Senin, 26 Maret 2012

FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 2



Title: Something You Can't Deny Chapeter 2
Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17 (kuganti ne?)
Min Cast:-Kim Jaejoong
                - Han Shin Di
                - Jung Yunho
                - Kim Junsu
Maaf apabila di chapeter ini banyak basa basinya hehehe
Mianhe ne??
Chapeter 2: War
“Lama tak bertemu .. Kim Jaejoong” kata namja bernama Jung Yunho itu menanggapi pertanyaan Jaejoong 
Sekali lagi senyum sinis terkembang diwajah Jaejoong. Firasatnya memang benar, bahwa suatu saat masalah yang selalu ia coba untuk jelaskan akan kembali tersembunyi selama orang dihadapannya ini masih ada. Ya,orang yang ada dihadapannya adalah tembok besar yang harus ia lewati sebelum ia dapat menjelaskan semuanya pada semua orang, dan dia adalah Jung Yunho.
Yunho POV
Mataku membulat saat aku membalik tubuhku setelah memasuki kedalam rumah ahjushi dan menuju kearah beranda. Aku melihat sosok wajah yang selalu kuhindari dan paling tidak ingin aku temui. Kim Jae Joong.
“Kaa..ka..u.??” kataku gugup saat melihatnya didepan mataku
Aku bisa melihat tatapannya. Ia pasti sangat membenciku kini. Yah, siapa yang tidak akan membenciku jika kau sedang melihat orang yang membuat dirimu harus terkurung dalam jeruji besi selama kurang lebih 4 tahun? Hmmp, sungguh miris, aku bahkan tidak tau hari ini dia sudah bebas.
“Hai apa kabar..” dia memperlihatkan tatapan mematikan itu sambil mengembangkan senyum tersinis yang ia punya “Jung Yunho” lanjutnya
Dia memanggil namaku lengkap tanpa embel-embel lain. Terasa sedikit nyeri dihatiku saat melihat tatapannya padaku, apalagi jika mengingat dulu kami adalah sahabat dekat. Sangat dekat. Tapi melihatnya yang seperti itu membuatku sadar akan satu hal, persahabatan yang dulu sudah tidak berarti lagi baginya. Kini yang kulihat dia menganggapku musuh. Musuh besarnya. Jadi kau sudah mengibarkan bendera perang padaku Kim Jaejoong? Baiklah, akan kutunjukkan padamu perang sesungguhnya.
Senyum terkembang diwajahku dan aku tak kalah menatapnya tajam.
“Lama tak bertemu .. Kim Jaejoong” kataku menanggapi perkataan Jaejoong
Kurasakan keadaan di dalam ruangan menjadi tegang dengan kami yang ada didalamnya. Aku tidak mengalihkan perhatianku sedikitpun pada namja yang ada didepanku. Begitupun dengan dirinya. Kami bagai api yang bersiap siap akan membakar benda apapun yang ada disekitarnya.
“Yunho-a?” suara yang berhasil meluluhkan  hatiku mebuatku mau tak mau melihat ke arahnya
“Yunho-a?” tanyanya lagi
Bola mataku kini beralih kepada sosok wanita yang selalu berhasil mencuri hatiku. Mencuri hatiku sejak dulu. Yah, dia adalah Han Shin Di. Aku dapat melihat ada bekas aliran air mata di pipinya.
“Ne, Shin Di-a” jawabku menanggapi yeoja itu
Aku menghampiri yeoja itu sambil melewati tubuh Jaejoong. Pundak kami beradu saat aku mau mendekati Shin Di sambil melewatinya. Akan kutunjukkan padamu Kim Jaejoong. Perang yang kini berlangsung diantara kita. Kira kira pada akhirnya, siapa yang akan menang??
“Shin Di-a? Kau baik baik saja?”
End Yunho POV

“Shin Di-a? Kau baik baik saja?” tanya Yunho pada Shin Di yang kini ada didepannya
“Ah.. aku.. tadi hanya terbawa emosi” jawab Shin Di
“Emosi? Kenapa? Apa karena dia?” Yunho menunjuk pada Jaejoong yang kini tengah membalikkan badannya
“Aku?” kata Kim Jaejoong tidak terima
Shin Di merasa detak jantungnya berdetak kencang saat mendengar suara itu lagi.
“Ah, ya, itu karena dia” kata Shin Di menanggapi perkataan Yunho
Jaejoong berdiri terpaku mendengar jawaban yang dikeluarkan Shin Di. Hatinya sakit saat Shin Di selalu saja berkata tajam padanya, sementara namja yang berada didekat Shin Di hanya dapat tersenyum menanggapi perkataan Shin Di pada Jaejoong
“Sebaiknya kau hapus air matamu dulu Shin Di-a” Yunho mengusap pipi Shin Di berusaha menghapus jejak air mata yang tertinggal dipipinya itu.
Jaejoong kembali terpaku saat menatap pemandangan didepannya. Ia melihat namja lain, ah namja yang ia benci kini tengah menyentuh gadis yang amat dicintainya sejak dulu.
“Ah, Gomawo Yunho-a” Shin Di menujukkan senyumnya pada Yunho
Yunho mencoba tersenyum membalas senyum yang dikeluarkan oleh Shin Di sementara Jaejoong masih diam sambil menatap geram pemandangan yang tersaji dihadapannya. Tangannya kini kembali terkepal dan mencoba menahan dirinya untuk tidak memukul namja itu.
“Jaejoong-a” kata ahjushi mengagetkan Jaejoong
“Kau boleh tinggal disini” perkataan Tuan Park tak pelak membuat 2 pasang mata namja dihadapannya kini membesar
Jaejoong berbalik menghadap Tuan Park yang berdiri dibelakangnya
“Tu.. Tuu..” Jaejoong terbata menanggapi perkataan Tuan Park
“Ahjushi!!” pekik Yunho merasa tidak terima dengan perkataan Tuan Park
“Kenapa Yunho-a?”
“Yah! Kenapa kau membiarkan pembunuh seperti itu tinggal disini??” kata Yunho sambil meninggikan suaranya
“Yah! Aku bukan pembunuh!!” Jaejoong mengepalkan tangannya dan membalikkan badannya kembali menatap benci namja didepannya
“Lalu apa? Perenggut nyawa orang?” tanya Yunho ketus
Jaejoong terdiam dan menatap namja didepannya tidak tahan lagi. Ia ingin segera melaju menuju namja bernama Jung Yunho itu dan memukulnya telak diwajahnya
“Hentikan Yunho-a!” Ahjushi sedikit menaikan suaranya membuat mereka yang ada diruangan terkejut
“Ahjushi?!” Yunho tidak kalah terkejutnya saat Tuan Park menaikkan suaranya seperti itu
“Ini, rumah ini, bagaimanapun dibeli oleh Yoochun dan dia, jadi secara tak langsung ini rumah miliknya juga!! Kau tidak bisa mengusir pemilik rumah seenaknya!” Ahjushi membela Jaejoong
“Ahjushi...membelaku??” tanya Jaejoong dalam hati
“Yah!! Ahjushi!!” Yunho merasa tidak terima dengan ucapan ahjushinya yang seakan membela Jeajoong
Sebentar kemudian terasa hening di dalam rumah sederhana nan indah itu. Jaejoong masih merasakan keterkejutannya atas sikap sang ahjushi, sementara Yunho masih berusaha menahan segala amarah yang kini ada di hatinya. Sementara Shin Di...
Shin Di POV
Aku merasa terkejut dengan apa yang baru saja aku dengar. Bagaimana bisa ahjushi mengijinkan Jaejoong kembali tinggal disini?? Hening, itu yang terasa sekarang. Kini dapat kurasakan hawa orang yang ada disebelahku begitu panas setelah ia menolak semua perkataan ahjushi padanya. Sesaat dapat kudengar nafasnya terhembus perlahan dan kembali berkata-kata
“lalu bagaimana dengan Shin Di jika ia ada disini?” Yunho menanyakan pertanyaan yang sudah kufikirkan jawabannya dari tadi.
“Aku akan pergi” jawabku menanggapi pertanyaan Yunho untuk Ahjushi
“Mwo??” tanya Yunho kaget
“Tidak” kata Ahjushi mengagetkanku
“Eh? Tapi..” aku berusaha meyakinkan Ahjushi untuk tidak tinggal dengan Jaejoong
“Kau tidak akan pergi kemana mana Shin Di-a” ahjushi memotong perkataanku
“Apa? Tentu saja aku akan pergi! Aku tidak mau ti..” belum sempat aku menyelesaikan perkatanku ahjushi kembali memotong perkataanku
“Kubilang kau tidak akan kemana mana!!” ahjushi sedikit membuatku tersentak saat ia menaikan suaranya
“Ahh.. ahjushi?” kataku perlahan
“Maaf, Shin Di-a, aku tidak ingin kehilanganmu, tetaplah.. tetaplah disini ne? Tinggalah bersama kami” jawab ahjushi
Aku terdiam menanggapi perkataan ahjushi. Aku sangat kaget saat ahjushi berkata seperti itu. Dalam hatiku, aku tidak keberatan untuk tinggal disini karena aku merasa semakin dekat dengan Yoochun saat aku ada disini dan aku rindu setiap perasaan itu. Tapi aku juga takut jika aku tinggal disini dan berada satu atap dengan Jaejoong, aku takut, aku takut tidak dapat menahan perasaanku lagi.
End Shin Di POV

“Sin Di-a jika..” Yunho tidak sempat menyelesaikan perkataanya saat ia merasa Shin Di menghela nafasnya pelan
“Baiklah” jawab Shin Di mengagetkan Yunho seketika
“Aku akan tinggal” lanjut Shin Di dingin
“Shin Di-a?” kata Yunho kaget sambil menatap mata Shin Di. Mata yang takkan pernah bisa menatapnya balik.
Yunho memperlihatkan raut wajah yang sedih saat menatap kedua bola mata shin Di yang kini telah kehilangan sinarnya
“Shin Di-a..” Jaejoong berkata pelan
“Aku akan tinggal” kata Shin Di lagi
“Kau..” Jaejoong tidak dapat menyelesaikan perkataanya karena dipotong oleh Shin Di
“Tapi aku tidak mau kau mendekatiku” Shin Di berkata dingin pada Jaejoong
Jaejoong merasakan matanya membesar saat Shin Di berkata seperti itu
“Sedikitpun” lanjutnya
Jaejoong terpaku mendengar perkataan Shin Di, seketika wajahnya menatap kecewa pada yeoja didepannya. Ia tidak tahan harus menghadapi perkataan perkataan dingin yang diarahkan yeoja dihadapannya itu namun sisi hatinya yang lain tidak mau meninggalkan yeoja itu lagi.
“Aku tidak mau jauh darimu lagi Shin Di-a” kata Jaejoong dalam hatinya “tapi..” lanjutnya
“Baiklah” kata Jaejoong menanggapi perkataan Shin Di
Sebuah senyum mengembang diwajah Shin Di.
“Baik, kalau begitu, aku akan tinggal” jawab Shin Di
***
            Malamnya, dirumah pinggir pantai itu terlihat ketegangan yang luar biasa. Ketegangan itu semakin terasa saat mereka sudah memasuki ruang makan untuk memakan malam mereka. Ada 3 orang yang duduk disana, namun yang terdengar hanya suara ombak dan suara yang terjadi karena gesekan sendok dengan piring mereka.
“Aku selesai” kata Shin Di menaruh sendoknya dan berusaha mengambil tongkatnya
Jaejoong melihat Shin Di kesulitan meraih tongkat yang ada disebelahnya. Dengan sedikit bergeser menuju kearah Shin Di, ia menggerakan sedikit tongkat Shin Di agar dapat diraih oleh tangan Shin Di. Saat tongkat itu bergeser, Shin Di langsung dapat meraihnya dengan mudah. Jaejoong tersenyum saat melihat sebuah senyum terkembang diwajah Shin Di saat Shin Di memegang tongkatnya. Lalu Shin Di pun pergi menuju kamarnya.
“Jaejoong-a” perkataan Tuan Park mengagetkan Jaejoong
“Ah, iya Tuan..”
“Ahjushi” kata Tuan Park memotong perkataan Jaejoong
“Panggil aku ahjushi” lanjutnya
“Eh?” Jaejoong merasa bingung dengan segala kejadian hari ini
“A..ahh.. ahjushi” Jaejoong terbata memanggil nama orang disampingnya
“Aku lupa menjelaskan soal kebebasan bersyarat itu” kata Tuan Park
“Ah, benar, aku kan bebas bersyarat” kata Jaejoong dalam hati
“Kau, dibebaskan karena berkelakuan baik didalam penjara” kata Tuan Park
“Tapi, kebebasan ini juga bersyarat dan syarat nya hanyalah selama 1 tahun ini kau harus berkelakuan baik dan tidak membuat masalah hukum lainnya. Jika kau melakukannya makan masa hukum satu tahunmu akan kembali kau jalankan didalam penjara, arraso?” lanjut Tuan Park
“Ah, ne” jawab Jaejoong singkat
“Jadi, berkelakuanlah yang baik jika kau tidak ingin kembali dalam penjara itu Jaejoong-a” kata Tuan Park
“Ne” jawab Jaejoong singkat lagi
Tuan Park memperhatikan dengan seksama wajah Jaejoong yang kini tengah berfikir keras dan dalam.
“Apa kau benar Chunnie??” tanya Tuan Park dalam hati
“Apa iya?” tanya Tuan Park dalam hatinya
***
            Shin Di keluar dari kamarnya karena merasakan sakit ditenggorokkannya, ia menuju dapur dan berusaha mengambil segelas air pada botol yang ada di kulkas. Jaejoong yang kala itu baru selesai membersihkan piring makan malam mereka merasa terkejut saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Mata Jaejoong membulat saat melihat wajah yang selalu ia fikirkan tadi kini menuju ke arahnya
“Sh..” Jaejoong hendak memanggilkan sampai ia teringat pada raut wajah penuh kebencian milik Shin Di
“Aku tidak ingin dia semakin membenciku” batin Jaejoong
Sejenak Jaejoong melihat tangan Shin Di yang kini tengah mencari-cari sesuatu dimeja dapur. Awalnya Jaejoong bingung dengan apa yang hendak Shin Di lakukan hingga Shin Di mengeluarkan dehem-an yang menandakan ia kekurangan air ditenggorokkannya. Dengan sigap Jaejoong mengambil sebuah gelas dan menaruhnya ketempat yang terjangkau oleh tangan Shin Di. Setelah Jaejoong menaruh gelas itu dengan segera Shin Di dapat meraih gelas pemberian-secara tidak langsung- dari Jaejoong lalu ia menuju kearah kulkas dan hendak mengambil minuman, dengan sigap pula Jaejoong menyingkir dari hadapan Shin yang menuju ke arahnya –kulkas lebih tepatnya-. Shin Di membuka kulkas dihadapanya dan mengambil segelas botol yang ia ia ketahui sebagai tempat menyimpan air putih dan menuang air kedalam gelas yang tadi ia raih. Shin Di pun meminum air itu dengan terburu buru karena rasa haus yang luar biasa yang ia tahan sedari tadi. Selesai minum, Shin Di menaruh gelasnya tadi dan berjalan kembali menuju kamarnya.
Jaejoong memperhatikkan Shin Di yang kini sedang berjalan menuju kamarnya di bagian atas. Seketika Jaejoong menyadari langkah Shin Di yang berjalan kearah yang salah. Shin Di berjalan menjauhi anak tangga yang seharusnya ia naiki bila ia ingin menuju ke kamarnya
“Seharusnya dia menaiki tangga disebelahnya” batin Jaejoong
Shin Di tetap melangkah kepada arah yang ditujunya tanpa menyadari adanya tembok yang menjulang hingga lututnya yang siap membuatnya jatuh kapan saja. Jaejoong mengamati Shin Di yang masih terus melangkah menuju kearah yang tidak seharusnya itu.
“Omo, dia bisa terjatuh” batin Jaejoong lagi
Tidak tahan melihat pemandangan didepannya, Jaejoong pun berlari menuju arah Shin Di sambil mengikuti Shin Di ke arah yang Shin Di tuju.
“Omo, apa yang harus kulakukan?” Jaejoong berfikir sejenak hingga ia mendapatkan sebuah ide
Jaejoong berlutut dan menempelkan sebelah kiri dirinya kepada tembok setinggi lutut kaki itu. Lalu ia mensejajarkan kakinya pada dadanya yang bidang itu. Kini Jaejoong telah menjadi anak tangga yang siap untuk dinaiki kapan saja.
Terasa tongkat Shin Di menyentuh tubuh sebelah kanan Jaejoong yang tidak menempel pada tembok. Mengira itu adalah sebuah anak tangga tanpa basa basi Shin Di pun langsung menaikan sebelah kakinya dan menginjak punggung Jaejoong
“Ah..” Jaejoong mendesah ngilu kala Shin Di menginjakkan kakinya di puggungnya
Langkah Shin Di terhenti sejenak dan Shin Di kembali menurunkan kakinya. Jaejoong yang merasa khawatir Shin Di akan mengetahui kehadirannya menutup mulutnya dalam dalam dan tidak mengeluarkan suara apa-apa lagi. Hening menyelimuti mereka seketika hingga Shin Di akhirnya melangkahkan kakinya lagi menginjak punggung Jaejoong dan akhirnya berjalan dengan menuju kamarnya.
Jaejoong bangkit berdiri saat menyadari Shin Di sudah memasuki kamarnya. Jaejoong menatap kamar itu sejenak. Jaejoong menatap kamar Shin Di dengan tatapan sedih dan rindu yang menghiasi wajahnya.
“Benarkah kau telah mencintai Yoochun sebesar itu, Shin Di-a?” tanya Jaejoong dalam hatinya sambil terus memperhatikan kamar Shin Di itu, ah lebih tepatnya kamar milik Park Yoochun
Jaejoong pun berbalik dan menuju ketempat yang baru saja ia tinggalkan. Dapur. Saat ia tiba didapur, hal pertama yang ia tangkap adalah gelas yang tadi digunakan Shin Di untuk minum. Jaejoong mendekati gelas tersebut dan meraih gelas mungil tersebut.
“Han Shin Di” gumam Jaejoong dalam hati
“Apa aku sudah benar-benar menghilang dari hatimu?” tanya Jaejoong dalam hatinya sambil menatap gelas itu
***

Shin Di POV
Aku yakin sekali seharusnya tidak ada anak tangga disana. Aku menyadarinya. Tapi kenapa?
Flashback :
Selesai meminum segelas air putih yang membuat tenggorokkanku segar kembali, aku memutuskan untuk kembali kekamar. Entah mengapa sejak aku mengingat kini aku tinggal satu atap dengan pria bernama Kim Jaejoong itu otakku tidak dapat berfikir dengan jernih. Terutama apabila mengingat apa yang telah.. aish, Kim Jaejoong, kenapa aku tidak bisa keluar dari kepalaku??
Aku berjalan tanpa mengingat berapa langkah kaki yang sudah kujejakkan dilantai rumah ini.
“Aish, aku salah jalan” kataku dalam hati
Ketika aku berniat untuk memutarkan badanku menuju arah sebaliknya aku merasakan tongkatnya menyentuh sesuatu.
“Eh?”
Aku kembali memukulkan tongkatku ke arah benda itu.
“Bukankah aku salah jalan? Bukannya tidak ada anak tinggi disini?” pikirku dalam hati
“Ah, aku terlalu berfikir keras, mungkin jalanku memang sudah benar”
Lalu aku melangkahkan kakiku naik dan menginjak benda yang kupikir anak tangga itu. Tempat aku menginjakkan kakiku itu terasa begitu hangat dan empuk. Tidak seperti keramik lantai yang begitu dingin yang baru saja kurasakan
“Ah..”
Aku mendengar sebuah desahan yang kurasa berasal dari sesuatu yang kuinjak ini. Aku menurunkan kembali kakiku meyakinkan itu bukanlah sesuatu yang kufikirkan.
“Kim Jaejoong” kataku dalam hati
Sejenak aku mersakan hening disekitarku dan meyakinkan diriku bahwa itu bukanlah sesuatu yang kufikirkan.
“Han Shin Di, apa yang kau fikirkan?” kataku lagi meyakinkan diriku itu bukanlah Kim Jaejoong
Dengan segera aku menaikan lagi kaki kiriku menuju ‘anak tangga’ itu dan bergegas menuju kamarku ah, tidak walaupun sudah 4 tahun aku menempati kamar ini, bagiku kamar ini tetap saja kamar Park Yoochun.
End Flashback
Aku mengingat kembali rasa hangat yang menjalar dikakiku saat aku menginjak ‘anak tangga’ itu.
“Hangat” kata ku sambil menyentuh kakiku itu
End Shin Di POV
***
            Pagi harinya Yunho berkunjung kerumah tempat Jaejoong kini tinggal, tujuannya tentu saja tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menemui Han Shin Di. Bagaimanapun juga ia tidak ingin yeoja pujaannya direbut oleh namja yang ia ketahui kini adalah musuhnya.
“Anyeong, Shin Di-a” sapa Yunho pada Shin Di yang ada di beranda
“Ah, Yunho-a?” sapa Shin Di sambil tersenyum
“Shin Di-a, kau baik-baik saja kan? Dia tidak melakukan sesuatu padamu kan??” Yunho menanyakan hal beruntun pada Shin Di
“Anni, aku baik-baik saja, Yunho-a. Dia tidak melakukan apapun padaku” senyum lemah terpancar pada wajah Shin Di
“Kau yakin, Shin Di-a?” Yunho merasa tidak biasa dengan senyum yang kini terukir diwajah Shin Di
“Ne, aku hanya...” Shin Di mencoba menjelaskan hingga ia mendengar ada hentakan gelas  didapur
“Aish!” teriak Jaejoong daridalam dapur
DEG! Jantung Shin Di berdetak kencang kala ia mendengar suara yang membuatnya tidak dapat berfikir jernih semalaman ini.
Jaejoong berteriak frustasi ketika ia menyenggol sebuah gelas dan menyebabkan suara hentakkan yang pasti terdengar hingga beranda. Yahh, sejak menyadari kedatangan Yunho , Jaejoong memang mengamati tingkah Yunho dan Shin Di yang sedang bercakap-cakap di beranda. Terasa nyeri di hati Jaejoong ketika ia melihat Shin Di tersenyum pada namja yang kini ia anggap sebagai musuhnya.
“Yah!!” teriak Yunho saat menyadari bahwa Jaejoong sedari tadi mengamati mereka
“Apa yang kau lakukan?” tanya Yunho pada Jaejoong yang kini sudah keluar dari dapur
“Apa pedulimu?” perkataan Jaejoong telak membuat Yunho tersulut emosi
“Yah! Aku bertanya baik-baik!!” Yunho mulai merasakan aliran darahnya mengalir cepat karena terbawa emosi
“Setidaknya aku menanggapimu, Jung Yunho” kata Jaejoong menyulut api kemarahan yang kini mulai terlihat diwajah Yunho
Yunho menahan emosinya agar Shin Di tidak salah paham dengan dirinya dan membuat Shin Di mencurigai apa yang sebenarnya terjadi antara mereka
“Aish, kau membuatku gila, Kim Jaejoong!” jawab Yunho
“Kau pantas merasakannya” kata Jaejoong dingin sambil menatap Yunho sinis
“Yah!!” Yunho menaikan suaranya karena merasa tidak tahan lagi dengan tingkah Jaejoong
“Ada apa ini?” perkataan Tuan Park menghentikan apa yang sedang terjadi diantara 2 namja yang kini saling menatap dengan tatapan yang menunjukan bahwa mereka saling membenci
“Tidak ada apa-apa Ahjushi” jawab Yunho sambil berusaha meredam amarahnya
“Ah, Yunho-a, ada apa kau datang kemari sepagi ini?” tanya Tuan Pak pada Yunho
“Ah, aku ingin mengajak Shin Di jalan jalan apa boleh?” tanya Yunho pada Tuan Park
“Jalan-jalan?” Jaejoong bertanya sinis pada Yunho
“Ne, jalan-jalan apa kau keberatan Kim Jaejoong??!” Yunho menekankan setiap perkataannya pada Jaejoong
Jaejoong hanya membalas perkataan itu dengan tatapan kematiannya. Ia menatap Yunho tepat dimata Yunho yang tampak seperti mata musang itu. Kini Jaejoong merasa benar-benar geli saat Yunho memanggilnya seperti itu. Tiba-tiba terlintas didalam pikiran Jaejoong saat ia dan Yunho masih bersahabat, saat merka tersenyum bersama, saling merangkul dan mengucapkan janji untuk bersahabat selamanya.
Mata Jaejoong perlahan berubah menjadi merah ketika kerinduan pada sahabatnya itu melanda dirinya, air mata perlahan terkumpul di pelupuk matanya, sejujurnya ia sangat merindukan namja didepannya itu namun segala kebahagiaan dan kerinduannya itu masih tidak dapat menghapus ingatan Jaejoong pada suatu hal yang telah diperbuat Yunho yang membuat ia harus terkurung didalam penjara selama 4 tahun ini.
“Itu sudah tidak ada artinya lagi bagiku” kata Jaejoong dalam hatinya meyakinkan dirinya bahwa namja yang kini ada didepannya adalah musuhnya
“Tidak setelah kejadian itu, Jung Yunho” Jaejoong mengepalkan tangannya sambil menatap benci kepada namja yang kini ada didepannya
Tuan Park yang merasa gerah dengan tingkah kedua namja yang selalu menampakkan api kebenciannya saat bertemu itu akhirnya mengeluarkan suara
“Baiklah, kau boleh membawa Shin Di jalan-jalan” kata Tuan Park
Yunho tersenyum sinis dan mengejek pada Jaejoong saat ia mendengar jawaban Tuan Park
“Terimakasih ahjushi” kata Yunho kemudian menanggapi jawaban Tuan Park
Tanpa basa-basi Yunho langsung meraih tangan Shin Di dan mengajaknya keluar menuju kesuatu tempat yang memang Yunho ingin tuju bersama yeoja pujaannya itu. Dengan perlahan Yunho mengantar Shin Di menuju parkiran rumah dan hendak membawa Shin Di pergi dengan segera
“Ahjushi, aku pergi dulu” Shin Di tersenyum kepada Tuan Park sebelum memasuki mobil Yunho dengan bantuan Yunho dan akhirnya pergi meninggalkan Jajoong beserta Tuan Park didalam rumah pantai itu
Sesaat Tuan Park berbalik dan mendapati Jaejoong kini tengah mengenakan sepatunya di teras rumah kecil itu.
“Yah! Mau kemana kau?” tanya Tuan Park pada Jaejoong
Jaejoong perlahan berdiri dan merapikan dirinya seperti bersiap ingin pergi kesuatu tempat. Jaejoong menatap Tuan Park dan memberikan tatapan yang tidak dapat diartikan oleh Tuan Park
“Sudah sehari sejak aku bebas, aku bahkan belum menikmati udara kebebasanku” jawab Jaejoong melangkahkan kakinya menuju tempat Tuan Park
Kedua orang itu kini saling bertatapan dan tampak seperti berbicara melalui mata mereka. Sejenak terdengar Tuan Park menghela nafasnya perlahan dan menundukkan kepalanya setelah bertatapan lama dengan Jaejoong
“Arraso” kata Tuan Park . “Pergilah” lanjutnya
“Gomawo, ahjushi” Jaejoong tersenyum senang pada pria tua didepannya ini dan langsung berlari meninggalkan Tuan Park sendiri
Tuan Park terpaku dengan apa saja yang baru Jaejoong lakukan. Ia berusaha memandangi punggung Jaejoong yang kini mulai menghilang perlahan.
“Ia tersenyum?” tanya Tuan Park pada dirinya sendiri
***
            Jaejoong melangkahkan kakinya mengitari kota yang sudah lama tidak ia lihat keindahannya. Jaejoong tersenyum saat ia menatap kota yang tidak ia lihat selama 4 tahun ini masih terlihat sama baginya.
“Kota ini masih terlihat sama bagiku” kata Jaejoong dalam hati
Sejenak Jaejoong teringat pada Shin Di yang kini sedang berada bersama Yunho. Pikiran pikiran Jaejoong yang buruk tentang Yunho membuat dada Jaejoong berdetak kencang takut membayangkan apa yang akan terjadi ketika Shin Di bersama Yunho. Belum lagi, Jaejoong masih ingat terakhir kali Yunho melakukan sebuah cara yang gila hanya untuk mendapatkan Shin Di.
“Aish” desahan frustasi keluar dari mulut Jaejoong ketika ia mengingat kejadian itu
Tanpa Jaejoong sadari seseorang yang dari tadi mengikutinya dari belakang, kini melangkahkan kakinya mendekati Jaejoong. Perlahan Jaejoong merasakan ada sebuah sentuhan pada pundaknya yang membuatnya mau tak mau berbalik menghadap sang pemilik tangan. Matanya membesar saat ia berbalik dan mendapati wajah yang sangat familiar baginya kini ada dihadapannya.
“Hyung!!” Suara yang terdengar bagai suara lumba lumba itu memanggilnya nyaring membuat senyum diwajah Jaejoong terkembang
“Yah!! Kim Junsu!!” Jaejoong tersenyum melihat adik semata wayangnya itu
Jaejoong benar-benar lupa mengabarkan kebebasannya pada keluarganya hingga adiknya, Kim Junsu kini telah menemukan dirinya dengan kakinya sendiri.

***
“Maafkan aku, Junsu-a” kata Jaejoong menyesal sambil menatap adik semata wayangnya yang kini menatapnya kesal
“Kau itu benar-benar egois! Apakah dari dulu sampai sekarang yang ada diotakmu itu hanya Han Shin Di sampai kau melupakan adikmu hah??!!” Junsu menaikkan suaranya sambil menatap kakanya kesal
“Aku benar benar minta maaf Junsu-a, aku menyesal” kata Jaejoong sambil memasang wajah penyesalan pada adiknya itu
“Aish, kakak macam apa kau?” Junsu masih merasa kesal pada Jaejoong
“Ah, kau ini, 4 tahun sudah aku dipenjara dan ketika aku bebas inikah sambutanmu padaku?” Jaejoong mendengus kesal karena Junsu tak kunjung memaafkannya
Junsu terdiam sejenak memikirkan kata-kata Jaejoong. Benar, 4 tahun sudah Jaejoong terperangkap diantara jeruji besi selama 4 tahun ini dan ketika ia bebas adiknya malah memarahinya
“Hyung..” kata Junsu kemudian “Mianhe” lanjutnya polos
Jaejoong menghela nafasnya pelan sambil menatap adiknya itu, kini adiknya tengah memperlihatkan wajah penyesalan yang amat terlihat menggemaskan bagi Jaejoong
“Ishh, kau ini! Kemari kau!” Jaejoong mengambil pundak Junsu dan memberinya sebuah pelukan
“Hyung aku merindukanmu” kata Junsu pada Jaejoong memluk Jaejoong erat
“Ah, aku juga. Terakhir kau menjengukku kita bahkan tidak bisa berpelukan seperti ini” Jaejoong membalas pelukan Junsu lebih erat
Mereka berpelukkan cukup lama ditengah jalanan yang cukup ramai itu membuat mereka mau tak mau diperhatikan oleh orang yang lalu lalang disekitar merka
“Hyung, lepaskan aku” kata Junsu menyadari tatapan orang-orang pada mereka
“Eh? Wae?” tanya Jaejoong kecewa
“Aku tidak mau dianggap sebagai gay karena terlalu lama berpelukan denganmu” kata Junsu membuat kaget Jaejoong dan membuat Jaejoong melepaskan pelukannya
“Mwo??!” Jaejoong kaget dengan perkataan Junsu
“Sudahlah hyung, ayo kita cari tempat lain untuk berbincang bincang” ajak Junsu pada Jaejoong
***
            Akhirnya mereka tiba disebuah tempat makan yang bergaya minimalis dengan lagu lagu klasik yang menemani bincang-bincang mereka.
“Aku senang kau kembali, Hyung” kata Junsu sambil tersenyum sumringah pada namja didepannya
“Yah, aku juga senang bisa kembali” jawab Jaejoong sambil membalas senyum Junsu
“Kau tinggal dimana sekarang, hyung?” tanya Junsu
“Ah, aku? Aku tinggal dirumahku dan Yoochun dulu” kata Jaejoong santai pada Junsu
DEG!! Seketika jantung Junsu berdetak kencang saat nama itu diucapkan. Ia sangat tidak ingin nama itu diucapkan lagi dalam hidupnya. Ia merasa benar-benar tidak tahan setiap kali nama Park Yoochun diucapkan. Junsu terdiam untuk waktu yang cukup lama
“Ah, wae?” Jaejoong memecah keheningan pada mereka dan membuyarkan lamunan Junsu seketika
“Hyung..” kata Junsu perlahan
“Hmm??” jawab Jaejoong menanggapi Junsu
“Terimakasih..” kata Junsu lagi
“Eh? Untuk apa?” tanya Jaejoong bingung
“Terimakasih... karena telah membunuh Park Yoochun” kata Junsu pelan
Mata Jaejoong terbuka lebar dan membesar saat kata-kata itu keluar dari mulut adiknya, Kim Junsu. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. Mulut Jaejoong pun membuka lebar sesuai dengan matanya yang tidak mau berkedip masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Junsu
“Aku benar-benar.. berterima kasih, Hyung” kata Junsu mempertegas ucapan sebelumnya sambil menatap Jaejoong serius
TBC

Tidak ada komentar: