Rabu, 18 April 2012

FF Straight "Something You Can't Deny" Chapeter 5

Title : Something You Can't Deny Chapeter 5 Author: Cindy Ayu S.
Rate: PG17
Main Cast : - Kim Jaejoong
                   - Han Shin Di
                   - Jung Yunho
                   - Kim Junsu
                   - Shim Changmin

Cameo Cast: - Park Joo Seob (Tuan Park)


*Note: Sorry for another boring chapeter, this is made for 5 hoursh so i dont know if i messed up the lines! please forgive me! thanks

Chapeter 5 : Something You Can’t Deny
Yunho POV
Aku mendesah frustasi sambil tetap melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi dijalanan yang sepi ini. Fikiranku menerawang jauh mencoba melupakan apapun kata yang baru saja kudengar tadi. Namun begitu menusuknya hingga ke otakku, kata kata itu bagai terngiang dikepalaku tanpa mau meninggalkannya untuk sejenak saja.
Flash Back:
Aku berjalan mencoba memasuki rumah sederhana itu dengan jantung yang tidak mau berhenti untuk berdegup kencang. Dadaku bagai gemuruh ribuan gajah yang tengah berlari kencang saat aku mulai tiba di teras rumah tersebut. Mengingat kejadian yang baru saja terjadi kemarin aku tidak bisa membayangkan sikap Shin Di padaku. Entah senang ataupun sedih kini aku mencoba melangkahkan kakiku menuju rumah itu.  Perlahan aku memutar knop pintu depan tersebut dan memasuki dalam rumahnya. Aku berjalan mencoba menuju tempat biasa Shin Di menenangkan dirinya.
“Shin Di-a”
Terdengar suara berat yang kini memanggil nama yeoja yang kucintai yang kini tengah mencoba menuju kamarnya. Sejenak aku menghentikan kegiatanku untuk semakin memasuki ruangan tersebut dan berdiam ditempat yang mungkin tidak dapat mereka perhatikan.
“Ada apa ahjussi?” tanya Shin Di kepada namja paruh baya yang kini ada dibelakangnya
Sejenak dapat kulihat ekspresi wajahnya yang tampak murung dan penuh kehampaan saat ia mencoba membalik untuk menghadap Tuan Park
ada apa Han Shin Di?” batinku cemas
“Aku ingin bertanya sesuatu” kata Tuan Park kemudian. Terdengar sedikit ada keraguan dalam setiap ucapannya
“Eh? Bertanya apa, ahjussi?” kata Shin Di lagi pada Tuan Park
Terlihat ada keengganan diwajah Tuan Park saat ia berusaha menanyakan pertanyaan tersebut. DEG! Hatiku terasa berdegup kencang, degupan yang berbeda dari yang tadi, degupan ini penuh dengan rasa kekhawatiran. Pikiranku menerawang memikirkan apa yang akan Tuan Park tanyakan.
“Shin Di-a..” Tuan Park berkata kata lagi dengan penuh keraguan
“Hm?” jawab Shin Di tanpa ekspresi
“Apakah kau... menyukai Kim Jaejoong?” kata Tuan Park akhirnya dengan mulus
DEG!! Nyeri. Itulah yang dapat kurasakan kini. Sesaat akupun dapat menangkap ekspresi kekagetan yang tampak di wajah Shin Di. Aku menatap yeoja itu nanar dan terasa kepalaku berdenyut dengan pelan, kuarahkan tanganku menyentuh kearah dadaku dan meremasnya erat membuat baju yang kukenakan pun ikut dalam remasannya.
“Jawablah Shin Di-a” kata Tuan Park lagi
“Shin Di-a”  batinku
“Apakah kau masih menyukai Kim Jaejoong?” lanjut Tuan Park
“Apakah..”  batinku masih menatapnya dengan nanar
“Apakah terlihat begitu jelas?” kata Han Shin Di kemudian
DEG!! Perih. Itulah yang kini dirasakan oleh mataku. Air mataku seakan mangancam ingin keluar dari sudut mataku. Remasan pada bajuku pun kini semakin menjadi. Aku meremasnya seakan dadaku kini tengah mengalami hujaman dari pedang yang sangat tajam. Sakit. Sangat sakit. Rasanya bagai udarapun enggan memasuki kedalam tubuhku. Sesak. Sangat sesak.
Dapat kurasakan keseimbangan tubuhku kini mulai goyah dan membuat tubuhku hampir terjatuh. Kugenggam dengan segera sudut meja yang menopang tubuhku agar tetap berdiri. Mimpi. Ini pasti mimpi. Hanya sebuah mimpi. Kumohon! Ini hanyalah mimpi!
Segera aku berlari meninggalkan dalam rumah itu dan menuju kedalam mobilku.  TES! Air mataku pun terjatuh sesaat setelah aku memasuki mobilku ini. Dengan tergesa gesa aku melajukan mobilku dengan cepat menjauhi rumah itu. Salah dengar.  Ya, itu pasti. Aku pasti salah dengar. Pasti.
Flash Back End
“Apakah terlihat begitu jelas?”  
Kata kata Shin Di terus berputar dalam kepalaku membuat denyutan pada kepalaku semakin terasa begitu berat. Kuarahkan sebelah tanganku mencoba menyentuh bagian kepalaku dan memijatnya pelan berharap segala beban yang kurasakan akan berkurang.
“Shin Di-a..” mataku terpejam merasakan pijatan pijatan ringan dikepalaku sambil memikirkan yeoja yang sedari tadi hinggap dikepalaku
“Apakah 4 tahun ini, akan terasa sama saja?” tanyaku frustasi masih memijat kepalaku dengan sebelah tanganku
Aku membuka mataku perlahan berusaha melihat jalan raya yang kini ada didepanku dengan gelapnya. Tiba tiba terlihat seseorang yang berusaha menyebrangi jalan tersebut. Mataku seketika membesar mendapati seseorang kini tengah berada dihadapan mobilku yang tengah berkecepatan tinggi ini. Seketika aku menginjak pedal rem mobilku dan mendapati dirinya terjatuh penuh ketakutan saat mobilku sedang berada posisi yang sangat dekat dengan dirinya. Aku membuka pintu mobilku dengan tergesa mencoba untuk melihat keadaannya.
Mataku membesar dan mulutku seakan membeku untuk mengucapkan sepatah katapun pada seseorang yang kini ada dihadapanku. Tubuhku menggigil menatap wajah yang sangat familiar bagiku.
“Yuu.. yunho?? Jung Yunho??” katanya saat melihat aku turun dari mobil
Jantungku berdetak kencang dan kepalaku kembali berdenyut pelan. Suara yang sangat familiar kini tengah memanggilku dengan nada suara penuh keraguan didalamnya. Nafasku tercekat dan tubuhku tak beranjak satu langkahpun dari tempatku berdiri.
Apa apaan ini??!!” rutukku dalam hati
End Yunho POV
***
Tuan Park merenung sambil mengingat percakapannya dengan Shin Di tadi sore. Apa yang menjadi pertanyaan besarnya saat ini kini terjawab sudah. Ya, Han Shin Di ternyata memang menyukai Kim Jaejoong. Sesaat matanya memandang pada foto seorang namja yang kini tengah tersenyum bahagia sambil merangkul namja lainnya.
“Diakah alasanmu?” tanya Tuan Park sambil menatap foto tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan
“Diakah alasanmu melepaskan yeoja itu, Yoochun-a?” katanya lagi masih menatap foto itu
Tak ada sepatah katapun yang keluar atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh Tuan Park. Kini Tuan Park mendesah frustasi sambil menerawang memikirkan situasi yang mungkin terjadi antara yeoja kesayangannya itu.
“Boleh aku jujur padamu?” kata Tuan Park menyenderkan punggungnya pada tembok yang ada dibelakangnya
“Sampai sekarang pun.. aku belum bisa memaafkannya, Yoochun-a” Tuan Park kini tengah menatap langit langit kamarnya dengan tatapan penuh kemarahan
“Mungkin, takkan pernah bisa memaafkannya” lanjutnya kemudian menatap foto tersebut kearah namja lain yang kini tengah merangkul dua namja disebelahnya
***
Shin Di kini tengah duduk sambil mengingat kejadian terakhir yang berhasil membuatnya kehilangan pengelihatannya. Kejadian yang berhasil merenggut nyawa orang yang disayanginya. Kejadian yang ... membuatnya kehilangan namja yang sangat ia cintai.
Flash Back
Kini Han Sin Di tengah berada dikursi pendamping penyetir didalam mobil yang tengah dikendarai oleh Park Yoochun. Sejenak terasa sebuah kecanggungan diantara mereka. Sebuah keraguan tampak di air wajah milik Park Yoochun yang kini tengah melajukan mobilnya menuju rumah Tuan Park
“Yoochun-a” kata Shin Di penuh kekhawatiran
Hening. Tidak ada jawaban dari seorang Park Yoochun yang tampak sibuk dengan fikirannya sendiri.
“Yoochun-a” kata Shin Di lagi mencoba membawa Yoochun kembali kedalam dunia nyata
“Ne?” kata Yoochun kemudian
“Jika kau..tidak ingin melakukannya..sebaiknya hentikan saja” kata Shin Di tertunduk lemah
“Anniyo” kata Yoochun teguh dengan nada yang lemah
Kemudian Shin Di menegadahkan kepalanya dan menatap pria disampingnya itu dengan wajah penuh penyesalan.
“Kenapa...” tanya Shin Di dengan nada yang amat lemah
“Kenapa kau sangat baik padaku Yoochun-a? Kenapa kau bahkan..” belum selesai Shin Di mengucapkan pernyataannya, ucapannya dipotong oleh Yoochun
“Karena aku mencintaimu” kata Yoochun kali ini dengan tegas dan nada yang mantap masih menatap jalan raya yang ada dihadapannya
“Karena aku mencintaimu, karena aku ingin melihatmu bahagia, karena aku ingin kau selalu tersenyum, karena aku .. ingin menjadi orang yang selalu kau ingat” jawab Yoochun tulus dari dalam hatinya
Air mata mengalir mulus dari sudut pipi Han Shin Di, rasa haru benar benar menguasai hatinya. Ia tidak pernah menyangka seorang Park Yoochun akan mengatakan kata yang membuat hatinya begitu terenyuh. Sesaat ia mengutuk dirinya karena merasa dirinya begitu egois dengan memaksakan kehendak pada Yoochun namun melihat ketulusan namja yang kini ada disampingnya, ia tidak dapat menyembunyikan senyuman diwajahnya.
“Pasti..” kata Shin Di sambil tersenyum pada Yoochun “Kau pasti akan selalu kuingat Park Yoochun” lanjutnya
Terlihat Yoochun berusaha memalingkan wajahnya dari jalan raya dan mencoba menatap yeoja yang kini duduk disampingnya, air wajah penuh keengganan yang tadinya menghiasi wajahnya kini terasa menguap begitu ia mendengar perkataan dari Han Shin Di. Melihat senyum yang dikeluarkan yeoja itu mau tak mau membuat Yoochun ikut tersenyum. Senyum yang sangat.. tenang dan puas.
Namun senyuman itu tidak bertahan lama kala kilatan sinar lampu dari arah sebaliknya seakan sejajar dengan mobil yang kini tengah mereka kendarai
“Yoochun-a!!” teriak Shin Di saat melihat cahaya itu semakin mendekat kearahnya namun dengan tiba tiba mengganti posisi mereka menjadi sebaliknya
Seketika Yoochun mengubah haluan setir dan membuat mereka menjauh dari jalur yang seharusnya. tampaklah sebuah turunan yang curam yang membuat mobil mereka melaju dengan cepat. PRANGG!!! Bagian depan mobil mereka baru saja menabrak pohon dihadapannya, pecahan kaca perlahan masuk kedalam mata milik Han Shin Di, sesaat Shin Di dapat mendengar suara yang parau milik Park Yoochun
“Shin Di-a... saranghae...” kata kata itu keluar dengan terbata bata diselai oleh batuk yang terdengar
Selanjutnya..gelap.
Falsh Back End
Air mata mulus meluncur dipipi Shin Di, sebuah isakan terdengar menemani tangisan tersebut yang membuat jantungnya kini berdegup dengan cepat. Rasa bersalah menjalar mengaliri tubuhnya setiap kali ia mengingat kejadian tersebut.
“Yoochun-a...” kata Shin Di masih terisak
“Aku membencinya, aku sangat membenci namja itu karena telah membuat kau pergi dari sisiku!!” katanya lagi penuh dengan luapan emosi
“Tapi..” air mata masih dengan deras mengaliri wajahnya “Aku tidak dapat menyangkalnya” lanjutnya
“Aku tidak dapat menyangkal, bahwa aku masih mencintainya” dadanya terasa berat dan udara seakan enggan memasuki tubuhnya saat ia mengatakan hal tersebut
“Aku masih mencintainya, Yoochun-a..” katanya lagi dengan isakan yang semakin menjadi sambil mencengkram erat selimutnya
“Yoochun-a..” isakan Shin Di terasa semakin keras setiap ia mengingat nama namja tersebut, air wajahnya masih penuh dengan penyesalan
***
“Tidak ada” kata namja itu sambil meringis kesal
“Tidak ada bukti” katanya lagi sambil mendesahkan nafas yang berat
“Apa yang harus kulakukan sekarang?? Bagaimana ini?” ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan cepat dan frustasi
“Jika memang itu kenyataannya, maka buktikanlah, maka semuanya pasti akan menjadi lebih baik”
Kata kata ibunya kini terngiang didalam kepalanya. Ya, Kim Jae Joong, namja itu kini tengah mendesah frustasi setiap kali mengingat bahwa ia tidak menemukan bukti keterlibatan namja lain dalam setiap kecelakaan saat itu. Bahkan satu satunya bukti yang dapat membuat namja lain itu terlibat adalah bukti yang membuatnya menjadi tersangka utama.
“Tidak ada pilihan lain” katanya kemudian berusaha meneguhkan hatinya “Semuanya harus berakhir sekarang” lanjutnya
***
Jaejoong POV
Aku menapakkan kakiku diteras rumah yang sudah kutinggalkan cukup lama, lama?? Kurasa 2 hari bukanlah waktu yang dapat kau katakan lama, tapi untukku itu sudah cukup menyiksaku. Tidak dapat mendengar bahkan memandang yeoja yang kucintai, itu sangat menyisaku.
Dengan perlahan aku membuka knop pintu rumah itu dan lalu masuk kedalam rumah tersebut. baru saja beberapa langkah aku memasuki rumah itu, mataku menangkap sesosok yeoja yang baru saja terlintas kedalam fikiranku.
“Hai” kataku tanpa sadar pada yeoja dihadapaanku ini
Sejenak aku dapat melihat gerakannya terhenti dan mencoba mencari kearah suara. Aish, seharusnya aku tidak mengatakan apapun padanya. Tapi, mengingat hal apa saja yang nanti akan kukatakan padanya, aku merasa sebuah sapaan tidak akan menjadi sebuah masalah.
“Kau” katanya kemudian. Dingin. Itulah yang terasa saat ia mengucapkan kata itu
“Ya, ini aku” kataku menanggapinya berusaha senormal mungkin
Sebuah senyum kecil terlihat disudut bibirnya. Sangat sinis menurutku senyum itu.
“Kukira kau akan pergi selamanya” katanya kemudian
TEK!! Kata kata itu begitu menyelekit kedalam hatiku, sangat sakit. Namun, aku mencoba memahami karena aku tau, ia tidak tahu yang sebenarnya terjadi, tidak setelah aku memberitahunya nanti.
“Ini rumahku juga” kataku menanggapinya berusaha menahan rasa sakitku
Hening. Itulah yang terasa kini. Tak ada percakapan yang keluar meskipun kami ada di dalam ruangan itu kini. Aku masih menatapnya yang sibuk dengan aktifitasnya sambil membelakangiku.
“Jaejoong-a?” perkataan seseorang terasa membuyarkan keheningan dalam ruangan itu
“Ah, ahjussi” kataku membalikkan tubuhku menghadapnya kini
Bulu kudukku sedikit berdiri kala ia memandangku dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Terasa hawa aneh yang menyelimuti kami bertiga. Ada apa ini? Kenapa hawa ini jadi terasa begitu menggangguku? Kenapa?
End Jaejoong POV
 Shin Di POV
Aku masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi kemarin sore. Ya, pertanyaan ahjussi memang membuatku mau tak mau mengakui perasaan yang sebenarnya. Perasaan yang sesungguhnya ingin kusimpan hingga kepelosok dalam hatiku. Dan membuatku ingatan yang sangat ingin aku buang kini terbayang kembali. Betapa perasaan benci itu untuk sesaat kembali kedalam hatiku. Dan betapa perasaan cinta itu kini tercampur aduk didalam dadaku dan membuat dadaku terasa sesak.
Aku melangkahkan kakiku mencoba menuju ke arah taman diluar rumah dan berusaha untuk menghirup udara segar dan menghilangkan rasa sesak yang berkumpul didadaku.
“Hai” suara yang sangat familiar menusuk kedalam telingaku dan membuat jantungku berdegup kencang
Perlahan aku menghentikan kegiatanku dan mencoba mencari arah suara tersebut. suara yang sejujurnya sangat kurindukan, namun untuk saat ini.. aku rasa aku belum siap untuk mendengarnya dahulu.
“Kau” aku berusaha membuat suaraku sedingin mungkin
“Ya, ini aku” katanya juga yang terdengar datar
Aku mengulas sebuah senyum kecil disudut bibirku memberi kesan seakan aku ingin ia menghilang, yah, aku memang berharap untuk agar ia menghilang, tapi hatiku enggan untuk menerima hal itu, hatiku ingin agar dia terus ada disini. Disisiku.
“Kukira kau akan pergi selamanya” kataku kemudian
Terasa hening sejenak diantara kami hingga akhirnya dia mengeluarkan kata kata yang juga dengan nada yang amat datar
“Ini rumahku juga” katanya menjawab pertanyaanku
Lagi. Terasa hening diantara kami. Tidak ada percakapan apapun diantara kami. Kini aku tengah sibuk melangkahkan tongkatku kesembarang arah menuju kemanapun, kesebuah tempat yang jauh darinya. Untuk saat ini. Saat ini saja. Aku ingin menjauh darinya.
“Jaejoong-a” terdengar suara berat yang memanggil nama namja itu dan membuat aku langkahku terhenti sejenak
End Shin Di POV
***
“Jaejoong-a” kata Tuan Park pada namja yang kini ada dihadapnnya
“Ah, ahjussi” kata namja itu membalikkan badannya untuk menatap namja paruh baya yang kini ada dibelakangnya
Tuan Park terdiam memandangi wajah namja didepannya. Fikirannya merewang mengingat kejadian kemarin sore, saat ia membuka luka lama yang telah berhasil menimbulkan bekas luka yang sangat dalam pada hatinya. Tatapan matanya pada Jaejoong kini sangat sulit diartikan, entah apa yang ia fikirkan kala itu. Ia hanya merasa..sakit.
“Selamat datang” kata Tuan Park datar kemudian
Jaejoong terdiam sesaat memandangi ahjussinya yang membuat fikirannya menerawang. Ia merasakan sesuatu yang ganjil diantara kedua orang yang kini ada berada satu ruangan bersamanya. Entah apa yang terjadi. Sejenak fikirannya kembali teringat tujuan utama ia kembali kerumah itu.
“Semuanya akan kuselesaikan sekarang” katanya dalam hati
“Entah bagaimanapun sikap mereka padaku, entah apa tanggapan mereka padaku, entah mereka meminta bukti apa padaku, aku akan tetap menjelaskan semuanya” katanya meneguhkan hatinya
“Semuanya” katanya lagi
***
Disebuah meja makan dirumah tersebut, terasa keheningan yang sangat dalam walaupun terdapat tiga orang dalam ruangan tersebut. hanya suara desiran ombak dan suara jangkrik yang terdengar.
“Rasanya, seperti saat aku baru menginjakkan kaki dirumah ini lagi dulu” batin Jaejoong sambil mengingat kesan pertamanya kembali kerumah itu
Perlahan Jaejoong meneguhkan hatinya dan bersiap untuk menjelaskan segalanya kepada kedua orang dihadapannya tersebut. jaejoong telah bersiap membuka mulutnya untuk berkata kata ketika ia melihat Shin Di sedang mendorong kursinya kebelakang menandakan ia telah selesai dengan makan malamnya tersebut.
Sesaat Jaejoong menggenggam tangan Han Shin Di dan menahannya dengan kuat
“Jangan pergi dulu, Shin Di-a” katanya sambil mencengkram tangan yeoja itu erat
“Yah! Apa yang kau..” kata Shin Di berusaha memberontak namun tidak ditanggapi oleh Jaejoong
“Jaejoong-a” kata Tuan Park yang merasa tidak menyukai sikap Jaejoong
Perlahan bola mata Jaejoong yang tadinya sibuk menatap Shin Di berbalik kearah sebaliknya dan kini tengah menatap Tuan Park dengan ngeri. Sangat dingin. Jaejoong sudah gerah dengan segala perbuatan Shin Di dan berusaha menjelaskan semuanya kepada dua orang disampingnya ini. Ia sudah bertekad, apapun yang akan terjadi selanjutnya, bila hal yang ia lakukan sekarang adalah hal yang tepat, pasti buahnya  akan baik. Pasti.
“YA!!” berontak Shin Di karena Jaejoong enggan melepaskan genggamannya
“Ada satu..” katanya kemudian
Shin Di masih mencoba memberontak walaupun Jaejoong telah memulai percakapan.
“Tentang malam itu, yang kalian tidak ketahui” katanya kemudian
Shin Di perlahan berhenti memberontak dan diam dengan fikirannya yang menerawang. Mencoba untuk tidak mengingat apapun tentang kejadian itu lagi. Karena kejadian itu, hanya membawa air mata baginya. Sementara Tuan Park hanya menatap penuh keengganan kearah Jaejoong
“Entah apa pendapat kalian nanti, aku hanya ingin semuanya berakhir sekarang. Kesalah pahaman ini, kesalah pahaman yang memuakkan ini, harus berakhir sekarang” kata Jaejoong kemudian

Flash Back
“Mwo?!!!” Yunho berteriak frustasi saat mendengar kabar yang membuat hatinya seakan tertusuk tajam
“Kau bercanda kan, Jaejoong-a??!!” kata Yunho menatap namja dihadapannya dengan rasa tidak percaya
“Aku harap, itupun hanya sebuah candaan Yunho-a” batin Jaejoong
“Aku tidak bercanda” kata Jaejoong datar mencoba menyembunyikan rasa sakit hatinya yang begitu besar
Namja dihadapannya terlihat mendesah frustasi dan bertingkah tidak karuan. Sementara fikirannya masih sibuk menerawang dengan apa yang akan terjadi bila hal itu benar benar terjadi. Han Shin Di akan menikah. Menikah dengan sahabatnya yang tak lain dan tak bukan adalah Park Yoochun. Ada sedikit rasa nyeri ketika Tuan Park menyebutkan bahwa mereka akan segera menikahkan anaknya dengan yeoja yang ia cintai.
Sejenak iapun menatap namja dihadapannya yang kini tengah berdiri sambil termenung dihadapan sebuah tembok yang kini menjadi tempat sandaran tangannya. Ya, Kim Jaejoong mengetahui perasaan sahabatnya kala itu. Ia mengetahuinya karena ia tau, Jung Yunho juga menyukai Han Shin Di.
Perlahan bunyi ponsel milik Jaejoong berbunyi dan membuat air wajah Jaejoong menjadi air wajah yang penuh dengan raut penuh arti. Entah itu menunjukkan raut senang, sedih, atau bahkan kecewa. Perlahan Jaejoong menekan tombol hijau diponselnya dan mendekatkan ponsel tersebut ketelinganya.
“Arraseo”  katanya kemudian lalu menekan tombol merah diponselnya
 “Aku pergi dulu Yunho-a” kata Jaejoong menatap namja dihadapannya tak tega
Sejenak Yunho menatap Jaejoong yang kini penuh dengan air wajah bersalah. Perlahan Yunho mendesahkan nafasnya dengan berat dan kembali menatap namja itu.
“Arra, pergilah” kata Yunho kemudian
Lalu Jaejoongpun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. kini Yunho hanya dapat terduduk lemah sambil manundukkan kepalanya. Pikirannya menerawang jauh sambil menatap hampa ruangan disekitarnya.
“Mereka sangat beruntung, dapat terus bersamamu Shin Di-a. Entah orang tua mereka yang menjodohkanmu atau karena kalian saling mencintai, mereka berdua berkesempatan memilikimu”  kata Yunho lemah sambil tetap menatap kosong pemandangan dihadapannya
“Sementara aku?” tanyanya pada dirinya diselingi sebuah tawa kecil dari mulutnya
“Kurasa aku akan selalu kau anggap sebagai sahabatmu”katanya frustasi
“Apakah tidak pernah Shin Di-a? Sedikit saja, kau melihatku? Melihatku sebagai pria yang mencintaimu?” katanya lagi
Terasa perih di mata Yunho, air mata pun tak pelak telah menggenang disudut matanya. Dan kini air mata dengan mulus meluncur dipipinya, nafasnya pun terasa tercekat dan terasa enggan untuk memasuki rongga rongga hidungnya. Yunho terisak pelan.
“Aku menangis” katanya “Memalukan” lanjutnya kemudian
Tiba tiba terdengar ponsel milik Yunho berdering menandakan ada panggilan masuk.
“Hyung”  kata suara diseberang sana dengan nadanya yang tinggi
“Ne, Changmin-a?” balas Yunho dengan tidak semangat
“Suaramu itu lemas sekali hyung, kau kenapa?”  tanya namja disebrang yang dipanggil Changmin
“Ada masalah, nanti pasti akan kuceritakan, ah, kau menelponku untuk apa?” kata Yunho kemudian
“Hmm, baiklah. Ah! Boleh aku meminjam tang milikmu,hyung? Punyaku sudah berkarat dan tidak bisa digunakan, sementara mobilku benar benar butuh bantuan” kata Changmin
“Arra, ambilah dikotak peralatan milikku” jawab Yunho
“Baiklah, aku akan pinjam sebentar ne?” kata Changmin lagi
“Changmin-a” kata Yunho ragu
“Ne?”
“Kalau.. kau mencintai seseorang, namun orang itu akan dijodohkan dengan orang lain, apa yang akan kau lakukan?” akhirnya Yunho menanyakannya
Hening sesaat hingga Changmin akhirnya menjawab “Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak”
“Bukankah itu sangat egois?” tanya Yunho tidak percaya pada jawaban yang baru saja diberikan oleh Changmin tadi
“Anniyo. Itulah cara mempertahankan cinta kita.” Katanya lagi
Sejenak Yunho terdiam dan menerawang jauh, memikirkan segala yang telah ia lewati dan lalui hanya demi mendapatkan Han Shin Di . betapa dua namja selain dirinya mampu mendapatkan kesempatan untuk bersama yeoja itu tanpa perlu bersusah payah seperti dirinya. Dan hasil susah payahnya adalah ini?
“Hyung?”
“Arra, terimakasih Changmin-a” Yunho  dengan segera menutup ponselnya
Segera kembali pikiran Yunho menerawang memikirkan apa yang baru saja dirundingkannya dengan Changmin adik kelasnya tersebut.” Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak”. Seketika tersirat sebuah ide gila dikepala Yunho, ide yang benar benar gila. Yang mungkin akan menjadi ide yang dapat membuat satu ah tidak, akan membuat banyak orang menderita. Termasuk dirinya.
Malamnya, Jaejoong mengunjungi rumah Yunho dalam keadaan yang sangat kacau. Terasa desahan berat disetiap nafasnya. Wajahnya penuh dengan penyesalan, kekecewaan, dan putus asa.
Perlahan kakinya melangkah masuk kedalam rumah sahabatnya itu dan merebahkan tubuhnya dengan luas di ranjang sahabatnya tersebut. ia melemparkan kunci mobilnya kesembarang arah tak peduli dimana ia akan berada nanti
“Ada apa denganmu?” kata Yunho kemudian
“Mereka akan menikah” kata Jaejoong frustasi
“Aku tau, tadi pagi kau sudah memberitahuku” kata Yunho kemudian berusaha menahan gejolak hatinya setiap kali Jaejoong menyebutkan kata ‘menikah’
“Maksudku, sekarang, mereka akan menandatangani surat pernikahan” kata Jaejoong menutupi matanya dengan lengannya. Terlihat setetes air mata mengalir dari sudut matanya
DEG!! Terasa jantung Yunho berhenti seketika. Tanda tangan? Menikah? Sekarang? Pikirannya saling bergumul dalam kepalanya sehingga membuat kepalanya berdenyut pelan. Keseimbangan ditubuhnya terasa pudar dan membuat tubuhnya terhuyung lemah kelantai.
“Tidak!! Tidak!!” kata Yunho mulai gelisah, ia merasa tertekan dengan apa yang baru saja didengarnya
Perlahan Yunho bengkit dan menaiki tubuh Jaejoong, tangannya yang besar dan kuat mencengkram erat kerah baju yang sedang Jaejoong kenakan menampakan wajahnya yang terlihat begitu lemah.
“Dimana?” kata Yunho penuh emosi dihadapan wajah Jaejoong
“Yunho-a” kata Jaejoong yang merasa kaget dengan sikap Yunho yang mulai tidak berpikiran jernih
“Aku tanya DIMANA??” kata Yunho berteriak dihadapan Jaejoong
“YUNHO-A! Sadarlah” kata Jaejoong mencoba mencengkram pundak Yunho erat
“AAAAKHH!!!” kata Yunho mulai kelewat batas
Dengan terburu buru Yunho bangkit meninggalkan Jaejoong dan mencari kesegala arah benda apapun yang dapat membawanya menuju Shin Di. Seketika ia melihat kunci mobil milik Jaejoong dan segera lari pergi menuju halaman rumahnya. Dengan sigap Jaejoong menahan Yunho yang mulai bertindak kelewatan
“YA! Apa yang coba kau lakukan??!!” tanya Jaejoong
“Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak!!” kata Yunho dengan nada suara yang tinggi
Jaejoong melompat kaget atas perkataan Yunho, dan membuat genggaman tangannya pada Yunho mengendur. Mengambil kesempatan itu Yunhopun berlari menuju mobil milik Jaejoong dan menyalakan mesin mobilnya. Jaejoong yang merasa khawatir dengan sahabatnya itu lalu dengan sigap menuju kursi penumpang.
“Yunho-a!! Sadarlah!! Apa yang akan kau lakukan??!!” Kata Jaejoong yang kini berada di kursi penumpang
Yunho yang bagai tidak memperdulikan perkataan Jaejoong menyalakan mesin mobil itu dan mengendarai mobilnya cepat. Selama perjalanan mereka berdebat atas segala sesuatu yang membuat jantung Jaejoong berdegup kencang.
Yunho-a!! Sadarlah!” kata Jaejoong membatin
Seketika pandangan matanya teralih pada jalan raya yang ada didepan mereka. Tampak sebuah mobil putih yang tengah melaju dengan keadaan stabil dan sangat berbanding terbaliik dengan mobil yang tengah dinaikinya. Sejenak ia melihat menerawang mobil itu.
“Sh.. Shin Di-a” Jaejoong mengucapkan nama itu sambil berbisik namun dapat didengar oleh Yunho. Seketika Yunho melajukan mobilnya lebih cepat.
“YA! JUNG YUNHO! APA YANG KAU LAKUKAN??” kata Jaejoong kaget atas perbuatan Yunho
“Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak!!” katanya lagi
“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!!” aku berteriak frustasi sambil mencoba memegang stir yang tengah digenggam Yunho
“Minggir!! Apa yang kau lakukan Kim Jae Joong!! Aku hanya tidak ingin yeoja yang aku cintai menjadi milik orang lain!” katanya meneguhkan stir dalam genggamannya
“Tidak seperti ini Jung Yunho! Tidak seperti ini!” kata Jaejoong kemudian
“YA, seperti ini caranya! Aku akan membuat seorangpun tidak dapat memilikinya!!” katanya berusaha mengarahkan mobil tersebut kearah mobil yang sedang dikendarai Yoochun dan Shin Di
“Tidak akan!” kataku sambil memukul stir
Jaejoong berusaha membanting stir menuju kearah berlawanan dengan arah stir Yunho namun Yunho tetap mengemudi dengan tidak karuan. Tiba tiba Jaejoong menangkap wajah Yoochun yang tengah tersenyum menghadap Shin Di dan tidak memperhatikan jalan
“Yoochun-a!!” Jaejoong berteriak membuat kesadaran Yunho kembali
Melihat keadaan Yunho yang mulai tenang Jaejoong mencoba mengambil alih laju stir dan membantingnya kesembarang arah. Seketika ia melihat laju mobil Yoochun yang mulai menuju arah yang salah dan masuk kedalam sebuah jurang kecil disampingnya. Jaejoong  mengendalikan mobil mereka  dan mencoba menginjak rem dengan posisinya yang ada di kursi penumpang saat melihat bahwa pohon kini tepat dihadapan mereka. Yunho yang masih menata pikirannya merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi akhirnya menyadari satu hal saat melihat asap putih pada kaca spionnya
“Aku.. membunuh mereka??” kata Yunho kemudian
Flash Back end
***
“Bukan aku yang seharusnya kalian salahkan” kata Jaejoong dalam
“Tapi seseorang yang kalian percayai selama ini” katanya lagi “Dialah, yang sesungguhnya bersalah”
TES! Air mata mengalir mulus di wajah Shin Di, terdengar isakan yang mendalam dalam dirinya. Ada kelegaan dan penyesalan dalam dirinya. Ia merasa lega karena namja yang ia cintai bukanlah pelakunya namun menyesal karena ia sempat meragukannya. Namun ada juga perasaan tak terartikan diwajah Shin Di saat mengingat namja lain yang kini ia sayangi. Jung Yunho.
Sementara Tuan Park hanya terdiam termenung sambil menatap Jaejoong tak percaya. Sebagian dirinya percaya pada Jaejoong namun sebagian dirinya enggan untuk percaya. Entah mengapa hatinya terasa telah terbiasa menyalahkan namja itu. Dan kini, saat ia mengetahui namja itu tidak bersalah. Ia bingung. Apa yang seharusnya ia rasakan?
“Mungkin aku memang pelaku sebenarnya” kata suara seseorang yang khas dari balik pintu
“Tapi setidaknya kau tidak dapat melakukan apa apa sekarang” Jung Yunho memunculkan diri dihadapan tiga orang yang tengah berkumpul tersebut tanpa ada raut penyesalan diwajahnya
Jaejoong menatap sinis Yunho dan merasakan amarah yang sangat besar kini tengah dirasakannya. Sementara Tuan Park menatap wajah Yunho seakan tidak peraya dengan apa yang Yunho baru saja katakan.
“Apa maksudmu Yunho-a?” tanya Tuan Park
“Aku tidak akan bisa kalian tuntut, karena tidak ada korban jiwa malam itu” kata Yunho datar
“Tidak ada katamu??! Lalu kau anggap apa anakku??” tanya Tuan Park emosi
“Lalu kau anggap apa orang ini?” tanya Yunho menarik seseorang masuk kedalam ruangan tersebut
Seketika mata orang orang yang ada diruangan itu membesar menatap namja yang ada disamping Yunho. Namja yang empat tahun lalu mereka tangisi bersama. Namja yang membuat Jaejoong harus menanggung beban selama empat tahun dan namja yang akan selalu Han Shin Di ingat
“Appa..” kata namja itu kemudian yang hanya dibalas tatapan tak percaya dari namja itu
 “Jaejoong-a.” kata namja itu yang dibalas dengan ekspresi wajah terkejut oleh namja yang ia panggil
Kata katanya terhenti sejenak menatap yeoja yang kini tengah terduduk dengan ekspresi kerinduan yang tampak diwajahnya. Sebelum sempat bersuara, yeoja itupun lalu menyerukan nama namja yang suara sangat ia hafal itu
“Yo..Yoochun-a??” katanya ragu
Sebuah senyum tersungging diwajah namja itu dengan lembut ia memanggil nama yeoja yang menyerukan namanya itu
“Hai, Shin Di-a” katanya kemudian
TBC

Tidak ada komentar: