Kamis, 23 Januari 2014

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 7

Author : cindyjung
Rate : General, bahasa Mature
Author Note : Mohon maaf dengan sangat untuk saudarakuuuuu, karena ini sangat amat sangat sangat sangat lama baru aku post dan baru aku teruskan lagi! soalnya aku sibuk di tempat satunya lagi dan juga hasrat straight aku lagi menghilang hehehe. kalo misalnya jalan ceritanya berubah juga maafkan yaaahhh :D tidak bermaksud kok, cuma lupa-lupa dikit ajah alurnya hahaha ._.v
sekali lagi maafkaan tapi semoga kamu suka! enjoy!




Keterdiaman terjadi selama perjalanan. Walaupun untuk sejenak tadi Yuuka merasa kaget atas kehadiran Junsu, namun entah mengapa mulutnya terlalu kaku untuk berbicara. Junsu pun enggan membuka pembicaraan karena melihat keadaan Yuuka yang tidak tampak seperti biasanya. Binar yang selalu ada di mata Yuuka, sejenak tadi, benar-benar menghilang.
“Kenapa, kau ada disini?” tiba-tiba Yuuka membuka pembicaraan
Bagaimanapun, Junsu sudah jauh menyusul hingga ke sini, tidak mungkin Yuuka hanya membiarkan keadaan seperti ini terus berlangsung. Walaupun keadaan hatinya memang sedang tidak baik belakangan ini, tapi, Junsu tidak boleh sampai menyadarinya. Bukan karena munafik, ia hanya tidak ingin ada orang yang mencemaskannya dan membuatnya terlihat lemah. Seorang Yuuka Shinju, haruslah menjadi orang yang kuat.
“Aku merindukanmu” jawab Junsu singkat sambil memandang Yuuka yang ada dalam gendongannya lekat
DEG! Debaran itu menghantam begitu kuat di dalam dada Yuuka. Begitu cepat. Sangat cepat. Terlalu cepat. Hingga membuat tubuhnya bergetar kini. Tangan yang tadinya melingkar bebas dileher Junsu perlahan ia eratkan demi menghentikan getaran yang dialami tubuhnya. Entah mengapa namun kata itu benar-benar memberikan efek tertentu bagi Yuuka.
Tidak ada Haru disini untuk memberikannya pelukan, tidak ada Yesung lagi untuk memberikannya nasihat, dan saat ini ia sangat-sangat tidak ingin bertemu dengan Shim Changmin.
Hanya ada Kim Junsu. Orang yang selalu menemaninya disaat harinya sedang buruk. Hanya ada seorang Kim Junsu yang menarik tangannya dan membawanya menjauh dari awan hitam. Hanya seorang Kim Junsu yang hadir disini dan membawanya dalam gendongan yang hangat. Hanya ada Kim Junsu seorang.
Kim Junsu.
Yuuka mempererat pelukan pada leher Junsu dan menyembunyikan wajahnya di dada Junsu berharap mendapatkan kehangatan yang selama ini dicarinya.
“Shim Changmin...”
“Kau hangat”
“Aku menyukainya”
Tiba-tiba sebuah pernyataan sekelibat menyapa pikiran Yuuka. Kata-katanya pada malam itu. Kata-katanya pada Changmin malam itu. Malam itu. Malam saat......
“Aish! Yuu! Lupakan! Lupakan!” batin Yuuka kala pernyataan itu perlahan mulai mengganggu pikirannya
Yuuka semakin-semakin mempererat pelukannya pada Junsu sambil berusaha melupakan kejadian ‘this and that’ dengan Changmin semalam. Sementara hal yang dilakukan Yuu tersebut malah membuat sang pemilik leher hanya dapat menelan salivanya diam-diam dan menahan debar jantungnya. Tubuh Yuu didekat tubuhnya benar-benar terasa......hangat.
“Tenang, Kim Junsu, Tenang” batin Junsu berusaha menenangkan dirinya
***
Changmin menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke tempat tidur. Diambilnya sebuah bantal dan dipeluknya dengan erat. Jujur, tubuhnya  sangat lelah saat ini dan benar-benar membutuhkan istirahat. Tapi matanya tidak mau terpejam karena begitu banyak pikiran yang kini mengusik kepalanya. Tentang kejadian malam yang sesungguhnya tidak pernah ia maksudkan untuk Yuu dan tentang siapa pria yang berani-beraninya menggendong wanita yang ia cintai dihadapannya.
“Yuukaaa-channn, siapa pria itu huh? Siapa dia?? Kenapa kalian dekat sekali??!” kata Changmin frustasi sambil memeluk gemas bantalnya
Terbayang kembali dalam kepalanya saat Changmin mengikuti mereka dan melihat tangan Yuuka yang memeluk pria itu dengan erat. Dan kejadian yang terekam dengan baik oleh mata Changmin tersebut hanya dapat membuat sang pemilik mata menahan geramannya.
“Kenapa kau memeluknya seperti itu??? Kenapa??? kenapaa??” kembali Changmin memaki super frustasi sambil menggigit bantalnya kesal
Changmin menghentikan kegiatan menggigit bantalnya itu, kemudian terdiam.
“Harusnya kau kan memelukku” kata Changmin protes sendiri sambil membayangkan tangan Yuuka yang sempat menggantung di lehernya di pondok
Kembali pikiran Changmin melayang pada kejadian malam itu di pondok. Kehangatan tubuh Yuuka saat itu benar-benar bersatu dengan tubuhnya. Sejujurnya, tidak ada yang ingin diberikan Changmin kecuali memberikan Yuuka kehangatan karena saat itu ia sangat cemas atas keadaan Yuuka, namun entah mengapa tubuh Changmin yang meyatu dengan tubuh Yuuka seakan menuntut lebih dan berjalan sesuai perasaan hangat yang semakin terasa diantara keduanya.
“Shim Changmin...”
“Kau hangat”
“Aku menyukainya”
Mengingat kejadian yang baru saja dilakukannya tersebut membuat wajah Changmin menghangat seketika, tampak wajahnya sangat memerah kala kembali terngiang desahan khas yang dikeluarkan Yuuka saat itu. Juga tenang perkataan ‘suka’ yang diucapkan Yuu berhasil membuat tubuhnya seakan meleleh seketika.
“Aish, aish, aish, Shim Changmin, kau sudah menjadi pria sekarang” katanya sambil meutupi wajahnya malu-malu masih membayangkan kejadian semalam
***
“HARUNO! MASAKANMU!!!” pekik seorang pria yang melihat sebuah asap hitam dari panci yang tak jauh didekatnya
Dimatikannya api dikompor tersebut sambil diisikannya panci tersebut dengan air.
Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dan semakin lama semakin mendekat. Terlihat raut wajah panik dari sang pemilik langah kaki yang hanya dapat menatapi panci masaknya dengan horor.
“AH, MASAKANKU!” pekik Haru kemudian terdiam masih sambil menatapi panci dihadapannya tersebut
“Dasar ceroboh! Kau ini sedang apa sampai melupakan masakanmu huh?” kata Jaejoong sedikit kesal sambil mencoba menganggkat panci tersebut menuju tempat pencucian piring
“Aduh, aku benar-benar lupa! Astaga! Maafkan aku!” kata Haru dengan penuh penyesalan tanpa mampu berpikir untuk melakukan apa-apa
“Bersyukurlah aku datang tepat waktu, kalau tidak mungkin dapurmu ini sudah habis dimakan api!”
“Ah, ya, terimakasih Kim Jaejoong kau sudah menyelamatkanku” kata Haru sambil membungkukan badanya berkali-kali menandakan ia benar-benar merasa bersalah dan berterimakasih
CTAK! Jaejoong menyentilkan jarinya ke dahi Haru dengan sedikit perasaan kesal bercampur gemas. Kesal karena dia tetap menjadi wanita yang ceroboh dan gemas karena dia masih terlalu polos bahkan hanya dalam masalah sepele.
“Baka! Tidak usah sampai seperti itu”
“Tapi kalau kau benar-benar tidak datang, rumahku benar-benar akan terbakar” pout Haru
DEG! Jantung Jaejoong berdegup lebih kencang dari biasa kala menatap raut wajah yang seperti itu lagi dari Haru. Tampaknya sudah sangat lama ia tidak melihat wajah itu dari Haru. Sudah lama sejak pernyataan cintanya ditolak dan sudah sangat lama sejak ia memutuskan kembali ke Korea.
Kembali kedua tangan Jaejoong diangkat dan kemudian mencubit pipi chubby Haru yang memang sangat terlihat menggemaskan kala tengah mengerucutkan bibirnya itu.
Ditatapnya, mata Haru sangat dalam. “Berhentilah melakukan itu, atau aku akan semakin menyukaimu”
Haru terdiam. Ia menatap balik manik mata coklat milik Jaejoong. Masih bundar seperti dulu. Masih menarik seperti dulu. Tidak banyak yang berubah dari Kim Jaejoong, bishounen paling cantik dari Korea yang sering ia ledeki dulu. Apakah hati seorang Kim Jaejoong pun masih tidak berubah?
TRRTTTTT
Sebuah getar telepon menginterupsi kedua orang yang kini tengah bergulat dengan pikiran mereka masing-masing. Haru yang merasa sebagai sang pemilik onsel un lalu berusaha merogoh saku kanan celananya dan mengambil ponselnya. Dibukanya ponsel flip itu kemudian diangkatnya.
“Moshi-moshi?”
“Haru......”
“Eh? Yuu-chan, kenapa?”
“Aku.....”
***
Matahari telah bersembunyi dan kini langit telah menampakkan wajah sang rembulan di kanvas angkasanya. Yuuka menghela nafasnya berat kala merasakan diriya tidak dapat menutup mataya sesulit apapun ia telah mencoba.
“Ah, menyebalkan” rutuknya
Dibukanya selimut hangat yang tadinya melindungi tubuhnya dan dilangkahkan kakinya menuju keluar kamar. Ia menyususri lorong-lorong kamar tersebut masih dengan pikiran yang sangat kacau. Belum lagi telinganya yang terasa sangat panas kala dia  baru saja menelopon Haru dan menceritakan segalanya pada Haru
“Aih, harusnya aku tidak usah cerita saja” dengusnya kesal sambil merutuki dirinya sendiri
“Baka! Yuuka Baka!” rutuknya lagi
“Hey!”
Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi Yuuka dari mencaci maki dirinya sendiri dan menghentikan langkahnya. Suara ini. Adalah suara nyaring yang amat dihapalnya. Sangat dan terlalu dihafalnya. Suara langkah kaki kemudian semakin mendekat ke arah Yuuka dan mencoba sehadapan dengannya.
“Apa maumu?” tanya Yuuka dingin
“Aku hanya memanggil apa itu salah?” jawab seorang yang ternyata adalah Changmin tersebut
“Keputusan yang salah” kata Yuuka sambil membalikan badannya dan kemudian berusaha menjauh
Saat ini, ia hanya sedang menemui pria itu saja. Tapi kenapa, dia selalu muncul dalam pikiran dan hadapan Yuuka?
“Yuuka Shinju!” panggil Changmin sambil mengambil tangan kanan Yuuka dan membuatnya kembali menghadapnya yang pastinya seketika mendapatkan perlawanan dari sang subjek
“Kau ini kenapa hah? Apa aku benar-benar terlihat buruk dimatamu?” pekik Changmin kemudian
“Pergilah dasar kau gay!” pekik Yuuka tak kalah nyaring sambil menyerukan sesuatu yang membuat Changmin melebarkan matanya
“Apa kau bilang?! Aku ini normal, bodoh! Kenapa kau bisa berkata seperti itu?!”
“Kau menulis surat cinta pada Shirota kan? Sudahlah! Aku tidak menyangka kau pria yang seperti itu, dasar gay!”
“Aku tidak gay! Itu bukan surat untuk Yuu, itu untukmu, Yuu-chan! Yuuka-chan baka!”
“Berhenti menyebutku baka! Kau yang baka! Kenapa kau melakukan semua itu sekarang padaku huh?” Yuuka tidak tahan lagi dengan segala perlakuan Changmin dan masih berusaha melepaskan genggaman tangan Changmin
Changmin mengendurkan sedikit tangannya dan menatap Yuuka dengan raut wajah yang bingung. “Memangnya apa yang sudah kulakukan?”
“Kau! Selalu ada dalam kepalaku! Berputar-putar didalamnya dan membuatku gila! Kau juga, selalu ada di hadapanku! Dan itu membuatku merasa lebih gila! Lebih baik seperti dulu, saat aku masih memandang punggungmu, aku tidak perlu merasakan rasa yang seperti ini!” pekik Yuuka sambil meluapkan semua apa yang hinggap dalam kepalanya selama ini
“Memandang punggungku? Memandang punggung bocah Korea menyedihkan yang terjebak dalam dunia yang menyebalkan? Memandang punggung orang dingin yang sangat membenci musik? Kaulau kau tidak pernah menatap mataku dan menyapaku, mungkin sampai saat ini aku akan selalu membenci dunia yang aku sukai!” Changmin tak kalah terbawa emosi
Yuuka terdiam mendengar segala pernyataan Changmin kala otaknya tengah sangat melambat kini. Ia tidak ingin bisa mencerna semua perkataan Changmin yang tampak hanya akan membuatnya banyak berharap. Berharap, bahwa perasaannya selama ini tidak pernah sepihak pada seorang Shim Changmin.
“Aku menyukaimu” kata Changmin kemudian menyuarakan kata yang paling ditolak Yuuka saat ini
“Tapi aku yang telah menyebabkan Maya meninggal!” pekik Yuuka lagi berusaha menepis kata-kata Changmin
“Dan aku yang menabrak Yesung!” pekik Changmin tidak mau kalah
Yuuka terdiam. Yesung. Pria yang dulu juga pernah sangat-sangat ia sukai, tapi, tidak pernah ia sempat ucapkan kata sayang dan cinta. Jika kini Changmin adalah Yesung yang ada dihadapannya seperti saat Yesung menyatakan cintanya dulu, apa yang akan Yuuka katakan?
“Yuu, kau yang membawaku keluar dari bayang-bayang maya dan rasa benci yang menghantuiku selama ini. Tapi kenapa? sekarang kau terjebak dalam masa lalumu sendiri?” kata Changmin kemudian memelankan nada suaranya dan menatap Yuuka yang juga tak kunjung menatap balik setelah lama terdiam
Maya.
Yesung.
Masa lalu.
Semuanya... sudah menjadi masa lalu.
“Aku.......”
“Ya!”
Sebelum Yuuka sempat menyelesaikan perkataannya, sebuah suara nyaring yang lain menginterupsi perkataannya. Kim Junsu. Itu Kim Junsu, pria yang juga selalu memberikannya kehangatan, kenyamanan, dan keamanan. Kim Junsu pria yang bisa Yuuka katakan, Yuuka menyayanginya. Tapi...
“Apa yang kau lakukan pada Yuuka huh?” kata Junsu protes sambil berdiri dihadapan Yuuka dan menengahi mereka berdua
“Pergilah, ini bukan urusanmu” kata Changmin dingin sambil menatap tidak suka pada pria yang lebih kecil darinya itu
“Ini urusanku. Urusan Yuuka adalah urusanku juga” kata Junsu memundurkan langkahnya
“Memangnya kau siapa hah?” Changmin mulai kesal dengan pria yang ada dihdapannya
“Aku, Kim Junsu. Salam kenal” jawab Junsu polos kala Changmin menanyakan hal tersebut
Changmin terdiam. Speechless kala namja dihdapannya ini menjawab pertanyaannya dengan begitu polos. Antara ingin menarik senyum di wajahnya dan kesal didadanya, Changmin kini hanya berusaha mempertahankan muka datarnya.
“Kau ini...”
“Sudahlah, ayo pergi, Junsu” kata Yuuka kemudian menginterupsi kata-kata Changmin sambil menarik tangan Junsu pergi
“Hey! Yah! Aku belum selesai bicara!” protes Changmin masih speechless tanpa berusaha mengejar mereka
.
“Yuu, tadi kau diapakan namja itu eh pria itu huh?” tanya Junsu khawatir karena Yuuka sejak tadi menundukan kepalanya
“Yuu....”
Junsu menghentikan langkahnya dan berusaha berhadapan dengan Yuuka diangkatnya kepala Yuuka dengan kedua tangannya yang menangkupkan dagu Yuuka.
“BUWAHAHAHAHAHA”
Tawa Yuuka memecah keadaan kemudian kala akhirnya kedua pasang itu bertemu. Junsu hanya dapat menatap Yuuka bingung.
“Heh! Kenapa kau malah tertawa seperti itu saat ada orang yang mengkhawatirkanmu huh?!”
“Kau! Kenapa kau begitu polos, Kim Junsu. Tadinya aku ingin marah dan memaki orang, tapi entah kenapa sekarang aku ingin tertawa hahahahahaha”
“Apa? Polos apa? Tidak ada yang lucu bagiku” jawab Junsu datar
“Ah... sudahlah, lupakan saja, itu sudah berlalu” kata Yuuka kemudian yang tertohok dengan kata-katanya sendiri
“Itu sudah berlalu.....” batin Yuuka
***
“Dasar anak lelaki brengsekkk!! Berani-beraninya ia melakukan itu pada sepupukuuu!! Akan kubunuh dia kalau sampai bertemu!!!” rutuk Haru setelah menerima telepon dari Yuuka
“Seperti kau tega membunuh orang saja huh?” kata Jaejoong menimpali
“Aku tidak perduli! Aku kesal! Rasanya seperti salah memercayakan Yuuka pada orang seperti itu!” kembali Haru berusaha memaki Changmin dalam dirinya
“Memang apa yang dilakukannya huh? Menciumnya?” tanya Jaejoong yang merasa terhibur melihat wajah kesal Haru
“Ahhhh! Aku tidak ingin mengingat cerita itu! Lupakan! Lupakannn pria brengsekkk!!!” rutuk Haru lagi seperti frustasi
“Hahahaha, sudahlah, mereka sudah besar, pasti bisa menentukan jalan yang terbaik bagi mereka sendiri” Jaejoong berusaha menenangkan Haru sambil mengusap kepalanya pelan
“Apanya! Mereka masih SMA! Belum dewasa!” kata Haru sambil merajuk pada Jaejoong dan kembali menunjukan poutnya
“Memangnya kau sudah dewasa?” tanya Jaejoong tepat sasaran
Walaupun mungkin Haru lebih tua daripada Yuuka tapi kelakuan mereka sangat tidak ada bedanya, bahkan kadang Haru melebihi kekanakan dari seorang Yuuka. Kadang, agar suasana lebih ceria, Haru memang akan selalu tampak kekanakan.
“Ah, Kim Jaejoong kau juga menyebalkan!” kata Haru kesal karena merasa tidak dibela
“Lihat? Begini saja kau ngambek” goda Jaejoong pada Haru yang hanya dibalas keterdiaman Haruno
Jaejoong mengambil dagu Haru dengan tangan kanannya dan membuat wajah Haru kemudian beralih memandang dirinya. Masih tampak wajah menggemaskan dari haru yang membuat Jaejoong harus menahan diri untuk tidak melakukan hal yang lebih padanya.
“Yuuka sudah mempunyai ceritanya sendiri. Bagaimana denganmu?”
“Huh?”
“Yuuka mempunyai Changmin, dan kurasa Junsu pun menyukainya. Dia sudah mempunyai orang yang sudah akan sering melihatnya. Bagaimana denganmu? Apa kau tidak akan melihat orang yang selalu melihatmu?”
“Huh?”
“Lihat aku,”
“Karena aku akan selalu melihatmu dan memperhatikanmu”
DEG! Jantung Haru berdebar cukup keras kini. Sudah sangat-sangat lama jantungnya tidak pernah berdebar nyaman seperti ini karena seorang pria. Dan kini, seorang pada masa lalunya kembali dan membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Apakah ini suka?

***
“Yuuka, maafkan aku, aku harus sekolah lagi, karena waktu libur sekolahku sudah habis. Maafkan aku ya!”
Kata-kata Junsu terus terngiang didalam kepala Yuuka. Kenapa ia harus pulang dengan sangat terburu-buru sehingga Yuuka jadi merasa tidak nyaman seperti ini. Kenapa disaat pulang seperti ini, Junsu harus menghilang? Padahal disaat seperti inilah ia membutuhkan Junsu.
“Huhhh” Yuuka mendengus pelan kala banyak pikiran berkecamuk dalam kepalanya
“Kenapa kau seperti itu?” kata seorang disampingnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Shim Changmin
“Karena kau” jawab Yuuka singkat
Inilah yang sesungguhnya sangat dihindari Yuuka. Walaupun saat itu ia hampir akan mengatakan bahwa ia masih menyukai Changmin, tapi masih banyak hal yang mengganggu dalam hatinya. Juga pikirannya. Yah, pikiran. Saat bersentuhan dengan Changmin, setiap kali bersentuhan dengan pria itu, pikiran Yuuka akan dengan reflek beralih pada kegiatan panas mereka malam itu.
“Ada apa denganku?” tanya Changmin polos
Kembali Yuuka menghela nafasnya berat, “Berisik. Aku ingin istirahat” tanpa menatap Changmin Yuuka mengalihkan pandangannya ke arah kaca bis sekolah mereka
Changmin hanya dapat mengerutkan keningnya bingung kala melihat Yuuka yang masih tampak membencinya, padahal saat itu Yuuka terlihat sudah mau memaafkannya. Apa yang membuat Yuuka masih membencinya? Apakah karena....
Changmin menyenggol bahu Yuuka dengan bahunya sedikit keras dan membuat sang pemilik bahu menengok padanya.
“Apa?” kata Yuuka ketus                                                                                                                         
“Yuu, ehem, apa kau masih kesakitan?” tanya Changmin sedikit ragu
“Huh?”
“Itu,” tanya Changmin sambil berusaha menunjuk suatu tempat yang diikuti mata Yuuka
“Apa itu masih sakit?” tanya Changmin lebih mengecilkan suaranya
Wajah Yuuka memerah seketika kala Changmin menunjuk suatu tempat yang sangat sakral baginya.
“DASAR MESUM!!!!” pekik Yuuka dalam bus sambil memukuli Changmin
“Yaaahhh! Akukan Cuma bertanya!!!!” kata Changmin berusah melindungi dirinya dari segala serangan Yuuka
Sementara tingkah mereka tanpa sadar mengundang gelak tawa dari siswa lain, karena selama ini memang Changmin terkenal dengan kesan dinginnya dan tidak mudah didekati. Sementara Yuuka kini dapat dengan mudah memukuli pria tersebut yang walalupun mereka tidak tau apa yang menjadi akar masalahnya. Tidak juga mendapat gunjingan dari semua para wanita yang iri melihat pasangan di pojok itu.
.
Suasana bus telah menjadi lebih sepi dari sebelumnya karena seluruh penumpang bus kini sedang tampak tertidur pulas akibat kelelahan bersenang-senang tadi. Begitu pula dengan pasangan Changmin dan Yuuka yang duduk dipojok belakang bus. Mereka kini tengah tertidur dengan pulas dan saling menyenderkan kepala. Tentu saja kepala Yuuka dibawahnya setelah itu ditindih oleh kepala Changmin keke.
Terlihat tangan Changmin yang entah sejak kapan sudah mengait tangan kanan Yuu dan menggenggam telapak tangannya erat seakan ingin melindung orang disampingnya tersebut. Menggenggam tangannya seakan tidak akan pernah melepaskannya lagi.
Kata-kata mungkin bisa menipu.
Perasaanpun bisa ditutupi melalui perkataan.
Namun perasaan tidak pernah bisa ditutupi oleh bahasa tubuh.
Dan dari bahasa tubuh yang terlihat,
Mereka saling jatuh cinta.
***
Keadaan sekolah toho terasa sangat ramai sekali saat itu. Bukan karena untuk menyambut bus sekolah yang baru saja datang dari karya wisatanya, melainkan karena ada seorang pria ditengah mereka yang terus menyanyikan lagu romanis dan membuat para wanita sekolah toho meleleh karena suara khasnya.
Sementara rombongan bus yang baru datang tersebut hanya dapat terhenti didepan karena keributan yang disebabkan oleh seorang siswa yang entah siapa.
“Ada apa ini?” kata Yuuka sedikit terbangun karena mendengar teriakan siswi toho yang begitu menggelegar
Sambil berusaha melihat keluar, Yuu merasakan tangannya sedikit tertahan kala ia hendak memberdirikan tubuh. Terlihat tangan Changmin begitu erat menggenggam tangannya.
DEG! Jantung Yuuka kembali berdegup. Berdegup dengan nyamannya setelah beberapa hari ini ia merasakan tekanan pada dadanya apabila Changmin ada disisinya. Kini, semuanya kembali seperti pertama saat Yuuka menyukai Changmin. Rasanya, begitu berdebar-debar.
“Anak-anak! Bangun! Bangun! Kita sudah sampai!” Ima-sensei berusaha membangunkan semua siswa dan siswi yang masih tertidur, termasuk Changmin
“Ah” lenguh Changmin lucu sambil berusaha membuka matanya dari tidur lelapnya
“Kau sudah bangun?” kata Yuuka kemudian menyapa telinga Changmin
“Ah, selamat siang” kata Changmin sambil berusaha meregangkan tubuhnya dan kemudian tersenyum manis manis pada Yuuka
Hihi, melihat itu, rasanya Yuuka sangat gemas dan ingin mencubit kedua pipi yang menggembul itu saat tersenyum. Juga saat melihat mata kanan sipitnya yang membuat Yuuka ingin terus, terus, mencubit pipinya gemas. Tapi tetap saja, Yuuka masih merasa kesal. Lebih tepatnya, Yuuka membuat dirnya tetap merasa kesal.
“Tidak usah seperti itu, lepaskan tanganmu” kata Yuuka daatar kemudian
Changmin yang melihat tangannya masih menggenggam erat tangan Yuuka lalu melepasnya kemudian dan memasang senyum canggungnya. “Maaf”
“Ayo turun semuanya! Cek barang bawaan kalian! Hati-hatilah saat pulang dan terimakasih karena mau berpartisipasi dalam karya wisata ini” kata Ima-sensei sambil membungkukan kepalanya dan membuat para murid segera berpencar dan bangkit meninggalkan tempat duduknya.
.
“Wanna make you my somebody, wanna see this world with you”
“Ada apa ini?’ tanya Yuuka yang sudah turun dari bus dan menatapi keramaian para siswi
“No other one can have you, i want you to my self”
Yuuka yang sesungguhnya bukan orang yang perduli tentang keramaian entah mengapa sangat tertari ketika mendengar suara yang kini tengah bersenandung dan dikelilingi oleh para siswi tersebut. Ia merasa suara itu adalah suara yang dihapalnya, dan benar-benar dihapalnya.
Yuuka mencoba menerobos memasuki kerumunan siswi tersebut dan mencoba melihat siapa sang pemilik suara. Matanya membesar kala matanya menangkap seseorang yang benar-benar dikenalnya kini tengah bernyanyi dengan indah disekolahnya.
“Kim Junsu??!!” pekik Yuuka kaget dan membuat sang pemilik suara kemudian mengalihkan pandangannya kepada Yuuka
“One look from you girl and its too hard to get by”
Junsu masih memetik gitarnya sambil bernyanyi indah dan kemudian perlahan mendekati Yuuka.
“But, excuse me girl, i’ve been watched you, all night, that’s rigt, i like, to take this night over”
Walaupun Junsu bukan pemain gitar yang handal, namun suaranya yang merdu menutupi semua itu dan para wanita hanya dapat bersorak tidak karuan kala Junsu tampak semakin mendekati kerumunan mereka.
“What i’m trying is she should be my baby, baby, baby, baby”
Junsu telah berdiri dihadapan Yuuka dengan pandangan yang tidak dapat diartikan oleh siapapun. Dengan petikan terakhir pada gitarnya, Junsu berusaha menyelesaikan lagunya tersebut.
“She should be my girl”
Junsu menghentikan permainan gitarnya dan memletakkannya didekatnya. Diambilnya tangan Yuuka yang masih terdiam karena Junsu yang perlahan mendekatinya dengan nada yang indah itu. Selama ini, Yuuka selalu mengganggap suara Junsu aneh tapi saat bernyanyi tadi, suaranya, sangat.......
Ditatapnya Yuuka dengan dalam oleh mata sipit Junsu. Diangkatnya kedua ujung bibir Junsu dan dibentuknya sebuah senyum disana.
“Yuuka Shinju, would you be my girl?”
TBC