada Yesung pun ternyata belum kandas sepenuhnya. Yuu juga... masih sangat menyayangi Yesung... seandainya masih ada waktu... Yuu ingin sekali berkata...
“Saranghamnida” bisik Yuu sambil memeluk gelang itu
***
Mingu yang ditunggu oleh anak anak kelas pun tiba. Mereka semua telah bersiap dan menaiki bis dengan perasaan riang dan berdebar debar termasuk kedua orang yang kini tengah duduk saling jauh tersebut. Entah Changmin yang duduk paling belakang ujung kanan ataupun Yuuka yang duduk didepan sebelah kiri, keduanya merasakan euforia penasaran dalam diri mereka.
Mereka tiba dan mendapatkan pemandangan mata yang menyejukkan mereka. Seperti biasa Changmin hanya dapat mengawasi Yuuka dari belakang dan memastikan ia baik baik saja. Tapi melihat tawa Yuuka yang tampak bersemangat, Changmin rasa semuanya baik baik saja dan keadaan akan baik baik saja.
Jalan di Gunung Maruyama tidaklah mudah, berbatu, berkerikil dan curam adalah medan terberat yang harus para siswa ini lewati, tapi dibalik itu semua mereka akan menuju sebuah desa yang membuat mereka akan mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus belajar. Lagipula banyak pemandangan yang cukup menarik mata selama mereka mengikuti perjalanan.
“Ah!” Yuuka sempat terpeleset dan terjatuh sebelum tangannya berhasil menahan sebuah ranting disana dan membuatnya tetap berdiri tegak.
“Kau tidak apa?” kata Ima-sensei
“Ya, aku baik baik saja” kata Yuuka kemudian tanpa menyadari ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga miliknya
Beberapa lama setelah perjalanan Yuuka baru menyadari sesuatu dari tangannya menghilang.
“Gelangku?” pekik Yuuka pelan sambil terhenti sebentar
“Kau ini kenapa Yuu, ayo jalan!” kata anak anak lain dibelakangnya sambil melangkah mendahuluinya
Yuuka berfikir keras saat akhirnya ia menyadari bahwa gelang itu mungkin terlepas saat ia hampir jatuh dan membuatnya kembali kearah jalan sebelumnya. Bagaimanapun juga itu dari Yesung bukan? Gelang terakhir dari Yesung. Bagaimanapun juga, ia merasa harus menjaganya. Yuuka berjalan tanpa menyadari orang yang selalu memperhatikan punggunggnya kini menatapnya dengan bingung dan mengikuti kearahnya pergi.
Awan gelap tampak mulai menghiasi langit yang menandakan sebentar lagi hujan akan menyapa mereka, Yuu masih berdiri disana berusaha mencari gelangg itu sampai setitik air jatuh dikepalanya. Baiklah hujan sudah akan tiba, tapi itu tidak bisa menghentikkan Yuuka mencari gelang itu. Tidak.
“Ya! Apa yang kau lakukan!? Sekarang ini sudah hujan!” pekik Changmin kala hujan semakin lebat
Yuuka tidak memperdulikan gerutuan Changmin malah berjongkok dan mulai mencari lagi.
“Ya!” Gerutu Changmin lagi
“Aku harus menemukannya!” kata Yuuka yang sudah tampak kebasahan
“Mencari apa?! Apa yang kau cari huh?!” kata Changmin
“Gelang dari Yesung!” kata Yuuka mulai berurai air mata dibawah hujan. Ia tidak rela kehilangan gelang itu
Tangan Yuuka terus mencari dan menjelajahi tanah yang sudah basah berharap dapat menemukan gelangnya yang mungkin terkubur dibawah sana dan ya! Benar saja, Yuu menemukannya!
“Ketemu!!” kata Yuuka kemudian berdiri dengan cepat tanpa menyadari curamnya tanah yang tengah ia pijak kini sehingga membuatnya keseleo dan jatuh pada tubuh Changmin
Akhirnya, mata itu bertemu lagi. Setelah sekian lama mata itu akhirnya saling menatap lagi, dan setelah sekian lama akhirnya jantung itu kembali berdegup riang lagi kala menatap mata orang yang disukainya. Tapi semakin dalam mereka slaing menatap semakin tampak juga luka yang berusaha mereka sembunyikan.
“Ma.. maafkan aku!” kata Yuuka saat mendorong tubuh Changmin kemudian
“Tidak apa. Ah! Sekarang ini sudah hujan ayo kita cari tempat berteduh!” kata Changmin berusaha menghindari kegugupan
“I..Iya..” kata Yuu sambil menundukkan kepalanya
Yuuka mencoba melangkah, namun kakinya terasa amat ngilu pada setiap langkah ditanah yang curam ini. me;ihat itu Changmin lalu membungkukkan tubuhnya dan menyodorkan punggungnya untuk menjadi tumpangan Yuuka sementara.
“Naiklah” kata Changmin kemudian
“Ah, tidak usah” kata Yuuka kemudian kembali berjalan mendahului Changmin sambil menahan rintihan sakitnya
Changmin yang tidak suka melihat hal itu lali mengambil tangan kanan Yuuka dan mengaitkannya dilehernya lalu menggendong Yuuka dengan gaya bridal.
“Chaa...” kata Yuuka tergagap
“Diam saja. Aku tidak mau melihatmu menahan luka seperti itu” kata Changmin ketus yang hanya dibalas keterdiaman Yuuka.
***
Mereka menemukan sebuah pondok dan berdiam disana. Terlihat Yuuka yang menggigil karena terlalu lama terkena air hujan. Changmin yang pria jelas saja daya tahannya terhadap dingin lebih baik dari Yuuka sehingga masih bisa menjaga tubuhnya tetap hangat.
“Brr...” kata Yuu sambil menggigil
“Yuu? Apa kau baik baik saja?” kata Changmin sambil menatap Yuu. Bodoh! Jelas ia tidak baik baik saja!
Changmin dengan khawatir mengambil tangan Yuu dan mencoba menggosokkannya beberapa kali agar membuat Yuu merasa hangat. Ia juga menggosokkan tangannya dan berusaha membuat wajah Yuuka menghangat dengan menenmpelkan tangannya pada pipi Yuuka. Tapi Yuuka masih terlihat menggigil
Changmin membuka bajunya dan berusaha membuka baju yang Yuu pakai juga.
“Ya!” pekik Yuuka lemah
“Ah! Maafkan aku!” kata Changmin lalu mengurungkan niatnya dan menutup pakaian kemeja yang dikenakan Yuu lagi
Changmin tidak memakai pakaiannya lagi tapi memakaikan pakaian itu pada Yuuka dan berharap bajunya akan lebih hangat berkat hangat tubuhnya. Changmin juga menggosokkan kaki  dan tangan Yuu secara bergantian berharap Yuu akan semakin menghangat
“Gelap...” kata Yuu mengagetkan Changmin
“Ya! Jangan pingsan! Ya! Jangan seperti itu! Apa kau masih kedinginan?! Ya! Yuuka!” kata Changmin cemas
“Dingin...” Kata Yuuka lagi berusaha menutup matanya
Changmin yang awalnya ragu kemudian mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu, ia mendekatkan juga wajahnya dengan wajah Yuu lalu meniupkan nafas hangat dari mulutnya. Ia menciumi kening mata dan kedua pipi Yuuka berharap semakin menghangat disana. Dan akhirnya ciuman itu pun berakhir pada bibir Yuuka yang dikecupnya cukup dalam dan membuat tubuh Changmin semakin panas dan berharap Yuuka dapat semakin merasakan kehangatan tubuhnya yang kini topless.
“Shim Changmin...” kata Yuuka kemudian menatapi Changmin yang wajahnya sangat dekat dengannya
“Hm?” saut Changmin
“Kau hangat” kata Yuuka kemudian
“Aku menyukainya” lanjut Yuuka
Changmin hanya dapat tersenyum dan menciumi Yuuka lagi. Ciuman yang penuh dan penuh sehingga Changmin mendapat ide lain. Disela ciuman itu Changmin membuka kemeja yang dikenakan Yuu dan membuat Yuuka dalam keadaan toples juga. Changmin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu yang kini sedang dalam posisi berbaring disela ciuman mereka. Hangat. Yuuka merasakan kehangatan yang amat sangat saat tubuhnya dan Changmin saling menempel. Penuh penuh dan ciuman yang semakin penuh itu pun mendapat balasan dari Yuuka membuat Changmin menginginkan lebih.. lebih.. lebih hangat...lebih..
“Yuu..~” panggil Changmin manja
“Hmmm” kata Yuuka yang merasa nyaman saat dipanggil seperti itu
“Yuu chan~...” panggil Changmin lagi
“Aku mencintaimu...” lanjutnya
“Aku juga... Changmin...” kata Yuu yang kemudian mengambil bibir Changmin dan kembali menciumnya, memagutnya dan merasakan setiap rasa dari lidahnya
Apa yang terjadi selanjutnya? Hanya mereka yang tau.
***
Hujan telah reda. Malam telah berganti pagi. Pondok itu terasa hening saat kedua orang didalamnya saat itu hanya saling memunggungi. Sang gadis hanya mengenakan kemeja panjang yang menutupi hingga pahanya sementara sang pria hanya topless dengan mengenakan celana jeans panjangnya.
“Apa yang sudah....” kata gadis itu ragu
“Maafkan aku” kata pria itu sambil memegangi pelipis kepalanya yang terasa berdenyut
“Apakah...” kata gadis itu kemudian
“Maafkan aku... maafkan aku” katanya lagi sambil menutupi wajahnya dengan tangannya
Sementara gadis dibelakangnya hanya dapat terdiam dengan bulir air mata yang jatuh dipipinya.
***
Changmin dan Yuuka kembali menyusuri jalan menuju penginapan yang telah ditunjukkan oleh guru. Untung saja ingatan Changmin kuat sehingga mereka dapat berjalan sesuai dengan apa yang guru mereka pernah tunjukkan kemarin. Yuuka masih terdiam pada punggung Changmin. Kini bukan hanya kakinya yang terasa sakit akibat keseleo, namun ada sesutu yang lebih sakit kini. Mungkin kalian bisa menebaknya sendiri.
“Kalian dari mana saja!!!??” Pekik Ima-sensei frustasi kala menatap mereka
“Gommene, kemarin ada benda yang tertinggal jadi kami berusaha mengambilnya, tanpa tau ternyata hujan, jadi kami meneduh disana. Maafkan aku” kata Changmin setelah menurunkan Yuuka dan mendudukannya dilantai kayu itu sambil membungkuk dalam dalam
“Aish! Ya sudah tidak apa! Yang penting kalian baik baik saja!” kata Ima-sensei kemudian meninggalkan mereka
“Yuu? Apa kau mau kuantar kekamarmu?” tawar Changmin kemudian
“Tidak usah!” pekik suara familiar yang terdengar tidak suka
“Biar aku yang mengantarnya!” kata pria itu sambil mengangkat Yuuka dan menggendongnya ala bridal sambil menatap pria hidapannya
“Ju...Junsu??” kata Yuuka pelan
Sementara Yuuka digendong oleh Junsu, kedua orang yang tengah berhadapan ini kini tengah memeparkan api kemarahan dan tidak kesukaan mereka. Api peperangan kini mulai berkobar diantara mereka.Tatapan tidak suka saling muncul diantara mereka.
Kira kira dalam peperangan ini, siapa yang akan menang?
TBC

Sabtu, 23 Februari 2013

FF YAOI "MINE" ONESHOOT


TITLE : MINE
PAIR : CHANGKYU(SHIM CHANGMIN X CHO KYUHYUN)
GENRE : UNKNOWN #Plak
RATE : PG15
DISCLAEMER : THIS IS YAOI FANFICTION! IF YOU DONT LIKE YAOI PLEASE DON’T JUDGE MY FANFIC AND LEAVE THIS NOTE NICELY J
PS : THIS IS FOR MY BELOVED SISTER BIRTHDAY :D
HAPPY READING :D
***
Cinta tidak harus selalu memiliki
Benarkah?
Bisakah kita mencintai tanpa harus memiliki?
Aku rasa TIDAK
***
“Apa yang kau pikirkan tentang Shim Changmin?” kata seorang yeoja padaku yang membuatku tercengang didepannya
“Eh?” Jawabku singkat
“Shim Changmin, sahabatmu, bagaimana?” tanya yeoja itu lagi penasaran
“Hmm, dia orang yang sangat menyenangkan. Wae? Kau menyukainya?” tanyaku juga dengan muka yang penuh rasa penasaran
“Eh? Entahlah haha” kata yeoja itu sambil tertawa kecil
“Ya! Cho Kyuhyun!” Panggil namja berperawakan tinggi yang membuatku mau tidak mau menoleh saat mendengarkan panggilannya
“Ah! Changmin ah!” Sapaku dengan sedikit cemas
Cemas? Yah mungkin tidak akan ada orang yang menyadari kecemasan ini karena wajahku yang tampak sangat biasa saja ini, namun akan adakah yang menyadari getaran berbeda pada perkataanku tadi? Apakah mereka akan menyadari bahwa aku sedang mengalami sebuah panik yang amat sangat? Bagaimana tidak? Seorang yeoja baru saja bertanya tentang namja dihadapanku ini dan kini namja itu tepat berada didepanku.  Aneh? Jangan pernah salahkan perasaan orang yang sedang jatuh cinta. Ya, aku jatuh cinta. Kepada namja ini.
 “Kyu, ayo temani aku makan siang!” ajak Changmin sambil sedikit memaksaku dengan menarik tanganku
“Astaga Min! Bukankah kau baru saja makan bekalmu?” jawabku  dengan sedikit melebarkan mataku yang tampak cukup besar ini
Sejujurnya aku sangat hapal dengan semua kebiasaan Changmin, bahkan tentang napsu makannya yang sangat besar tapi kalau aku sudah menghadapinya secara langsung, aku akan selalu membelalakkan matanya seakan tidak percaya ada manusia seperti Changmin dalam hidupku. Namun itulah Shim Changmin yang kukenal sejak dulu. Seorang yang tidak akan pernah bisa kutebak dan selalu memberikan kejutan dalam hidupnya. Karena itulah aku menyukainya. Karena itulah hingga aku takluk kepadanya.
“Aeh, kau ini seperti tidak mengenalku saja! Ayolah!” Paksa Changmin sedikit merajuk sambil menarik tanganku
“Baiklah! Baiklah! Tapi jangan menarikku seperti ini! Kau membuatku malu saja!” kataku sedikit menarik tanganku dari tangannya yang besar
Jujur saja itu memang benar benar membuatku malu. Yah, walaupun malu dalam artian yang berbeda.
“Ja! Kita ke kantin!” ajakku padanya kemudian sambil berjalan mendahuluinya
“Okey! Ah, BoA ah aku permisi dulu ya!” kata Changmin memberi salam pada yeoja yang baru saja duduk disebelahku
Seketika aku menghentikan langkahku. Jadi selama ini Changmin menyadari yeoja yang duduk disebelahku itu? Apakah selama ini Changmin juga memperhatikannya?
“Ya! Kenapa kau berhenti? Ja!” kata Changmin menarik tanganku lagi
Apa yang kau pikirkan Cho Kyuhyun! Lalu kenapa jika Changmin menyukai yeoja itu? memang kenapa jika yeoja itu juga menyukai Changmin? Bukankah sekeras apapun kau mencoba untuk menjadi seseorang yang pantas untuk Changmin kau tidak akan bisa? Tidak akan pernah karena kau menyadari, bahwa hubungan antara sesama namja itu sangat tidak mungkin! Sadarlah Cho Kyuhyun! Changmin bukanlah milikmu!
***
“Kenapa kau diam saja? Kau sakit, eoh?” Tanya Changmin sambil menatapku cemas namun tidak melepaskan genggamannya dari sepotong sandwich itu
Aku hanya tersenyum kecil sambil menatapnya sesekali. Entah mengapa sejak BoA ah menanyakan tentang Changmin kepadaku aku jadi sedikit merasa tidak nyaman bila berhadapan dengan Changmin. Cemburu? Mungkin iya. Tapi apalagi yang mau kukatakan? Apa aku harus berkata jujur bila aku menyukainya? Yang benar saja.
“Ya! Kyu! Kau diam lagi! Kau benar benar sakit eoh?” tanya Changmin lagi kini sambil menaruh telapak tangannya dikeningku
“Kau tidak hangat” lanjut Changmin
“Aku memang tidak sakit pabo!” jawabku sedikit ketus sambil menepis tangannya dikeningku
“Ya! Aku kan hanya khawatir! Apa ada sesuatu yang menggagumu hm? Mau menceritakan padaku?” ajak Changmin dengan wajahnya yang lugu itu. Sungguh demi Tuhan aku tidak ingin kehilangan wajah lugu ini!
Aku terdiam sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi ingin aku tanyakan padanya.
“Apa yang kau pikirkan tentang BoA ah?”
Aku melihatnya sedikit terpaku sebelum akhirnya kembali menarik senyum pada kedua ujung bibirnya dan mengambil minumnya. Dari gelagatnya aku dapat mengetahui bahwa ia tengah gugup kini. Kenapa ia gugup seperti itu?
“Dia wanita yang baik, menyenangkan, cantik, bahkan memiliki tubuh yang indah” katanya yang seketika membuat aku terdiam. Dia menjelaskan BoA dengan begitu rinci. Apakah ini berarti Changmin memperhatikan BoA?
“Wae? Kau menyukainya?” kata Changmin dengan serius kemudian seketika mengagetkanku 
“Ah, Anniyo” jawabku sedikit gugup karena mendapati Changmin tiba tiba bertanya seserius itu padaku
“Justru aku yang seharusnya bertanya, apa kau menyukai BoA?” lanjutku menatap Changmin dengan serius
Kami saling melempar pandangan serius yang membuat jantungku sedikit bergetar lembut. Aku benar benar menunggu jawaban seorang Shim Changmin kali ini. Jawaban yang membuatku tidak ingin sedetikpun mengalihkan tubuh ini dari seorang namja yang kini tengah balik menatapku ini.
Aku melihat dua ujung bibir itu kini tertarik dan membentuk sebuah senyum disana.
“Kalau aku menyukainya, memang kenapa?” kata Changmin memecah keheningan diantara kami
DEG!! Bagai dihantam ombak kini dadaku terasa amat sakit dan perih. Perkataannya kala itu benar benar menusuk hingga terdalam hatiku. Oksigen yang kuhirup bagai perlahan lahan menjauh dan membuatku merasa sesak. Tidak. Jangan seperti ini. Jangan pernah tunjukkan wajah seperti ini dihadapan Shim Changmin. Cho Kyuhyun, bertahanlah!
“Aigo, sahabatku sudah besar sekarang!” kataku kemudian menarik senyum yang sejujurnya amat dipaksakan
Aku memalingkan mataku dari wajahnya dan beralih menatap gelas minuman dihadapanku dan mengaduk segala isi didalamnya. Mengaduknya seakan itu adalah perasaanku kini. Benar benar tidak karuan dan terasa sangat rapuh sehingga amat mudah terbawa angin. Getaran halus yang tadi kurasakan amat nyaman kini membuatku merasa amat terganggu dan amat memberatkanku
“Bertahanlah Cho Kyuhyun” batinku menyemangati diri sendiri
***
Aku baru saja hendak memasuki kelas ketika tanpa sengaja aku melihat wajah yang familiar itu tengah bercakap berdua. DEG! Jantung ini kembali menimbulkan getaran tidak nyaman saat melihat Changmin tengah bercakap dengan BoA. Jujur saja aku memang cemburu dengan mereka, namun pernyataan Changmin kala itu cukup membuatku sadar bahwa memang tidak akan pernah tempat dihatinya untukku. Aku hanya seorang sahabat baginya. Menyedihkan bukan?
“Ah! Changmin ya! BoA ah!” Sapaku pada Changmin dan BoA yang membuat mereka seakan terlonjak dan berwajah gugup
Jatuh cinta memang seperti ini hm? Seperti sepasang yang mencurigakan. Gugup dan malu malu.
“Ah! Kyu! Kau mengagetkanku!” Kata Changmin sedikit menaikkan nada bicaranya dan memukulku kecil
“Haha, aku hanya menyapa! Kalian ini mencurigakan sekali!” kataku berusaha memasang wajah yang ceria
“Aish, apanya yang mencurigakan? Sudahlah! Ayo temani aku mencari sarapan! Ja!” Kata Changmin gugup lalu kembali menarik tanganku dan membuat kakiku melangkah mundur perlahan sebelum akhirnya berbalik dan berusaha menyusulnya
Saat aku sudah berhasil menyusulnya dan berjalan disampingnya aku dapat melihat kepala Changmin yang menatap kembali ke belakang. Sepasang senyum yang begitu tenang ia tampakkan ketika ia kembali memandang ke arah depan. Senyum perpisahan hm? Jadi kau benar benar menyukainya Shim Changmin?
***
“Kyu, apa kau tau Changmin menyukai apa?” kembali BoA bertanya padaku dengan wajah yang penuh dengan rasa penasaran
“Hm? Ia sangat menyukai makanan” jawabku tanpa berfikir panjang
“Ah~ makanan yang seperti apa?” tanya BoA lagi seperti menginterogasiku. Kau sangat menyukainya ya BoA ah?
“Makanan apa saja ia suka” jawabku acuh tak acuh
“Aeh, sulit sekali. Jika aku ingin memberikan hadiah sebaiknya aku memberikan apa ya? ” tanya BoA kemudian
Aku terdiam. Sepertinya mereka memang saling menyukai eoh? Mungkin aku memang harus terbiasa menerima getaran halus yang menyakitkan ini. Lagipula, Changmin bukanlah milikku. Tidak. Ia bukan milik siapapun.
“Kau benar benar menyukainya ya BoA ah?” tanyaku yang membuatnya sedikit terdiam
Butuh waktu cukup lama sebelum akhirnya ia menampilkan senyumnya yang tampak menawan itu padaku dan memberikan sebuah kata yang sangat membuatku penasaran
“Entahlah” jawabnya singkat
Aku hanya terdiam sambil memandanginya. Apa ia juga seperti aku yang tidak yakin dengan perasaan yang sedang kurasakan kini? Senang namun juga cemburu. Ingin memiliki namun sesungguhnya tidak mungkin memiliki. Ataukah ia lebih sepertiku yang lebih senang memendam perasaan ini? BoA Kwon, kau berhasil membuatku penasaran padamu.
“Ah, bagaimana denganmu Kyu?” pertanyaan BoA seketika membuatku bergidik.
“A..Aku.. tidak mungkin menyukai Shim Changmin” kataku sedikit terbata dan gugup
BoA terdiam dan menatapku dengan bingung. Aish, kurasa aku salah berbicara tadi.
“Hahahaha, bukan itu Kyu! Maksudku kembali kepertanyaan tadi! Hahaha” tanya BoA sambil tertawa puas
Aku tertunduk malu. Sial! Aku pasti terlihat sangat konyol kini! Aish, pipiku menghangat, aku pasti tengah merona sekarang! Aish Cho Kyuhyun mengapa engkau bisa sebodoh ini! Aish!!!!
“Haha, sudah sudah, jadi hadiah apa yang kau inginkan dari seseorang hm?” kata BoA melanjutkan perkataannya kemudian
“Aku?” kataku kemudian mengadahkan kepalaku lagi dan menatap BoA
“Aku suka hadiah buatan tangan seseorang. Apapun itu aku pasti menyukainya” kataku sambil tersenyum membayangkan ketika pertama kali aku mendapatkan hadiah dari Changmin.
Sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun yang ia buat dari sebuah karton dan menambah hiasan yang sesungguhnya amat tidak diperlukan, tapi ketika menerimanya aku merasa sangat senang karena itu adalah sesuatu yang ia buat dari hasil kerja kerasnya.
Saat itu adalah saat pertama kali aku merasakan getaran ini.
Saat pertama kali aku menyukaimu Shim Changmin.
“Kau benar benar akan menyukainya?” Tanya BoA kemudian sambil menatapku
“Tentu saja” kataku sambil tersenyum senang kearahnya.
Kenangan itu mau tidak mau telah membuat hatiku lebih menghangat. Kenangan indah memang tidak akan pernah menipu perasaanmu. Mereka menyenangkan.
“Baiklah kalau begitu!” kata BoA bersemangat
***
“Aku menyukaimu” aku melihat namja itu kini tengah menyatakan perasaannya sambil memberi sang yeoja sebuah kalung dan menaruhkan kalung itu ditangan sang yeoja
“Aku juga menyukaimu. Sejak dulu” jawab yeoja yang kuketahui adalah BoA itu sambil membuka kembali telpak tangannya dan memberikan sebuah isyarat agar namja itu itu memakaikan kalung itu padanya.
Namja itu lalu melingkarkan kalung itu pada leher BoA dan lalu memeluk BoA dengan hangat dan mereka tersenyum dengan begitu bahagia. Sementara aku berdiri disini dengan mata yang begitu panas. Sakit itulah yang kurasakan saat ini. tapi yang lebih kurasakan saat ini adalah amarah yang meluap luap. Tidak pernah kubayangkan aku akan merasakan perasaan yang begitu meluap luap.
Aku membalikkan tubuhku kebelakang untuk menghindari pemandangan memuakkan ini sebelum akhirnya aku menabrak sebuah dada bidang yang amat familiar.
“Kyu!? Apa yang kau lakukan disini?” kata suara yang juga tak kalah familiar
“Min? Kenapa kau bisa ada disini?” kataku sangat kaget ketika mendapati Changmin sudah ada dihadapanku kini
“Ya! Aku bertanya duluan!” jawab Changmin sedikit meninggikan nadanya
Aku segera teringat tentang pemandangan yang baru saja kulihat tadi dan menatap Changmin sekilas. Changmin menyukai BoA bukan? Jangan sampai ia melihat pemandangan yang tidak mengenakkan ini! Sungguh aku yakin ia akan merasa sakit hati jika melihatnya!
“Shim Changmin! Jangan lihat ke depanmu! Ayo kita pergi dari sini!” kataku kemudian sambil menarik tangan Changmin
Aku dapat melihat sejenak saat ia membalikkan wajahnya kebelakang dan mendapati wajahnya yang terlihat amat membeku. Ia melihatnya? Apakah ia melihat BoA dengan pria itu? Apakah Shim Changmin kini tengah patah hati? Aish, aku tidak perduli! Yang kupedulikan saat ini adalah aku membawa Changmin sejauh mungkin dari BoA!
***
“Kau mau main game apa?” kataku pada Changmin yang kini masih terdiam
“Ya! Shim Changmin!” pekikku pada Changmin yang masih duduk dengan air wajah penuh kekagetan diranjangku
“Changmin ah...” panggilku lagi berusaha lebih lembut sambil duduk disampingnya
“Kyu...” panggilnya dengan sedikit hembusan nafas berat
“Min..” kataku mulai sedikit tidak tega
“Tadi BoA ah baru saja...” kata Changmin mulai menatapku
“Sudah! Tidak usah membicarakannya! BoA tidak serius denganmu! Sudah lupakan saja wanita seperti itu!” Kataku sedikit emosi jika mengingat ingat kebersamaan mereka selama ini. jadi semua ini hanya main main? Cih, BoA Kwon kau berhasil membuatku kesal!
“Kyu aku...” belum selesai Changmin mengucapkan kalimatnya aku sudah memotongnya dengan perkataan apapun yang ingin aku katakan. Aku sedang meledak ledak saat ini!
“Sudah kubilang lupakan saja! Aku tidak tau sebesar apa kau menyukainya1 tapi jelas jelas ia hanya mempermainkanmu!” Pekikku lagi
“Tapi Kyu..”
“Tidak ada kata tapi! Untuk apa kau mengharapkan wanita seperti itu hingga membuat wajahmu seperti ini eoh? Tidakkah kau dapat melihat ada aku disini?”
Aku terdiam. Baiklah aku memang sedang meledak ledak dan saat meledak ledak aku bisa mengatakan apa saja. Tapi kenapa harus kata ini yang keluar? Aish Cho Kyuhyun kau bodoh!
“Apa?” kata Changmin kemudian dengan tatapan menyelidik
“A..A..Anniyo” kataku berusaha menghindar
“Jelaskan padaku Kyu” kata Changmin sambil mendekatkan wajahnya padaku yang membuatku mau tidak mau memundurkan badanku
“A..aku..” Aku terus memundurkan tubuhku hingga punggungku menyentuh tembok . Sial
“Ya! Cho Kyuhyun!” kata Changmin kini mengunci pergerakanku dengan tangannya
Pipiku memanas, aku yakin wajahku tengah memerah kini. Aku menundukkan wajahku dan tidak berani menatap wajah Changmin yang begitu dekat dengan wajahku kini. Aish apa yang harus kulakukan? Mengakuinya? Yang benar saja! Tapi... Cho Kyuhyun apa yang kau akan lakukan sekarang??!
“Aku menyukaimu” kata itu keluar begitu saja dari bibirku
Aku tidak tau bagaimana reaksinya, aku tidak tau bagaimana, dan aku tidak mau mengetahuinya. Aku masih menundukkan kepalaku. Berusaha menahan malu yang amat kurasakan saat ini. Changmin pasti sudah menganggapku menjijikkan. Ia pasti menganggapku sahabat yang aneh. Sahabat.. Yah.. Apa ia masih akan menganggapku sahabat jika aku sudah mengatakan hal ini?
“Kyu” kata Changmin tegas
“Kau pasti membenciku kini, Min” batiku
“Pabo! Pabo! Pabo!”  Aku tidak berhenti merutuk dalam hati
“Aku juga menyukaimu”
Aku berhenti merutuki hatiku dan kemudian terdiam. Entah aku dapat mengatakan perasaanku seperti apa sekarang. Yang bisa tercerna dalam kepalaku hanyalah sebuah kalimat yang baru saja Changmin ucapkan. Bukannya kalimat itu tidak tercerna dengan baik diotakku hanya saja kalimat itu memberi pengaruh lamban pada mulutku untuk memberikan reaksi. Aku menegadahkan kepalaku dan menatap namja yang wajahnya begitu dekat berada dihadapanku. Aku menatapnya. Menatapnya dengan sungguh sungguh dan mencari sebuah kebohongan disana. NIHIL. Yang kutemukan adalah sebuah tatapan ketulusan.
Shim Changmin kau benar benar seseorang yang tidak bisa kutebak.
“Aku serius” katanya memecah keheningan saat aku masih menatapnya penuh curiga
“Bohong” kataku singkat. Tidak itu adalah kata yang sama sekali tidak terpikir diotakku. Ada apa denganku ini?
“Aku juga menyukaimu Kyuhyunie~” kata Changmin sambil memberikan pandangan tulusnya lagi
Aku terdiam lagi. Benarkah? Benarkah itu? Dia menyukaiku? Ttolong jangan bercanda saat ini Shim Changmin kumohon. Kumohon, kau membuat dadaku kembali menghangat.
“Apa perlu bukti?” kata Changmin kemudian yang membuatku seketika terkaget
“Eh?”
 Otakku berusaha mencerna perkataan Changmin saat itu namun belum sempat aku berpikir bibir itu telah menekan bibirku dan membuat dadaku merasakan perasaan yang lebih hangat lagi.
“Masih belum percaya padaku?” kata Changmin setelah melepaskan ciuman kami. Ciuman? Aish mengingat kata itu membuatku merona.
“Baiklah aku percaya” kataku kembali menundukkan kepalaku untuk menutupi rasa maluku
“Kyu...” kata Changmin mengambil daguku dan membuatku kembali menatapnya
“Would you be MINE?” kata Changmin yang membuatku melebarkan mata besarku
Ini adalah hal kedua dari Changmin yang bisa membuatku melebarkan mataku.
“Kalau kau tidak menolak ciumanku aku menganggapnya ‘YA’” kata Changmin kemudian sambil mendekatkan bibirnya padaku lagi
Aku menerima bibir itu dalam diam. Tidak ada satupun pikiran yang kembali bergumul dalam pikiranku dan dalam kepalaku. Semuanya terasa kosong namun terisi penuh dengan kehangatan yang dibrikan bibir Changmin kala itu. Aku yang tadinya masih membelaakkan mataku kini mulai menutupnya perlahan dan mulai menikmati ciuman itu. aku ingin terus merasakan perasaan hangat dari Changmin ini. ini sangat hangat dan sangat nyaman. Tolonglah, izinkan aku terus merasakan perasaan ini.
“Shim Changmin, I like to be yours. And now you are MINE” batinku kemudian masih menimati setiap inchi bibir Changmin
Aku merasakan bibir itu atas dan bawah. Sangat basah namun juga membuatku merasa nyaman posisi ini tampaknya sangat menguntungkan Changmin dalam mengekspos bibirku. Aku sangat senang. Senang karena aku aku tidak bertepuk sebelah tangan. Sangat senang karena aku bersedia bersabar. Sangat senang karena aku bisa mencintai dan akhirnya memiliki orang sepertimu Shim Changmin. Hanya saja....
***
“Jadi kau berkomplot dengan BoA untuk menyelidikku? Ya! Shim Changmin! Kau membuatku cemburu buta pada saat itu kau tau!!” Pekikku sebal saat mendengar penjelasan Changmin dan BoA
“Tapi setidaknya ada untungnya aku meminta bantuan BoA!” kata Changmin sambil terkekeh kecil
“Apa untungnya bagimu?? Kau mau melihatku mati karena sakit hati huh?!” pekikku masih sebal
“Aigoo Chagiya, jangan bicara seperti itu hm? Aku hanya jadi tau harus memberimu apa pada hari ini” kata Changmin sambil mengusap puncak kepalaku kecil
“Memberi apa? Ada apa hari ini?!” Pekikku masih kesal saja untuk mereka
“Hari ini hari pertama kali kita bertemu. Kau lupa?” tanya Changmin dengan wajah cemberut
“Eh? Ah 23 Februari rupanya” kataku sedikit menurunkan emosiku saat pada akhirnya mengingat ingat tanggal hari ini
“Aish kau melupakannya ya” kata Changmin kembali dengan wajah cemberut
“Aku... lupa... hehehe” kataku sambil terkekeh dibelakang. Sial! Aku sangat lupa!
“Aish, kau ini Kyu! Changmin sudah membuat kado untukmu dengan susah payah!” Kata BoA sambil menjitak kecil kepalaku
“Membuat?” tanyaku bingung
“Ya! Bukankah kau yang mengatakkan kalau kau menyukai orang yang membuat sendiri hadiah itu?” kata BoA membela Changmin
“Ah, begitu.. pantas saja...” batinku saat mulai mengerti segala sikap BoA dan Changmin selama ini
“Ini! Untukmu! Sampai jumpa!” kata Changmin sambil melangkah pergi
Aku menatap sebuah kotak dihadapanku saat itu. Aku membukanya dengan penasaran dan tersenyum kecil saat menatap kado didalamnya. Sebuah topi rajut untuk musim dingin. Musim kesukaan kami berdua. Rasanya bentuknya tidak terlalu buruk . benarkah ini buatan Shim Changmin?
“Bacalah” kata BoA menunjuk sebuah kertas disana
Aku mengambilnya dan kembali terkekeh saat membacanya.
I LOVE YOU MY KYUHYUNNIE
I LOVE YOU FROM THE START
IM JUST SCARED THAT YOU WILL LEAVE ME IF I TELL THIS
BUT I  STILL LOVE YOU TILL NOW
AND NICE TO KNOW THAT YOU ARE MINE NOW
MAYBE WE ARE NOT A PERFECT COUPLE
BUT I HOPE IT’LL BE LONGLAST
HAPPY THIRD 23TH FOR US :D
 YOURS,SHIM CHANGMIN

“Ya! Shim Changmin! Tunggu aku!” Pekikku berusaha mengejar punggung itu sebelum menjauh dan memeluknya
“Aku juga mencintaimu!” kataku lalu berusaha menuju kehadapannya
Aku sedikit menjinjitkan tubuhku dan memberikannya ciuman kilat di bibirnya yang membuat matanya sedikit melebar
“Happy Third 23th , Shim Changmin!”

Cinta tidak bisa tidak  memiliki
Karena cinta adalah sesuatu yang menginginkan kebersamaan diantara dua pihak
Cinta tanpa harus memiliki?
Yang benar saja!
He / She must be YOURS!
Like he was MINE!