Minggu, 09 Juni 2013

FF Straight "Unpredictabble Love" Part 6

Author : Cindy Jung
Rate : General to NC 17
Disclaemer : Maapkaaaaaaan!!! buat sodaraku maap ya kalo aku update ini lama bangeud! abis no time sih wkwkw :p
tapi Puji Tuhan update juga hahaha, aku ga tau gimana ceritanya, mungkin agak sedikit melenceng karena aku lupa lupa inget yak. Maapin! Tapi Enjoy it :D



“Kau sudah sadar?” kata seorang yang sangat familiar ditelinga Yuuka kini
“Ha.. Haru?” kata Yuuka dengan sedikit lemah
“Syukurlah, kau terlihat baik baik saja” kata Haru sambil tersenyum
Yuu terdiam. Sesungguhnya ia tidak sedang baik baik saja. Banyak hal dan pikiran yang mengganggunya. Soal Changmin, soal Maya,soal Yesung,  semuanya. Bolehkah saat ini ia mencari tau kebenarannya? Bolehkah saat ini ia mendapatkan kebenarannya?
“Tidak” kata Yuu kemudian
Yuuka membangkitkan dirinya dan membuat tubuhnya dalam posisi duduk. Terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran dari Haru yang berusaha membantu Yuuka namun ditolak oleh Yuuka. Bukan hal itu yang Yuuka butuhkan sekarang. Ia butuh jawaban sekarang.
“Yesung” kata Yuuka tanpa memandang Haru
Haru merasa terlonjak saat Yuuka mengatakan nama itu. ia yakin Haru mendengar yang ia katakan pada Junsu. Aish, sudah keberapa kalinya Haru kelepasan berbicara soal seperti ini? apa karna ia sudah bertemu dengan Changmin sehingga semua ini terjadi? Ataukah memang ini saatnya? Saat semuanya terungkap?
“Ia sudah meninggal bukan?” tanya Yuuka lagi
“Ya” jawab  Haruka
“Lalu, Maya, adalah kekasih Changmin bukan?” tanya Yuu
DEG! Haru terdiam. Yuuka benar benar berhasil mencuri dengar saat itu.
“Ya” jawab Haru
“Lalu Changmin...”
“Kau sudah mengenalnya sebelumnya?” tanya Yuu kali ini memandang Haru
Haru hanya memandang mata Yuuka sesaat sebelum menundukkan kepalanya tanda menyesal.
“...Ya” jawab Haru sedikit bergetar
“Bagaimana bisa?” tanya Yuuka masih menatap Haru berharap haru akan balik menatap matanya dan menjelaskan semuanya
Haru menarik nafasnya sjenak dan membuangnya dengan sangat berat. Terasa sedikit getar pada tangannya. Ia sangat merasa ragu kini. Tapi kini, ia juga berharap semuanya akan berakhir disini. Kebohongan ini harus berakhir.
Haru lalu menegadahkan kepalanya dan menatap mata Yuuka. Tatapan yang cukup menantang dan juga penuh dengan keraguan. Tapi mungkin ini memang saatnya. Haru merasa harus kembali membuka luka masalalunya dan menceritakan semuanya.
“Yesung sudah meninggal” kata Haru dengan suaranya yang sedikit bergetar
“Ia meninggal karena kecelakaan mobil” lanjut Haru
“Dan pengemudi mobil itu adalah....Changmin” lanjutnya lagi
DEG! Mata Yuuka saat itu juga melebar dan terasa perih. Sesak mengisi dadanya dan membuatnya seakan ingin terjatuh dan mengaduh tapi bagaimanapun Yuuka ingin tetap tegap mendengar segala penjelasan Haru. Semuanya, harus jelas kali ini.
Flash Back
“Aku menyukaimu, Yuuka” kata pria dihadapannya itu sambil menggenggam tangan Yuuka erat
“Aku....” jawab Yuuka ragu
Yuuka merasakan denyut kepalanya semakin menjadi kini. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi padanya. Jujur saja ia juga menyukai, suka, suka, sangat suka bahkan mencintai namja dihadapannya ini. tapi Yuuka tidak bisa egois. Ia juga tau, bahwa Haru juga menyukai pria bernama Yesung ini.
PRANG! Sebuah bunyi mengusik pikiran pikiran Yuuka dan orang yang kini sedang bersamanya itu dan membuat mereka melihat keasal suara. Tampak seorang yang wajahnya tampak sangat familiar.
“Haru....” kata Yuuka lebih seperti berbisik
“Aku... mengganggu ya? Sebaiknya.. aku pergi saja....” kata Haru disana sedikit bergetar karena menahan isak tangisnya
“Haru!” pekik Yuuka yang lalu melepaskan genggaman tangan Yesung dan mengejar Haru
“Yuuka!” Yesung merasa kaget saat tangannya terasa terhempas dan melihat Yuuka meninggalkannya. Ia mengikuti kearah perginya Yuuka.
Haru berlari berusaha menghindari suara Yuuka yang terdengar tengah memanggilnya itu. Tidak. Haru berharap untuk tidak mendengar suara itu dulu, tidak melihat wajah itu dulu, Haru tidak mungkin membuat kedua orang yang saling mencintai itu harus terpisah karenanya. Tidak. Haru harus pergi dari mereka.
Haru menyebrang dengan sangat cepat dan berusaha diikuti oleh Yuuka yang tanpa ia sadari ada mobil yang tengah melaju cepat kearahnya. Yuuka hanya hanya dapat terdiam kala menatap lampu mobil itu terasa semakin mendekat padanya, namun perlahan cahaya itu berpindah pada arah belakangnya.
Seperti terhipnotis ia melihat ke arah cahaya lampu mobil tersebut dan melihat hal yang tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.
DUAK! Tubuh itu terhempas keras hingga membuatnya terlempar ketanah dengan kuat. Perlahan darah mengalir dari sisi kepala pria yang nampak sadar dan tidak sadar itu. pria itu... pria yang diketahui tengah mengikuti Yuuka. Dia....
“YESUNG!!” Pekik Yuuka keras kala menatap pria yang dicintainya itu kini tengah terkapar lemah disana
Haru berbalik kala mendengar pekikkan itu dan menatap dengan tidak percaya apa saja yang tengah ia lihat. Tubuh orang yang disukainya kini tengah terbujur kaku dengan darah disekitarnya. Sudah banyak orang yang perlahan lahan mengerubunginya. Haru mencoba untuk mendekat namun kakinya terasa kaku bahkan hanya untuk mendekatinya, sama seperti Yuuka yang hanya bisa terdiam membeku tanpa ada reaksi sedikitpun.  Pengemudi mobil itu perlahan mencoba mengangkat Yesung yang tampak sudah tidak berdaya itu dan lalu memasukannya kedalam kursi belakang mobilnya.
“Kemana kau akan membawanya?” pekik salah seorang kerumunan
“Ke rumah sakit!” Pekik pria itu keras lalu masuk kedalam mobilnya dan kembali melaju kencang
BRUK! Sesosok tubuh terbaring disana. Ya. Itu adalah Yuuka. Yuuka yang melihat semuanya, secara dekat dan jelas. Haru yang melihat tubuh yang terjatuh itu lalu mendekat dan mencoba menolongnya. Kerumunan yang tadinya mengerubuni Yesung kini mengerubuni mereka dan membantu mereka menuju rumah sakit.
 “Aku tidak dapat menyelamatkannya. Maaf, tapi anda terlambat membawanya” kata seorang berpakaian putih pada pria yang adalah Changmin dihadapannya
Changmin terdiam sambil menggerutukan beberapa kata padanya. Ini menyebalkan bukan? Orang yang kau cintai kini pergi meninggalkanmu?
“Aku membencimu” gumamnya
“Bagaimana dengan kondisi pria satu lagi dok?” kata ahjussi yang menemani Changmin
“Ah, dia... Dia juga tidak selamat” jawab dokter itu kemudian
Changmin terdiam. Apakah ini artinya dia telah membunuh seseorang? Yang benar saja.
“Apa kau bilang?” tanya Changmin kemudian
“Dia bilang Yesung sudah meninggal” kata seorang wanita yang mengagetkannya
“Siapa kau?” tanya Changmin dalam pengaruh emosinya
“Aku adalah kerabat orang yang kau tabrak itu” kata Haru dengan tatapan kesal pada Changmin
“Aku tidak menabraknya! Aku hanya berusaha menghindari gadis yang ada dihdapanku! Lalu dia ada dibelakangnya karena itu..... AKH! Ini semua salah gadis bodoh itu!” kata Changmin kesal
“Gadis bodoh? Gadis bodoh itu adalah sepupuku!” pekik Haru tak kalah kesal
Changmin terdiam. Ia merasakan semakin penat dalam kepalanya. Kepalanya berdenyut keras dan membuatnya merasa pusing. Apa yang sedang Changmin pikirkan saat ini hanyalah gadis itu. gadis yang membuat Maya pergi dari sisinya. Gadis yang bahkan tidak dapat ia ingat wajahnya tapi sangat ia benci kini.
“Apa kau hanya mencari ribut denganku eoh? Tidak bisakah kau lihat disini aku sedang kehilangan huh?!! Kalau tidak karena dia berdiri dihadapanku, aku tidak akan menabrak pria itu! kalau ia tidak berdiri dihadapanku, aku bisa menyelamatkan Maya! Ini semua karena dia!” pekik Changmin emosi
“Kau pikir aku tidak terluka huh?!! Bukan Cuma kau yang kehilangan disini! Bukan Cuma kau yang terluka disini! Bukan Cuma kau yang harus mengeluarkan air mata disini! Kau! Membuat dua orang yang sangat aku sayangi terluka! Kau! membuatku kehilangan orang yang kucintai! Kau! Membuat binar itu hilang dari matanya!” pekik Haru bertubi tubi menyalahkan Changmin
“PERGI KAU!!!” pekik Changmin lebih keras lagi
Dua orang diruangan itu kini tengah terluka. Tengah kehilangan. Tengah berusaha mencari penyebab kesalahan ini tanpa melihat jauh kedalam diri mereka, apa yang seharusnya mereka lakukan.
End Flash Back
Kedua orang itu hanya terdiam. Urai air mata tak pelak jatuh dipipi mereka berdua. Sementara orang disisi lain pintu kamar itu hanya terdiam sambil mendengarkan dengan seksama hal yang sesungguhnya terjadi.
“Aku akan melindungimu, Yuuka”
***
“Ohayou, Yuuka” sapa Changmin kemudian gadis dihadapannya
Gadis itu hanya menatapnya sekilas dan menghindarinya. Begitu seterusnya hingga pelajaran hari ini berakhir. Gadis itu, Yuuka, sangat dingin padanya. Changmin hanya dapat menatap sambil bertanya tanya dalam dirinya. Ia merasa bersalah karena beberapa hari kemarin ia sangat menyebalkan dan mengacuhkan Yuuka dengan seenaknya. Apa ini adalah hukuman untuknya? Saat setelah ia menyadari perasaannya dan ini yang ia dapat?
“Yuu!!” panggil seorang yang tampak familiar bagi Yuuka
Perlahan senyum Yuuka terkembang saat melihat orang itu dan kemudian melangkahkan kakinya lebih cepat menuju orang itu. sementara Changmin dibelakangnya hanya dapat memperhatikan sambil merasakan sedikit kesal dalam dirinya. Cemburu? Yah.. itu bisa jadi.
Sementara Yuuka hanya menuju kearah orang itu dengan lebih riang. Entah kenapa, hanya dengan menatap orang itu ada dihdapannya, ia merasakan ketenangan. Dan saat ia menatap orang itu, ia merasa ia dapat tersenyum bebas tanpa merasakan rasa sakit.
“Junsu!!” kata Yuuka menatap Junsu antusias
“Ya! Mulai hari ini aku akan selalu menjemputmu!” kata Junsu penuh semangat
“Eh? Tumben sekali? Ada apa ini?” tanya Yuuka bingung
“Anniya (tidak)” kata Junsu tanpa sadar menggunakan bahasa tanah airnya
“Eh?” tanya Yuuka tidak mengerti
“Ah, maaf, itu tadi bahasa korea. Kurasa kau tidak akan mengerti yah? Hahaha” kata Junsu sambil tertawa
“Ah... Korea ya?” kata Yuuka perlahan sambil mulai memikirkan sesuatu
“Junsu... apa bahasa koreanya... Aku cinta padamu?”” tanya Yuu yang seketika mengagetkan Junsu dan membuat sedikit rona pada pipinya
“A.. Ke... kenapa kau...” kata Junsu sedikit gugup kala itu
“Aku hanya ingin tau...” kata Yuu sedikit tertunduk
Junsu terdiam. Melihat apa yang tengah Yuu lakukan kini, ia mengerti apa maksud dari pertanyaan Yuuka. Rona pipi itu menghilang seketika saat ia mulai menyadari apa yang kini tengah Yuuka pikirkan. Entah Shim Changmin atau Yesung itu. bukankah mereka orang korea? Mungkin...
“Saranghamnida” kata Junsu kemudian
“Aku cinta padamu... Saranghamnida” terangnya
“Heum.. begitu ya..” kata Yuu kemudian sambil tersenyum kecut
“Aish, kenapa kau tersenyum seperti itu? Ayo kita pulang! Haru nee-chan sudah memasakan makanan untuk kita!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuu
“Memasak?! Tidak mungkin! Diakan koki yang buruk!” kata Yuuka kemudian
“Tenang saja ada hyungku, semua masakan pasti akan baik baik saja” kata Junsu kemudian
“Hyung??” kata Yuu lagi bingung dalam perjalanannya
“Ah, maksudku kakak laki lakiku. Jja! Kita harus bergegas!” kata Junsu mempercepat jalan mereka
Sementara orang disisi lain hanya dapat menatap mereka dengan kesal.
“Siapa orang itu?” batin Changmin
***
“Astaga.... kau masih tidak memasak yah?” kata seorang itu sambil terkekeh geli saat menatap hasil masakan gadis disampingnya
“Iya, memang tidak bisa. Memangnya kenapa?” kata gadis itu kesal
“Haha, jangan memperlihatkan muka yang seperti itu, maaf maaf tidak akan terulangi lagi” kata pria berambut almond itu merasa lucu saat menatap gadis didepannya
“Aish, Kim Jaejoong, kau pria, bagaimana bisa kau memasak lebih baik daripada aku yang seorang wanita?” kata gadis itu kesal lagi
“Ya.. Haru, mungkin ini memang soal kesukaan. Kau kan tidak suka memasak” kata Jaejoong sambil menatap gadis yang adalah Haru itu
“Tapi akukan seorang wanita, dan wanita itu harus bisa memasak” kata Haru mempoutkan sedikit bibirnya
Jaejoong menatap bibir itu, mau tidak mau hal itu memang sedikit menggodanya. Sebagai orang yang menyukai Haru, ia selalu merasa Haru menarik baginya.
“Yah.. baiklah kalau begitu mungkin kau harus belajar memasak dariku kapan kapan. Jadi bila ada pria yang kau sukai kau bisa memasak dengan enak untuknya hahaha’ kata Jaejoong dengan tawa renyah diakhirnya
“Huh” desah Haru kesal
Haru mencoba untuk pergi dan mencoba melepas celemeknya dengan kesal tapi  bagian leher celemek itu terkait dengan pengait kalung yang terdapat dileher belakang Haru.
“Aish! Susah sekali!” kata Haru kemudian sambil berusaha melepasnya dengan paksa
Jaejoong yang melihat itu merasa tidak tahan dan ikut membantu Haru. Ia melingkarkan tangannya kebelakang leher Haru dan berusaha mencari pengait yang membuat celemek itu sulit dilepaskan.
DEG! Pada jarak sedekat ini untuk pertama kalinya Haru dapat menghirup wangi seorang Kim Jaejoong. Wangi yang begitu hangat dan manis. Wangi yang tanpa sadar membuat jantungnya berdegup pelan dan membuat rona pada pipinya.
“Nah, sudah” kata Jaejoong sambil membantu membuka celemek itu dari atas kepala Haru dan membuat tatapan mata mereka bertemu dan menggetarkan hati mereka masing masing
“HYYUUUNNGGG!!” pekik Junsu nyaring mengagetkan kedua orang didalamnya
“YA! Kau ini mengagetkan saja!” pekik Jaejoong frustasi
“Ah, kenapa kau sampai sekaget itu hyung? Aih, kami sudah pulang, kenapa tidak menyiapkan makan untuk kami??” kata Junsu memelas sambil masih menggandeng tangan Yuu
“Ne, tunggulah dimeja makan” kata Jaejoong sambil menyiapkan makanan kemudian
Haru dan Yuuka kembali bertatap muka. Masih ada sedikit kecanggungan disana, tapi setidaknya semuanya sudah jelas. Semuanya. Bahkan perasaan Yuuka yang tertunda.
***
Changmin masih terdiam sambil memikirkan tentang segala sesuatu yang terjadi hari ini. dimulai dari Yuuka yang bersikap dingin dengannya dan juga pria yang bersama Yuuka. Semuanya yang berhubungan dengan Yuuka. Kini gadis bernama Yuuka itu benar benar telah tersita dihatinya dan membuatnya terus memikirkannya.
“Yuuka. Yuuka. Kau ini kenapa?” gumam Changmin frustasi
“Apa aku sejahat itu? apa aku benar benar sejahat itu kemarin kemarin?”
“Aish Yuu, maafkan aku!”
“Yuu....”
“Aku.. mencintaimu..” bisikan Yuuka kembali terdengar dikepala Changmin
“Shim Changmin” lanjut bisikan itu
“Aku juga mencintaimu.. Yuuka Shinjuu” kata Changmin dengan helaan nafas pada akhirnya
“Aish sial! Ini benar benar menggangguku!” pekik Changmin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Sekelebat bayangan seorang pria tiba tiba kembali mengusik pikirannya. Pikiran tentang pria yang disenyumi Yuuka dan dengan bebas menggenggam tangan itu.
“Aish! Yuuka chan! Siapa orang itu!?” pekik Changmin lagi
“AH! AKU SUDAH GILA!” katanya lebih lantang sambil emnidurkan tubuhnya ditempat tidur dan lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
***
“Anak anak, minggu depan kita akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama . Siapkan diri kalian baik baik dan jaga kesehatan kalian. Bawa peralatan seperti kompas atau pun peralatan P3K yang mungkin dapat membantu kalian jika terjadi sesuatu pada kalian” terang Ima-sensei selaku guru sejarah pada semua murid dikelas Yuuka
Ya, sebentar lagi kelas mereka memang akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama yang dilakukan untuk mempelajari sejarah disana sekaligus berwisata sejenak. Perjalanan ini tampak menarik bagi anak anak lainnya karena berlangsung selama empat hari dan membuat mereka dapat menikmati alam dan jauh dari hingar bingar kota. Serta membuat mereka semakin mandiri karena akan jauh dari keluarga.
Tapi tidak bagi Yuuka. Bukan ia tidak menyukai perjalanan ini, hanya saja perjalanan ini membuatnya semakin harus terus melihat wajah Changmin. Seenggan apapun yang ingin ia lakukan untuk menghindari Changmin, pada akhirnya matanya tetap akan mencari Changmin. Dan jika ia terus bersama Changmin seperti itu, ia akan terus merasa sakit.
“Kenapa kau tampak tidak bersemangat huh?” kata Tooru saat menatap Yuuka menjadi lebih pendiam sekarang
“Tidak ada hanya sedang tidak enak badan saja” kata Yuuka yang jelas saja berbohong
“Ah, seminggu lagi kita akan berwisata! Jaga kesehatanmu! Ayo! Bersemangatlah!” kata Tooru berusaha menyemangati Yuuka. Well, Tooru memang sahabat yang baik bukan?
Changmin menatap Yuuka dan berharap dapat menyemangatinya juga. Tapi  ia takut jika Yuuka akan menghindarinya lagi jadi Changmin hanya dapat menatap punggung Yuuka yang kini tengah menuju keluar kelas setelah Ima-sensei keluar. Kini, bukan Yuuka lagi yang memandang punggung seorang Shim Changmin, tapi seorang Shim Changmin yang tengah memandang punggung Yuuka. Hidup memang adil hum?
Changmin hanya dapat menulis beberapa kata dalam sebuah kertas dan berharap Yuu mau membaca surat darinya bahkan jika ia tidak ingin berbicara dengannya. Ini adalah surat cinta Changmin yang pertama kali ia tulis, jujur saja, saat dengan Maya ia bahkan tidak pernah melakukan hal sememalukan ini.
“Maafkan aku, Yuu...” belum selesai Changmin menuliskan kalimat utamanya seorang telah mengambil kertasnya dan membuatnya terkaget
Itu Tooru.
“Yah! Kau ini serius sekali sih! Apa yang sedang kau tulis?” kata Tooru sambil melihat kearah ertas yang baru saja Changmin tulis dan melebarkan matanya
“Yuu?!! Maksudmu Shirota Yuu??! Yuu yang itu??!! Ya! Apa kau ini gay Shim Changmin??!” pekik Tooru keras mau tidak mau membuat semua mata tertuju padanya
Riuh keras anak anak dalam kelas mau tidak mau membuat rona pada wajah Changmin. Dia gay?! Yang benar saja!
“Apa kau serius Changmin?” kata Yuu kemudian menatap horor Changmin
“Aish! Apa kau gila?! Apa kalian semua sudah gila?! Aku tidak mungkin seperti itu!” pekik Changmin frustasi sambil berusaha menjelaskan
Yuuka berusaha memasuki kembali kelas saat ia menyadari kelasnya tampak riuh dan ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Yuu melihat kerumunan orang tengah mengerubuni tempat duduk yang familiar baginya. Tempat duduk ..
“Ya! Shim Changmin! Apa kau gay?” pekik seorang disana keras
DEG! Yuuka terperanjat ketika mendengar perkataan teriakkan itu. seketika kepalanya berputar putar ketika mendengar kata itu. Gay? Apa karena Maya tiada, Changmin kemudian menjadi gay? Apakah itu berati.... astaga itu tidak mungkin!
Yuuka hanya dapat terdiam didepan pintu dan mengamati mereka hingga akhirnya jmatanya dan Changmin bertemu. Changmin hanya dapat menelan salivanya dalam dalam ketika mendapati tatapan Yuuka yang seakan percaya dengan perkataan Gay itu. untuk pertama kalinya mata itu kembali bertemu tapi ... dengan keadaan yang seperti ini...
“I’m dead” batin Changmin sambil menatap Yuuka
***
Yuuka masih terdiam saat mengingat ingat kejadian tadi siang. Sangat tidak mungkin bagi Yuuka mengingat Changmin adalah orang yang cool dan tidak begitu dekat dengan wanita. Tidak begitu dekat dengan wanita? Baiklah mungkin itu bisa menjadi sebuah alasan tapi.....
“Changmin gay? Benarkah?” tanyanya dalam hati
“Astaga! Itu tidak benar kan!!” pekik Yuuka sambil menegadahkan kepalanya
Ia menatap langit langit kamarnya dan menghela nafas beratnya lagi. Ternyata, walaupun bukan Changmin yang membuatnya tersenyum belakangan ini, bukan Changmin yang berbicara dengannya saat ini, Changmin masih tetap berada dalam pikirannya. Kala menatap Minnie pun yang terlintas adalah wajah Changmin.
“Changmin....” bisik Yuuka
TOK!TOK! sebuah ketukan mengagetkan Yuu dan membuatnya menatap pada asal pembuat suara.
“Yuu?” kata Haru masih terdengar Changgung
“Haru...” kata Yuu kemudian dengan tatapan rindu
“Aku... punya satu hal lagi.. yang belum kuberikan padamu...” kata Haru sambil memberikan sebuah gelang yang sangat cantik  pada Yuuka
“Apa.. ini??” kata Yuuka yang kaget saat menatap gelang tersebut
“Ini.. gelang yang berada pada saku Yesung saat kecelakaan itu..” kata Haru yang hanya dibalas keterdiaman oleh Yuuka
“Ini untukmu” kata Haru kemudian
“Bagaimana kau tau itu untukku?” tanya Yuuka
“Ada inisial dua ‘Y’ disini, aku yakin itu pasti kau dan Yesung” kata Haru sambil berusaha tersenyum
“Pakailah dan jagalah gelang itu, oke?” lanjut Haru
Yuuka terdia sambil menatap gelang cantik itu. jantungnya bergetar hebat kala menerima gelang itu dan mengenakannya pada tangannya. Perasaannya pada Yesung pun ternyata belum kandas sepenuhnya. Yuu juga... masih sangat menyayangi Yesung... seandainya masih ada waktu... Yuu ingin sekali berkata...
“Saranghamnida” bisik Yuu sambil memeluk gelang itu
***
Mingu yang ditunggu oleh anak anak kelas pun tiba. Mereka semua telah bersiap dan menaiki bis dengan perasaan riang dan berdebar debar termasuk kedua orang yang kini tengah duduk saling jauh tersebut. Entah Changmin yang duduk paling belakang ujung kanan ataupun Yuuka yang duduk didepan sebelah kiri, keduanya merasakan euforia penasaran dalam diri mereka.
Mereka tiba dan mendapatkan pemandangan mata yang menyejukkan mereka. Seperti biasa Changmin hanya dapat mengawasi Yuuka dari belakang dan memastikan ia baik baik saja. Tapi melihat tawa Yuuka yang tampak bersemangat, Changmin rasa semuanya baik baik saja dan keadaan akan baik baik saja.
Jalan di Gunung Maruyama tidaklah mudah, berbatu, berkerikil dan curam adalah medan terberat yang harus para siswa ini lewati, tapi dibalik itu semua mereka akan menuju sebuah desa yang membuat mereka akan mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus belajar. Lagipula banyak pemandangan yang cukup menarik mata selama mereka mengikuti perjalanan.
“Ah!” Yuuka sempat terpeleset dan terjatuh sebelum tangannya berhasil menahan sebuah ranting disana dan membuatnya tetap berdiri tegak.
“Kau tidak apa?” kata Ima-sensei
“Ya, aku baik baik saja” kata Yuuka kemudian tanpa menyadari ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga miliknya
Beberapa lama setelah perjalanan Yuuka baru menyadari sesuatu dari tangannya menghilang.
“Gelangku?” pekik Yuuka pelan sambil terhenti sebentar
“Kau ini kenapa Yuu, ayo jalan!” kata anak anak lain dibelakangnya sambil melangkah mendahuluinya
Yuuka berfikir keras saat akhirnya ia menyadari bahwa gelang itu mungkin terlepas saat ia hampir jatuh dan membuatnya kembali kearah jalan sebelumnya. Bagaimanapun juga itu dari Yesung bukan? Gelang terakhir dari Yesung. Bagaimanapun juga, ia merasa harus menjaganya. Yuuka berjalan tanpa menyadari orang yang selalu memperhatikan punggunggnya kini menatapnya dengan bingung dan mengikuti kearahnya pergi.
Awan gelap tampak mulai menghiasi langit yang menandakan sebentar lagi hujan akan menyapa mereka, Yuu masih berdiri disana berusaha mencari gelangg itu sampai setitik air jatuh dikepalanya. Baiklah hujan sudah akan tiba, tapi itu tidak bisa menghentikkan Yuuka mencari gelang itu. Tidak.
“Ya! Apa yang kau lakukan!? Sekarang ini sudah hujan!” pekik Changmin kala hujan semakin lebat
Yuuka tidak memperdulikan gerutuan Changmin malah berjongkok dan mulai mencari lagi.
“Ya!” Gerutu Changmin lagi
“Aku harus menemukannya!” kata Yuuka yang sudah tampak kebasahan
“Mencari apa?! Apa yang kau cari huh?!” kata Changmin
“Gelang dari Yesung!” kata Yuuka mulai berurai air mata dibawah hujan. Ia tidak rela kehilangan gelang itu
Tangan Yuuka terus mencari dan menjelajahi tanah yang sudah basah berharap dapat menemukan gelangnya yang mungkin terkubur dibawah sana dan ya! Benar saja, Yuu menemukannya!
“Ketemu!!” kata Yuuka kemudian berdiri dengan cepat tanpa menyadari curamnya tanah yang tengah ia pijak kini sehingga membuatnya keseleo dan jatuh pada tubuh Changmin
Akhirnya, mata itu bertemu lagi. Setelah sekian lama mata itu akhirnya saling menatap lagi, dan setelah sekian lama akhirnya jantung itu kembali berdegup riang lagi kala menatap mata orang yang disukainya. Tapi semakin dalam mereka slaing menatap semakin tampak juga luka yang berusaha mereka sembunyikan.
“Ma.. maafkan aku!” kata Yuuka saat mendorong tubuh Changmin kemudian
“Tidak apa. Ah! Sekarang ini sudah hujan ayo kita cari tempat berteduh!” kata Changmin berusaha menghindari kegugupan
“I..Iya..” kata Yuu sambil menundukkan kepalanya
Yuuka mencoba melangkah, namun kakinya terasa amat ngilu pada setiap langkah ditanah yang curam ini. me;ihat itu Changmin lalu membungkukkan tubuhnya dan menyodorkan punggungnya untuk menjadi tumpangan Yuuka sementara.
“Naiklah” kata Changmin kemudian
“Ah, tidak usah” kata Yuuka kemudian kembali berjalan mendahului Changmin sambil menahan rintihan sakitnya
Changmin yang tidak suka melihat hal itu lali mengambil tangan kanan Yuuka dan mengaitkannya dilehernya lalu menggendong Yuuka dengan gaya bridal.
“Chaa...” kata Yuuka tergagap
“Diam saja. Aku tidak mau melihatmu menahan luka seperti itu” kata Changmin ketus yang hanya dibalas keterdiaman Yuuka.
***
Mereka menemukan sebuah pondok dan berdiam disana. Terlihat Yuuka yang menggigil karena terlalu lama terkena air hujan. Changmin yang pria jelas saja daya tahannya terhadap dingin lebih baik dari Yuuka sehingga masih bisa menjaga tubuhnya tetap hangat.
“Brr...” kata Yuu sambil menggigil
“Yuu? Apa kau baik baik saja?” kata Changmin sambil menatap Yuu. Bodoh! Jelas ia tidak baik baik saja!
Changmin dengan khawatir mengambil tangan Yuu dan mencoba menggosokkannya beberapa kali agar membuat Yuu merasa hangat. Ia juga menggosokkan tangannya dan berusaha membuat wajah Yuuka menghangat dengan menenmpelkan tangannya pada pipi Yuuka. Tapi Yuuka masih terlihat menggigil
Changmin membuka bajunya dan berusaha membuka baju yang Yuu pakai juga.
“Ya!” pekik Yuuka lemah
“Ah! Maafkan aku!” kata Changmin lalu mengurungkan niatnya dan menutup pakaian kemeja yang dikenakan Yuu lagi
Changmin tidak memakai pakaiannya lagi tapi memakaikan pakaian itu pada Yuuka dan berharap bajunya akan lebih hangat berkat hangat tubuhnya. Changmin juga menggosokkan kaki  dan tangan Yuu secara bergantian berharap Yuu akan semakin menghangat
“Gelap...” kata Yuu mengagetkan Changmin
“Ya! Jangan pingsan! Ya! Jangan seperti itu! Apa kau masih kedinginan?! Ya! Yuuka!” kata Changmin cemas
“Dingin...” Kata Yuuka lagi berusaha menutup matanya
Changmin yang awalnya ragu kemudian mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu, ia mendekatkan juga wajahnya dengan wajah Yuu lalu meniupkan nafas hangat dari mulutnya. Ia menciumi kening mata dan kedua pipi Yuuka berharap semakin menghangat disana. Dan akhirnya ciuman itu pun berakhir pada bibir Yuuka yang dikecupnya cukup dalam dan membuat tubuh Changmin semakin panas dan berharap Yuuka dapat semakin merasakan kehangatan tubuhnya yang kini topless.
“Shim Changmin...” kata Yuuka kemudian menatapi Changmin yang wajahnya sangat dekat dengannya
“Hm?” saut Changmin
“Kau hangat” kata Yuuka kemudian
“Aku menyukainya” lanjut Yuuka
Changmin hanya dapat tersenyum dan menciumi Yuuka lagi. Ciuman yang penuh dan penuh sehingga Changmin mendapat ide lain. Disela ciuman itu Changmin membuka kemeja yang dikenakan Yuu dan membuat Yuuka dalam keadaan toples juga. Changmin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu yang kini sedang dalam posisi berbaring disela ciuman mereka. Hangat. Yuuka merasakan kehangatan yang amat sangat saat tubuhnya dan Changmin saling menempel. Penuh penuh dan ciuman yang semakin penuh itu pun mendapat balasan dari Yuuka membuat Changmin menginginkan lebih.. lebih.. lebih hangat...lebih..
“Yuu..~” panggil Changmin manja
“Hmmm” kata Yuuka yang merasa nyaman saat dipanggil seperti itu
“Yuu chan~...” panggil Changmin lagi
“Aku mencintaimu...” lanjutnya
“Aku juga... Changmin...” kata Yuu yang kemudian mengambil bibir Changmin dan kembali menciumnya, memagutnya dan merasakan setiap rasa dari lidahnya
Apa yang terjadi selanjutnya? Hanya mereka yang tau.
***
Hujan telah reda. Malam telah berganti pagi. Pondok itu terasa hening saat kedua orang didalamnya saat itu hanya saling memunggungi. Sang gadis hanya mengenakan kemeja panjang yang menutupi hingga pahanya sementara sang pria hanya topless dengan mengenakan celana jeans panjangnya.
“Apa yang sudah....” kata gadis itu ragu
“Maafkan aku” kata pria itu sambil memegangi pelipis kepalanya yang terasa berdenyut
“Apakah...” kata gadis itu kemudian
“Maafkan aku... maafkan aku” katanya lagi sambil menutupi wajahnya dengan tangannya
Sementara gadis dibelakangnya hanya dapat terdiam dengan bulir air mata yang jatuh dipipinya.
***
Changmin dan Yuuka kembali menyusuri jalan menuju penginapan yang telah ditunjukkan oleh guru. Untung saja ingatan Changmin kuat sehingga mereka dapat berjalan sesuai dengan apa yang guru mereka pernah tunjukkan kemarin. Yuuka masih terdiam pada punggung Changmin. Kini bukan hanya kakinya yang terasa sakit akibat keseleo, namun ada sesutu yang lebih sakit kini. Mungkin kalian bisa menebaknya sendiri.
“Kalian dari mana saja!!!??” Pekik Ima-sensei frustasi kala menatap mereka
“Gommene, kemarin ada benda yang tertinggal jadi kami berusaha mengambilnya, tanpa tau ternyata hujan, jadi kami meneduh disana. Maafkan aku” kata Changmin setelah menurunkan Yuuka dan mendudukannya dilantai kayu itu sambil membungkuk dalam dalam
“Aish! Ya sudah tidak apa! Yang penting kalian baik baik saja!” kata Ima-sensei kemudian meninggalkan mereka
“Yuu? Apa kau mau kuantar kekamarmu?” tawar Changmin kemudian
“Tidak usah!” pekik suara familiar yang terdengar tidak suka
“Biar aku yang mengantarnya!” kata pria itu sambil mengangkat Yuuka dan menggendongnya ala bridal sambil menatap pria hidapannya
“Ju...Junsu??” kata Yuuka pelan
Sementara Yuuka digendong oleh Junsu, kedua orang yang tengah berhadapan ini kini tengah memeparkan api kemarahan dan tidak kesukaan mereka. Api peperangan kini mulai berkobar diantara mereka.Tatapan tidak suka saling muncul diantara mereka.
Kira kira dalam peperangan ini, siapa yang akan menang?
TBC