Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17 (kuganti ne?)
Min Cast:-Kim Jaejoong
- Han Shin Di
- Jung Yunho
- Kim Junsu
Maaf apabila di chapeter ini banyak basa basinya hehehe
Mianhe ne??
Chapeter 2:
War
“Lama tak
bertemu .. Kim Jaejoong” kata namja bernama Jung Yunho itu menanggapi
pertanyaan Jaejoong
Sekali lagi
senyum sinis terkembang diwajah Jaejoong. Firasatnya memang benar, bahwa suatu
saat masalah yang selalu ia coba untuk jelaskan akan kembali tersembunyi selama
orang dihadapannya ini masih ada. Ya,orang yang ada dihadapannya adalah tembok
besar yang harus ia lewati sebelum ia dapat menjelaskan semuanya pada semua
orang, dan dia adalah Jung Yunho.
Yunho POV
Mataku
membulat saat aku membalik tubuhku setelah memasuki kedalam rumah ahjushi dan
menuju kearah beranda. Aku melihat sosok wajah yang selalu kuhindari dan paling
tidak ingin aku temui. Kim Jae Joong.
“Kaa..ka..u.??”
kataku gugup saat melihatnya didepan mataku
Aku bisa melihat
tatapannya. Ia pasti sangat membenciku kini. Yah, siapa yang tidak akan
membenciku jika kau sedang melihat orang yang membuat dirimu harus terkurung
dalam jeruji besi selama kurang lebih 4 tahun? Hmmp, sungguh miris, aku bahkan
tidak tau hari ini dia sudah bebas.
“Hai apa
kabar..” dia memperlihatkan tatapan mematikan itu sambil mengembangkan senyum
tersinis yang ia punya “Jung Yunho” lanjutnya
Dia
memanggil namaku lengkap tanpa embel-embel lain. Terasa sedikit nyeri dihatiku
saat melihat tatapannya padaku, apalagi jika mengingat dulu kami adalah sahabat
dekat. Sangat dekat. Tapi melihatnya yang seperti itu membuatku sadar akan satu
hal, persahabatan yang dulu sudah tidak berarti lagi baginya. Kini yang kulihat
dia menganggapku musuh. Musuh besarnya. Jadi kau sudah mengibarkan bendera
perang padaku Kim Jaejoong? Baiklah, akan kutunjukkan padamu perang
sesungguhnya.
Senyum
terkembang diwajahku dan aku tak kalah menatapnya tajam.
“Lama tak
bertemu .. Kim Jaejoong” kataku menanggapi perkataan Jaejoong
Kurasakan
keadaan di dalam ruangan menjadi tegang dengan kami yang ada didalamnya. Aku
tidak mengalihkan perhatianku sedikitpun pada namja yang ada didepanku.
Begitupun dengan dirinya. Kami bagai api yang bersiap siap akan membakar benda
apapun yang ada disekitarnya.
“Yunho-a?”
suara yang berhasil meluluhkan hatiku
mebuatku mau tak mau melihat ke arahnya
“Yunho-a?”
tanyanya lagi
Bola mataku
kini beralih kepada sosok wanita yang selalu berhasil mencuri hatiku. Mencuri
hatiku sejak dulu. Yah, dia adalah Han Shin Di. Aku dapat melihat ada bekas
aliran air mata di pipinya.
“Ne, Shin
Di-a” jawabku menanggapi yeoja itu
Aku
menghampiri yeoja itu sambil melewati tubuh Jaejoong. Pundak kami beradu saat
aku mau mendekati Shin Di sambil melewatinya. Akan kutunjukkan padamu Kim
Jaejoong. Perang yang kini berlangsung diantara kita. Kira kira pada akhirnya,
siapa yang akan menang??
“Shin Di-a?
Kau baik baik saja?”
End Yunho
POV
“Shin Di-a?
Kau baik baik saja?” tanya Yunho pada Shin Di yang kini ada didepannya
“Ah.. aku..
tadi hanya terbawa emosi” jawab Shin Di
“Emosi?
Kenapa? Apa karena dia?” Yunho menunjuk pada Jaejoong yang kini tengah
membalikkan badannya
“Aku?” kata
Kim Jaejoong tidak terima
Shin Di
merasa detak jantungnya berdetak kencang saat mendengar suara itu lagi.
“Ah, ya, itu
karena dia” kata Shin Di menanggapi perkataan Yunho
Jaejoong
berdiri terpaku mendengar jawaban yang dikeluarkan Shin Di. Hatinya sakit saat
Shin Di selalu saja berkata tajam padanya, sementara namja yang berada didekat
Shin Di hanya dapat tersenyum menanggapi perkataan Shin Di pada Jaejoong
“Sebaiknya
kau hapus air matamu dulu Shin Di-a” Yunho mengusap pipi Shin Di berusaha
menghapus jejak air mata yang tertinggal dipipinya itu.
Jaejoong
kembali terpaku saat menatap pemandangan didepannya. Ia melihat namja lain, ah
namja yang ia benci kini tengah menyentuh gadis yang amat dicintainya sejak
dulu.
“Ah, Gomawo
Yunho-a” Shin Di menujukkan senyumnya pada Yunho
Yunho
mencoba tersenyum membalas senyum yang dikeluarkan oleh Shin Di sementara
Jaejoong masih diam sambil menatap geram pemandangan yang tersaji dihadapannya.
Tangannya kini kembali terkepal dan mencoba menahan dirinya untuk tidak memukul
namja itu.
“Jaejoong-a”
kata ahjushi mengagetkan Jaejoong
“Kau boleh
tinggal disini” perkataan Tuan Park tak pelak membuat 2 pasang mata namja
dihadapannya kini membesar
Jaejoong
berbalik menghadap Tuan Park yang berdiri dibelakangnya
“Tu.. Tuu..”
Jaejoong terbata menanggapi perkataan Tuan Park
“Ahjushi!!”
pekik Yunho merasa tidak terima dengan perkataan Tuan Park
“Kenapa
Yunho-a?”
“Yah! Kenapa
kau membiarkan pembunuh seperti itu tinggal disini??” kata Yunho sambil
meninggikan suaranya
“Yah! Aku
bukan pembunuh!!” Jaejoong mengepalkan tangannya dan membalikkan badannya
kembali menatap benci namja didepannya
“Lalu apa?
Perenggut nyawa orang?” tanya Yunho ketus
Jaejoong
terdiam dan menatap namja didepannya tidak tahan lagi. Ia ingin segera melaju
menuju namja bernama Jung Yunho itu dan memukulnya telak diwajahnya
“Hentikan
Yunho-a!” Ahjushi sedikit menaikan suaranya membuat mereka yang ada diruangan terkejut
“Ahjushi?!”
Yunho tidak kalah terkejutnya saat Tuan Park menaikkan suaranya seperti itu
“Ini, rumah
ini, bagaimanapun dibeli oleh Yoochun dan dia, jadi secara tak langsung ini
rumah miliknya juga!! Kau tidak bisa mengusir pemilik rumah seenaknya!” Ahjushi
membela Jaejoong
“Ahjushi...membelaku??”
tanya Jaejoong dalam hati
“Yah!!
Ahjushi!!” Yunho merasa tidak terima dengan ucapan ahjushinya yang seakan
membela Jeajoong
Sebentar
kemudian terasa hening di dalam rumah sederhana nan indah itu. Jaejoong masih
merasakan keterkejutannya atas sikap sang ahjushi, sementara Yunho masih
berusaha menahan segala amarah yang kini ada di hatinya. Sementara Shin Di...
Shin Di POV
Aku merasa
terkejut dengan apa yang baru saja aku dengar. Bagaimana bisa ahjushi
mengijinkan Jaejoong kembali tinggal disini?? Hening, itu yang terasa sekarang.
Kini dapat kurasakan hawa orang yang ada disebelahku begitu panas setelah ia
menolak semua perkataan ahjushi padanya. Sesaat dapat kudengar nafasnya
terhembus perlahan dan kembali berkata-kata
“lalu
bagaimana dengan Shin Di jika ia ada disini?” Yunho menanyakan pertanyaan yang
sudah kufikirkan jawabannya dari tadi.
“Aku akan
pergi” jawabku menanggapi pertanyaan Yunho untuk Ahjushi
“Mwo??”
tanya Yunho kaget
“Tidak” kata
Ahjushi mengagetkanku
“Eh? Tapi..”
aku berusaha meyakinkan Ahjushi untuk tidak tinggal dengan Jaejoong
“Kau tidak
akan pergi kemana mana Shin Di-a” ahjushi memotong perkataanku
“Apa? Tentu
saja aku akan pergi! Aku tidak mau ti..” belum sempat aku menyelesaikan
perkatanku ahjushi kembali memotong perkataanku
“Kubilang
kau tidak akan kemana mana!!” ahjushi sedikit membuatku tersentak saat ia
menaikan suaranya
“Ahh..
ahjushi?” kataku perlahan
“Maaf, Shin
Di-a, aku tidak ingin kehilanganmu, tetaplah.. tetaplah disini ne? Tinggalah
bersama kami” jawab ahjushi
Aku terdiam
menanggapi perkataan ahjushi. Aku sangat kaget saat ahjushi berkata seperti
itu. Dalam hatiku, aku tidak keberatan untuk tinggal disini karena aku merasa
semakin dekat dengan Yoochun saat aku ada disini dan aku rindu setiap perasaan
itu. Tapi aku juga takut jika aku tinggal disini dan berada satu atap dengan
Jaejoong, aku takut, aku takut tidak dapat menahan perasaanku lagi.
End Shin Di
POV
“Sin Di-a
jika..” Yunho tidak sempat menyelesaikan perkataanya saat ia merasa Shin Di
menghela nafasnya pelan
“Baiklah”
jawab Shin Di mengagetkan Yunho seketika
“Aku akan
tinggal” lanjut Shin Di dingin
“Shin Di-a?”
kata Yunho kaget sambil menatap mata Shin Di. Mata yang takkan pernah bisa
menatapnya balik.
Yunho
memperlihatkan raut wajah yang sedih saat menatap kedua bola mata shin Di yang
kini telah kehilangan sinarnya
“Shin
Di-a..” Jaejoong berkata pelan
“Aku akan
tinggal” kata Shin Di lagi
“Kau..”
Jaejoong tidak dapat menyelesaikan perkataanya karena dipotong oleh Shin Di
“Tapi aku
tidak mau kau mendekatiku” Shin Di berkata dingin pada Jaejoong
Jaejoong
merasakan matanya membesar saat Shin Di berkata seperti itu
“Sedikitpun”
lanjutnya
Jaejoong
terpaku mendengar perkataan Shin Di, seketika wajahnya menatap kecewa pada
yeoja didepannya. Ia tidak tahan harus menghadapi perkataan perkataan dingin
yang diarahkan yeoja dihadapannya itu namun sisi hatinya yang lain tidak mau
meninggalkan yeoja itu lagi.
“Aku tidak
mau jauh darimu lagi Shin Di-a” kata Jaejoong dalam hatinya “tapi..” lanjutnya
“Baiklah”
kata Jaejoong menanggapi perkataan Shin Di
Sebuah
senyum mengembang diwajah Shin Di.
“Baik, kalau
begitu, aku akan tinggal” jawab Shin Di
***
Malamnya, dirumah pinggir pantai itu
terlihat ketegangan yang luar biasa. Ketegangan itu semakin terasa saat mereka
sudah memasuki ruang makan untuk memakan malam mereka. Ada 3 orang yang duduk
disana, namun yang terdengar hanya suara ombak dan suara yang terjadi karena
gesekan sendok dengan piring mereka.
“Aku
selesai” kata Shin Di menaruh sendoknya dan berusaha mengambil tongkatnya
Jaejoong
melihat Shin Di kesulitan meraih tongkat yang ada disebelahnya. Dengan sedikit
bergeser menuju kearah Shin Di, ia menggerakan sedikit tongkat Shin Di agar
dapat diraih oleh tangan Shin Di. Saat tongkat itu bergeser, Shin Di langsung
dapat meraihnya dengan mudah. Jaejoong tersenyum saat melihat sebuah senyum
terkembang diwajah Shin Di saat Shin Di memegang tongkatnya. Lalu Shin Di pun
pergi menuju kamarnya.
“Jaejoong-a”
perkataan Tuan Park mengagetkan Jaejoong
“Ah, iya
Tuan..”
“Ahjushi”
kata Tuan Park memotong perkataan Jaejoong
“Panggil aku
ahjushi” lanjutnya
“Eh?”
Jaejoong merasa bingung dengan segala kejadian hari ini
“A..ahh..
ahjushi” Jaejoong terbata memanggil nama orang disampingnya
“Aku lupa
menjelaskan soal kebebasan bersyarat itu” kata Tuan Park
“Ah, benar,
aku kan bebas bersyarat” kata Jaejoong dalam hati
“Kau,
dibebaskan karena berkelakuan baik didalam penjara” kata Tuan Park
“Tapi,
kebebasan ini juga bersyarat dan syarat nya hanyalah selama 1 tahun ini kau
harus berkelakuan baik dan tidak membuat masalah hukum lainnya. Jika kau
melakukannya makan masa hukum satu tahunmu akan kembali kau jalankan didalam
penjara, arraso?” lanjut Tuan Park
“Ah, ne”
jawab Jaejoong singkat
“Jadi,
berkelakuanlah yang baik jika kau tidak ingin kembali dalam penjara itu
Jaejoong-a” kata Tuan Park
“Ne” jawab
Jaejoong singkat lagi
Tuan Park
memperhatikan dengan seksama wajah Jaejoong yang kini tengah berfikir keras dan
dalam.
“Apa kau
benar Chunnie??” tanya Tuan Park dalam hati
“Apa iya?”
tanya Tuan Park dalam hatinya
***
Shin Di keluar dari kamarnya karena
merasakan sakit ditenggorokkannya, ia menuju dapur dan berusaha mengambil
segelas air pada botol yang ada di kulkas. Jaejoong yang kala itu baru selesai
membersihkan piring makan malam mereka merasa terkejut saat mendengar suara
langkah kaki mendekat ke arahnya. Mata Jaejoong membulat saat melihat wajah
yang selalu ia fikirkan tadi kini menuju ke arahnya
“Sh..”
Jaejoong hendak memanggilkan sampai ia teringat pada raut wajah penuh kebencian
milik Shin Di
“Aku tidak
ingin dia semakin membenciku” batin Jaejoong
Sejenak
Jaejoong melihat tangan Shin Di yang kini tengah mencari-cari sesuatu dimeja
dapur. Awalnya Jaejoong bingung dengan apa yang hendak Shin Di lakukan hingga
Shin Di mengeluarkan dehem-an yang menandakan ia kekurangan air
ditenggorokkannya. Dengan sigap Jaejoong mengambil sebuah gelas dan menaruhnya
ketempat yang terjangkau oleh tangan Shin Di. Setelah Jaejoong menaruh gelas
itu dengan segera Shin Di dapat meraih gelas pemberian-secara tidak langsung-
dari Jaejoong lalu ia menuju kearah kulkas dan hendak mengambil minuman, dengan
sigap pula Jaejoong menyingkir dari hadapan Shin yang menuju ke arahnya –kulkas
lebih tepatnya-. Shin Di membuka kulkas dihadapanya dan mengambil segelas botol
yang ia ia ketahui sebagai tempat menyimpan air putih dan menuang air kedalam
gelas yang tadi ia raih. Shin Di pun meminum air itu dengan terburu buru karena
rasa haus yang luar biasa yang ia tahan sedari tadi. Selesai minum, Shin Di
menaruh gelasnya tadi dan berjalan kembali menuju kamarnya.
Jaejoong
memperhatikkan Shin Di yang kini sedang berjalan menuju kamarnya di bagian atas.
Seketika Jaejoong menyadari langkah Shin Di yang berjalan kearah yang salah.
Shin Di berjalan menjauhi anak tangga yang seharusnya ia naiki bila ia ingin
menuju ke kamarnya
“Seharusnya
dia menaiki tangga disebelahnya” batin Jaejoong
Shin Di
tetap melangkah kepada arah yang ditujunya tanpa menyadari adanya tembok yang
menjulang hingga lututnya yang siap membuatnya jatuh kapan saja. Jaejoong
mengamati Shin Di yang masih terus melangkah menuju kearah yang tidak
seharusnya itu.
“Omo, dia
bisa terjatuh” batin Jaejoong lagi
Tidak tahan
melihat pemandangan didepannya, Jaejoong pun berlari menuju arah Shin Di sambil
mengikuti Shin Di ke arah yang Shin Di tuju.
“Omo, apa
yang harus kulakukan?” Jaejoong berfikir sejenak hingga ia mendapatkan sebuah
ide
Jaejoong
berlutut dan menempelkan sebelah kiri dirinya kepada tembok setinggi lutut kaki
itu. Lalu ia mensejajarkan kakinya pada dadanya yang bidang itu. Kini Jaejoong
telah menjadi anak tangga yang siap untuk dinaiki kapan saja.
Terasa
tongkat Shin Di menyentuh tubuh sebelah kanan Jaejoong yang tidak menempel pada
tembok. Mengira itu adalah sebuah anak tangga tanpa basa basi Shin Di pun
langsung menaikan sebelah kakinya dan menginjak punggung Jaejoong
“Ah..”
Jaejoong mendesah ngilu kala Shin Di menginjakkan kakinya di puggungnya
Langkah Shin
Di terhenti sejenak dan Shin Di kembali menurunkan kakinya. Jaejoong yang
merasa khawatir Shin Di akan mengetahui kehadirannya menutup mulutnya dalam
dalam dan tidak mengeluarkan suara apa-apa lagi. Hening menyelimuti mereka
seketika hingga Shin Di akhirnya melangkahkan kakinya lagi menginjak punggung
Jaejoong dan akhirnya berjalan dengan menuju kamarnya.
Jaejoong
bangkit berdiri saat menyadari Shin Di sudah memasuki kamarnya. Jaejoong
menatap kamar itu sejenak. Jaejoong menatap kamar Shin Di dengan tatapan sedih
dan rindu yang menghiasi wajahnya.
“Benarkah kau
telah mencintai Yoochun sebesar itu, Shin Di-a?” tanya Jaejoong dalam hatinya
sambil terus memperhatikan kamar Shin Di itu, ah lebih tepatnya kamar milik
Park Yoochun
Jaejoong pun
berbalik dan menuju ketempat yang baru saja ia tinggalkan. Dapur. Saat ia tiba
didapur, hal pertama yang ia tangkap adalah gelas yang tadi digunakan Shin Di untuk
minum. Jaejoong mendekati gelas tersebut dan meraih gelas mungil tersebut.
“Han Shin
Di” gumam Jaejoong dalam hati
“Apa aku
sudah benar-benar menghilang dari hatimu?” tanya Jaejoong dalam hatinya sambil
menatap gelas itu
***
Shin Di POV
Aku yakin
sekali seharusnya tidak ada anak tangga disana. Aku menyadarinya. Tapi kenapa?
Flashback :
Selesai
meminum segelas air putih yang membuat tenggorokkanku segar kembali, aku
memutuskan untuk kembali kekamar. Entah mengapa sejak aku mengingat kini aku
tinggal satu atap dengan pria bernama Kim Jaejoong itu otakku tidak dapat
berfikir dengan jernih. Terutama apabila mengingat apa yang telah.. aish, Kim
Jaejoong, kenapa aku tidak bisa keluar dari kepalaku??
Aku berjalan
tanpa mengingat berapa langkah kaki yang sudah kujejakkan dilantai rumah ini.
“Aish, aku
salah jalan” kataku dalam hati
Ketika aku
berniat untuk memutarkan badanku menuju arah sebaliknya aku merasakan
tongkatnya menyentuh sesuatu.
“Eh?”
Aku kembali
memukulkan tongkatku ke arah benda itu.
“Bukankah aku
salah jalan? Bukannya tidak ada anak tinggi disini?” pikirku dalam hati
“Ah, aku
terlalu berfikir keras, mungkin jalanku memang sudah benar”
Lalu aku
melangkahkan kakiku naik dan menginjak benda yang kupikir anak tangga itu.
Tempat aku menginjakkan kakiku itu terasa begitu hangat dan empuk. Tidak
seperti keramik lantai yang begitu dingin yang baru saja kurasakan
“Ah..”
Aku
mendengar sebuah desahan yang kurasa berasal dari sesuatu yang kuinjak ini. Aku
menurunkan kembali kakiku meyakinkan itu bukanlah sesuatu yang kufikirkan.
“Kim
Jaejoong” kataku dalam hati
Sejenak aku
mersakan hening disekitarku dan meyakinkan diriku bahwa itu bukanlah sesuatu
yang kufikirkan.
“Han Shin
Di, apa yang kau fikirkan?” kataku lagi meyakinkan diriku itu bukanlah Kim
Jaejoong
Dengan
segera aku menaikan lagi kaki kiriku menuju ‘anak tangga’ itu dan bergegas
menuju kamarku ah, tidak walaupun sudah 4 tahun aku menempati kamar ini, bagiku
kamar ini tetap saja kamar Park Yoochun.
End
Flashback
Aku
mengingat kembali rasa hangat yang menjalar dikakiku saat aku menginjak ‘anak
tangga’ itu.
“Hangat”
kata ku sambil menyentuh kakiku itu
End Shin Di
POV
***
Pagi harinya Yunho berkunjung
kerumah tempat Jaejoong kini tinggal, tujuannya tentu saja tidak lain dan tidak
bukan adalah untuk menemui Han Shin Di. Bagaimanapun juga ia tidak ingin yeoja
pujaannya direbut oleh namja yang ia ketahui kini adalah musuhnya.
“Anyeong,
Shin Di-a” sapa Yunho pada Shin Di yang ada di beranda
“Ah,
Yunho-a?” sapa Shin Di sambil tersenyum
“Shin Di-a,
kau baik-baik saja kan? Dia tidak melakukan sesuatu padamu kan??” Yunho
menanyakan hal beruntun pada Shin Di
“Anni, aku
baik-baik saja, Yunho-a. Dia tidak melakukan apapun padaku” senyum lemah
terpancar pada wajah Shin Di
“Kau yakin,
Shin Di-a?” Yunho merasa tidak biasa dengan senyum yang kini terukir diwajah
Shin Di
“Ne, aku
hanya...” Shin Di mencoba menjelaskan hingga ia mendengar ada hentakan
gelas didapur
“Aish!”
teriak Jaejoong daridalam dapur
DEG! Jantung
Shin Di berdetak kencang kala ia mendengar suara yang membuatnya tidak dapat
berfikir jernih semalaman ini.
Jaejoong
berteriak frustasi ketika ia menyenggol sebuah gelas dan menyebabkan suara
hentakkan yang pasti terdengar hingga beranda. Yahh, sejak menyadari kedatangan
Yunho , Jaejoong memang mengamati tingkah Yunho dan Shin Di yang sedang
bercakap-cakap di beranda. Terasa nyeri di hati Jaejoong ketika ia melihat Shin
Di tersenyum pada namja yang kini ia anggap sebagai musuhnya.
“Yah!!”
teriak Yunho saat menyadari bahwa Jaejoong sedari tadi mengamati mereka
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Yunho pada Jaejoong yang kini sudah keluar dari dapur
“Apa
pedulimu?” perkataan Jaejoong telak membuat Yunho tersulut emosi
“Yah! Aku
bertanya baik-baik!!” Yunho mulai merasakan aliran darahnya mengalir cepat
karena terbawa emosi
“Setidaknya
aku menanggapimu, Jung Yunho” kata Jaejoong menyulut api kemarahan yang kini
mulai terlihat diwajah Yunho
Yunho
menahan emosinya agar Shin Di tidak salah paham dengan dirinya dan membuat Shin
Di mencurigai apa yang sebenarnya terjadi antara mereka
“Aish, kau
membuatku gila, Kim Jaejoong!” jawab Yunho
“Kau pantas
merasakannya” kata Jaejoong dingin sambil menatap Yunho sinis
“Yah!!”
Yunho menaikan suaranya karena merasa tidak tahan lagi dengan tingkah Jaejoong
“Ada apa
ini?” perkataan Tuan Park menghentikan apa yang sedang terjadi diantara 2 namja
yang kini saling menatap dengan tatapan yang menunjukan bahwa mereka saling
membenci
“Tidak ada
apa-apa Ahjushi” jawab Yunho sambil berusaha meredam amarahnya
“Ah,
Yunho-a, ada apa kau datang kemari sepagi ini?” tanya Tuan Pak pada Yunho
“Ah, aku
ingin mengajak Shin Di jalan jalan apa boleh?” tanya Yunho pada Tuan Park
“Jalan-jalan?”
Jaejoong bertanya sinis pada Yunho
“Ne,
jalan-jalan apa kau keberatan Kim Jaejoong??!” Yunho menekankan setiap perkataannya
pada Jaejoong
Jaejoong
hanya membalas perkataan itu dengan tatapan kematiannya. Ia menatap Yunho tepat
dimata Yunho yang tampak seperti mata musang itu. Kini Jaejoong merasa
benar-benar geli saat Yunho memanggilnya seperti itu. Tiba-tiba terlintas
didalam pikiran Jaejoong saat ia dan Yunho masih bersahabat, saat merka
tersenyum bersama, saling merangkul dan mengucapkan janji untuk bersahabat
selamanya.
Mata
Jaejoong perlahan berubah menjadi merah ketika kerinduan pada sahabatnya itu
melanda dirinya, air mata perlahan terkumpul di pelupuk matanya, sejujurnya ia
sangat merindukan namja didepannya itu namun segala kebahagiaan dan
kerinduannya itu masih tidak dapat menghapus ingatan Jaejoong pada suatu hal
yang telah diperbuat Yunho yang membuat ia harus terkurung didalam penjara
selama 4 tahun ini.
“Itu sudah
tidak ada artinya lagi bagiku” kata Jaejoong dalam hatinya meyakinkan dirinya
bahwa namja yang kini ada didepannya adalah musuhnya
“Tidak
setelah kejadian itu, Jung Yunho” Jaejoong mengepalkan tangannya sambil menatap
benci kepada namja yang kini ada didepannya
Tuan Park
yang merasa gerah dengan tingkah kedua namja yang selalu menampakkan api
kebenciannya saat bertemu itu akhirnya mengeluarkan suara
“Baiklah,
kau boleh membawa Shin Di jalan-jalan” kata Tuan Park
Yunho
tersenyum sinis dan mengejek pada Jaejoong saat ia mendengar jawaban Tuan Park
“Terimakasih
ahjushi” kata Yunho kemudian menanggapi jawaban Tuan Park
Tanpa
basa-basi Yunho langsung meraih tangan Shin Di dan mengajaknya keluar menuju
kesuatu tempat yang memang Yunho ingin tuju bersama yeoja pujaannya itu. Dengan
perlahan Yunho mengantar Shin Di menuju parkiran rumah dan hendak membawa Shin
Di pergi dengan segera
“Ahjushi,
aku pergi dulu” Shin Di tersenyum kepada Tuan Park sebelum memasuki mobil Yunho
dengan bantuan Yunho dan akhirnya pergi meninggalkan Jajoong beserta Tuan Park
didalam rumah pantai itu
Sesaat Tuan
Park berbalik dan mendapati Jaejoong kini tengah mengenakan sepatunya di teras
rumah kecil itu.
“Yah! Mau
kemana kau?” tanya Tuan Park pada Jaejoong
Jaejoong
perlahan berdiri dan merapikan dirinya seperti bersiap ingin pergi kesuatu
tempat. Jaejoong menatap Tuan Park dan memberikan tatapan yang tidak dapat
diartikan oleh Tuan Park
“Sudah
sehari sejak aku bebas, aku bahkan belum menikmati udara kebebasanku” jawab
Jaejoong melangkahkan kakinya menuju tempat Tuan Park
Kedua orang
itu kini saling bertatapan dan tampak seperti berbicara melalui mata mereka. Sejenak
terdengar Tuan Park menghela nafasnya perlahan dan menundukkan kepalanya
setelah bertatapan lama dengan Jaejoong
“Arraso”
kata Tuan Park . “Pergilah” lanjutnya
“Gomawo,
ahjushi” Jaejoong tersenyum senang pada pria tua didepannya ini dan langsung
berlari meninggalkan Tuan Park sendiri
Tuan Park
terpaku dengan apa saja yang baru Jaejoong lakukan. Ia berusaha memandangi
punggung Jaejoong yang kini mulai menghilang perlahan.
“Ia
tersenyum?” tanya Tuan Park pada dirinya sendiri
***
Jaejoong melangkahkan kakinya
mengitari kota yang sudah lama tidak ia lihat keindahannya. Jaejoong tersenyum
saat ia menatap kota yang tidak ia lihat selama 4 tahun ini masih terlihat sama
baginya.
“Kota ini
masih terlihat sama bagiku” kata Jaejoong dalam hati
Sejenak
Jaejoong teringat pada Shin Di yang kini sedang berada bersama Yunho. Pikiran
pikiran Jaejoong yang buruk tentang Yunho membuat dada Jaejoong berdetak
kencang takut membayangkan apa yang akan terjadi ketika Shin Di bersama Yunho.
Belum lagi, Jaejoong masih ingat terakhir kali Yunho melakukan sebuah cara yang
gila hanya untuk mendapatkan Shin Di.
“Aish”
desahan frustasi keluar dari mulut Jaejoong ketika ia mengingat kejadian itu
Tanpa
Jaejoong sadari seseorang yang dari tadi mengikutinya dari belakang, kini
melangkahkan kakinya mendekati Jaejoong. Perlahan Jaejoong merasakan ada sebuah
sentuhan pada pundaknya yang membuatnya mau tak mau berbalik menghadap sang
pemilik tangan. Matanya membesar saat ia berbalik dan mendapati wajah yang
sangat familiar baginya kini ada dihadapannya.
“Hyung!!”
Suara yang terdengar bagai suara lumba lumba itu memanggilnya nyaring membuat
senyum diwajah Jaejoong terkembang
“Yah!! Kim
Junsu!!” Jaejoong tersenyum melihat adik semata wayangnya itu
Jaejoong
benar-benar lupa mengabarkan kebebasannya pada keluarganya hingga adiknya, Kim
Junsu kini telah menemukan dirinya dengan kakinya sendiri.
***
“Maafkan
aku, Junsu-a” kata Jaejoong menyesal sambil menatap adik semata wayangnya yang
kini menatapnya kesal
“Kau itu
benar-benar egois! Apakah dari dulu sampai sekarang yang ada diotakmu itu hanya
Han Shin Di sampai kau melupakan adikmu hah??!!” Junsu menaikkan suaranya
sambil menatap kakanya kesal
“Aku benar
benar minta maaf Junsu-a, aku menyesal” kata Jaejoong sambil memasang wajah
penyesalan pada adiknya itu
“Aish, kakak
macam apa kau?” Junsu masih merasa kesal pada Jaejoong
“Ah, kau
ini, 4 tahun sudah aku dipenjara dan ketika aku bebas inikah sambutanmu
padaku?” Jaejoong mendengus kesal karena Junsu tak kunjung memaafkannya
Junsu
terdiam sejenak memikirkan kata-kata Jaejoong. Benar, 4 tahun sudah Jaejoong
terperangkap diantara jeruji besi selama 4 tahun ini dan ketika ia bebas
adiknya malah memarahinya
“Hyung..”
kata Junsu kemudian “Mianhe” lanjutnya polos
Jaejoong
menghela nafasnya pelan sambil menatap adiknya itu, kini adiknya tengah
memperlihatkan wajah penyesalan yang amat terlihat menggemaskan bagi Jaejoong
“Ishh, kau
ini! Kemari kau!” Jaejoong mengambil pundak Junsu dan memberinya sebuah pelukan
“Hyung aku
merindukanmu” kata Junsu pada Jaejoong memluk Jaejoong erat
“Ah, aku
juga. Terakhir kau menjengukku kita bahkan tidak bisa berpelukan seperti ini”
Jaejoong membalas pelukan Junsu lebih erat
Mereka
berpelukkan cukup lama ditengah jalanan yang cukup ramai itu membuat mereka mau
tak mau diperhatikan oleh orang yang lalu lalang disekitar merka
“Hyung,
lepaskan aku” kata Junsu menyadari tatapan orang-orang pada mereka
“Eh? Wae?”
tanya Jaejoong kecewa
“Aku tidak
mau dianggap sebagai gay karena terlalu lama berpelukan denganmu” kata Junsu
membuat kaget Jaejoong dan membuat Jaejoong melepaskan pelukannya
“Mwo??!”
Jaejoong kaget dengan perkataan Junsu
“Sudahlah
hyung, ayo kita cari tempat lain untuk berbincang bincang” ajak Junsu pada
Jaejoong
***
Akhirnya mereka tiba disebuah tempat
makan yang bergaya minimalis dengan lagu lagu klasik yang menemani
bincang-bincang mereka.
“Aku senang
kau kembali, Hyung” kata Junsu sambil tersenyum sumringah pada namja didepannya
“Yah, aku
juga senang bisa kembali” jawab Jaejoong sambil membalas senyum Junsu
“Kau tinggal
dimana sekarang, hyung?” tanya Junsu
“Ah, aku?
Aku tinggal dirumahku dan Yoochun dulu” kata Jaejoong santai pada Junsu
DEG!!
Seketika jantung Junsu berdetak kencang saat nama itu diucapkan. Ia sangat
tidak ingin nama itu diucapkan lagi dalam hidupnya. Ia merasa benar-benar tidak
tahan setiap kali nama Park Yoochun diucapkan. Junsu terdiam untuk waktu yang
cukup lama
“Ah, wae?”
Jaejoong memecah keheningan pada mereka dan membuyarkan lamunan Junsu seketika
“Hyung..”
kata Junsu perlahan
“Hmm??”
jawab Jaejoong menanggapi Junsu
“Terimakasih..”
kata Junsu lagi
“Eh? Untuk
apa?” tanya Jaejoong bingung
“Terimakasih...
karena telah membunuh Park Yoochun” kata Junsu pelan
Mata
Jaejoong terbuka lebar dan membesar saat kata-kata itu keluar dari mulut
adiknya, Kim Junsu. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. Mulut
Jaejoong pun membuka lebar sesuai dengan matanya yang tidak mau berkedip masih
tidak percaya dengan apa yang diucapkan Junsu
“Aku
benar-benar.. berterima kasih, Hyung” kata Junsu mempertegas ucapan sebelumnya
sambil menatap Jaejoong serius
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar