Author : Cindy Jung
Rate : General to NC 17
Disclaemer : Maapkaaaaaaan!!! buat sodaraku maap ya kalo aku update ini lama bangeud! abis no time sih wkwkw :p
tapi Puji Tuhan update juga hahaha, aku ga tau gimana ceritanya, mungkin agak sedikit melenceng karena aku lupa lupa inget yak. Maapin! Tapi Enjoy it :D
Rate : General to NC 17
Disclaemer : Maapkaaaaaaan!!! buat sodaraku maap ya kalo aku update ini lama bangeud! abis no time sih wkwkw :p
tapi Puji Tuhan update juga hahaha, aku ga tau gimana ceritanya, mungkin agak sedikit melenceng karena aku lupa lupa inget yak. Maapin! Tapi Enjoy it :D
“Kau
sudah sadar?” kata seorang yang sangat familiar ditelinga Yuuka kini
“Ha..
Haru?” kata Yuuka dengan sedikit lemah
“Syukurlah,
kau terlihat baik baik saja” kata Haru sambil tersenyum
Yuu
terdiam. Sesungguhnya ia tidak sedang baik baik saja. Banyak hal dan pikiran
yang mengganggunya. Soal Changmin, soal Maya,soal Yesung, semuanya. Bolehkah saat ini ia mencari tau
kebenarannya? Bolehkah saat ini ia mendapatkan kebenarannya?
“Tidak”
kata Yuu kemudian
Yuuka
membangkitkan dirinya dan membuat tubuhnya dalam posisi duduk. Terlihat raut
kecemasan dan kekhawatiran dari Haru yang berusaha membantu Yuuka namun ditolak
oleh Yuuka. Bukan hal itu yang Yuuka butuhkan sekarang. Ia butuh jawaban
sekarang.
“Yesung”
kata Yuuka tanpa memandang Haru
Haru
merasa terlonjak saat Yuuka mengatakan nama itu. ia yakin Haru mendengar yang
ia katakan pada Junsu. Aish, sudah keberapa kalinya Haru kelepasan berbicara
soal seperti ini? apa karna ia sudah bertemu dengan Changmin sehingga semua ini
terjadi? Ataukah memang ini saatnya? Saat semuanya terungkap?
“Ia
sudah meninggal bukan?” tanya Yuuka lagi
“Ya”
jawab Haruka
“Lalu,
Maya, adalah kekasih Changmin bukan?” tanya Yuu
DEG!
Haru terdiam. Yuuka benar benar berhasil mencuri dengar saat itu.
“Ya”
jawab Haru
“Lalu
Changmin...”
“Kau
sudah mengenalnya sebelumnya?” tanya Yuu kali ini memandang Haru
Haru
hanya memandang mata Yuuka sesaat sebelum menundukkan kepalanya tanda menyesal.
“...Ya”
jawab Haru sedikit bergetar
“Bagaimana
bisa?” tanya Yuuka masih menatap Haru berharap haru akan balik menatap matanya
dan menjelaskan semuanya
Haru
menarik nafasnya sjenak dan membuangnya dengan sangat berat. Terasa sedikit
getar pada tangannya. Ia sangat merasa ragu kini. Tapi kini, ia juga berharap
semuanya akan berakhir disini. Kebohongan ini harus berakhir.
Haru
lalu menegadahkan kepalanya dan menatap mata Yuuka. Tatapan yang cukup
menantang dan juga penuh dengan keraguan. Tapi mungkin ini memang saatnya. Haru
merasa harus kembali membuka luka masalalunya dan menceritakan semuanya.
“Yesung
sudah meninggal” kata Haru dengan suaranya yang sedikit bergetar
“Ia
meninggal karena kecelakaan mobil” lanjut Haru
“Dan
pengemudi mobil itu adalah....Changmin” lanjutnya lagi
DEG!
Mata Yuuka saat itu juga melebar dan terasa perih. Sesak mengisi dadanya dan
membuatnya seakan ingin terjatuh dan mengaduh tapi bagaimanapun Yuuka ingin
tetap tegap mendengar segala penjelasan Haru. Semuanya, harus jelas kali ini.
Flash
Back
“Aku
menyukaimu, Yuuka” kata pria dihadapannya itu sambil menggenggam tangan Yuuka
erat
“Aku....”
jawab Yuuka ragu
Yuuka
merasakan denyut kepalanya semakin menjadi kini. Ia tidak menyangka hal ini
akan terjadi padanya. Jujur saja ia juga menyukai, suka, suka, sangat suka
bahkan mencintai namja dihadapannya ini. tapi Yuuka tidak bisa egois. Ia juga
tau, bahwa Haru juga menyukai pria bernama Yesung ini.
PRANG!
Sebuah bunyi mengusik pikiran pikiran Yuuka dan orang yang kini sedang
bersamanya itu dan membuat mereka melihat keasal suara. Tampak seorang yang
wajahnya tampak sangat familiar.
“Haru....”
kata Yuuka lebih seperti berbisik
“Aku...
mengganggu ya? Sebaiknya.. aku pergi saja....” kata Haru disana sedikit
bergetar karena menahan isak tangisnya
“Haru!”
pekik Yuuka yang lalu melepaskan genggaman tangan Yesung dan mengejar Haru
“Yuuka!”
Yesung merasa kaget saat tangannya terasa terhempas dan melihat Yuuka
meninggalkannya. Ia mengikuti kearah perginya Yuuka.
Haru
berlari berusaha menghindari suara Yuuka yang terdengar tengah memanggilnya
itu. Tidak. Haru berharap untuk tidak mendengar suara itu dulu, tidak melihat
wajah itu dulu, Haru tidak mungkin membuat kedua orang yang saling mencintai
itu harus terpisah karenanya. Tidak. Haru harus pergi dari mereka.
Haru
menyebrang dengan sangat cepat dan berusaha diikuti oleh Yuuka yang tanpa ia
sadari ada mobil yang tengah melaju cepat kearahnya. Yuuka hanya hanya dapat
terdiam kala menatap lampu mobil itu terasa semakin mendekat padanya, namun
perlahan cahaya itu berpindah pada arah belakangnya.
Seperti
terhipnotis ia melihat ke arah cahaya lampu mobil tersebut dan melihat hal yang
tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.
DUAK!
Tubuh itu terhempas keras hingga membuatnya terlempar ketanah dengan kuat.
Perlahan darah mengalir dari sisi kepala pria yang nampak sadar dan tidak sadar
itu. pria itu... pria yang diketahui tengah mengikuti Yuuka. Dia....
“YESUNG!!”
Pekik Yuuka keras kala menatap pria yang dicintainya itu kini tengah terkapar
lemah disana
Haru
berbalik kala mendengar pekikkan itu dan menatap dengan tidak percaya apa saja
yang tengah ia lihat. Tubuh orang yang disukainya kini tengah terbujur kaku
dengan darah disekitarnya. Sudah banyak orang yang perlahan lahan
mengerubunginya. Haru mencoba untuk mendekat namun kakinya terasa kaku bahkan
hanya untuk mendekatinya, sama seperti Yuuka yang hanya bisa terdiam membeku
tanpa ada reaksi sedikitpun. Pengemudi
mobil itu perlahan mencoba mengangkat Yesung yang tampak sudah tidak berdaya
itu dan lalu memasukannya kedalam kursi belakang mobilnya.
“Kemana
kau akan membawanya?” pekik salah seorang kerumunan
“Ke
rumah sakit!” Pekik pria itu keras lalu masuk kedalam mobilnya dan kembali
melaju kencang
BRUK!
Sesosok tubuh terbaring disana. Ya. Itu adalah Yuuka. Yuuka yang melihat
semuanya, secara dekat dan jelas. Haru yang melihat tubuh yang terjatuh itu
lalu mendekat dan mencoba menolongnya. Kerumunan yang tadinya mengerubuni
Yesung kini mengerubuni mereka dan membantu mereka menuju rumah sakit.
“Aku tidak dapat menyelamatkannya. Maaf, tapi
anda terlambat membawanya” kata seorang berpakaian putih pada pria yang adalah
Changmin dihadapannya
Changmin
terdiam sambil menggerutukan beberapa kata padanya. Ini menyebalkan bukan?
Orang yang kau cintai kini pergi meninggalkanmu?
“Aku
membencimu” gumamnya
“Bagaimana
dengan kondisi pria satu lagi dok?” kata ahjussi yang menemani Changmin
“Ah,
dia... Dia juga tidak selamat” jawab dokter itu kemudian
Changmin
terdiam. Apakah ini artinya dia telah membunuh seseorang? Yang benar saja.
“Apa
kau bilang?” tanya Changmin kemudian
“Dia
bilang Yesung sudah meninggal” kata seorang wanita yang mengagetkannya
“Siapa
kau?” tanya Changmin dalam pengaruh emosinya
“Aku
adalah kerabat orang yang kau tabrak itu” kata Haru dengan tatapan kesal pada
Changmin
“Aku
tidak menabraknya! Aku hanya berusaha menghindari gadis yang ada dihdapanku!
Lalu dia ada dibelakangnya karena itu..... AKH! Ini semua salah gadis bodoh
itu!” kata Changmin kesal
“Gadis
bodoh? Gadis bodoh itu adalah sepupuku!” pekik Haru tak kalah kesal
Changmin
terdiam. Ia merasakan semakin penat dalam kepalanya. Kepalanya berdenyut keras
dan membuatnya merasa pusing. Apa yang sedang Changmin pikirkan saat ini
hanyalah gadis itu. gadis yang membuat Maya pergi dari sisinya. Gadis yang
bahkan tidak dapat ia ingat wajahnya tapi sangat ia benci kini.
“Apa
kau hanya mencari ribut denganku eoh? Tidak bisakah kau lihat disini aku sedang
kehilangan huh?!! Kalau tidak karena dia berdiri dihadapanku, aku tidak akan
menabrak pria itu! kalau ia tidak berdiri dihadapanku, aku bisa menyelamatkan
Maya! Ini semua karena dia!” pekik Changmin emosi
“Kau
pikir aku tidak terluka huh?!! Bukan Cuma kau yang kehilangan disini! Bukan
Cuma kau yang terluka disini! Bukan Cuma kau yang harus mengeluarkan air mata
disini! Kau! Membuat dua orang yang sangat aku sayangi terluka! Kau! membuatku
kehilangan orang yang kucintai! Kau! Membuat binar itu hilang dari matanya!”
pekik Haru bertubi tubi menyalahkan Changmin
“PERGI
KAU!!!” pekik Changmin lebih keras lagi
Dua
orang diruangan itu kini tengah terluka. Tengah kehilangan. Tengah berusaha
mencari penyebab kesalahan ini tanpa melihat jauh kedalam diri mereka, apa yang
seharusnya mereka lakukan.
End
Flash Back
Kedua
orang itu hanya terdiam. Urai air mata tak pelak jatuh dipipi mereka berdua.
Sementara orang disisi lain pintu kamar itu hanya terdiam sambil mendengarkan
dengan seksama hal yang sesungguhnya terjadi.
“Aku
akan melindungimu, Yuuka”
***
“Ohayou,
Yuuka” sapa Changmin kemudian gadis dihadapannya
Gadis
itu hanya menatapnya sekilas dan menghindarinya. Begitu seterusnya hingga
pelajaran hari ini berakhir. Gadis itu, Yuuka, sangat dingin padanya. Changmin
hanya dapat menatap sambil bertanya tanya dalam dirinya. Ia merasa bersalah
karena beberapa hari kemarin ia sangat menyebalkan dan mengacuhkan Yuuka dengan
seenaknya. Apa ini adalah hukuman untuknya? Saat setelah ia menyadari perasaannya
dan ini yang ia dapat?
“Yuu!!”
panggil seorang yang tampak familiar bagi Yuuka
Perlahan
senyum Yuuka terkembang saat melihat orang itu dan kemudian melangkahkan
kakinya lebih cepat menuju orang itu. sementara Changmin dibelakangnya hanya
dapat memperhatikan sambil merasakan sedikit kesal dalam dirinya. Cemburu?
Yah.. itu bisa jadi.
Sementara
Yuuka hanya menuju kearah orang itu dengan lebih riang. Entah kenapa, hanya
dengan menatap orang itu ada dihdapannya, ia merasakan ketenangan. Dan saat ia
menatap orang itu, ia merasa ia dapat tersenyum bebas tanpa merasakan rasa
sakit.
“Junsu!!”
kata Yuuka menatap Junsu antusias
“Ya!
Mulai hari ini aku akan selalu menjemputmu!” kata Junsu penuh semangat
“Eh?
Tumben sekali? Ada apa ini?” tanya Yuuka bingung
“Anniya
(tidak)” kata Junsu tanpa sadar menggunakan bahasa tanah airnya
“Eh?”
tanya Yuuka tidak mengerti
“Ah,
maaf, itu tadi bahasa korea. Kurasa kau tidak akan mengerti yah? Hahaha” kata
Junsu sambil tertawa
“Ah...
Korea ya?” kata Yuuka perlahan sambil mulai memikirkan sesuatu
“Junsu...
apa bahasa koreanya... Aku cinta padamu?”” tanya Yuu yang seketika mengagetkan
Junsu dan membuat sedikit rona pada pipinya
“A..
Ke... kenapa kau...” kata Junsu sedikit gugup kala itu
“Aku
hanya ingin tau...” kata Yuu sedikit tertunduk
Junsu
terdiam. Melihat apa yang tengah Yuu lakukan kini, ia mengerti apa maksud dari
pertanyaan Yuuka. Rona pipi itu menghilang seketika saat ia mulai menyadari apa
yang kini tengah Yuuka pikirkan. Entah Shim Changmin atau Yesung itu. bukankah
mereka orang korea? Mungkin...
“Saranghamnida”
kata Junsu kemudian
“Aku
cinta padamu... Saranghamnida” terangnya
“Heum..
begitu ya..” kata Yuu kemudian sambil tersenyum kecut
“Aish,
kenapa kau tersenyum seperti itu? Ayo kita pulang! Haru nee-chan sudah
memasakan makanan untuk kita!” kata Junsu sambil menarik tangan Yuu
“Memasak?!
Tidak mungkin! Diakan koki yang buruk!” kata Yuuka kemudian
“Tenang
saja ada hyungku, semua masakan pasti akan baik baik saja” kata Junsu kemudian
“Hyung??”
kata Yuu lagi bingung dalam perjalanannya
“Ah,
maksudku kakak laki lakiku. Jja! Kita harus bergegas!” kata Junsu mempercepat
jalan mereka
Sementara
orang disisi lain hanya dapat menatap mereka dengan kesal.
“Siapa orang itu?” batin Changmin
***
“Astaga....
kau masih tidak memasak yah?” kata seorang itu sambil terkekeh geli saat
menatap hasil masakan gadis disampingnya
“Iya,
memang tidak bisa. Memangnya kenapa?” kata gadis itu kesal
“Haha,
jangan memperlihatkan muka yang seperti itu, maaf maaf tidak akan terulangi
lagi” kata pria berambut almond itu merasa lucu saat menatap gadis didepannya
“Aish,
Kim Jaejoong, kau pria, bagaimana bisa kau memasak lebih baik daripada aku yang
seorang wanita?” kata gadis itu kesal lagi
“Ya..
Haru, mungkin ini memang soal kesukaan. Kau kan tidak suka memasak” kata
Jaejoong sambil menatap gadis yang adalah Haru itu
“Tapi
akukan seorang wanita, dan wanita itu harus bisa memasak” kata Haru mempoutkan
sedikit bibirnya
Jaejoong
menatap bibir itu, mau tidak mau hal itu memang sedikit menggodanya. Sebagai
orang yang menyukai Haru, ia selalu merasa Haru menarik baginya.
“Yah..
baiklah kalau begitu mungkin kau harus belajar memasak dariku kapan kapan. Jadi
bila ada pria yang kau sukai kau bisa memasak dengan enak untuknya hahaha’ kata
Jaejoong dengan tawa renyah diakhirnya
“Huh”
desah Haru kesal
Haru
mencoba untuk pergi dan mencoba melepas celemeknya dengan kesal tapi bagian leher celemek itu terkait dengan
pengait kalung yang terdapat dileher belakang Haru.
“Aish!
Susah sekali!” kata Haru kemudian sambil berusaha melepasnya dengan paksa
Jaejoong
yang melihat itu merasa tidak tahan dan ikut membantu Haru. Ia melingkarkan
tangannya kebelakang leher Haru dan berusaha mencari pengait yang membuat
celemek itu sulit dilepaskan.
DEG!
Pada jarak sedekat ini untuk pertama kalinya Haru dapat menghirup wangi seorang
Kim Jaejoong. Wangi yang begitu hangat dan manis. Wangi yang tanpa sadar
membuat jantungnya berdegup pelan dan membuat rona pada pipinya.
“Nah,
sudah” kata Jaejoong sambil membantu membuka celemek itu dari atas kepala Haru
dan membuat tatapan mata mereka bertemu dan menggetarkan hati mereka masing
masing
“HYYUUUNNGGG!!”
pekik Junsu nyaring mengagetkan kedua orang didalamnya
“YA! Kau
ini mengagetkan saja!” pekik Jaejoong frustasi
“Ah,
kenapa kau sampai sekaget itu hyung? Aih, kami sudah pulang, kenapa tidak
menyiapkan makan untuk kami??” kata Junsu memelas sambil masih menggandeng
tangan Yuu
“Ne,
tunggulah dimeja makan” kata Jaejoong sambil menyiapkan makanan kemudian
Haru dan
Yuuka kembali bertatap muka. Masih ada sedikit kecanggungan disana, tapi
setidaknya semuanya sudah jelas. Semuanya. Bahkan perasaan Yuuka yang tertunda.
***
Changmin
masih terdiam sambil memikirkan tentang segala sesuatu yang terjadi hari ini.
dimulai dari Yuuka yang bersikap dingin dengannya dan juga pria yang bersama
Yuuka. Semuanya yang berhubungan dengan Yuuka. Kini gadis bernama Yuuka itu
benar benar telah tersita dihatinya dan membuatnya terus memikirkannya.
“Yuuka.
Yuuka. Kau ini kenapa?” gumam Changmin frustasi
“Apa aku
sejahat itu? apa aku benar benar sejahat itu kemarin kemarin?”
“Aish
Yuu, maafkan aku!”
“Yuu....”
“Aku.. mencintaimu..” bisikan Yuuka
kembali terdengar dikepala Changmin
“Shim Changmin” lanjut bisikan itu
“Aku
juga mencintaimu.. Yuuka Shinjuu” kata Changmin dengan helaan nafas pada
akhirnya
“Aish
sial! Ini benar benar menggangguku!” pekik Changmin sambil menggaruk kepalanya
yang tidak gatal
Sekelebat
bayangan seorang pria tiba tiba kembali mengusik pikirannya. Pikiran tentang
pria yang disenyumi Yuuka dan dengan bebas menggenggam tangan itu.
“Aish!
Yuuka chan! Siapa orang itu!?” pekik Changmin lagi
“AH! AKU
SUDAH GILA!” katanya lebih lantang sambil emnidurkan tubuhnya ditempat tidur
dan lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
***
“Anak
anak, minggu depan kita akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama . Siapkan
diri kalian baik baik dan jaga kesehatan kalian. Bawa peralatan seperti kompas
atau pun peralatan P3K yang mungkin dapat membantu kalian jika terjadi sesuatu
pada kalian” terang Ima-sensei selaku guru sejarah pada semua murid dikelas
Yuuka
Ya,
sebentar lagi kelas mereka memang akan mengadakan perjalanan ke Gunung Maruyama
yang dilakukan untuk mempelajari sejarah disana sekaligus berwisata sejenak.
Perjalanan ini tampak menarik bagi anak anak lainnya karena berlangsung selama
empat hari dan membuat mereka dapat menikmati alam dan jauh dari hingar bingar
kota. Serta membuat mereka semakin mandiri karena akan jauh dari keluarga.
Tapi
tidak bagi Yuuka. Bukan ia tidak menyukai perjalanan ini, hanya saja perjalanan
ini membuatnya semakin harus terus melihat wajah Changmin. Seenggan apapun yang
ingin ia lakukan untuk menghindari Changmin, pada akhirnya matanya tetap akan
mencari Changmin. Dan jika ia terus bersama Changmin seperti itu, ia akan terus
merasa sakit.
“Kenapa
kau tampak tidak bersemangat huh?” kata Tooru saat menatap Yuuka menjadi lebih
pendiam sekarang
“Tidak
ada hanya sedang tidak enak badan saja” kata Yuuka yang jelas saja berbohong
“Ah,
seminggu lagi kita akan berwisata! Jaga kesehatanmu! Ayo! Bersemangatlah!” kata
Tooru berusaha menyemangati Yuuka. Well, Tooru memang sahabat yang baik bukan?
Changmin
menatap Yuuka dan berharap dapat menyemangatinya juga. Tapi ia takut jika Yuuka akan menghindarinya lagi
jadi Changmin hanya dapat menatap punggung Yuuka yang kini tengah menuju keluar
kelas setelah Ima-sensei keluar. Kini, bukan Yuuka lagi yang memandang punggung
seorang Shim Changmin, tapi seorang Shim Changmin yang tengah memandang
punggung Yuuka. Hidup memang adil hum?
Changmin
hanya dapat menulis beberapa kata dalam sebuah kertas dan berharap Yuu mau
membaca surat darinya bahkan jika ia tidak ingin berbicara dengannya. Ini
adalah surat cinta Changmin yang pertama kali ia tulis, jujur saja, saat dengan
Maya ia bahkan tidak pernah melakukan hal sememalukan ini.
“Maafkan
aku, Yuu...” belum selesai Changmin menuliskan kalimat utamanya seorang telah
mengambil kertasnya dan membuatnya terkaget
Itu
Tooru.
“Yah!
Kau ini serius sekali sih! Apa yang sedang kau tulis?” kata Tooru sambil
melihat kearah ertas yang baru saja Changmin tulis dan melebarkan matanya
“Yuu?!!
Maksudmu Shirota Yuu??! Yuu yang itu??!! Ya! Apa kau ini gay Shim Changmin??!”
pekik Tooru keras mau tidak mau membuat semua mata tertuju padanya
Riuh keras
anak anak dalam kelas mau tidak mau membuat rona pada wajah Changmin. Dia gay?!
Yang benar saja!
“Apa kau
serius Changmin?” kata Yuu kemudian menatap horor Changmin
“Aish!
Apa kau gila?! Apa kalian semua sudah gila?! Aku tidak mungkin seperti itu!”
pekik Changmin frustasi sambil berusaha menjelaskan
Yuuka
berusaha memasuki kembali kelas saat ia menyadari kelasnya tampak riuh dan ada
sesuatu yang menarik perhatian mereka. Yuu melihat kerumunan orang tengah
mengerubuni tempat duduk yang familiar baginya. Tempat duduk ..
“Ya!
Shim Changmin! Apa kau gay?” pekik seorang disana keras
DEG!
Yuuka terperanjat ketika mendengar perkataan teriakkan itu. seketika kepalanya
berputar putar ketika mendengar kata itu. Gay? Apa karena Maya tiada, Changmin
kemudian menjadi gay? Apakah itu berati.... astaga itu tidak mungkin!
Yuuka
hanya dapat terdiam didepan pintu dan mengamati mereka hingga akhirnya jmatanya
dan Changmin bertemu. Changmin hanya dapat menelan salivanya dalam dalam ketika
mendapati tatapan Yuuka yang seakan percaya dengan perkataan Gay itu. untuk
pertama kalinya mata itu kembali bertemu tapi ... dengan keadaan yang seperti
ini...
“I’m dead” batin Changmin sambil menatap
Yuuka
***
Yuuka
masih terdiam saat mengingat ingat kejadian tadi siang. Sangat tidak mungkin
bagi Yuuka mengingat Changmin adalah orang yang cool dan tidak begitu dekat
dengan wanita. Tidak begitu dekat dengan wanita? Baiklah mungkin itu bisa
menjadi sebuah alasan tapi.....
“Changmin gay? Benarkah?” tanyanya dalam
hati
“Astaga!
Itu tidak benar kan!!” pekik Yuuka sambil menegadahkan kepalanya
Ia
menatap langit langit kamarnya dan menghela nafas beratnya lagi. Ternyata,
walaupun bukan Changmin yang membuatnya tersenyum belakangan ini, bukan
Changmin yang berbicara dengannya saat ini, Changmin masih tetap berada dalam
pikirannya. Kala menatap Minnie pun yang terlintas adalah wajah Changmin.
“Changmin....”
bisik Yuuka
TOK!TOK!
sebuah ketukan mengagetkan Yuu dan membuatnya menatap pada asal pembuat suara.
“Yuu?”
kata Haru masih terdengar Changgung
“Haru...”
kata Yuu kemudian dengan tatapan rindu
“Aku...
punya satu hal lagi.. yang belum kuberikan padamu...” kata Haru sambil
memberikan sebuah gelang yang sangat cantik pada Yuuka
“Apa..
ini??” kata Yuuka yang kaget saat menatap gelang tersebut
“Ini..
gelang yang berada pada saku Yesung saat kecelakaan itu..” kata Haru yang hanya
dibalas keterdiaman oleh Yuuka
“Ini
untukmu” kata Haru kemudian
“Bagaimana
kau tau itu untukku?” tanya Yuuka
“Ada
inisial dua ‘Y’ disini, aku yakin itu pasti kau dan Yesung” kata Haru sambil
berusaha tersenyum
“Pakailah
dan jagalah gelang itu, oke?” lanjut Haru
Yuuka
terdia sambil menatap gelang cantik itu. jantungnya bergetar hebat kala
menerima gelang itu dan mengenakannya pada tangannya. Perasaannya pada Yesung
pun ternyata belum kandas sepenuhnya. Yuu juga... masih sangat menyayangi Yesung...
seandainya masih ada waktu... Yuu ingin sekali berkata...
“Saranghamnida” bisik Yuu sambil memeluk
gelang itu
***
Mingu
yang ditunggu oleh anak anak kelas pun tiba. Mereka semua telah bersiap dan
menaiki bis dengan perasaan riang dan berdebar debar termasuk kedua orang yang
kini tengah duduk saling jauh tersebut. Entah Changmin yang duduk paling
belakang ujung kanan ataupun Yuuka yang duduk didepan sebelah kiri, keduanya
merasakan euforia penasaran dalam diri mereka.
Mereka
tiba dan mendapatkan pemandangan mata yang menyejukkan mereka. Seperti biasa
Changmin hanya dapat mengawasi Yuuka dari belakang dan memastikan ia baik baik
saja. Tapi melihat tawa Yuuka yang tampak bersemangat, Changmin rasa semuanya
baik baik saja dan keadaan akan baik baik saja.
Jalan di
Gunung Maruyama tidaklah mudah, berbatu, berkerikil dan curam adalah medan
terberat yang harus para siswa ini lewati, tapi dibalik itu semua mereka akan
menuju sebuah desa yang membuat mereka akan mendapatkan ilmu pengetahuan
sekaligus belajar. Lagipula banyak pemandangan yang cukup menarik mata selama
mereka mengikuti perjalanan.
“Ah!”
Yuuka sempat terpeleset dan terjatuh sebelum tangannya berhasil menahan sebuah
ranting disana dan membuatnya tetap berdiri tegak.
“Kau
tidak apa?” kata Ima-sensei
“Ya, aku
baik baik saja” kata Yuuka kemudian tanpa menyadari ia telah kehilangan sesuatu
yang sangat berharga miliknya
Beberapa
lama setelah perjalanan Yuuka baru menyadari sesuatu dari tangannya menghilang.
“Gelangku?”
pekik Yuuka pelan sambil terhenti sebentar
“Kau ini
kenapa Yuu, ayo jalan!” kata anak anak lain dibelakangnya sambil melangkah
mendahuluinya
Yuuka
berfikir keras saat akhirnya ia menyadari bahwa gelang itu mungkin terlepas
saat ia hampir jatuh dan membuatnya kembali kearah jalan sebelumnya.
Bagaimanapun juga itu dari Yesung bukan? Gelang terakhir dari Yesung.
Bagaimanapun juga, ia merasa harus menjaganya. Yuuka berjalan tanpa menyadari
orang yang selalu memperhatikan punggunggnya kini menatapnya dengan bingung dan
mengikuti kearahnya pergi.
Awan
gelap tampak mulai menghiasi langit yang menandakan sebentar lagi hujan akan
menyapa mereka, Yuu masih berdiri disana berusaha mencari gelangg itu sampai
setitik air jatuh dikepalanya. Baiklah hujan sudah akan tiba, tapi itu tidak
bisa menghentikkan Yuuka mencari gelang itu. Tidak.
“Ya! Apa
yang kau lakukan!? Sekarang ini sudah hujan!” pekik Changmin kala hujan semakin
lebat
Yuuka
tidak memperdulikan gerutuan Changmin malah berjongkok dan mulai mencari lagi.
“Ya!”
Gerutu Changmin lagi
“Aku
harus menemukannya!” kata Yuuka yang sudah tampak kebasahan
“Mencari
apa?! Apa yang kau cari huh?!” kata Changmin
“Gelang
dari Yesung!” kata Yuuka mulai berurai air mata dibawah hujan. Ia tidak rela
kehilangan gelang itu
Tangan Yuuka
terus mencari dan menjelajahi tanah yang sudah basah berharap dapat menemukan
gelangnya yang mungkin terkubur dibawah sana dan ya! Benar saja, Yuu
menemukannya!
“Ketemu!!”
kata Yuuka kemudian berdiri dengan cepat tanpa menyadari curamnya tanah yang
tengah ia pijak kini sehingga membuatnya keseleo dan jatuh pada tubuh Changmin
Akhirnya,
mata itu bertemu lagi. Setelah sekian lama mata itu akhirnya saling menatap
lagi, dan setelah sekian lama akhirnya jantung itu kembali berdegup riang lagi
kala menatap mata orang yang disukainya. Tapi semakin dalam mereka slaing
menatap semakin tampak juga luka yang berusaha mereka sembunyikan.
“Ma..
maafkan aku!” kata Yuuka saat mendorong tubuh Changmin kemudian
“Tidak
apa. Ah! Sekarang ini sudah hujan ayo kita cari tempat berteduh!” kata Changmin
berusaha menghindari kegugupan
“I..Iya..”
kata Yuu sambil menundukkan kepalanya
Yuuka
mencoba melangkah, namun kakinya terasa amat ngilu pada setiap langkah ditanah
yang curam ini. me;ihat itu Changmin lalu membungkukkan tubuhnya dan
menyodorkan punggungnya untuk menjadi tumpangan Yuuka sementara.
“Naiklah”
kata Changmin kemudian
“Ah,
tidak usah” kata Yuuka kemudian kembali berjalan mendahului Changmin sambil
menahan rintihan sakitnya
Changmin
yang tidak suka melihat hal itu lali mengambil tangan kanan Yuuka dan
mengaitkannya dilehernya lalu menggendong Yuuka dengan gaya bridal.
“Chaa...”
kata Yuuka tergagap
“Diam
saja. Aku tidak mau melihatmu menahan luka seperti itu” kata Changmin ketus
yang hanya dibalas keterdiaman Yuuka.
***
Mereka menemukan
sebuah pondok dan berdiam disana. Terlihat Yuuka yang menggigil karena terlalu
lama terkena air hujan. Changmin yang pria jelas saja daya tahannya terhadap
dingin lebih baik dari Yuuka sehingga masih bisa menjaga tubuhnya tetap hangat.
“Brr...”
kata Yuu sambil menggigil
“Yuu? Apa
kau baik baik saja?” kata Changmin sambil menatap Yuu. Bodoh! Jelas ia tidak baik
baik saja!
Changmin
dengan khawatir mengambil tangan Yuu dan mencoba menggosokkannya beberapa kali
agar membuat Yuu merasa hangat. Ia juga menggosokkan tangannya dan berusaha
membuat wajah Yuuka menghangat dengan menenmpelkan tangannya pada pipi Yuuka. Tapi
Yuuka masih terlihat menggigil
Changmin
membuka bajunya dan berusaha membuka baju yang Yuu pakai juga.
“Ya!”
pekik Yuuka lemah
“Ah! Maafkan
aku!” kata Changmin lalu mengurungkan niatnya dan menutup pakaian kemeja yang
dikenakan Yuu lagi
Changmin
tidak memakai pakaiannya lagi tapi memakaikan pakaian itu pada Yuuka dan
berharap bajunya akan lebih hangat berkat hangat tubuhnya. Changmin juga
menggosokkan kaki dan tangan Yuu secara
bergantian berharap Yuu akan semakin menghangat
“Gelap...”
kata Yuu mengagetkan Changmin
“Ya!
Jangan pingsan! Ya! Jangan seperti itu! Apa kau masih kedinginan?! Ya! Yuuka!”
kata Changmin cemas
“Dingin...”
Kata Yuuka lagi berusaha menutup matanya
Changmin
yang awalnya ragu kemudian mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu, ia
mendekatkan juga wajahnya dengan wajah Yuu lalu meniupkan nafas hangat dari
mulutnya. Ia menciumi kening mata dan kedua pipi Yuuka berharap semakin
menghangat disana. Dan akhirnya ciuman itu pun berakhir pada bibir Yuuka yang
dikecupnya cukup dalam dan membuat tubuh Changmin semakin panas dan berharap
Yuuka dapat semakin merasakan kehangatan tubuhnya yang kini topless.
“Shim
Changmin...” kata Yuuka kemudian menatapi Changmin yang wajahnya sangat dekat
dengannya
“Hm?”
saut Changmin
“Kau
hangat” kata Yuuka kemudian
“Aku
menyukainya” lanjut Yuuka
Changmin
hanya dapat tersenyum dan menciumi Yuuka lagi. Ciuman yang penuh dan penuh
sehingga Changmin mendapat ide lain. Disela ciuman itu Changmin membuka kemeja
yang dikenakan Yuu dan membuat Yuuka dalam keadaan toples juga. Changmin
mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Yuu yang kini sedang dalam posisi berbaring
disela ciuman mereka. Hangat. Yuuka merasakan kehangatan yang amat sangat saat
tubuhnya dan Changmin saling menempel. Penuh penuh dan ciuman yang semakin
penuh itu pun mendapat balasan dari Yuuka membuat Changmin menginginkan lebih..
lebih.. lebih hangat...lebih..
“Yuu..~”
panggil Changmin manja
“Hmmm”
kata Yuuka yang merasa nyaman saat dipanggil seperti itu
“Yuu
chan~...” panggil Changmin lagi
“Aku
mencintaimu...” lanjutnya
“Aku
juga... Changmin...” kata Yuu yang kemudian mengambil bibir Changmin dan
kembali menciumnya, memagutnya dan merasakan setiap rasa dari lidahnya
Apa yang
terjadi selanjutnya? Hanya mereka yang tau.
***
Hujan
telah reda. Malam telah berganti pagi. Pondok itu terasa hening saat kedua
orang didalamnya saat itu hanya saling memunggungi. Sang gadis hanya mengenakan
kemeja panjang yang menutupi hingga pahanya sementara sang pria hanya topless
dengan mengenakan celana jeans panjangnya.
“Apa
yang sudah....” kata gadis itu ragu
“Maafkan
aku” kata pria itu sambil memegangi pelipis kepalanya yang terasa berdenyut
“Apakah...”
kata gadis itu kemudian
“Maafkan
aku... maafkan aku” katanya lagi sambil menutupi wajahnya dengan tangannya
Sementara
gadis dibelakangnya hanya dapat terdiam dengan bulir air mata yang jatuh
dipipinya.
***
Changmin
dan Yuuka kembali menyusuri jalan menuju penginapan yang telah ditunjukkan oleh
guru. Untung saja ingatan Changmin kuat sehingga mereka dapat berjalan sesuai
dengan apa yang guru mereka pernah tunjukkan kemarin. Yuuka masih terdiam pada
punggung Changmin. Kini bukan hanya kakinya yang terasa sakit akibat keseleo,
namun ada sesutu yang lebih sakit kini. Mungkin kalian bisa menebaknya sendiri.
“Kalian
dari mana saja!!!??” Pekik Ima-sensei frustasi kala menatap mereka
“Gommene,
kemarin ada benda yang tertinggal jadi kami berusaha mengambilnya, tanpa tau
ternyata hujan, jadi kami meneduh disana. Maafkan aku” kata Changmin setelah
menurunkan Yuuka dan mendudukannya dilantai kayu itu sambil membungkuk dalam
dalam
“Aish!
Ya sudah tidak apa! Yang penting kalian baik baik saja!” kata Ima-sensei
kemudian meninggalkan mereka
“Yuu?
Apa kau mau kuantar kekamarmu?” tawar Changmin kemudian
“Tidak
usah!” pekik suara familiar yang terdengar tidak suka
“Biar
aku yang mengantarnya!” kata pria itu sambil mengangkat Yuuka dan
menggendongnya ala bridal sambil menatap pria hidapannya
“Ju...Junsu??”
kata Yuuka pelan
Sementara
Yuuka digendong oleh Junsu, kedua orang yang tengah berhadapan ini kini tengah
memeparkan api kemarahan dan tidak kesukaan mereka. Api peperangan kini mulai
berkobar diantara mereka.Tatapan tidak suka saling muncul diantara mereka.
Kira kira
dalam peperangan ini, siapa yang akan menang?
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar